Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PANCASILAH SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DIBUAT

NAMA : MARIA YUVANTI PETI

NIM : 2323716054

JURUSAN : PARIWISATA

PRODI :USAHA PERJALANAN WISATA


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa .karena atas limpah karunia dan rahmatnya
yang berupa kesehatn sehingga makalah yang berjudul “Pancasilan Sebagai Sistem Filsafat “dapat
terselesaikan tepat pada waktunya

Makalah ini di susun sebagai tugas individu mata kuliah Filsafat Pancasila .kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan ,namun saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan .Oleh karena itu
kritik ,dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah selanjutnya

2
DAFAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................I

1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................................................................II


1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................III

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................IV


2.1 PENGERTIAN PANCASILA DAN FILSAFAT..........................................................................................V
2.2 PENGERTIAN PANCASILA MENURUT PARA AHLI………………………………………………………………………….VI

2.3 NILAI NILAI PANCASIAL .................................................................................................................VII

2.4 KARAKTERISTIK ,PRINSIP PRINSIP SERTA HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT......................VIII


2.5 PANCASILA SEBAGAI SUATU FILSAFAT ...........................................................................................IX
2.6 OBJEK DARI FILSAFAT ......................................................................................................................X

2.7MEMAKNAI NILAI NILAI DALAM PANCASILA……………………………………………………………………………….

2.8 PANCASILA MELALUI PENDEKATAN DASAR ONTOLOGIS EPISTEMOLOGISDAN AKSIOLOGIS........XII


BAB III PENUTUP .................................................................................................................................XIII
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................................XIV

3.2 SARAN............................................................................................................................................XV
3.3 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................XVI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan sebagai kaidah negara yang fundamental. Hal
ini menuntut Pancasila untuk bersifat tegas, kuat, dan tidak bisa diubah oleh siapapun. Setiap sila
Pancasila memiliki nilai yang harus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat Indonesia. Keberadaan
fungsi dan tujuannya sangat berpengaruh terhadap setiap elemen di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap masing-masing fungsi dan tujuan agar
dapat dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.

Keterkaitan antara Pancasila dengan berbagai elemen kehidupan telah membentuk sebuah sistem
yang menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu.Lahirnya nilai-nilai filosofi dijadikan
sebagai bahan perenungan oleh para pendiri negara untuk mencari identitas bangsa Indonesia. Kadar
kebenaran dari nilai-nilai yang ada digali hingga mencapai akar hakikatnya. Hal ini memunculkan sifat
spekulatif dalam membuktikan sistem filsafat dari Pancasila. Selain itu, setiap bagian kebenaran dan
pernyataannya yang berhubungan secara menyeluruh dijadikan sebagai inti mutlak tata kehidupan
masyarakat Indonesia.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
telah memunculkan masalah baru yang lebih kompleks. Capaianruang lingkup yang dihadapi pun kian
meluas dan perlu diadakan pengkajian lebih lanjut. Dalam hal ini, berbagai macam bentuk prinsip,
karakteristik, dan objek pada sistem filsafat mulai dimunculkan. Tujuannya tidak lain untuk
membuktikan kebenaran dari nilai-nilai filosofi yang dikaitkan dengan perkembangan zaman yang ada.
Upaya pendekatan terhadap nilai-nilai tersebut bisa dijadikan sebagai pandangan awal untuk
memahami sistem filsafat yang terkandung di dalam Pancasila.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pancasila dan filsafat?

2. Apa saja karakteristik, prinsip-prinsip serta hakikat pancasila sebagai filsafat?

3. Bagaimana pengertian pancasila sebagai suatu filsafat?

4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?

5. Bagaimana Pancasila melalui pendekatan dasar ontologis, epistemologis, sertaaksiologis?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila dan Filsafat

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Panca yang artinya lima dan Sila yang artinya asas atau
dasar. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mempunyai lima sila, ibarat suatu bangunan
Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan diatas suatu pondasi atau dasar yang dinamakan Pancasila
yang terdiri dari lima dasar atau lima asas. Adapun pengertian Pancasila menurut para ahli, menurut
Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan Bangsa dan
Negara Indonesia. Selain menjadi dasar negara, sebagai etika, dan sebagai pandangan hidup, Pancasila
juga sebagai sistemfilsafat. Sebelumnya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta
dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan
kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran / pengetahuan. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan
sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati. Terdapat beberapa
pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith &
Nolan sebagai berikut:

1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alamyang biasanya
diterima secara tidak kritis. (Arti informal)

2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat
dijunjung tinggi. (Arti formal)

3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (Arti komprehensif,

4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. (Arti analisis
linguistik)

5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan
jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (Arti aktual-fundamental)

Jadi pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective ideologie (cita-cita bersama) dari
seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa

6
dengan mendalam yang dilakukan oleh parapendiri bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam
suatu system yang tepat.

2.2 PANCASILA MENURUT PARA AHLI

Pengertian filsafat menurut menurut para ahli memiliki perbedaan dalam mendefinisikan filsafat
yang disebabkan oleh berbedaan konotasi filsafat dan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan
pendapat muncul juga dikarenakan perkembangan filsafat itu sendiri sehingga akhirnya menyebabkan
beberapa ilmu pengetahuan memisahkan diri dari ilmu filsafat. Berikut beberapa pengertian filsafat
menurut menurut para ahli yang memiliki pengertian jauh lebih luas dibandingkan dengan pengertian
menurut bahasa.

 Cicero ( (106 – 43 SM ) Filsafat adalah seni kehidupan sebagai ibu dari

semua seni.

 Aristoteles (384 – 322 SM) Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk

menyelidiki sebab dan asas segala benda.

 Plato (427 – 347 SM) Filsafat itu adalah tidaklah lain dari pengetahuan

tentang segala yang ada.

 Al Farabi (wafat 950 M) Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam

yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.

 Thomas Hobbes (1588 – 1679) Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang

menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari hasilnya, dan

oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahanJohann Gotlich Fickte (1762-1814) Filsafat
merupakan ilmu dari ilmuilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Filsafat

membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari

kebenaran dari seluruh kenyataan.

 Imanuel Kant ( 1724 – 1804) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya


7
tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan antropologi.

 Paul Nartorp (1854 – 1924) Filsafat sebagai ilmu dasar hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar

akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.

 Harold H. Titus (1979) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan

kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara

tidak kritis.

Selain tokoh-tokoh dunia, adapun pendapat dari tokoh bangsa Indonesia

mengenai filsafat, yaitu :

 Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut

intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.

 Driyakarya: filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang

sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang

sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan.

 Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk

kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikir

radikal, sistematik dan universal.

 Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala

sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan

manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana

sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

 Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan

manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara

kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk

mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan

8
kearifan atau kebenaran yang sejati.

 Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga

manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu

dialamiya kesungguhan.

PANCASILA MENURUT SEJARAH PARA AHLI

1.Ir Soekarno

Soekarno, Proklamator Republik Indonesia yang juga merupakan Bapak Proklamasi, memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Pancasila. Menurut Soekarno, Pancasila adalah filosofi hidup
bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ia menjelaskan bahwa
Pancasila bukan hanya sekedar dasar negara, tetapi juga merupakan panduan moral yang harus
dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.Muhammad Yamin

Muhammad Yamin merupakan tokoh yang ikut berperan dalam penyusunan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, Pancasila adalah rumusan yang menggambarkan cita-cita dan
tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Ia menekankan bahwa Pancasila memiliki arti mendalam, yaitu
menjunjung tinggi hak asasi manusia, keadilan sosial, persatuan, dan kesatuan bangsa. Bagi Yamin,
Pancasila adalah cerminan dari semangat perjuangan kemerdekaan yang harus terus dijaga dan
diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

3.Ali Sastroamidjojo

Ali Sastroamidjojo, seorang ahli hukum dan diplomat Indonesia, memberikan pengertian Pancasila
yang lebih terfokus pada aspek politik. Menurutnya, Pancasila adalah landasan dan sumber hukum
tertinggi di Indonesia. Ia menganggap Pancasila sebagai konstitusi yang bersifat fleksibel dan dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Ali Sastroamidjojo juga menekankan bahwa Pancasila
adalah landasan bagi pembentukan lembaga-lembaga negara dan sistem pemerintahan yang
berkeadilan.

4.Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Dr. Radjiman Wedyodiningrat, salah seorang tokoh pergerakan nasional dan perumus pertama
Pancasila, memberikan pemahaman Pancasila dari sudut pandang historis. Baginya, Pancasila adalah
hasil sintesis nilai-nilai budaya Indonesia dan konsep-konsep perjuangan nasional yang terbentuk selama
ribuan tahun. Ia menggambarkan Pancasila sebagai suatu ideologi yang mencerminkan kepribadian dan
identitas bangsa Indonesia, yang mencakup keberagaman dan keadilan.
9
2.3 Karakteristik, Prinsip-Prinsip serta Hakikat Pancasila sebagai Filsafat

➔Karakteristik Pancasila sebagai Filsafat

Sebagai filsafat, pancasila mempunyai karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan
filsafat lainnya, diantaranya:

a. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dengan pengertian lain, apabila
tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan pancasila.

b. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bertentangan antara satu dengan yang lain.

c. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat dapat digambarkan sebagai
berikut

● Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai: sila 2, 3, 4, dan 5.

● Sila 2, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwaisila 3,4, dan 5,

● Sila 3, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwai; sila 4 dan 5.

● Sila 4, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.

● Sila 5, diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

d. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer

e. Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.

f. Pancasila sebagai suatu realitas, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya, sebagai
suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

➔Prinsip-prinsip

Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila
digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.

2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam
pembukaan UUD '45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal);

3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila
menjadi dasar negara Indonesia merdeka; serta

4) Kausa Finalis. maksudnya berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

10
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi:

❖Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.

