Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

DISUSUN OLEH:
1. LANANG SAFARI ( D1E122062 )
2. DERI AGUNG WIJAYA ( D1E122048 )
3. RISALDIN ( D1E122034 )
4. FEMY SARLINA ( D1E122006 )
5. SESILIA ANGRAENI ( D1E122076 )
6. ELKI ( D1E122020 )

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan Puji dan Syukur atas
Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Pancasila.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya
para mahasiswa untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu,kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Kendari, 16 September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….………....... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….……...... 2
C. Tujuan…………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila…………………………............. 3
B. Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila……………………………………….. 5
C.Hakikat Nilai-Nilai Pancasila…………………………………................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………….………………. 9
B.Saran………………………………………………………….……………… 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..……….
……………… 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karakter ,ciri atau identitas suatu bangsa terbentuk melalui proses yang
panjang yang dialami oleh generasi yang mendiami suatu wilayah tertentu tempat
mereka tinggal yang disebut bangsa. Kita sebagai manusia yang
lahir,dibesarkan ,dididik dan ditinggal dihamparan bumi nusantara memiliki
kebudayaan yang bersumber dari akal pikiran manusia yang telah mendahului
kita. Salah satu hasil akal budi para leluhur kita adalah pancasila yang sekarang
menjadi dasar Negara bangsa Indonesia.
Pancasila berasal dari bahasa sansakerta,yaitu Panca yang artinya lima
dan Sila yang artinya asas atau dasar. Pancasila adalah dasar Negara Republik
Indonesia yang diresmikan oleh PPKI Pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam sejarah perkembangannya pancasila dikatakan sebagai filsafat
Negara Republik Indonesia karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita,yang kemudian
dituangkan dalam suatu system yang tepat dan memiliki hakikat tersendiri yang
terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-silanya tersebut. Secara
etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “philein” yang berarti cinta
dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Jadi,filsafat menurut asal katanya berarti
cinta akan kebijaksanaan,atau mencintai kebenaran/pengetahuan. Ada beberapa
definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus,yaitu:
 Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
 Filsafat adalah suatu metode reflektif dan penelitian penalaran
 Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah
 Filsafat adalah seperangkap teori dan system berpikir.
Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan mencari kebenaran sedalam-dalamnya
sesuai kemampuan akal budi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan karakteristik system filsafat pancasila!
2. Jelaskan prinsip-prinsip filsafat pancasila!
3.Jelaskan hakikat nilai-nilai pancasila!

C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui karakteristik system filsafat pancasila
2. Agar kita mengetahui prinsip-prinsip filsafat pancasila
3. Agar kita memahami hakikat nilai-nilai pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila


Sebagai system filsafat,pancasila memiliki system filsafat tersendiri yang
berbeda dengan filsafat lainnya,yaitu:
1. Sila-sila dalam pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.
Sila – sila dalam pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh artinya sila-
sila dalam pancasila saling menjiwai satu sama lain. Misalnya sila pertama yang
berkaitan dengan ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai sila dalam
pancasila yang selanjutnya.Sila kedua pancasila yang didasari oleh sila pertama
mendasari sila-sila berikutnya. Oleh karena itu, pengalaman dari sila-sila
Pancasila harus dalam kesatuan yang utuh dan tidak bertentangan antara satu
dengan yang lainnya. Apabila satu sila Pancasila tidak dijalankan dengan baik
oleh Negara dan masyarakatnya, maka akan terjadi ketimpangan didalamnya.
Oleh sebab itu, Pancasila sudah seyogyanya diimplementasikan secara lengkap
dan menyeluruh demi menciptakan tujuan bangsa.
2. Pancasila sebagai suatu substansi
Pancasila sebagai substansi artinya unsur-unsur pengalaman Pancasila
berasal dari Pancasila itu sendiri. Hal tersebut berarti bahwa setiap upaya
pengamalan Pancasila tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
memiliki tiga nilai yang harus diperhatikan,yaitu:
a. Nilai dasar Pancasila
Nilai dasar Pancasila merupakan hakikat dari kelima sila yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai Pancasila termasuk nilai dasar yang bersifat universal.
Sehingga, dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai
yang baik dan benar. Daftar nilai dasar idiologi Pancasila secara resmi dan
sah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945
merupakan norma dasar yang menjadi tertib hukum tertinggi, sebagai
sumber hukum positif, dan berkedudukan fundamental.
b. Nilai instrumental Pancasila
Nilai instrumental Pancasila merupakan nilai penjabaran dari nilai
dasar untuk kurun waktu dan kondisi tertentu. Nilai instrumental umumnya
bebentuk norma social dan norma hukum yang diwujudkan dalam peraturan
dan mekanisme lembaga-lembaga Negara. Nilai instrumental dapat berubah
dalam pengembangan dan pengamalannya sebagai arahan di kehidupan
nyata. Perubahan tersebut tidak boleh menyimpang dari nilai dasarnya. Sifat
dinamis dan inovatif nilai instrumental memungkinkan Pancasila dapat
senantiasa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman tanpa
meninggalkan prinsip dasarnya.
c. Nilai praksis Pancasila
Nilai praksis Pancasila merupakan perwujudan dari nilai instrumental yang
bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Sama seperti halnya nilai instrumental, nilai
praksis juga berkembang dan disesuaikan dengan perkembangan zaman
serta aspirasi masyarakat.

