Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Hukum
Disusun oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profesi Hukum
Profesi menurut ilmu hukum diambil dari definisi terbaik yaitu
menurut Roscoe Pound, di dalam bukunya The Lawyer From Antiquity
to Modern Times bahwa “The word proffesion refers to a group of men
pursuing a learned art as common calling in the spirit of a public service
because it may incidentally be a means of liverlihood (Kata profesi
mengacu pada sekelompok orang yang menekuni seni terpelajar sebagai
panggilan umum dalam semangat pelayanan publik karena hal itu
mungkin secara kebetulan terjadi sebagai sarana penghidupan)”1
Sedangkan profesi hukum yakni sangat erat kaitannya dengan
penegakan hukum yang bekerja melakukan secara profesional dan
berkaitan dengan bidang hukum itu sendiri. Terdapat juga Ideologi Profesi
yang dikantungi oleh peradin-peradin jawa tengan dalam diskusi profesi
yaitu;
a. Harus ada ilmu (hukum) yang diolah di dalamnya
b. Harus ada kebebasan. Tidak boleh ada hubungan dinas atau hirarki.
c. Harus mengabdi kepada kepentingan umum. Mencari kekayaan tidak boleh
menjadi tujuan.
d. Harus ada hubungan kepercayaan dengan klien.
e. Harus ada imuniteit (hak tidak boleh dituntut) terhadap penuntutan
penuntutan criminal tentang sikap dan perbuatan yang dilakukan
didalam pembelaan.
f. Harus ada kode etik dan peradialan kode etik oleh suatu dewan peradialan
kode etik.
g. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil
pekerjaan atau banyaknya usaha atau jerih payah, pikiran yang
dicurahkan di dalam pekrjaan itu.
1
Soemarno P. Wirjanto, Ilmu Hukum Profesi, Pro
Justitia No. Ke-11, Bandung, 1980, hal. 849.
2
h. Orang tidak mampu, harus ditolong Cuma-Cuma dan dengan usaha
yang sama.2
2. Etika Profesi
Etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat
istiadat/kebiasaan yang baik, tentang hak dan kewajiban moral yang
berkembang sesuai dengan budaya yang di nungjung masyarakat.
Etika profrsi menurut keiser dalam (suhrwadi lubis,1994:6-7) adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat. Etika juga yaitu terlaksananya pedoman atau tuntunan
tingkah laku yang sudah digariskan sebagai suatu kode etik pada profesi.
Pelaksanaan suatu profesi yang merupakan karya pelayanan masyaraka ini
membawa pada akibat pelaksanaan etik profesi dalam kode etik tersebut
terkait dengan kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat.
3. Moral Profesi
Kata “moral” berasal dari bahasa Latin “mores” kata jama’ dari “mos”
berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan
dengan arti tata susila. Moral adalah perbuatan baik dan buruk yang
didasarkan pada kesepakatan masyarakat. Moral merupakan istilah tentang
perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu
maupun sebagai sosial.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tindakan moral dalam
profesi adalah tindakan manusia yang muncul melalui pertimbangan
rasional yang mandiri sehingga salalu dilakukan secara sadar, bebas,
bukan paksaan dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian, ia harus
bertanggungjawab atas apa saja yang telah ia pilih dan menetapkannya
sebagai sesuatu yang mesti dilakukan dengan seharusnya dan
menjadikannnya sebagai bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
profesinya.
2
Ibid., hal. 850.
3
B. Hubungan Profesi dan etika
Etika dan profesi hukum memiliki hubungan satu sama lain, bahwa etika
profesi adalah sebagai sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk
memberikan pelayanan professional di bidang hukum terhadap masyarakat
dengan keterlibatan penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap masyarakat yang
membutuhkan pelayanan hukum disertai refleksi seksama, dan oleh karena
itulah di dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok berupa
etika profesi. Etika profesi sendiri merupakan suatu ilmu mengenai hak dan
kewajiban yang dilandasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini
merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi.Sehingga tidak terjadi
penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan
ketidaksesuain.Profesionalisme sangat penting dalam suatu pekerjaan, bukan
hanya loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat penting. Etika sangat penting
dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila suatu profesi tanpa etika
akan terjadi penyimpangan - penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya
ketidakadilan.
4
maka dalam menjalankan profesinya akan dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan tanpa pamrih.
2. Tidak membeda-bedakan pelayanan terhadap individu yang satu dengan
yang lainnya. Sehingga para pelaku profesi hukum akan berusaha
memperlakukan tiap orang dengan sama.
3. Bersama-sama dengan teman sejawat untuk selalu bekerja sama dan tolong
menolong dalam hal kebaikan agar dapat saling bertukar pikiran dan
meringankan beban.
Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa keberadaan etika, kode etik
untuk para pengemban tugas dibidang profesi hukum selain untuk menjadi
seorang professional harus dipagari dengan kode etik yang harus ditaatinya.
Apabila tidak demikian akan menimbulkan ketidakselarasan harmoni dalam
kehidupan masyarakat.
Antara Profesi hukum dan moral tentu menjadi sesuatu yang sama sama di
perlukan, moral menjadi value dalam suatu profesi khususnya dalam bidang
hukum. Moralitas mempunyai dua fungsi dalam profesi yaitu sebagai standar
normatif untuk melakukan evaluasi, dan sebagai aturan normatif dalam
berperilaku. Fungsi ini memperjelas pemaknaan moral sebagai norma yaitu
aturan yang bersifat internal (otonom) pada diri pribadi manusia yang
bersangkutan. Profesi hukum sering kali berhubungan erat dengan moral
karena prinsip-prinsip moral sering menjadi dasar dalam pembuatan keputusan
hukum. Para profesional hukum diharapkan untuk mengikuti standar moral
yang tinggi dalam praktik mereka untuk menjamin keadilan dan keberpihakan
yang tepat.
Setiap agama mengandung ajaran moral. Agama adalah ajaran, pernyataan dan
komitmen manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran moral
yang terkandung dalam setiap agama meliputi dua macam norma yaitu norma
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah) yang berbeda antara
5
agama yang satu dengan agama yang lainnya, serta norma etis (etika/moral)
yang berlaku umum mengatasi perbedaan agama.
Hubungan antara profesi dan agama bisa beragam tergantung pada konteks
budaya, nilai, dan hukum yang berlaku di suatu masyarakat. Beberapa negara
memiliki sistem hukum yang sangat terpengaruh oleh ajaran agama tertentu,
sementara yang lain memisahkan antara hukum dan agama secara tegas. Dalam
banyak kasus, prinsip-prinsip moral dan etika agama dapat mempengaruhi
praktek hukum, tetapi penting untuk memastikan bahwa kebebasan beragama
dan pemisahan antara agama dan negara dihormati.
BAB III
KESIMPULAN
Etika, moral, dan agama saling terkait dalam membentuk perilaku manusia.
Etika adalah seperangkat prinsip yang mengatur tindakan, sering kali berakar
dari nilai-nilai moral yang dianut individu atau masyarakat. Moral mencakup
pandangan tentang benar dan salah. Agama memberikan panduan moral dan
etika bagi banyak individu. Hubungan antara ketiganya saling melengkapi,
membantu membentuk perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam profesi.
DAFTAR PUSTAKA