❖Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial;atu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

❖Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan bergotong royong.

❖Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

➔Hakikat

Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya yang berwujud konsep
pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif. Pengamalan secara objektif adalah pengamalan di
bidang kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan (berupa pasal-pasal UUD, ketetapan MPR, Undang-
Undang Organik, dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Pengamalan secara subjektif adalah
pengamalan yang dilakukan oleh manusia individu, baik sebagai pribadi, warga bermasyarakat, ataupun
sebagai pemegang kekuasaan.

Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok
diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa Pancasila benar-benar suatu
sistem filsafat. Yaitu Sistem Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini ditambahkan karena objek
materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Yaitu digali dari
buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya,
adat istiadatnya, kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.

2.4 PANCASIAL SEBAGAI SUATU FILSAFAT

Pancasial sebagai suatu filsafat dapat di maknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia
secara mendalam ,sistemaatis ,dan menyeluruh tentang kenyatan .Maka sebagai sistem filsafat
Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyatan budaya bangsa dengan
tujuan mendapatakan pokok pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Adapun
pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat di lakukan dengan cara deduktif dan
induktif ,sebagaimana di jelasakan oleh dosen unikom Sylvia octa putri dalam Pancasila sebagai Sistem
filsafat (2017) .Cara deduktif berarati dengan mengamati gejala- gejala sosial budaya masayarakat
merefleksinya ,dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.Melalui dari cara- cara
tersebut ,filsafat Pancasila sebagai sistem perenungan memberi pengetahuan dan ,pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasila .Hal ini di jelaskan oleh Notonagro dalam modul pancasial sebagai
sistem filsafat susunan Rohdearny yulietty munthe.Dengan kata lain ,Pancasila sebagai filsafat
mengandung pandangan ,nilai,dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideology Pancasila.Pada dasarnya ,yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah
manusia Indonesia sebagai manusia.Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai sistem
11
kefilsafatan (1996) menjelasakan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari
sejumlah unsur mutlak.Yang mana,semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara
mutlak.artinya,funsinya tidak dapat di gantikan oleh unsur lain.Inti isi masing-masing sila Pancasila
sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur hakikat manusia, sehingga setiap
sila menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan
Pancasila.Lebih lanjut ,filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat di maknai sebagai pedoman
hidup sehari hari.pancasial merupakan pencerminan pandangan bangsa Indonesia dalam menghadapi
realitas.

Melalui kelima silanya yaitu

1. ketuhan yang maha esa

2. kemanusian yang dan beradab

3. persatuan Indonesia

4.kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam permusyawaratan /perwakilan dan

5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan

Pandangan bangsa ,dengan inti ajaran pada masing- masing sila sebagai berikut:

 Tuhan ,yaitu sebagai kausa prima

 Manusia ,yaitu makluk individu dan maklik solial

 Satu yaitu,kesatuan yang memiliki keperibadian sendiri

 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja sama dan gotong royong

 Adil, yaitu meemberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain sesuai haknya .

Berdasarkan hal tersebut ,ajaran dalam Pancasila mencakup wawasan filsafat yang meliputi bidang atau
aspek ontologi (keberadaan),epistemology(pengetahuan),dan aksiologi(nilai-nilai).

2.5 OBJEK DARI FILSAFAT

Selain sebagai metode berpikir untuk mencari kebenaran terdalam dan hakikat segalasesuatu,
filsafat juga sering dipergunakan untuk menunjuk suatu pandangan yang mendalamdan biasanya
mencerminkan suatu kebijaksanaan. Dengan demikian maka Pancasila sebagaifilsafat juga dapat
dipergunakan untuk mrnunjuk pandangan bangsa yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang
mencerminkan kebijaksanaan. Namun demikian sebutan itu juga dapatdipergunakan untuk menunjuk
12
Pancasila sebagai cara pandang yang bercorak kefilsafatandalam melihat dan memahami sesuatu objek
tertentu.

Sebagaimana setiap kajian ilmiah, filsafat disamping menuntut penggunaan metodetertentu juga
menuntut adanya objek yang dijadikan pokok kajian dan analisis. Secara garisbesar, objek pengetahuan
ilmiah dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama objek yangdisebut dengan objek material dan yang
kedua disebut dengan objek formal.Objek materialfilsafat dapat disebut sebagai segala yang ada,
sementara objek formalnya adalah substansidan essensi dari segala yang ada. Sebagai contoh dapat
dikemukakan bahwa objek materialilmu logika adalah ilmu yang menyelidiki pemikiran manusia
sementara objek formalnyamenyelidiki pemikiran yang lurus.

Pemikiran yang lurus adalah sudut atau aspek khusus atau cara pandang mengenaipemikiran.
Dengan demikian yang menjadi pokok bahasan bukanlah setiap pemikiran akantetapi pemikiran yang
lurus. Tentu saja untuk melihat apakah suatu pemikiran itu lurus atautidak, orang dapat menyusun
kategori-kategori mengenai pemikiran yang tidak lurus sebagailawan dari pemikiran lurus agar yang
terakhir menjadi jelas.

Objek material berkaitan dengan bahan dan data yang dijadikan pokok pembahasan,sementara
objek formal berhubungan dengan cara pandang yang dipergunakan untuk membahas objek tersebut.
Sebagai contoh Ilmu logika, menjadikan berpikir sebagai bahankajian atau objek material, sementara
sifat lurus dari berpikir merupakan objek formal ilmulogika. Oleh karena itu bahan analisis logika
bukanlah setiap bentuk dan kegiatan berpikir,melainkan berpikir lurus, sehingga hanya berpikir luruslah
yang dibahas. Sebagaimana ilmupengetahuan lainnya, filsafat Pancasila sebagai ilmu juga menetapkan
secara khusus bahanyang dijadikan objek atau pokok bahasan. Dengan demikian objek filsafat Pancasila
jugadapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu objek materialdan objek formal.

2.6 Makna Ideologi Pancasila

Pancasila, sejak pertama kali dideklarasikan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945, telah menjadi dasar
ideologis bagi negara Indonesia dan merupakan simbol persatuan dan kesatuan bangsa di tengah
keragaman yang ada. Dalam Pancasila, terdapat makna dasar yang diakui sebagai panduan dalam
mengelola negara dan masyarakat. Makna ideologi Pancasila yaitu:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

Menegaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, namun mencakup semua agama yang
dianut oleh rakyat Indonesia.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Menegaskan pentingnya menghormati martabat dan hak asasi setiap manusia serta mendorong sikap
saling menghormati dan bertoleransi.

13
3.Persatuan Indonesia

Menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan Indonesia, meskipun terdiri dari keragaman suku,
agama, budaya, dan bahasa.

4.Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Menegaskan prinsip demokrasi, di mana keputusan penting diambil melalui musyawarah untuk
mufakat atau perwakilan.

5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menegaskan pentingnya menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
sehingga setiap individu dapat merasakan kesejahteraan dan kemajuan.

Contoh Penerapan Ideologi Pancasila

 Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila diakui secara resmi sebagai dasar negara Indonesia dan berfungsi sebagai dasar untuk
pembentukan UUD 1945 dan konstitusi lainnya. Ini mencakup semua aspek kehidupan politik dan
hukum negara.

 Pendidikan Nilai Pancasila

Pendidikan nilai Pancasila dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dalam upaya untuk
mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kepada generasi muda Indonesia.

 Toleransi Beragam

Pancasila mendorong toleransi beragama dan menghargai keberagaman agama. Adanya


kerukunan antarumat beragama di Indonesia dan upaya untuk menjaga kedamaian di antara
orang-orang dari berbagai agama menunjukkan penerapan ini.

 Program Kesejahteraan Sosial

Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila mendorong pemerintah untuk melaksanakan berbagai
program kesejahteraan sosial untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kualitas
hidup rakyat.

 Kerjasama Internasional

Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk kerjasama internasional. Selain memperjuangkan


perdamaian dan keadilan di seluruh dunia, Indonesia menghormati kedaulatan dan kepentingan
negara lain.

14
 Bhinneka Tunggal Ika

Semangat untuk menghormati dan merayakan berbagai budaya, suku, bahasa, dan adat
istiadat yang ada di seluruh Nusantara diilhami oleh semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang
berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.”

 Pengakuan Hak Asasi Manusia

Pancasila mengakui hak asasi manusia, termasuk hak untuk hidup, berpendapat, beragama, dan

hak-hak lain yang dijamin oleh UUD 1945 dan deklarasi internasional lainnya.

 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

Prinsip musyawarah digunakan dalam sistem politik Indonesia untuk mencapai mufakat atau

perwakilan dalam pengambilan keputusan politik yang pentin

2.7 MEMAKNAI NILAI SILA-SILA DALAM PANCASILA

Dari pembahasan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa sebagai sebuah sistem, Sila-sila
Pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri walaupun tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Sebagai
usaha memaknai sila-sila dalam Pancasila sebagai pembentuk sistem filsafat Pancasila maka kita akan
membahas dan memaknai tiap sila dalam Pancasila. Usaha pemaknaan terhadap tiap sila dalam
Pancasila ditujukan untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap-tiap sila dalam Pancasila.
Untuk itu sebelumnya kita akan membahas apa yang dimaksud dengan nilai.

Menurut Frankena yang dikutip oleh Kaelan adalah Istilah nilai di dalam bidangfilsafat dipakai untuk
menunjuk kata benda abstrak yang artinya "keberhargaan"(Worth) atau 'kebaikan' (goodnes), dan kata
kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melaukan penilaian.Di dalam
Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang
dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskanmanusia. Sifat dari suatu benda menyebabkan
menarik minat seseorang atau kelompok,(The believed capacity of any object to statisfy a human
desire).

hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itusendiri. Sesuatu
itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat padasesatu itu. Misalnya, bunga itu
indah, perbuatan itu susila. Dengan demikian maka nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan lainnya.
Ada nilai itu karena adanya kenyataankenyataan lain sebagai pembawa nilai (wartrager).Menilai berarti
menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkansesuatu dengan sesuatu yang lain,
kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan.Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang dapat
menyatakan berguna atau tidakberguna, benar atau tidak benar, baik tidak baik, indah tidak indah.
Keputusan nilaiyang dilakukan oleh subjekMakna dari Kelima Sila pada Pancasila

15
Sebagai fungsinya sebagai pandangan hidup, pancasila dibagi menjadi lima sila yang harus diterapkan
oleh setiap masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Berikut kelima sila tersebut beserta
maknanya.

1.ketuhanan yang maha esa

Ketuhanan yang Maha Esa merupakan sila pertama yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita
sebagai masyarakat negara Indonesia harus memiliki kepercayaan dan bertakwa kepada Tuhan. Dalam
hal ini tentu saja menyesuaikan dengan agama yang kita anut serta kepercayaan yang dimiliki oleh
setiap orang.Dengan begitu, pada sila ini juga memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat yang
saling hidup berdampingan harus dapat saling menghormati satu sama lain antar umat beragama agar
terciptanya kesejahteraan dan kehidupan lingkungan yang tentram.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan sila kedua yang ada pada Pancasila memiliki makna
bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diminta untuk memiliki pemahaman dalam diri
mengenai kesetaraan derajat pada setiap manusianya, sehingga kita dapat saling menyayangi dan
menghargai satu sama lain antar individu.Selain itu, pada sila ini juga kita diajak untuk saling menjaga
dan membantu satu sama lain, membela kebenaran serta keadilan yang ada, dan mampu saling
bekerjasama dalam menciptakan kedamaian di lingkungan sekitar serta negara Indonesia secara
keseluruhan. penilai tentu berhubungan dengan unsur-unsur jasmani,akal, rasa, karsa (kehendak) dan
kepercayaan. Di dalam nilai itu sendiri terkandungcita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan dan
keharusan. Maka apabila kita berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal,
tentang hal yang merupakan cita-cita, harapan dambaan dan keharusan.

3. Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia merupakan sila ketiga yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai
masyarakat negara Indonesia harus selalu mengedepankan tujuan kesatuan, persatuan, serta
kepentingan bagi negara bersama dibandingkan kepentingan sebagai individu masing-masing.Pada sila
ketiga ini juga, kita diajak untuk memiliki sifat serta menjadi pribadi yang mau dan rela berkorban demi
mencapai kemerdekaan negara Indonesia, menunjukan rasa cinta pada bangsa Indonesia sebagai tanah
air, serta memiliki kebanggaan terhadap negara Indonesia.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
merupakan sila keempat yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat
negara Indonesia diajak untuk tidak memaksakan kehendak atau keinginan yang bersifat pribadi, dan

16
selalu mengedepankan atau mengutamakan kepentingan bersama ataupun negara.Dalam mengambil
sebuah keputusan di berbagai ruang lingkup, baik pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari kita selalu
dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus diambil. Pada sila ini kita diajak untuk mengambil
pilihan yang mengedepankan tujuan bersama serta menyelesaikan masalah yang ada dengan cara
musyawarah maupun berdiskusi.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan sila kelima yang ada pada Pancasila memiliki
makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk dapat selalu bersikap dengan adil
di segala aktivitas yang dilakukan, dalam pengambilan keputusan yang harus disepakati bersama dengan
melakukan gotong royong.Selain itu, kita juga harus dapat memiliki keseimbangan antara hak serta
kewajiban sebagai warga negara Indonesia dengan menghormati hak yang orang lain miliki dan tetap
menjalankan kewajiban kita sebagai masyarakat Indonesia.

2.8 NILAI NILAI PADA SISTEM PANCASILA DAN PENYEBAB MANUSIA SELALU BERFILSAFAT DAN

ALASAN PENGGUNAAN FILSAFAT PANCASILA

 NILAI NILAI PADA SISTEM PANCASILA

A. NILAI PANCASILA TIMBUL DARI BANGSA INDONESIA ITU SENDIRI

Nilai nilai yang terdapat di Pancasila merupakan hasil dari pemikiran ,penilaian dan refleksi
filosofisdari bangsa Indonesia sendiri .ideologi pancasial berbeda dengan ideologi ideologi lainya karena
dalam isi Pancasila di ambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang yang telah melekat erat ,sehingga
jiwa Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri ,sedangkan ideologi lain seperti liberalis,sosialis dan
komunis serta lainya merupakan hasi buah pemikiran filsafat orang.

B. NILAI PANCASILA MERUPAKAN FILSAFAT BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk
mengatur aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang
yakini sebagai sumber nilai atas kebenaran ,keadilan, kebaikan ,dan kebijaksanaan dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

 PENYEBAB MANUSIA SELALU BERFILSAFAT DAN ALASAN PENGGUNAAN FILSAFAT


PANCASIA

Manusia berilsafat adalah penggunaan nilai nilai Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup
bernegara. Dalam prinsipnya ,Pancasila sebagai filsafat merupakan perluasan manfaat dari yang bermula
sebagai dasar dan ideology,merambah hingga produk filsafat . Pancasila sebagai produk filsafat berarti di

17
gunakan sebagai pandangan hidup dalam sikap ,tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari
hari baik dalam bermasyarakat ,berbangsa ,dsn bernegara bagi bangsa Indonesia .

Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa Pancasila mengandung pandangan ,nilai,pemikiran
yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila .hal yang mendasari pernyataan
ini adalah karena pada hakikatnya Pancasila memiliki sistem nilai yang dapat dari penggalian
pengejawantahan nilai nilai luhur mendasar dari kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah ,berakar dari unsur unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhanya terpadu
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia hal inilah yang kemudian di tangkap sebagai hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang di lakukan oleh para tokoh pendiri bangsa Indonesia dan merumuskan dalam
suatu sistem dasar negara yang di atasnyanberdiri sebuah negara republik Indonesia.

Manusia berfilsafat dikarenakan dilihat dari kata filsafat itu sendiri. Filsafa tmerupakan sesuatu
yang diyakini kebenarannya menurut aliran masing-masing. Manusia berfilsafat dikarenakan ada sesuatu
yang diyakini kebenarannya menurut insting dankeyakinan dalam menilai sesuatu hal.Filsafat Pancasila
adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bernegara. Dalam
prinsipnya, Pancasilasebagai filsafatmerupakan perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan
ideologi, merambah hingga produkfilsafat (falsafah). Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan
sebagai pandanganhidup dalam kegiatan praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranansebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
kehidupansehari-hari baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Hal yangmendasari
pernyataan ini adalah karena pada hakikatnya Pancasila memiliki sistem nilai(value system) yang didapat
dari penggalian dan pengejawantahan nilai-nilai luhur mendasardari kebudayaan bangsa Indonesia
sepanjang sejarah, berakar dari unsur-unsur kebudayaanluar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsaIndonesia. Hal inilah yang kemudian ditangkap
sebagai hasil perenungan jiwa yangmendalam yang dilakukan oleh para tokoh pendiri bangsa (The
Founding Father) Indonesia(yang merupakan prinsip dasar filsafat) dan merumuskannya dalam suatu
sistem dasar negarayang diatasnya berdiri sebuah Negara Republik Indonesia.

 Kedudukan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pilar yang penting dalam kehidupan
pemerintah dan masyarakatnya. Pilar-pilar itu tercermin dalan tiap-tiap sila Pancasila.Penerapan atau
implementasi sila-sila dalam Pancasila merupakan hal-hal yang wajibdilakukan oleh tiap warga Negara.
Namun, di zaman sekarang implementasi Pancasila hanyamenjadi teori di sekolah, kampus atau
lembaga pendidikan lainnya. Pancasila hanya dijadikansuatu simbol tanpa ada tindakan konkret bagi
terwujudnya masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Mahasiswa yang merupakan agent of change
yang seharusnya menggerakkan implementasi pancasila kini mulai hilang semangatnya.Selama ini

18
pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan pemuda untuk memasuki kehidupan
masyarakat orang dewasa dan dunia kerja. Kurikulum yang umum diberlakukan dewasa ini,
menunjukkan bahwa orientasi pendidikan sangat didominasi oleh mata kuliah yang bertujuan untuk
mengembangkan aspek penguasaan Ipteks atau keilmuan,sedangkan yang berorientasi pada pembinaan
moral atau kepribadian hanya sedikit sekalidiberikan. Manusia terdiri dari Rasa, cipta dan Karsa.
Permasalahannya adalah bahwa pendidikan yang mengutamakan pengajaran ipteks melupakan
pendidikan moral ataukepribadian akan menghasilkan profil peserta didik yang kuat di ipteks namun
lemah dimoral, unggul di cipta tetapi lemah di rasa dan karsa. Kalau sudah demikian, ketika berinteraksi
di masyarakat maupun di dunia kerja, para pemuda hanya pandai atau terampildalam ilmu dan
teknologi, tetapi gagap moral dan etika.akibatnya cipta tidak dipandu olehrasadan karsa. Ilmu tidak
dipandu etika dan moral. hal ini berbahaya, ketika iptek itudiimplementasikan dalam dunia kerja, maka
ipteks itu tidak dikendalikan atau dikawal olehmoral budi pekerti sehingga serakah, merusak, merugikan
bangsa. Mata kuliah pendidikan pancasila merupakan suatu cara untuk meningkatkan wawasan
pemahaman mengenai bagaimana nilai-nilai pancasila diterapkan mahasiwa dalam kampus.

