PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1. Muhammad Hendri
2. Dindin Kamaludin
3. Muhammad Yusron
4. Fahmi Nijam
5. Annisa Almawaddah
6. Radeva Mumtaza
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Sistem
Filsafat”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, serta pada anggota tim yang selalu kompak dan
konsisten dalam penyelesaian tugas ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya
dan pembaca yang budiman pada umumnya. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik
yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Tim Penulis
Kelompok 2 (Dua)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 3
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 7
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia wajib untuk mempelajari, menghayati,
mendalami dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalamsetiap bidang kehidupan.Dalam kehidupan
bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalah falsafah hidup atau pandangan yang
berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau
sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
Dengan mendasarnya nilai inidalam menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas
kedudukan pancasila sebagai falsafah adalah wajar.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain atau
terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila, sehingga
pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khasdan berbeda dalam system-sistem filsafat yang
lain.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Dari segi Etimologis. Istilah "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, bangsa Yunanilah yang
mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini bersifat
majemuk, berasal dari kata "philos" yang berarti "sahabat" dan kata "sophia" yang berarti
"pengetahuan yang bijaksana (wished) dalam bahasa Belanda, atau wisdom kata Inggris, dan
hikmat menurut kata Arab. Maka philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada
pengetahuan yang bijaksana.
Dengan demikian istilah "filsafat" yang dimaksudkan sebagai kata majmuk dari "Philein" dan
"sophos" mengandung arti, mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan "filsafat"
yang merupakan bentuk majemuk dari "philos" dan "sophia" berkonotasi teman dari
kebijaksanaan.
Objek Material filsafat, yaitu objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang
bersifat material kongkrit seperti, manusia, alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun
sesuatu yang bersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain
sebagainya.
Objek formal filsafat, adalah cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang
berbeda. Oleh karena itu terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan
cabang-cabang filsafat, antara lain dari sudut pandang nilai terdapat bidang aksiologi, dari
sudut pandang penge tahuan terdapat bidang epistemologi, keberadaan bidang ontologi, tingkah
laku baik dan buruk bidang etika, keindahan bidang estetika dan masih ter dapat sudut pandang
lainnya yang lebih khusus misalnya filsafat sosial, fil safas hukum, filsafat bahasa dan
sebagainya. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut maka lingkup
pengertian filsafat menjadi sangat luas.
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mem punyai ciri-ciri khas tertentu
sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan
filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai
proses yang dinamis).
4
Cabang cabang filsafat dan alirannya :
Cabang cabang filsafat yang tradisional terdiri dari 4 yaitu: logika, meta fisika, epistemologi dan etika
abang cabang filsafat yang pokok :
- Meta fisika : berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada
- Epistemologi : yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
- Metodologi : berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah
- Logika : berkaitan dengan persoalan penyimpulan
- Etika : berkaitan dengan persoalan moralitas
- Estetika : berkaitan dengan persoalan keindahan
Jadi hakikat dasar antroplogis sila-sila pancasila adalah manusia pancasila sebagai pendukung
pokok-pokok sila-sila pancasila terdiri atas :
- Susuan kodrat : raga dan jiwa, jasmani dan rohani, makhluk individu dan makhluk sosial.
- Kedudukan kodrat : sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk
tuhan Yang Maha Esa.
D. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Fundamental bagi Negara
6
Pokok pikiran pertama : Menyatakan bahwa negara indonesia adalah negara persatuan
Pokok pikiran kedua : Menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan soasila
bagi
seluruh rakyat indonesia
Pokok pikiran ketiga : Menyatakan bahwa negara beekedaulatan rakyat
Pokok pikiran keempat : Menyatakan bahwa negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa
menurut dasar kemanusiaan yang maha adil dan beradab
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan