PANCASILA
Disusun oleh :
1. Faturahman Assyadiq [4201914205]
2. Amanda Diaz Septiana [4201914074]
3. Eka Setiawati [4201914228]
4. Muliawati [4201914221]
5. Helena [4201914222]
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,
sehinggakami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga
selalutercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
membawakita dari zaman kegelapan jahiliyah menuju zaman terang benderang
addinul islam .
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Khamim, SHI, SH,
MH selaku dosen pengampu Kewarganegaraan yang telah mengampu kami, kami
juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu
kami menyelesaikan makalah ini.
Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna. Oleh karena itu, kami
meminta maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran
dan kritiknya untuk memperbaiki pembahasan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah .............................................................................................2
D. Sistematika Pembuatan Makalah....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Ideologi Pancasila.....................................................3
B. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila..........................................................4
C. Prinsip-Prinsip Filsafat Bangsa Indonesia......................................................6
D. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila.........................................................................9
E. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Bangsa Indonesia...................................14
F. Peranan Ideologi dalam Kehidupan , Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara......................................................................................................16
G. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.............................................................17
H. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya.........................20
I. Reformasi Sosio-Moral.................................................................................22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................23
B. Saran ............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat dan Ideologi Pancasila secara bahasa, dan menurut
para ahli?
2. Bagaimana kesatuan sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat?
3. Bagaimana prinsip-prinsip filsafat pancasila di Indonesia?
4. Bagaimana kedudukan dan peranan Ideologi Pancasila sebagai pandangan
hidup berbangsa dan bernegara?
1
5. Apa saja macam-macam ideologi yang ada di Indonesia?
6. Bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
7. Bagaimana perbandigan ideologi dengan ideologi lainnya.
C. Tujuan Makalah
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Masalah dan Sistematika pembuatan Makalah.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang deskriptif Sistem Filsafat dan
Ideologi Pancasila.
BAB III PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan BAB II.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat berasal dari bahasa Yunani ”philien” yang berarti cinta dan “shopia”
yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan
kebijaksanaan, atau mencintai kebenaran/pengetahuan. Filsafat secara sederhana
dapat diartikan sebagai keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran yang sejati. Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Menurut
J. Gredt dalam bukunya, Elementa Philosophiae, filsafat sebagai ilmu
pengetahuan yang timbul dari prinsip mencari sebab musababnya yang terdalam.
3
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para tokoh pendiri bangsa
(The Founding Father) Indonesia (yang merupakan prinsip dasar filsafat) dan
merumuskannya dalam suatu sistem dasar negara yang diatasnya berdiri sebuah
Negara Republik Indonesia Pertanyaan:”Di atas dasar apakah negara Indonesia
didirikan?” menjadi awalan yang sangat fundamental dalam perumusan Pancasila
ketika mereka bersidang pertama kali di lembaga BPUPKI
Filsafat secara definitif menurut beberapa para ahli filsafat (filsuf) adalah:
1. Hierarkhis Piramidal, artinya saling menjiwai antar sila (sila yang satu
menjiwai sila yang lainnya, demikian pula sebaliknya).
Contoh :
4
• Sila ke 1 menjiwai sila 2-5
• Sila ke 2 menjiwai sila ke 3-5 dan dijiwai sila ke 1
• Sila ke 3 menjiwai sila ke 4-5 dan dijiwai sila ke 1-2
• Sila ke 4 menjiwai sila ke 5 dan dijiwai sila ke 1-3
• Sila ke 5 dijiwai sila ke1-4
Jadi, dalam kehidupan sehari-hari pengamalan Pancasila harus
dilaksanakan secara satu kesatuan yang bulat dan utuh (totalitas), tidak boleh
dilaksanakan secara terpisah-pisah.
2. Monotheis Religius,
Monotheis Religius artinya Negara berdasarkan atas keTuhanan YME.
Kehidupan beragama di Indonesia merupakan bagian dari “urusan”
pemerintah, yang harus diwujudkan serta dijaga harmonisasinya dalam
masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk (beraneka ragam) ini.
3. Monodualis dan Monopluralis
Monodualis, erat kaitannya dengan hakekat manusia sebagai
makhluk dwi tunggal artinya manusia sebagai makhluk individu
sekaligus sebagai makhluk sosial.
Monopluralis, dimana “mono” (satu) diartikan sebagai bangsa
Indonesia sedangkan “pluralis” diartikan sebagai sifat masyarakat
Indoesia yang majemuk (beranekaragam) dalam hal agama, suku bangsa,
bahasa daerah adat istiadat dan kebudayaan. Agar terjadi harmonisasi
dalam segala aspek kehidupan, maka konsep persatuan dan kesatuan
harus senantiasa diutamakan.
