Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA DALAM SISTEM FILSAFAT”

DOSEN PEMBIMBING:

MOHAMAD ARSAN ABIDIN, SH, MH


OLEH :

ASDAR .S
Kelas B

POLITEKNIK BOMBANA

JURUSAN TEKNIK REKAYASA KONSTRUKSI

BANGUNAN GEDUNG

2022

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
Daftar Isi

Halaman Judul.....................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.............................................................................iv
A. Latar Belakang........................................................................4
B. Pembatasan Masalah..............................................................4

Bab II Pembahasan............................................................................7

A. Definisi Filsafat.....................................................................7
1. Pengertian Secara Etimologis................................................................7
2. Arti Filsafat Menurut Para Ahli............................................................7
3. Filsafat Dalam Arti Umum..................................................................10
B. Sistem Filsafat.....................................................................10
C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat………………………..11
1. Kesatuan Sila Sila Pancasila...............................................................11
2. Dasar Ontologisl..................................................................................12
3. Dasar Epistemologis............................................................................13
4. Dasar Aksilogis...................................................................................14
D. Fungsi Pancasila Sebagai Filsafat.....................................15
Bab III Penutup.............................................................................17

A. Kesimpulan……………………………………………...…17
B. Saran.....................................................................................17

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia,

sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu,

setiap warga Negara Indonesia wajib untuk mempelajari, menghayati,

mendalami dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam setiap bidang

kehidupan.

Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai

pancasila adalah falsafah hidup atau pandangan yang berkembang dalam

sosial-budaya Indonesia. Nilai pancasila dianggap nilai dasar dan puncak

atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai ini diyakini sebagai

jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini dalam

menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas kedudukan

pancasila sebagai falsafah adalah wajar.

Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-

nilaidan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam

hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam

kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas

fundamental dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau

kepribadian bangsa Indonesia yang religious.

4
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan

kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa

kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang

lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang

ada dan terletak pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu

system filsafat bersifat khas dan berbeda dalam system-sistem

filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai filsafat

secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih

mendalam dan mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila

dari kajian filsafat secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini terstruktur dan mencapai tujuan yang

diinginkan maka hendaklah kita membuat beberapa rumusan masalah.

Rumusan masalahnya adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat dan Sistem Filsafat?

2. Bagaimanakah pengertian Pancasila secara Filsafat?

3. Apakah peranan Filsafat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi nilai tugas yang diberikan oleh Bapak Yuliantoro

dalam Mata Kuliah Pancasila.

5
2. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Pancasila sebagai

Sistem Filsafat.

3. Untuk menambah pemahaman penulis tentang Pancasila dari aspek

Filsafat.

4. Untuk mengetahui pengertian Pancasila secara Filsafat.

5. Untuk mengetahui peranan Filsafat pancasila bagi bangsa dan Negara

Indonesia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Filsafat

1. Secara etimologi

Kata falsafah/filsafat berasal dari bahasa Yunani,

yaitu: philosophia, philo/philos/philein yang artinya cinta

/pencinta/mencintai dan Sophia, yang berarti kebijakan/ wisdom /kearifan/

hikamah / hakikat kebenaran. Jadi filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan

atau hakikat kebenaran.

Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya

“falsafah” dalam bahasa arab, “philosophie” bahasa belanda, “philosophy”

dalam bahasa inggris dan masih banyak lagi istilah dalam bahasa lain,

yang pada hakekatnya semua istilah itu mempunyai arti yang sama.

2. Arti filsafat menurut para ahli

a. Harold H. Titus

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap

kehidupan dan alam yg biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat

adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan

sikap yg dijunjung tinggi

b. Hasbullah Bakry

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan

mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga

7
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu

sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

c. Prof. Dr.Mumahamd Yamin

Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui

kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya

kesungguhan.

d. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal

dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,

fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan

menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau

kebenaran yang sejati).

e. Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring

perkembangan zaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa,

seperti: ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan

Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam

bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

f. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan

kebenaran yang asli.

8
g. Aristotele

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang

terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,

ekonomi, politik, dan estetika.

· h. Cicero

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “ (the mother of all the

arts). Ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ).

· i. Johann Gotlich Fickte

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni

ilmu umum, yg jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu

bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang

dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

j. Paul Nartorp

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan

kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yg

sama, yg memikul sekaliannya .

k. Imanuel Kant

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal

dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan,

yakni : Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya metafisika);

Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika ); Sampai

9
dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama ); Apakah yang

dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi).

l. Notonegoro

Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut

intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakikat.

