DOSEN PENGAMPU
DISUSUSN OLEH
Nama : Muharram
Nim :
Podi :
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah..................................................................................5
3.1 Tujuan Masalah......................................................................................5
4.1 Manfaat..................................................................................................5
BAB II................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 Etika Fropesi hukum..................................................................................6
2.2 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli Dalam Negri....................................7
2.3 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli luar Negri......................................12
2.4 Etika Nilai,Moral,norma...........................................................................15
2.5 Definisi Etika.........................................................................................19
2.6 Moral Naturalisme................................................................................19
2.7 Moral Pancasila....................................................................................20
2.8 Moral anrkisme.....................................................................................21
BAB III................................................................................................................24
PENUTUP..........................................................................................................24
3.1 Kesimpulan.........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Etika adalah sebuah cabang dari ilmu filsafat dan berkaitan dengan
studi prinsip-prinsip moral dan tindakan moral seseorang dimasyarakat, untuk
menentukan etika yang benar, kita harus terlebih dahulu memahami arti dari
moralitas. Moralitas berkaitan dengan praktek-praktek dan kegiatan yang
dianggap benar atau salah, yang juga berkaitan dengan nilai-nilai dari praktek
tersebut yang menggambarkan prilaku yang sesuai dengan aturan yang
dilakukan dalam setting yang diberikan.
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan
etika.Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi,
namun seperti yang kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalah gunaan profesi. Untuk itu penulis
akan membahas pengertian dari kode etik profesi dan sanksi atas
pelanggaran kode etik profesi.
4
1. Apa itu etika nilai moral
2. Apa yang di maksud etika norma
3. Apa itu etika tindakan
4.1 Manfaat
1. Untuk mengenal dan mengerti tentang etika dalam propesi dan hukum
2.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dasar atau acuan yang dijadikan acuan oleh para penegak hukum dalam
menegakkan keadilan yang dituangkan dalam bentuk kode etik profesi
hukum. Dihubungkan dengan etika suatu profesi dapat dikatakan bahwa
kode etik mencakup usaha untuk menegakkan dan menjamin etika, tetapi
juga dimaksudkan untuk melampauinya, misalnya dengan adanya suatu
standar profesional. Kode etik menimba kekuatan dari etika, tetapi juga
memperkuatnya. Kode etik yang tertulis dapat mengatur bagi pertumbuhan
etika dan keyakinan etis bersama. Kode etik menuntut usaha bersama
untuk semakin mengerti dan semakin melindungi nilai-nilai kemanusiaan
dan moral profesi.
2.3 Etika Fropesi Hukum Menurut Para ahli luar Negri
a. Menurut Anthony Kronman
Anthony Kronman dalam bukunya The Lost Lawyer (1993). Kronman
menggambarkan seorang profesional hukum yang ideal sebagai
seorang lawyer statesman. Profesional hukum tersebut harus memiliki tiga
elemen pokok berikut ini: kecakapan teknis yuridis, sifat yang terpuji, serta
kebijaksanaan yang membumi (phronesis). Dilihat dari karakter-karakter
tersebut, profesional hukum yang ideal di mata Kronman, tak lain dari
profesional hukum yang lahir di tengah budaya hukum ‘klasik'. Memang itu
yang dimaksudkan Kronman, yaitu nostalgia pada figur phronimos atau
‘sang bijak' ala Aristoteles.
2.4 Etika Nilai,Moral,norma
Istilah etika, moral, norma dan nilai sering tidak bisa dibedakan secara
jelas, dan seiring mengacu pada hukum yang berlaku secara umum di
masyarakat. Etika adalah sebuah cabang filsafat yang membicarakan nilai
dan norma, moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Etika mempunyai tiga arti : Pertama, nilai-nilai atau norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam arti kumpulan asas atau
nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Ketiga, etika dalam arti
ilmu tentang baik dan buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-
kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai yang dianggap baik dan
buruk)yang bisa diterima masyarakat.
7
Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Etika adalah ilmu yang
mempelajari cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup
yang baik. Etika mempertanyakan pandangan orang dan mencari
kebenaran.
Istilah moral kadang dipergunakan sebagai kata yang sama artinya
dengan "etika". Moral berasal dari kata Latin mos, moris (adat, istiadat),
kebiasaan, cara, tingkah akhlak, cara hidup ( Lorens Bagus, 1996:672).
Jadi etimologi kata "etika" sama dengan etimologi "moral" karena
keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya bahasa
asalnya berbeda ; etika dari bahasa Yunani, dan moral dari bahasa
Olatin.