5
C. Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila
6
dilakukan dengan mencantumkan rumusan Pancasila di dalam UUD 1945
yang merupakan konstitusi atau sumber hukum tertinggi di Indonesia.
berdasarkan sejarah UUD, kita dapat mengetahui bahwa pencantuman
rumusan Pancasila yang pertama bukan di dalam UUD 1945, melainkan di
dalam Piagam Jakarta. Adanya pencantuman Pancasila di dalam UUD
1945 membuat Pancasila tidak diragukan lagi sebagai dasar negara. Dalam
pelaksanaannya, terdapat banyak kejadian di dalam sejarah Indonesia yang
berupaya untuk menolak prinsip-prinsip filsafat Pancasila. Contoh dari
penolakan terhadap prinsip-prinsip Pancasila ialah kejadian
pemberontakan G30SPKI. Ketika telah berhasil ditumpas, tanggal 1
Oktober dijadikan sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
7
d. Kausa Finalis: Isinya Sesuai Dengan Tujuan
Prinsip-prinsi filsafat Pancasila di Indonesia yang terakhir kita bahas
dalam kesempatan ini dapat dijelaskan dengan kausa finalis, yaitu segala
rumusan Pancasila berhubungan dengan tujuan dari keberadaan Pancasila
itu sendiri. Adapun tujuan dari adanya Pancasila ialah untuk menjadi dasar
negara Indonesia.Sebagai dasar negara, dapat dikatakan bahwa Pancasila
merupakan dasar negara yang mendekati sempurna. Di dalamnya telah
tercantum segala dasar yang diperlukan oleh suatu negara, terutama
Indonesia, untuk menjadi sebuah negara yang berpihak kepada rakyatnya.
Maka dari itu, tetap laksanakan Pancasila dengan sepenuh hati.
8
D. Hakikat Nilai Nilai Pancasila Pada Tiap Sila
Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seseorang pikirkan
yang merupakan hal yang penting dalam hidupnya. Nilai merupakan hal yang
terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip
akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau kebutuhan
kata hati (potensi).
9
sendirinya pancasila menjadi sumber nilai bagi kehidupan manusia. Dalam
bidang operasional nilai-nilai ini dijabarkan dalam bentuk
kaidah/norma/ukuran (normatif), sehigga merupakan suatu perintah atau
larangan.
1. Nilai Dasar
2. Nilai intrumental
3. Nilai Praksis
10
Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur
yang memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan
ketergantungan. Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup
dalam membangun peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam
kehidupan bernegara Indonesia.
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada
dan semua makhluk. Yang Maha Esa/Yang Maha tunggal, tiada sekutu; esa
dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan
YME mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan YME,
pencipta alam semesta beserta isinya. Dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) ditegaskan bukan negara agama karena tidak
menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif. Bukan pula
negara sekuler yang memisahkan urusan negara dan urusan agama,
sedangkan sebagai negara beragama dimaksud bahwa NKRI perlu hukum
positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk seluruh
penyelenggara negara ( MPR, DPR, pemerintah) yang agamanya beraneka
ragam dan negara wajib melindungi segenap agama yang diakui
keberadaannya serta negara tidak dibenarkan mencampuri urusan akidah
agama apa pun.
11
(memiliki) martabat yang tinggi. Dengan akal budinya manusia
berkebudayaan dan dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai
dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif
apalagi sewenang-wenang dan otoriter.
Beradab berasal dari kata adab, memiliki anti budaya yang telah
berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti
berkebudayaan yang lama berabad-abad, bertatakesopanan, berkesusilaan
(bermoral) adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri
pribadi, sesama manusia, terhadap alam, dan Sang Pencipta. Selain
disebutkan di atas, N KRI merupakan negara yang menjunjung tinggi hak
asasi manusia (HAM). Negara memiliki hukum yang adil dan negara
berbudaya yang beradab.
12
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
13
yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.
Pada hakikatnya makna, inti, dan arti dari kelima sila Pancasila tersebut,
tampaklah bahwa secara bulat dan utuh sangat sesuai menjadi milik bangsa
Indonesia sebagai dasar negara, juga sebagai suatu ideologi. Sila-sila dari
Pancasila sebagai dasar filsafat negara mengandung arti mutlak bahwa negara
Republik Indonesia harus menyesuaikan dengan hakikat dalam arti hakikat
abstrak dari Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk
dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang
berkembang. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem
politik dan pembangunan nasional.
1. Objek filsafat
14
adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian
tentang nilai-nilai.
15
4. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam
bermusyawarah mufakat.
5. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong
royong.
c. Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas,
kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa dengan kelima sila dari Pancasila secara
bulat dan utuh memiliki makna bahwa di dalam setiap sila terkandung atau
berisi sila-sila yang lainnya. Sila yang nomor di atas menjadi dasar sila berikut
atau nomor di bawahnya dan seterusnya serta sebaliknya, kemudian sila yang
berikutnya menjadi jelmaan dari sila-sila yang ada di depannnya.
16
1. Sebagai Dasar
Artinya merupakan pangkal tolak, asas atau pondasi di atas mana semua
Kegiatan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dibangun yang
umumnya berasal dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam
masyarakat itu sendiri (dimensi realitas). Pancasila sejak awal pembahasannya
(sidang BPUPKI tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dan sidang
gabungan tanggal 22 Juni 1945) memang direncanakan untuk dijadikan Dasar
Negara. Tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI menetapkan secara resmi
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Sebagai Pengarah
3. Sebagai Tujuan
17
generasi penerus bangsa agar menatap masa depan lebih cerah. Harus tetap
terbuka dengan setiap perkembangan jaman dimana akan menuntun kehidupan
lebih baik tanpa harus melupakan identitas bahkan jati diri sebagai bangsa
Indonesia. Ideologi terbuka sendiri banyak diterapkan oleh bangsa-bangsa di
seluruh dunia yang membuka diri dengan adanya perkembangan lebih maju
khususnya di era digitalisasi.
Sebuah ideologi terbuka mendapatkan nilai dan cita-citanya dari dalam
bukan dari luar. Artinya adalah sebuah ideologi harus merangkum nilai-nilai
bangsa tersebut, jangan sampai bangsanya yang harus berubah untuk memenuhi
ideologinya. Berbeda dengan ideologi terbuka, ideologi tertutup cenderung
memiliki nilai-nilai dogmatis yang datang dari luar. Ideologi seperti ini memaksa
masyarakatnya untuk tunduk kepada nilai-nilai baru tersebut tanpa dapat
menolak atau memberikan pendapat. Ideologi tertutup cenderung bersifat totaliter
dan otoriter dalam mengatur tindakan masyarakatnya.
Jika Pancasila ingin mengklaim dirinya sebagai suatu ideologi yang terbuka,
harus ada bukti yang menguatkannya. Sebuah klaim yang hanya didasari kajian
teoritis tanpa bukti nyata tidak akan dapat diterima dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa bukti yang menguatkan bahwa Pancasila memang
benar merupakan sebuah ideologi yang terbuka.
1. Pancasila berisikan cita-cita, tujuan, dan pandangan hidup bangsa Indonesia
2. Pancasila dibuat berdasarkan pengalaman sejarah bangsa Indonesia, sehingga
sangat relevan terhadap realitas bangsa yang ada.
3. Pancasila menghargai bahkan mengutamakan pluralitas, seperti dalam slogan
bhinneka tunggal ika. Hal ini sangat penting bagi bangsa Indonesia yang
bersuku-suku
4. Pancasila berisikan landasan nilai dan sikap, bukan petunjuk teknis seperti
undang-undang sehingga lebih leluasa beradaptasi dengan perkembangan
zaman
5. Pancasila tidak memaksa, melainkan menginspirasi masyarakat untuk
beraktivitas dan memandang sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
6. Pancasila tidak akan membatasi pilihan warga Indonesia, asalkan tidak
bertentangan dengan dengan nilai-nilai Pancasila dan hati nurani warga
tersebut.
7. Pancasila dibuat dan disahkan atas keinginan bangsa Indonesia, tanpa campur
tangan eksternal dari negara lain
18
Berdasarkan bukti-bukti diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa memang
benar Pancasila, baik itu dari segi teoritis maupun praktis, merupakan sebuah
ideologi yang terbuka.
1. Nilai Dasar merupakan asas-asas yang diterima sebagai asas mutlak (tidak
dapat diganggu gugat). Pada Pancasila sendiri, nilai dasarnya adalah kelima
sila yang sudah kita bahas diatas yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
musyawarah, dan keadilan sosial. Nilai ini diterima sebagai suatu pedoman
mutlak yang berasal dari budaya bangsa itu sendiri
2. Nilai Instrumen adalah pelaksanaan dari nilai dasar. Pelaksanaan ini dapat
berupa norma sosial ataupun norma hukum yang terkristalisasi kedalam
lembaga sosial. Karena merupakan pelaksanaan dari nilai dasar, secara
konseptual nilai instrumen memiliki kedudukan yang lebih rendah. Namun,
tanpa adanya nilai instrumen, nilai dasar tidak akan dapat berjalan dengan
baik.
3. Nilai Praktis adalah nilai-nilai yang tampak pada aktivitas sehari-hari suatu
bangsa. Nilai ini menjadi tolok ukur apakah nilai dasar dan instrumen benar-
benar diamalkan oleh masyarakat atau hanya omongan belaka. Sebagai
contoh, ketika seseorang berpidato mengenai Pancasila tetapi dirinya korup
atau diktatorial, maka dia sebenarnya tidak mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
Sebagai ideologi negara yang baik, sudah sewajarnya Pancasila tidak hanya
diamalkan pada nilai dasar dan instrumen nya saja, melainkan harus turun hingga
nilai praktisnya. Jika suatu ideologi memiliki ketiga nilai ini yang diterapkan
dengan benar dalam suatu negara, maka kita dapat menganggap ideologi tersebut
merupakan ideologi yang baik.
19
H. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya
1. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, maka manusia tidak dapat
hidup sendirian, ia selalu membutuhkan yang lain. Menurut konsep Pancasila,
yakni manusia dalam hidup saling tergantung antar manusia, saling menerima
dan memberi antar manusia dalam bermasyarakat dan bernegara. Saling
tergantung dan saling memberi merupakan pasangan pokok dan ciri khas
persatuan serta menjadi inti isi dari nilai kekeluargaan.
Ideologi Pancasila, baik setiap silanya maupun paduan dari kelima sila-
silanya, mengajarkan dan menerapkan sekaligus mengehendaki persatuan.
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari nilai-
nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat di Indonesia (Bung
Karno, 1 Juni 1945). Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh, sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup
semua nilai yang terkandung di dalamnya.
20
2. Ideologi Liberal
Ideologi Liberal memandang bahwa sejak manusia dilahirkan bebas dan
dibekali penciptanya sejumlah hak asasi, yaitu hak hidup, hak kebebasan, hak
kesamaan, hak kebahagiaan, maka nilai kebebasan itulah yang utama. Metode
berpikir ideologi ini ialah liberalistik yang berwatak individualistik.
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia
sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa, terkecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Faham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik), yaitu kebebasan dan kepentingan
pribadi yang menuntut kebebasan individual secara mutlak yaitu kebebasan
mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan material yang
melimpah dan dicapai dengan bebas. Faham liberalisme selalu mengkaitkan
aliran pikirannya dengan hak asasi manusia menyebabkan paham tersebut
memiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu.
3. Ideologi Komunis
Ideologi Komunistik mendasarkan diri pada premis, bahwa semua
materi berkembang mengikuti hukum kontradiksi, dengan menempuh proses
dialetik. Ciri konsep dialetik tentang manusia, yaitu bahwa tidak terdapat sifat
permanen pada diri manusia, namun ada keteraturan, ialah kontradiksi
terhadap lingkungan selalu menghasilkan perkembangan dialetik dari
manusia, maka sejarahpun berkembang secara dialetik pula. Sehubungan
dengan itu, metoda berpikirnya materialisme dialetik dan jika diterapkan pada
sejarah dan kehidupan sosial disebut materialisme-historik.
Aliran pikiran golongan (dass theory) yang diajarkan oleh Karl Marx,
Engels, dan Lenin bermula merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial
21
ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pikiran golongan
(dass theory) beranggapan bahwa Negara ialah susunan golongan (kelas)
untuk menindas golongan (kelas) lain. Kelas ekonomi kuat menindas ekonomi
lemah, golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Oleh
karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik
untuk merebut kekuasaan Negara dari kaum golongan karya kapitalis dan
borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur Negara. Aliran
pikiran ini erat hubungannya dengan aliran material-dialektis atau
materialistik. Aliran pikiran ini sangat menonjolkan adanya kelas revolusi dan
perebutan kekuasaan Negara. Pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi,
dengan pikiran Leni terutama dalam pengorganisasian dan operasionalisasinya
menjadi landasan paham komunis. (Lihat buku Pendidikan Pancasila oleh Tim
Dosen Pancasila Unhas).
I. Reformasi Sosio-Moral
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil
beberapa kesimpulan dari atas adalah filsafat merupakan ilmu yang paling umum
yang mengandungusaha nmencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan.
Pancasila dapat digolongkan sebagaifilsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.Hal itu berarti pancasila
mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangandalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia
dimanapun mereka berada.
23
Daftar Pustaka