Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU

DISUSUSN OLEH
Nama : Muharram
Nim :
Podi :

UNIVERTSITAS TOMAKAKA MAMUJU


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Asssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT.Yang atas


rahmat-Nya dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya adapun judul makalah ini adalah “ ”

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada Dosen pengampu Bapak dengan
mengajar Mata Kuliah " " yang telah memberikan tugas
kepada kami.

Saya jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,keterbatasan waktu


dan kemampuan saya,maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
saya harapkan semoga Makalah ini dapat berguna bagi saya serta para
pembaca Makalah ini.

Mamuju,09 April 2023

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................5
3.1 Tujuan Masalah......................................................................................5
4.1 Manfaat..................................................................................................5
BAB II................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 Etika Fropesi hukum..................................................................................6
2.2 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli Dalam Negri....................................7
2.3 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli luar Negri......................................12
2.4 Etika Nilai,Moral,norma...........................................................................15
2.5 Definisi Etika.........................................................................................19
2.6 Moral Naturalisme................................................................................19
2.7 Moral Pancasila....................................................................................20
2.8 Moral anrkisme.....................................................................................21
BAB III................................................................................................................24
PENUTUP..........................................................................................................24
3.1 Kesimpulan.........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika adalah sebuah cabang dari ilmu filsafat dan berkaitan dengan
studi prinsip-prinsip moral dan tindakan moral seseorang dimasyarakat, untuk
menentukan etika yang benar, kita harus terlebih dahulu memahami arti dari
moralitas. Moralitas berkaitan dengan praktek-praktek dan kegiatan yang
dianggap benar atau salah, yang juga berkaitan dengan nilai-nilai dari praktek
tersebut yang menggambarkan prilaku yang sesuai dengan aturan yang
dilakukan dalam setting yang diberikan.

Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan
etika.Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi,
namun seperti yang kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalah gunaan profesi. Untuk itu penulis
akan membahas pengertian dari kode etik profesi dan sanksi atas
pelanggaran kode etik profesi.

Hukum merupakan suatu alat negara yang mempunyai tujuan untuk


menertibkan, mendamaikan, dan menata kehidupan suatu bangsa demi
tercapainya suatu keadilan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Hukum merupakan himpunan peraturan perundang-undangan yang berisi
tentang perintah dan larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Pada
prinsipnya hukum merupakan kenyataan dan pernyataan yang beraneka
ragam untuk menjamin adanya penyesuaian kebebasan dan kehendak
seseorang dengan orang lain, yang pada dasarnya hukum mengatur
hubungan manusia dalam masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip yang
beraneka ragam pula.

2.1 Rumusan Masalah

4
1. Apa itu etika nilai moral
2. Apa yang di maksud etika norma
3. Apa itu etika tindakan

3.1 Tujuan Masalah

1. Mengetahui derifasi etika


2. Mengetahui moral naturalisme
3. Mengetahui moral pancasila
4. Mengetahui anarkisme

4.1 Manfaat

1. Untuk mengenal dan mengerti tentang etika dalam propesi dan hukum
2.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika Fropesi hukum


Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti :
Ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia
hidup dalam masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn
akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos
yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap. Aristoteles
adalah filsuf pertama yang berbicara tentang etika secara kritis, reflektif, dan
komprehensif. aristoles pula filsuf pertama yang menempatkan etika sebagai
cabang filsafat tersendiri. Aristoteles dalam konteks ini lebih menyoal tentang
hidup yang baik dan bagaimana pula mencapai hidup yang baik itu. yakni
hidup yang bermutu/bermakna ketika manusia itu mencapai apa yang menjadi
tujuan hidupnya. menurut Aristoteles denaih apa yang mencapai tujuan
hidupnya berarti manusia itu mencapai dirinya sepenuh-penuhnya. manusia
ingin meraih apa yang apa yang disebut nilai (value), dan yang menjadi tujuan
akhir hidup manusia adalah kebahagiaan, eudaimonia

2.2 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli Dalam Negri


a. Menurut Serlika Aprita
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup, yang mana berupa kesediaan
untuk memberikan pelayanan profesional di bidang hukum terhadap
masyarakat dengan keterlibatan penuh dan keahlian sebagi pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi
yang seksama, dan oleh karena itulah Kaidah-kaidah pokok berupa etika
profesi. Hubungan etika dengan profesi hukum kemudian digunakan dalam
pendefenisian tentang etika profesi hukum. Etika profesi hukum adalah

6
dasar atau acuan yang dijadikan acuan oleh para penegak hukum dalam
menegakkan keadilan yang dituangkan dalam bentuk kode etik profesi
hukum. Dihubungkan dengan etika suatu profesi dapat dikatakan bahwa
kode etik mencakup usaha untuk menegakkan dan menjamin etika, tetapi
juga dimaksudkan untuk melampauinya, misalnya dengan adanya suatu
standar profesional. Kode etik menimba kekuatan dari etika, tetapi juga
memperkuatnya. Kode etik yang tertulis dapat mengatur bagi pertumbuhan
etika dan keyakinan etis bersama. Kode etik menuntut usaha bersama
untuk semakin mengerti dan semakin melindungi nilai-nilai kemanusiaan
dan moral profesi.
2.3 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli luar Negri
a. Menurut Anthony Kronman
Anthony Kronman dalam bukunya The Lost Lawyer (1993). Kronman
menggambarkan seorang profesional hukum yang ideal sebagai
seorang lawyer statesman. Profesional hukum tersebut harus memiliki tiga
elemen pokok berikut ini: kecakapan teknis yuridis, sifat yang terpuji, serta
kebijaksanaan yang membumi (phronesis). Dilihat dari karakter-karakter
tersebut, profesional hukum yang ideal di mata Kronman, tak lain dari
profesional hukum yang lahir di tengah budaya hukum ‘klasik'. Memang itu
yang dimaksudkan Kronman, yaitu nostalgia pada figur phronimos atau
‘sang bijak' ala Aristoteles.
2.4 Etika Nilai,Moral,norma
Istilah etika, moral, norma dan nilai sering tidak bisa dibedakan secara
jelas, dan seiring mengacu pada hukum yang berlaku secara umum di
masyarakat. Etika adalah sebuah cabang filsafat yang membicarakan nilai
dan norma, moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Etika mempunyai tiga arti : Pertama, nilai-nilai atau norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam arti kumpulan asas atau
nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Ketiga, etika dalam arti
ilmu tentang baik dan buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-
kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai yang dianggap baik dan
buruk)yang bisa diterima masyarakat.

7
Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Etika adalah ilmu yang
mempelajari cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup
yang baik. Etika mempertanyakan pandangan orang dan mencari
kebenaran.
Istilah moral kadang dipergunakan sebagai kata yang sama artinya
dengan "etika". Moral berasal dari kata Latin mos, moris (adat, istiadat),
kebiasaan, cara, tingkah akhlak, cara hidup ( Lorens Bagus, 1996:672).
Jadi etimologi kata "etika" sama dengan etimologi "moral" karena
keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya bahasa
asalnya berbeda ; etika dari bahasa Yunani, dan  moral dari bahasa
Olatin.
Moralitas atau sering disebut ethos ialah sikap manusia berkenaan
dengan hukum moral. Moralitas ini terkandung dalam ajaran berbentuk
petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah yang diwariskan secara
turun temurun melalui agama atau kebudayaaan.
Sedangkan norma berarti ukuran, garis pengarah atau aturan, kaidah bagi
pertimbangan dan penilaian. Nilai yang menjadi milik bersama dalam
suatu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan
menjadi norma yang disepakati bersama. Norma ini mengandung sangsi
dan penguatan ( reinforcement), yaitu (a) jika tidak dilakukan sesuai
norma, maka hukumannya adalah celaan, (b) jika dilakukan sesuai
dengan norma, maka pujian, balas jasa  adalah imbalannya.
Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti
berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. Nilai adalah kualitas suatu
hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, berguna, dihargai, atau
dapat menjadi objek kepentingan.
Nilai moral mempunya tuntutan yang lebih mendesak dan lebih serius.
Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan hati nurani. Salah satu ciri
khas nilai moral adalah timbulnya suara dari hati nurani yang menuduh diri
sendiri meremehkan, atau menentang nilai-nilai moral atau menguji diri
bila dapat mewujudkan nilai-nilai moral.
2.5 Definisi Etika

8
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos  yang artinya
tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif
objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian
etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu
individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah,
ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas
suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya
serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun
moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau
bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan
dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar,
misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah
tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan
dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya
suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu
saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita
berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah
menolong atau membantu kita.
2.6 Moral naturlisme
Secara ringkas, naturalisme metafisik menegaskan bahwa alam adalah
satu-satunya yang nyata, dan bahwa umat manusia tidak terpisah darinya,
tetapi menjadi bagiannya.
Istilah naturalisme mengacu juga pada gaya estetika dalam sastra, drama,
dan lukisan, dan dalam etika, pada teori bahwa makna penuh dari konsep

