Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Di Susun Oleh :

Kelompok 2

1. Muhammad Hendri
2. Dindin Kamaludin
3. Muhammad Yusron
4. Fahmi Nijam
5. Annisa Almawaddah
6. Radeva Mumtaza

FAKULTAS ILMU SYARIAH


HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Sistem
Filsafat”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, serta pada anggota tim yang selalu kompak dan
konsisten dalam penyelesaian tugas ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya
dan pembaca yang budiman pada umumnya. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik
yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tasikmalaya, 29 September 2022

Tim Penulis

Kelompok 2 (Dua)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Pengertian Filsafat ............................................................................................. 4

B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila...............................................................5

C. Kesatuan Sila-sila Pancasila ..............................................................................5

D. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental.................................................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 7

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia wajib untuk mempelajari, menghayati,
mendalami dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalamsetiap bidang kehidupan.Dalam kehidupan
bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalah falsafah hidup atau pandangan yang
berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau
sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
Dengan mendasarnya nilai inidalam menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas
kedudukan pancasila sebagai falsafah adalah wajar.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain atau
terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila, sehingga
pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khasdan berbeda dalam system-sistem filsafat yang
lain.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Dari segi Etimologis. Istilah "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, bangsa Yunanilah yang
mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini bersifat
majemuk, berasal dari kata "philos" yang berarti "sahabat" dan kata "sophia" yang berarti
"pengetahuan yang bijaksana (wished) dalam bahasa Belanda, atau wisdom kata Inggris, dan
hikmat menurut kata Arab. Maka philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada
pengetahuan yang bijaksana.
Dengan demikian istilah "filsafat" yang dimaksudkan sebagai kata majmuk dari "Philein" dan
"sophos" mengandung arti, mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan "filsafat"
yang merupakan bentuk majemuk dari "philos" dan "sophia" berkonotasi teman dari
kebijaksanaan.

Lingkup Pengertian Filsafat.


Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat
kongkrit maupun yang bersifat abstrak. Maka untuk mengetahui lingkup pengertian filsafat,
terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai berikut:

Objek Material filsafat, yaitu objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang
bersifat material kongkrit seperti, manusia, alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun
sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain
sebagainya.

Objek formal filsafat, adalah cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang
berbeda. Oleh karena itu terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan
cabang-cabang filsafat, antara lain dari sudut pandang nilai terdapat bidang aksiologi, dari
sudut pandang penge tahuan terdapat bidang epistemologi, keberadaan bidang ontologi, tingkah
laku baik dan buruk bidang etika, keindahan bidang estetika dan masih ter dapat sudut pandang
lainnya yang lebih khusus misalnya filsafat sosial, fil safas hukum, filsafat bahasa dan
sebagainya. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut maka lingkup
pengertian filsafat menjadi sangat luas.

Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat :


o Pertama filsafat sebagai produk

Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mem punyai ciri-ciri khas tertentu
sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan
filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai
proses yang dinamis).

o Kedua filsafat sebagai suatu proses


Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu
permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai
obejeknya.

4
Cabang cabang filsafat dan alirannya :
Cabang cabang filsafat yang tradisional terdiri dari 4 yaitu: logika, meta fisika, epistemologi dan etika
abang cabang filsafat yang pokok :
- Meta fisika : berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada
- Epistemologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
- Metodologi : berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah
- Logika : berkaitan dengan persoalan penyimpulan
- Etika : berkaitan dengan persoalan moralitas
- Estetika : berkaitan dengan persoalan keindahan

B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem


Sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Susunan pancasila yang bersifat organis, hierarkis, pyramidal dan saling mengkualifikasi.
• Susunan sila Pancasila bersifat organis.
Susunan sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis yakni satu sama lain
membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah majemuk tunggal. Majemuk tunggal
artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri
secara utuh.
• Susunan sila Pancasila bersifat Hierarkis dan berbentuk Pyramidal.
Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan
Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya
adalah menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau
pengkhususan dari sila yang mendahuluinya.
• Rumusan hubungan sila Pancasila saling mengisi dan saling Mengkualifikasi.
Pancasila sebagai satu kesatuan nilai, juga membawa implikasi bahwa sila yang satu
dengan sila yang lain saling mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa antara sila yang satu dengan
yang lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi. Misalnya Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah Ketuhanan yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan
Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan ini
berlaku seterusnya untuk sila-sila yang lainnya

C. Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat


Pancasila disebut sebagai suatu sistem filsafat karna Pancasila merupakan 5 sila yang
terdiri dari nilai luhur yang berakar dari budaya masyarakat Indonesia, dan filsafat merupakan
5
upaya manusia dalam mencari kebijaksanaan hidup yang berguna dan bermanfaat bagi
peradaban manusia sendiri.

Jadi hakikat dasar antroplogis sila-sila pancasila adalah manusia pancasila sebagai pendukung
pokok-pokok sila-sila pancasila terdiri atas :
- Susuan kodrat : raga dan jiwa, jasmani dan rohani, makhluk individu dan makhluk sosial.
- Kedudukan kodrat : sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk
tuhan Yang Maha Esa.

Dasar aksiologis sila sila pancasila


Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai. Ketiga nilai tersebut adalah nilai dasar
yaitu nilai-nilai dasar dari pancasila yang tidak dapat dibantahkan lagi yang meliputi nilai
ketuhanan , nilai kemanusiaan , nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
Pancasila dipergunakan dalam pembentukan hukum atau menjadi tonggak utama dalam
membentuk peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang
memanusiakan manusia yang adil dan beradab serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu perlunya pengertian dari keadilan Pancasila guna memberikan kesamaan persepsi
tentang keadilan yang akan menjadi dasar terbentuknya hukum yang baik.
Rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimanakah karakteristik keadilan berdasarkan
Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa Indonesia. Metode penelitian yang dipergunakan adalah
metode penelitian normative tentang hukum positif yang menitik beratkan pada analisis norma
perundang-undangan, yang pada dasarnya bersifat preskriptif yaitu ketentuan-ketentuan dan cenderung
menggunakan analisis dengan menggunakan logika Deduksi. Karakteristik keadilan berdasarkan
Pancasila merupakan nilai-nilai keadilan yang berupa prinsip-prinsip keadilan, memenuhi beberapa
asas-asas atau prinsip-prinsip yang meliputi prinsip keadilan berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menjunjung tinggi keadilan dengan berlandaskan keadilan dari Tuhan, prinsip keadilan Pancasila
mengedepankan hak asasi manusia serta memanusiakan manusia sebagai mahkluk sosial yang wajib
dilindungi keadilannya, prinsip keadilan Pancasila menjunjung tinggi nilai persatuan dan keasatuan
demi terciptanya suasana kondusif bangsa yang memberikan keadilan bagi warga negara Indonesia,
prinsip keadilan Pancasila menganut asas musyawarah untuk mufakat dengan cara perwakilan demi
terciptanya keadilan bagi warga Negara dalam menyatakan pendapatnya masing-masing, dan prinsip
keadilan Pancasila memberikan keadilan bagi seluruh warga negaranya tanpa kecuali sesuai dengan
hak-haknya.

D. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
 Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Fundamental bagi Negara

6
Pokok pikiran pertama : Menyatakan bahwa negara indonesia adalah negara persatuan
Pokok pikiran kedua : Menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan soasila
bagi
seluruh rakyat indonesia
Pokok pikiran ketiga : Menyatakan bahwa negara beekedaulatan rakyat
Pokok pikiran keempat : Menyatakan bahwa negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang maha adil dan beradab

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

o Inti isi sila sila pancasila


Adapun nilai nilai yang terkandung dalam setiao sila sebagai berikut
1. Sila ketuhanan yang maha esa
Mengandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai suatu tujuan manusia
sebagai makhluk tuhan yang maha esa
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Mengandung nilai nilai bahwa negara harus menjunjungjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang beradab
3. Persatuan indonesia
Mengandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat qodrat manusia
monodualis sebagi makhlul individu dan makhluk sosial
4. Kerakyatan yang di pimpin okeh khidmat kebijaksanan dalam
permusyawaratn perwakilan
Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah
sebagai penjelmaan sifat qodrat manusia sebagi makhluk individu dan makhluk sosil
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Mengandung arti bahwa arti bahwa negara indonesia merupakan suatu negara yang
bertujuan untuk mewujudkan suatu kesejahteraan untuk seluruh warganya, untuk
seluruh rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai