Dosen Pengampu :
Dr. Anita Indria, S.Pd.I., M. A
Disusun oleh:
1. Nessa Putri Rahmadani (2521086)
2. Sri Wahyuni (2521094)
3. Afifah Azzahra (2521099)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan Anugerah darinya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Pemikiran Filosofi Pancasila Dalam
Pendidikan”. Shalawat dan salam Semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan Menjadi Anugerah Terbesar
bagi alam semesta.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini kedepannya dapat
kami perbaiki karena kami sadar makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Yoga Putra Semadi, Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Indonesia Menuju Bangsa Berkarakter,
Jurnal Pendidikan, Vol 2, No 2, 2019
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja aspek dari filsafat pancasila?
2. Bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai filsafat?
3. Bagaimana hubungan pancasila dengan pendidikan?
4. Bagaimana muatan filsafat dalam pendidkan pancasila?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja aspek dari filsafat pancasila
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai filsafat
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pancasila dengan pendidikan
4. Untuk mengetahui bagaimana muatan filsafat dalam pendidkan
pancasila
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar Negara dan pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat
juga berarti bahwa Pancasila mengandung pandangan, nilai dan pemikiran
yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Menurut Ir. Soekarno filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari
Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia. Filsafat
Pancasila ini bertujuan sebagai berikut:
• Untuk menciptakan bangsa yang religious dan patuh kepada Tuhan
Yang Maha Esa
• Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara social maupun
ekonomi
• Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia,
untuk dapat berada dalam kaitan HAM dengan Pancasila sebagai
dasar Negara
• Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi
demokrasi
• Menjadi negara yang nasionalis dan cinta tanah air
Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran Pancasila. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek
penyelidikan sebagai berikut:
1. Aspek Ontologi Pancasila
Ontology ialah penyelidikan hakikat ada(esensi) dan
keberadaan(eksistensi) segala ssesuatu. Manusia sebagai
pendukung pokok sila–sila pancasil secara ontologis memiliki hal-
hal yg mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa
jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, serta keddukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan yang maha esa. Oleh karena kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan
3
inilah maka secara hierarkis sila pertama ketuhanan yg maha esa
mendasari dan menjiwai keempat sila – sila pancasila yg lainnya
a. Sila pertama : Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu,
tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah,
tidak terbatas pula sebagai pengatur tata tertib alam.
b. Sila kedua : kemanusiaan yg adil dan beradab, negara adalah
lembaga kemanusiaan, yg diadakan oleh manusia.
c. Sila ketiga : persatuan indonesia. Persatuan adalah sebagai
akibat adanya manusia sebagai makhluk tuhan yg maha
esa,adapun hasil persatuan adalah rakyat sehingga rakyat
adalah merupakan unsur pokok Negara.
d. Sila keempat : maka pokok sila keempat ialah kerakyatan
yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat.
e. Sila kelima : dengan demikian logikanya keadilan sosial
didasari dan dijiwai oleh sila kedua yaitu kemanusiaan yg adil
dan beradab.2
2. Epistemologi Pancasila
2
Notonagoro, Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, CV Pancuran Tujuh, 1980
4
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat
terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu
atau science of science. Terdapat tiga persoalan yang mendasar
dalam epistemologi, yaitu:
a. Tentang sumber pengetahuan manusia;
b. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
c. Tentang watak pengetahuan manusia.
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan
sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga
merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi
suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh
karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama
dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis
Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang
hakikat manusia. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada
hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan
pengetahuan Pancasila. Tentang sumber pengetahuan Pancasila,
sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada
pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan
kausa materialis Pancasila.
Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan,
maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik
5
dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila
Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hirarkis dan berbentuk pyramidal. Dengan demikian susunan
Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas
maupun kuantitasnya.
Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila
mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada
hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka
moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalamupaya
untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak
dalam hidup manusia.3
3. Aksiologi Pancasila
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu
kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat nilai Pancasila. Aksiologi pada hakikatnya sejiwa
dengan ontology dan epistemology. Nilai-nilai dalam tiga tingkatan
nilai dalam filsafat Pancasila yaitu:
a) Nilai dasar
b) Nilai instrumental
c) Nilai praktis
3
Tjipto Subadi, Landasan Ontology Epistemology Dan Aksiologi Pancasila, September 2010
6
berpikir klarifikatif tentang hubungan antara tujuan hidup dan
pendidikan yang tentu saja berlandaskan pada filsafat Pancasila. 4
4
Septian Aji Permana, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, 2017, hlm 17
7
2. Landasan epistemologis pendidikan akan menalisis hakikat kebenaran
yang terkait dengan kebenaran teori-teori pendidikan. Aspek
Epistemologis adalah yang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan
menyusun tubuh pengetahuan. Ia membahas tentang sumber, sarana
dan tatacara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan ilmiah, serta tolok ukur bagai sebuah kebenaran dan
kenyataan ilmiah
3. Landasan aksiologis pendidikan akan menganalisis tentang penerapan
teori-teori pendidikan yang terkait dengan tujuan pendidikan, terutama
dalam hubungan dengan nilai-nilai dan norma-norma moral. Landasan
aksiologis ini akan membekali para pendidik berpikir klarifikatif
tentang hubungan antara tujuan hidup dan pendidikan yang tentu saja
berlandaskan pada filsafat pancasila
4. Segala aspek dalam pendidikan nasional harus mendasarkan pada
hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila dengan mewujudkan peningkatan
harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-
nilai hakikat kodrat manusia. Nilai-nilai dalam filsafat pancasila akan
menjadi landasan dan menjiwai dalam sistem pendidikan nasional.
Selain itu pancasila juga berfungsi sebagai filsafat pendidikan nasional
dimana dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memang
mempunyai peran yang amat penting untuk menjamin perkembangan
dan kelangsungan hidup bangsa bersangkutan.5
5
Septian Aji Permana, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, 2017, hlm 19-21
8
C. Hubungan Pancasila Dengan Pendidikan
Menurut Aristoteles, tujuan pendidikan sama dengan tujuan
didirikannya suatu Negara. Begitu juga Indonesia, yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 ingin menciptakan manusia pancasila.
Pendidikan mempunyai peran penting yaitu menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan suatu bangsa.Untuk itu pendidikan diusahakan
dan diselenggarakan oleh pemerintah dalam suatu sistem pendidikan
nasional.
Pendidikan seharusnya tetap terpadu dengan keseluruhan sistem nilai
dan norma moral yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sikap ilmiah
yang menjunjung kebenaran rasional dan pengabdian kepada kehidupan
bermasyarakat merupakan faktor yang penting dalam pembinaan karakter
bangsa. Nilai-nilai dan norma-norma moral Pancasila berfungsi sebagai
landasan dan pengarah bagi perumusan sistem pendidikan untuk
meningkatkan kecerdasan yang memadai.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika
kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga
sebagai paradigma pembangunan, maksudnya sebagai kerangka pikir,
sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa
Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dasar, arah dan tujuan dari
pendidikan nasional. Untuk itu segala aspek dalam pendidikan nasional
harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila dengan
mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten
berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia.
Tinjauan filosofis terhadap pendidikan pada hakekatnya membawa
filsafat dalam bidang pendidikan dengan menerapkan sejumlah
pendekatan yang relevan, misalnya spekulatif, analisis, dan preskriptif.
9
Selain itu juga diteruskan bahwa tinjauan makna tujuan pendidikan bila
peserta didik dipersiapkan untuk keberadaanya di masyarakat.
Tujuan pendidikan memberikan bagi terwujudnya manusia dalam
artian substansi dan relasi, serta keseimbangan antara manusia sebagai
pelaku dengan struktur dari masyarakat. Tujuan Pendidikan nasional
secara esensial akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
Kualitas tersebut akan terwujud apabila fungsi kelembagaan dan dan
sistem pendidikan nasional berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.6
6
Septian Aji Permana, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, 2017, hlm 21-23
10
luasnya isi, tiap-tiap sila yang lima sila dianggap maksud demikian, maka
diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat yang satu kpada yang
lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang bulat.7
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa
Indonesia keyakinan atau pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik
Indonesia ialah Pancasila. Karenanya system pendidikan nasional wajarlah
dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem
pendidikan nasional dan system filsafat pendidikan Pancasila adalah sub
system dari system negara Pancasila. Dengan kata lain system negara
Pancasila wajar tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem
kehidupan nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan.
Jadi, jelas bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila
dijiwai dan didasari oleh system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat
Pendidikan Pancasila.
7
Notonagoro, Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, CV Pancuran Tujuh, 1980
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bernegara. Pancasila
sebagai filsafat juga berarti bahwa Pancasila mengandung pandangan,
nilai dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.
Segala aspek dalam pendidikan nasional harus mendasarkan
pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila dengan mewujudkan
peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten
berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia. Nilai-nilai dalam
filsafat pancasila akan menjadi landasan dan menjiwai dalam sistem
pendidikan nasional. Selain itu pancasila juga berfungsi sebagai
filsafat pendidikan nasional dimana dalam kehidupan suatu bangsa,
pendidikan memang mempunyai peran yang amat penting untuk
menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa
bersangkutan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekhilafan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun kami
sangat kami harapkan. Semoga dengan penulisan makalah inidapat
bermanfaat dan dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari
filsafat pancasila. Jadikanlah filsafat pancasila sebagai penentuan
terhadap penentuan hidup dan pegangan fundamental dalam
memecahkan maslah politik, pendidikan, ekonomi, social dan budaya
12
yang terjadi dalam masyarakat yang setiap saat berubah dan
berkembang dalam konteks akselerasi dan modernisasi. Dengan
pandangan hidup filsafat pancasilakita tegak sejajar dengan bangsa
lain di dunia dan berusaha membuktikan kepada dunia akan kesaktian
pancasila.
13
DAFTAR PUSTAKA
Semadi, Yoga Putra. 2019. Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Indonesia Menuju
Bangsa Berkarakter Vol 2, No 2. Jurnal Pendidikan.