9
nilai seperti baik dan jahat dapat dijabarkan hanya dengan menggunakan
istilah dari kosa kata alami atau faktual.
2.7 Moral Pancasila
Nilai Moral pancasila adalah suatu pedoman bagi masyarakat untuk
bertindak hidup sebagaimana telah diatur dalam pancasila atau ideologi
Indonesia, dengan kata lain moral pancasila adalah sikap bermasyarakat
yang baik dimana harus dilakukan oleh masyarakat. Pendidikan Moral
Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk
menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pengajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengalaman butir-
butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana termuat dalam Tap MPR
RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman
Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya. Butir pancasila merupaan petunjuk-
petunjuk nyata dan jelas wujud pengalaman Pancasila yakni sebagai
berikut:

1. Pengalaman sila kesatu, Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
b.Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
c.Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
d.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Pengalaman sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
anatar sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa-selira.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

10
f. Berani membela kebenaran dan keadilan.
3. Pengalaman sila ketiga peraturan Indonesia.
a. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
b. Cinta tanah air dan bangsa .
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
d. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
Bhineka tunggal .
4. Pengalaman sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Pengalaman sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain .
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.

11
Moral berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada
aturan-aturan, kaidahkaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsipprinsip yang benar,
baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap
nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan
bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti
moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum,
moral ilmu, dan sebagainya.

2.8 Moral anarkisme


moral dan anarkisme. Anarkisme yang diidentifikasikan dengan unsur ke
negatifannya (atau dengan suatu pinsip yang berhubungan dengan hal-hal
yang bernuansa destruktif, chaotic, dan ketidakteraturan atau disorder)
membuat semua orang takut akan segala dampaknya. Bahkan anarkisme
diposisikan berseberangan dengan demokrasi.Padahal kita tidak tahu
secara pasti apa yang disebut dengan paham anarkisme itu. Baik dalam
perspektif ideologi maupun sejarahnya.

Kurangnya pemahaman mahasiswa dan masyarakat umum secara


mendalam akan anarkisme memang membuat kita salah arah dan
membuat kedangkalan akan pemahaman bertambah sehingga tidak salah
jika banyak orang memakai dengan sangat lentur anarkisme itu. Diberbagai
ruang publik baik itu media seperti talkshow, seminar dan diskusi bahkan
obrolan ngalor ngidul bahwa bentuk-bentuk destruktif, merusak,
menghancurkan, membakar, tanpa tujuan dan arahan yang jelas seperti
amuk massa dengan segera dan semena-mena dikategorikan dengan
tindakan anarkis. Keadaaan diatas memang menambah kerancuan
anarkisme sebagai tradisi pemikiran-pemikiran filsafat dan politik.

12
Yang semakin parah lagi kontroversi yang terjadi akan anarkisme tidak
dijadikan rujukan pemikiran dan tindakan tindakan praktis dalam tradisi
filsafat dan politik. Dalam tradisi politik, anarkisme merupakan cara
pandang politik revolusioner yang menyimpan sederet perbedaan karakter
dan bentuk dari filsafat dan strategi politik. Tetapi segala perbedaan
tersebut justru bisa disatukan dalam bentuk prinsip penolakan dan kritik
fundamental terhadap otoritas politik dan seluruh bentuk-bentuknya. Seperti
halnya reformasi hanya menyenangkan bukan membebaskan orang-orang
yang terlibat didalamnya.
2.9 Pentingnya Beretika dalam bekerja dan Kehidupan Sehari Hari

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini,penulis dapat


menyimpulkan beberapa hal,antara lain:pemahaman terhadap Cara Beretika
Dalam bekerja dan aktivitas Sehari Hari
Dimana kita tetap Harus Selalu menanam kan Etika dalam Hidup Kita
karna etika sangat berperan penting Dalam kehidupan seseorang dimana kita
bisa di nilai seseorang melalui etika kita

14
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?
q=etika+nilai+moral&rlz=1C1ONGR_idID1027ID1027&oq=&aqs=c
hrome.4.35i39i362i523l8.2599j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
2. harwantoherlambang/550ffef8813311af36bc6091/anarkisme-
gerakan-moral-menguak-fakta-tanpa-klaim-kebenaran
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Anarkisme
4. https://www.google.com/search?
q=moral+pancasila&rlz=1C1ONGR_idID1027ID1027&oq=&aqs=c
hrome.2.35i39i362i523l8.1719j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
5.

15

Anda mungkin juga menyukai