3. Pancasila sebagai suatu realita


Pancasila sebagai suatu realita artinya Pancasila ada didalam diri setiap
rakyat Indonesia sebagai suatu kenyataan dalam hidup bangsa. Pada dasarnya
karakteristik yang satu ini adalah yang paling melekat dengan rakyat Indonesia,
karena Pancasila menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Pancasila sebagai Monotheis Religius
Pancasila sebagai monotheis religious artinya negara Indonesia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang tertuang dalam sila
pertama pancasila. Monotheisme atau Tuhan yang esa telah disebutkan di dalam
sila pertama tersebut.
Urusan keagaaman adalah salah satu tanggung jawab pemerintah dalam
artian pemerintah harus menjamin bahwa kehidupan beragama di Indonesia bisa
terjamin ketertibannya dan keamanannya. Jaminan itu juga harus menyertakan
aspek keharmonisan diantara agama yang satu dengan agama yang lainnya.
5. Pancasila sebagai Monodualis dan Monopluralis
Secara harfiah,monodualis dapat diartikan sebagai dwi tunggal. Hal
tersebut berkenaan dengan sifat dasar manusia yang dwi tunggal,yaitu manusia
adalah makhluk individual yang sekaligus merupakan makhluk social. Hali itu
secara tersirat terkandung dalam Pancasila.
Pancasila juga mempunyai karakteristik monopluralis,artinya sebagai
kesatuan yang jamak atau berbeda-beda. Mono dapat diumpamakan sebagai
bangsa dan negara Indonesia,s sedangkan pluralis bisa diartikan sebagai
keanekaragaman yang dimiliki oleh seluruh komponen bangsa ini,baik yang
berupa keanekaragaman suku,agama, ras, dan lain sebagainya.

B. Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila


Berikut ini beberapa prinsip filsafat Pancasila sebagaimana kausa yang
disampaikan oleh Aristoteles, antara lain:
1. Kausa material
Kausa material artinya prinsip Pancasila digali dari nilai dan norma yang
ada didalam bangsa Indonesia,bukan dari bangsa yang lainnya. Ada begitu banyak
keanekaragaman yang bisa kita temukan di Indonesia. Tiap-tiap keanekaragaman
tersebut dijadikan satu dalam rumusan Pancasila.
2. Kausa Formalis
Kausa formalis artinya Pancasila telah tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 sehingga menjadikan keberadaannya resmi atau formal sebab telah
memenuhi syarat yang kebenarannya formal. Hubungan antara Pancasila dan
UUD menjadi salah satu prinsip Pancasila di Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara harus dipertegas
legitimasinya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencantumkan dalam rumusan
Pancasila didalam UUD 1945 yang merup-akan konstitusi atau sumber hukum
tertinggi di Indonesia. Berdasarkan sejarah UUD,kita bisa mengetahui bahwa
rumusan Pancasila yang pertama bukan tercantum didalam UUD 1945,tetapi
dalam piagam Jakarta.
Tercantumnya Pancasila didalam UUD 1945 membuat Pancasila tidak
diragukan lagi sebagai dasar Negara. Meskipun dalam pelaksanaannya ada
banyak kejadian dalam sejarah Indonesia yang menolak prinsip filsafat Pancasila.
3. Kausa Efisiensi
Kausa efisiensi pancasila artinya segala ketepatan yang di lakukan oleh
BPUPKI dan PPKI dalam merancang dan merumuskan pancasila sebahai dasar
Negara Indonesia. Dalam KBBI efisiensi artinya ketetapan cara, usaha, dan kerja
dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.
Keberadaan dasar Negara mulai direncanakan semenjak pidato
pembukaan sidang pertama BPUPKi oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat, selaku
ketua. Dalam pidatonya, beliau mempertanyakan apa yang akan menjadi dasar
Negara Indonesia? Sejak saat itu, Para pendiri bangsa mulai memikirkan ide
terkait dasar Negara.
Hingga akhirnya, ide tentang Negara tersebut di tamping dan di rumuskan
oleh panitia Sembilan dari BPUPKI. Hal tersebut menunjukan adanya ketepatan
dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara. Di sisi lain, pancasila
sudah mempunyai rumusan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan tujuan
bangsa ini.
4. Kausa Finalis
Kausa Finalis artinya yaitu semua rumusan pancasila berhubungan dengan
tujuan dari keberadaan pancasila itu sendiri. Adapun tujuan keberadaan pancasila
adalah sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila bisa dikatakana sebagai dasar
Negara yang mendekati sempurna, kerena di dalamnya telah tercantum semua
dasar yang dibutuhkan oleh suatu Negara, teutama Indonesia, untuk menjadi
sebuah Negara yang berpihak kepada rakyatnya.
C. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila
Hakikat nilai-nilai Pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikut:
1. Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) : keyakinan bahawa
mempercayai adanya Tuhan sebagai prinsip utama yang menjadi landasan
adanya tanggung jawab.
2. Sila kedua ( Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab ) : sifat kodrat lahiriah
dari manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
secara individu. Menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan tata krama
sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
3. Sila ketiga ( Persatuan Indonesia ) : semangat kebangsaan , ras cinta tanah
air yang tertanam di hati masyarakati Indonesia demi menjaga persatuan
bangsa Indonesia.
4. Sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ perwakilan) : keputusan yang diambil ketika
menemui suatu permasalahan melalui musyawarah,mufakat yang
disepakati dan dijalankan semua anggota. Bukan mengambil pendapat
mayoritas dan mengesampingkan pendapat minoritas
5. Sila kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia) : menjujung
tinggi keadilan dalam berbagai aspek dalam berbagai aspek demi
menegakkan hukum tanpa memandang bulu.
Hakikat nilai-nilai pancasila dijadikan pangkal tolak permasalahannya
yang berwujud konsep pengalaman dengan bersifat objektif dan subjektif.
Pengalaman secara objektif adalah pengalaman di bidang kehidupan kenegaraan
atau kemasyarakan (Berupa pasal-pasal UUD, Ketetapan MPR, Undang Undang
organik, dan Peraturan-Peraturan pelaksaan lainnya). Pengamalan secara subjektif
adalah pengamalan yang dilakukan oleh manusia individu, baik sebagai
peribadi,warga masyarakat,ataupun sebagai pemegang kekuasaan.
Dari uraian yang merupakan penjabaran mengenai syarat-syarat filsafat
ternyata cocok diterapkan kepada pancasila, hal ini menunjukan dan
mengukuhkan bahwa pancasila benar-benar suatu system filsafat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas ,maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pancasila mempunyai karakteristik system filsafat diantaranya Sila-sila
dalam Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh, pancasila sebagai suatu
substansi, Pancasila sebagai suatu realita, Pancasila sebagai Monotheis
Religius dan Pancasila sebagai monodualis dan monopluralis.
2. Pancasila memiliki prinsip-prinsip yang terdiri atas kausa material,kausa
formalis,kausa efisiensi dan kausa finalis.
3. Hakikat nilai-nilai Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-
nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan
sebab,sehingga dijadikan sebagai dasar Negara.

B. Saran
Saran yang dapat diambil dari materi ini adalah agar masyarakat
khususnya mahasiswa mengetahui betapa pentingnya Pancasila serta dapat
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

https://guruppkn.com/karakteristik-filsafat-pancasila
https://google.com/store/apps/details?id=com.Modul Pengantar.Filsafat
dan Ideologi
https://www.kompasiana.com/nafilanida/5e980b53097f36094d06eff2/pa
ncasila-sebagai-sistem-filsafat-dan-hakikat-nilai-nilai-dalam-sila-
pancasila-sebagaai-sisten-filsafat

Anda mungkin juga menyukai