 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanyasaling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakupfilsafat hidup dan
cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,hubungan manusia dengan
sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh
dasarnya pada eksistensi manusia sebagaimanusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu.
Pancasila merupakan filsafat tentangkodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi
tentang manusia. Oleh karenaitu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut,
dapat diperolehunsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia
yangselalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasiladalam
isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dansepanjang waktu
sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yangdiproklamirkan pada 17 Agustus 1945
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk
tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan
manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-silaPancasila itu, melainkan dasar
persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri
atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalahsebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan
kodratnya adalah sebagaimakhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek
hakikat kodratmanusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak
dapatdipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yangmonopluralis itulah
yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yangmerupakan dasar filsafat Negara
Indonesia.

Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama
bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsaIndonesia itu terdiri
dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan
19
yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki
perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsaIndonesia berasal dari keturunan nenek
moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memilikikesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaanitu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan.
Secara bersama bangsaIndonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari
penjajahan. Dan yanglebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai
kesamaantekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yangmenumbuhkan niat,
kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dankesatuan bangsa atau
yanglebih dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika”

Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan bersama
berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuansebagai perwujudan
hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan
Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifatdan corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara
yang berdasar atas aliran pikiran Negara(staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu
dengan seluruh rakyatnya, yangmengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.

Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala bagian dan
seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan dan kesatuan
yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harusdiserasikan dan diseimbangkan
antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa
kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkansatu dengan lainnya. Negara harus dipandang
sebagai institusi seluruh rakyat yang memberitempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat
dalam bidang apapun. Sebaliknyanegara juga bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan
semua warga negara.Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak
mempersatukan diridengan golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang
paling kuat,melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan
dansemua perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

 Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranyadilandasi oleh
filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dankokoh serta tidak mungkin
diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berartimengubah eksistensi dan sifat negara.

20
21
zzz PANCASILA MELALUI PENDEKATAN DASAR ONTOLOGIS,EPISTOMOLOGIS,DAN AKSIOLOGIS.

 Dasar Ontologis

(Hakikat Manusia) Sila–sila Pancasila Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil secara
ontologis memiliki hal–hal yg mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani dan
rohani,sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta keddukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh karena
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan inilah
maka secara hierarkis sila pertama ketuhanan yg maha esa mendasari dan menjiwai keempat sila – sila
pancasila yg lainnya (Notonagoro, 1975:53).

1. Sila pertama : Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu, tuhan adalah

mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas pula sebagai pengatur tata tertib alam
(Notonagoro, 1975:78)ng secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaansecara kuantitas dan
kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat.

2. Sila kedua : kemanusiaan yg adil dan beradab, negara adalah lembagakemanusiaan, yg diadakan oleh
manusia (Notonagoro, 1975:55)

3. Sila ketiga : persatuan indonesia. Persatuan adalah sebagai akibat adanya manusia sebagai makhluk
tuhan yg maha esa,adapun hasil persatuan adalah rakyat sehingga rakyat adalah merupakan unsur
pokok negara

4. Sila keempat : maka pokok sila keempat ialah kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat

5. Sila kelima : dengan demikian logikanya keadilan sosial didasari dan dijiwai oleh sila kedua yaitu
kemanusiaan yg adil dan beradab (Notonagoro,1975:140,141)yang ada dalam kepustakaan dan p2.4.2
Dasar Epistemologis (Pengetahuan) Sila–sila Pancasila Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki
tiga unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dan pendukungnya yaitu

1. Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya

2. Pathos yaitu penghayatannya

3. Ethos yaitu kesusilaannya (wibisono, 1996:3)eradaban modern.

 Dasar epistemologis

pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengandasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu
ideologi bersumber pada nilai – nilaidasarnya yaitu filsafat pancasilaa (Soeryanto, 1991:51). Terdapat
tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang sumber pengethuan
manusia,kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan
22
manusia (titus, 1984:20). Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau dengan lain
perkataan transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut: demonstrasi, imajinasi,
asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham (Notonagoro, tanpa tahun:3).

 Dasar Aksiologis Pancasila

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar.
Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri
mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu
sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang
diidamkan oleh setiap insan.Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang siasia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.
Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di
jalan yang tidak benar.Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

Hakekat Pancasila

Kata ‘hakikat’ dapat didefinisikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri dari
sejumlah unsur tertentu yang mewujudkan sesuatu tersebut,sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan
bersifat mutlak. Contohnya pada hakikat air yang tersusun atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen dan
oksigen. Kebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk membentuk air. Artinya kedua unsur
tersebut secara bersamasama menyusun air sehingga terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan
batu,kayu,dan lain sebagainya.Terkait dengan hakikat sila-sila pancasila, pengertian kata ‘hakikat’ dapat

dipahami dalam tiga kategori yaitu :

1. Hakikat Abstrak yang disebut sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang mengandung unsur-unsur
yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan,kerakyatan, dan keadilan. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang
dibubuhi awalan dan akhiran ke dan an ( sila I,II,IV, dan V) sedangkan yang satunya per dan an (sila ke
III). Awalan dan akhiran ini memiliki kesamaan dalam maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak
daripada kata dasarnya

2. Hakikat Pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus. Hakikat pribadi Pancasila menunjuk pada
ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama,

23
nilai-nilai kebudayaan,sifat dan karakter yang melekat pada bangsa indonesia sehingga membedakan
bangsa indonesia dengan bangsa yang lainnya.