Moralitas atau sering disebut ethos ialah sikap manusia berkenaan
dengan hukum moral. Moralitas ini terkandung dalam ajaran berbentuk
petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah yang diwariskan secara
turun temurun melalui agama atau kebudayaaan.
Sedangkan norma berarti ukuran, garis pengarah atau aturan, kaidah bagi
pertimbangan dan penilaian. Nilai yang menjadi milik bersama dalam
suatu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan
menjadi norma yang disepakati bersama. Norma ini mengandung sangsi
dan penguatan ( reinforcement), yaitu (a) jika tidak dilakukan sesuai
norma, maka hukumannya adalah celaan, (b) jika dilakukan sesuai
dengan norma, maka pujian, balas jasa adalah imbalannya.
Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti
berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. Nilai adalah kualitas suatu
hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, berguna, dihargai, atau
dapat menjadi objek kepentingan.
Nilai moral mempunya tuntutan yang lebih mendesak dan lebih serius.
Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan hati nurani. Salah satu ciri
khas nilai moral adalah timbulnya suara dari hati nurani yang menuduh diri
sendiri meremehkan, atau menentang nilai-nilai moral atau menguji diri
bila dapat mewujudkan nilai-nilai moral.
2.5 Definisi Etika
8
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya
tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif
objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian
etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu
individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah,
ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas
suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya
serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun
moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau
bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan
dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar,
misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah
tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan
dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya
suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik itu
saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita
berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah
menolong atau membantu kita.
2.6 Moral naturlisme
Secara ringkas, naturalisme metafisik menegaskan bahwa alam adalah
satu-satunya yang nyata, dan bahwa umat manusia tidak terpisah darinya,
tetapi menjadi bagiannya.
Istilah naturalisme mengacu juga pada gaya estetika dalam sastra, drama,
dan lukisan, dan dalam etika, pada teori bahwa makna penuh dari konsep
9
nilai seperti baik dan jahat dapat dijabarkan hanya dengan menggunakan
istilah dari kosa kata alami atau faktual.
2.7 Moral Pancasila
Nilai Moral pancasila adalah suatu pedoman bagi masyarakat untuk
bertindak hidup sebagaimana telah diatur dalam pancasila atau ideologi
Indonesia, dengan kata lain moral pancasila adalah sikap bermasyarakat
yang baik dimana harus dilakukan oleh masyarakat. Pendidikan Moral
Pancasila merupakan pendidikan yang berupaya untuk
menumbuhkembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pengajarannya menitik beratkan pada penghayatan dan pengalaman butir-
butir Pancasila (36 butir Pancasila) sebagaimana termuat dalam Tap MPR
RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman
Pancasila atau Eka Prasetya Pancarya. Butir pancasila merupaan petunjuk-
petunjuk nyata dan jelas wujud pengalaman Pancasila yakni sebagai
berikut:
10
f. Berani membela kebenaran dan keadilan.
3. Pengalaman sila ketiga peraturan Indonesia.
a. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
b. Cinta tanah air dan bangsa .
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
d. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
Bhineka tunggal .
4. Pengalaman sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Pengalaman sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain .
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
11
Moral berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada
aturan-aturan, kaidahkaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsipprinsip yang benar,
baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap
nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan
bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti
moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum,
moral ilmu, dan sebagainya.
12
Yang semakin parah lagi kontroversi yang terjadi akan anarkisme tidak
dijadikan rujukan pemikiran dan tindakan tindakan praktis dalam tradisi
filsafat dan politik. Dalam tradisi politik, anarkisme merupakan cara
pandang politik revolusioner yang menyimpan sederet perbedaan karakter
dan bentuk dari filsafat dan strategi politik. Tetapi segala perbedaan
tersebut justru bisa disatukan dalam bentuk prinsip penolakan dan kritik
fundamental terhadap otoritas politik dan seluruh bentuk-bentuknya. Seperti
halnya reformasi hanya menyenangkan bukan membebaskan orang-orang
yang terlibat didalamnya.
2.9 Pentingnya Beretika dalam bekerja dan Kehidupan Sehari Hari
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?
q=etika+nilai+moral&rlz=1C1ONGR_idID1027ID1027&oq=&aqs=c
hrome.4.35i39i362i523l8.2599j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
2. harwantoherlambang/550ffef8813311af36bc6091/anarkisme-
gerakan-moral-menguak-fakta-tanpa-klaim-kebenaran
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Anarkisme
4. https://www.google.com/search?
q=moral+pancasila&rlz=1C1ONGR_idID1027ID1027&oq=&aqs=c
hrome.2.35i39i362i523l8.1719j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
5.
15