Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ciptono S,H M,H selaku dosen pengampu Pancasila yang telah mengampu saya,
saya juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya menyelesaikan makalah ini.
Mungkin tugas yang saya buat ini, belum sempurna oleh karena itu, saya meminta maaf jika
makalah ini masih terdapat kekurangannya. saya mohon saran dan kritiknya untuk
memperbaiki pembahasan makalah ini.
Sekian, Terima kasih.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. mengetahui aspek dari isi pancasila sebagai sistem filsafat
2. Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.
3. Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.
4. Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.
5. Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.
1.3
Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Filsafat
2. Manfaat Mempelajari Filsafat
3. Pengertian Filsafat Pancasila
4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Filsafat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud,
yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab asal, dan hukumnya. Secara etimologi istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani
yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu “philo”, “philos”, “alphilein” artinya
“cinta” dan“shopos” atau “shophia” artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”
(Nasution, 1973. Dengan sedikit perubahan). Jadi kata filsafat berarti Cinta kebenaran atau
cinta kebijaksanaan atau kebijaksanaan yang hakiki.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1.Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
Segi Semantik
: Perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab ‘falsafah’,yang berasal dari bahasa Yunani,
‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ =cinta, suka (loving), dan ‘sophia’ = pengetahuan,
hikmah (wisdom).Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana.
Segi Praktis :
Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’.
Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa
“setiap manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir.
Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir
adalah filsuf.Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-
sungguh dan mendalam.
2.Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat
dalam arti produk.
Filsafat dalam arti proses:Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam
proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu
yang sesuai objeknya.
Filsafat dalam arti produk:Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi
manusia.Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang
bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran
dari para filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
3. Obyek Filsafat
Obyek Material Filsafat : Obyek pembahasan filsafat yang mencakup keseluruhan baik yang
bersifat material kongkrit seperti alam,manusia, benda, hewan, dll, maupun yang bersifat
abstrak spiritual seperti, nilai-nilai, ide, ideologi, moral, pandangan hidup, dll.
Obyek Formal Filsafat : Cara pandang filsuf terhadap obyek material tersebut.
4.Cabang-cabang Filsafat
Metafisik : membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,yang meliputi bidang-bidang
ontology(membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan
tentang teori umum mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.
Epistemologi : membahas persoalan hakikat pengetahuan.
Metodologi : membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
Logika : membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir
yang benar.
Etika : berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
Estetika : berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.
3.Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi Hakikatnya
sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila
lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berperi kesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berperi satuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atauperwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang
adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
atau perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yangMaha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berperi satuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperi satuan Indonesia dan
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil beberapa
kesimpulan dari atas adalah filsafat merupakan ilmu yang paling umum yang mengandung
usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat digolongkan sebagai
filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.
Hal itu berarti pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun
mereka berada.