3. Filsafat dalam arti umum

Dalam arti ini, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai

petanyaan yang muncul dalam pikiran manusia tentang bebagai kesulitan

yang dihadapinya, serta berusaha untuk menemukan solusi yang tepat.

Misalnya ketika menanyakan: “siapakah kita?”, ”mengapa kita ada di

sini?”, “kemana kita akan berlalu”, “apakah kebaikan dan kejahatan itu”,

“bagaimanakah karakter alam, “apakah ia memiliki tujuan?”,

“bagaimanakah kedudukan manusia di alam ini?”, dan seterusnya

Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles memahami

filsafat, ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti

yang paling umum.

B. Sistem Filsafat

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan, saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

10
Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan

hakikat realitas, falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya

pengetahuan manusia dan logika.

C. Pancasila sebagai sistem filsafat

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya

merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan,

saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa

dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada

hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian

(sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu

struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami

dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran

tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan

dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan

negara.

Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang

obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari

sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila

sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem

filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran

filsafat yang lain.

1. Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya

merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga

11
meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar

aksiologis dari sila Pancasila.

2. Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang

memiliki hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok

Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan sebagai

berikut :“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang

berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social

adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau

kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok

Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri,

sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat

dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara

ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas

susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat

manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social,

serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu

kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri

dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila

12
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai

keempat sila-sila pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).

3. Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada ga

merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-

hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa

Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,

masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai

dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi

dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang

demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan-

keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan

landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat

dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti

filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998).

Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar

dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya yaitu :

 Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

 Pathos, yaitu penghayatannya

 Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila

harus memiliki unsur rasional terutama dalam

kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

13
4. Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu

ar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada

hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja

yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai

yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-

nilai pancasila tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung

nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material,

nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai

kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara

keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama

sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo

diharjo).

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar

negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai

fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur

dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat

negara kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa

Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila

harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan sehari-

hari.

14
Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila

pada hakikatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat

istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia. “Dengan adanya

kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru

dijelmakan, tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.

Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-

asas pancasila disampaikan kepada generasi baru melalui

pengajaran dan pendidikan. Pansila menunjukkan terjadinya proses

ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu pengetahuan (teori

ilmu pengetahuan)

Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan

kita, dan kita harus merenungkan dan mencerna arti tiap-tiap sila

dengan berpedoman pada uraian tokoh nasional, agar kita tidak

memiliki tafsiran yang bertentangan. Dengan pancasila sebagai

filsafat negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan

bangsa dan negara kita.

5. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat

Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan

bangsa dan negara Indonesia seperti berikut :

 Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat

kehidupan bernegara.

15
 Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif

tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara.

 Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga negara

Indonesia dalam bertindak dan bertingkah laku dalam

kehidupan sosial masyarakat.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat

berarti berpikir secara mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya

dengan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang

dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang

mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk

mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di

Indonesia.Susunan Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis,

yaitu Unsur-unsur hakikat manusia.Pancasila sebagai suatu system

filsafat berperan sebagai pedoman masyarakat dalam bertingkah laku.

17
DAFTAR PUSTAKA

Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Berwarganegara

(Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). ERLANGGA :


Jakarta.

Kaelan,M.S. 2016. Pendidikan Pancasila (Pendidikan Untuk Mewujudkan


Nilai-nilai Pancasila, Rasa Kebangsaan dan Cita-cita Tanah Air
Sesuai Dengan SK. Dirjen DIKTI NO.43/DIKTI/KEP/2006 Sesuai
Dengan KKNI bdg PT 2013). PARADIGMA : Yogyakarta.

I Wayan Windia, I Gede Sutrisna, Wayan Kesieg, Adi Wisnyana dan Wirya
Agung.2014.Modul Pendidikan Pancasila Dalam Membangun
Karakter Bangsa. UDAYANA PRESS : Kampus Sudirman Denpasar

Chandrawinata, Andhyn. . Pengertian Pancasila Secara


Etimologis, Historis, & Terminologis.
http://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2017.

Maulidi, Achmad. 2016. Pengertian Filsafat (Filosofi).


http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-filsafat-
filosofi.html. Diakses pada tanggal 3 Maret 2017.

Dwi Tama, Rizco.2012. Pengertian Filsafat Pancasila, Objek, Cabang Filsafat


dan Kedudukan Dalam Ilmu-ilmu Lain.
http://icounipa.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-filsafat- pancasila-
objek.html. Diakses pada tanggal 3 Maret 2017.

18

Anda mungkin juga menyukai