3. Hakikat Kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya.

Hakikat kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam
realisasinya, pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksanaan praktis dalam kehidupan
negara, bangsa dan negara Indonesia yang sesuai dengan kenyataan sehari hari, tempat, keadaan dan
waktu. Sehingga pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bersifat dinamis, antisipatif,dan
sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan, serta perubahan zaman.Pancasila yang berisi lima sila,
menurut Notonagoro (1967:32) merupakan satu kesatuan utuh. Kesatuan sila-sila Pancasila tersebut,
diuraikan sebagai berikut:

A. Diungkapkan oleh Notonagoro (1984: 61 dan 1975: 52, 57)

bahwa hakikat adanya Tuhan ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu
segala sesuatu yang ada merupakan akibat sebagi adanya tuhan (sila pertama). Adapun manusia sebagai
subjek ciptaan manusia pendukung pokok negara, karena negara adalah lambang kemanusiaan, negara
adalah sebagai persekutuan hidup bersama yanganggotanya adalah manusia (sila kedua). Dengan
demikian, negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila ketiga). Selanjutnya
terbentuklahpersekutuan hidup yang dinamakan rakyat. Rakyat merupakan totalitas individu individu
dalam negara yang bersatu (sila keempat). Adapun keadilan yang pada hakikatnya merupakan tujuan
bersama atau keadilan sosial (sila kelima) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama
yang disebut negara.

B. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi .

silasila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya salingmengisi atau
mengkualifikasi dalam kerangka hubungan hirarkis piramidal sepertidiatas. Dalam rumusan ini, tiap-tiap
sila mengandung empat sila lainnya. Berikut disampaikan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi
dan mengkualifikasi.

1. Sila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Sila kedua; Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kemanusiaan yang berKetuhanan Yang Maha
Esa, yang berpesatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila ketiga; Persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-Ketuhanan Yan Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

24
4. Sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, adalah
kerakyatan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, Berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila kelima; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah keadilan yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan bearadab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/ perwakilan (Notonagoro, 1975:43-44)

FUNGSI FILSAFAT PANCASILA

Geliat Perajin Patung Garuda Pancasila Bertahan di Tengah Pandemi Perajin menyelesaikan proses
pewarnaan patung Garuda Pancasila di Jalan Bali Raya, Jakarta, Kamis (1/10/2020). Dampak Covid-19
menyebabkan produksi patung lambang negara Republik Indonesia tersebut menurun dan sempat tutup
selama 3 bulan pada masa awal pandemi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan istilah Volkgeish, yang berarti
'jiwa bangsa' atau 'jiwa rakyat'. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah jiwa yang telah memainkan
peranan penting dalam kehidupan.

Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila berfungsi sebagai kepribadian dan ciri khas bangsa Indonesia serta menjadi ciri
pembeda di antara bangsa lain di dunia.

Sebagai Sumber dari Semua Sumber Hukum

Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil berdasarkan peraturan yang
berlaku. Dalam hal ini, fungsi filsafat Pancasila merupakan sumber dari seluruh sumber daya hukum di
Indonesia.Masing-masing dari sila yang terkandung dalam Pancasila berfungsi sebagai nilai dasar,
sedangkan hukum adalah nilai instrumental atau keterangan tentang sila Pancasila.

Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup dari Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila
merupakan pedoman dan instruksi dalam kehidupan sehari-hari.

25
Menjadi Falsafah Hidup Bangsa

Filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan bahwa Pancasila
mengandung nilai kepribadian yang paling tepat dan sesuai dengan bangsa Indonesia.Pancasila juga
dianggap sebagai nilai yang paling bijaksana, paling adil, dan paling tepat untuk menyatukan seluruh
rakyat Indonesia.

Sebagai Dasar Negara

Filsafat Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara.
Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun
aspek negara lainnya, harus didasarkan pada Pancasila.

Memberi Hakikat Kehidupan Bernegara

Filsafat Pancasila memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar atau sangat mendasar,
seperti sifat kehidupan negara. Dengan filsafat Pancasila, kita dapat mengetahui sifat kehidupan
pedesaan dan semua aspek yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial dan kelangsungan
hidup negara.

Memberi Substansi tentang Hakikat Negara, Ide Negara ,dan Tujuan Bernegara

Dengan filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting tentang sifat negara, gagasan
negara, dan tujuan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya substansi yang memiliki kebenaran
universal bagi bangsa Indonesia selama berabad-abad.

TUJUAN FILSAFAT PANCASILA

. 1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang Maha kuasa.

2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.

3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat berada dalam kaitannya

HAM dengan Pancasila sebagai dasar negara kita.

4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.

5. Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai