Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi tugas

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : ABDULLAH RIKZA, S.Ip, M.P

OLEH :

Muhammad Syarifuddin (4122032)

KELAS 1B

PRODI SITEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

ii
DAFTAR ISI

Judul.............................................................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar belakang ................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan pembahasan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Filsafat...........................................................................................................3
B. Filsafat Pancasila.............................................................................................................3
C. Hakikat Sila-sila Dalam Pancasila..................................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran ...............................................................................................................................7
Daftar Pustaka.............................................................................................................................8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang
menyokong negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak
terombang ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya
ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan
distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat sesuatu yang bersifat
dialektis antara ideologi dengan masyarakat negara. Di suatu pihak membuat
ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa
maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
Indonesia pun tak terlepas dari hal itu, dimana Indonesia memiliki dasar negara
yang sering kita sebut Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi
negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia
menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi
bangsa Indonesia, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai
dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila
sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila
sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang.
Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila, sehingga pancasila
sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan berbeda dalam system-sistem
filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai filsafat secara obyektif.

iv
Dan untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan mendasar, kita perlu
mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara menyeluruh. Maka dari itu
mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam
berpikir lebih kritis mengenai arti Pancasila.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari filsafat
2. Bagaimana pengertian filsafat dan pancasila
3. Apasaja hakikat sila-sila dalam pancasila
C. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan pengertian filsafat
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian filsat dan pancasila
3. Untuk mengetahui hakikat dalam pancasila

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philosophia” yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo
berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’.
Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada
kebijakan. Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna
berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab
secara sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka.
Lalu menurut Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa jenis
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan,
alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia.
B. Filsafat Pancasila
Filsafat adalah suatu konsep yang bersifat teoritis dan abstrak. Filsafat memuat
cara pandang dan persepsi terhadap realita secara mendalam, dengan tujuan untuk
mendapat kebenaran. Driyarkara beranggapan bahwa filsafat berada dalam lingkup
ilmu. Pancasila mampu memenuhi unsur filsafat tersebut. Nilai-nilai filosofis yang
terkandung di dalam sila-sila Pancasila menjadi dasar bagi seluruh peraturan hukum
yang berlaku di Indonesia . Dari sini, kita bisa berangkat untuk menganalisis urgensi
Pancasila sebagai sistem filsafat. Sebab, pada dasarnya manusia membutuhkan filsafat
dalam kehidupannya. Manusia membutuhkan filsafat untuk mengembangkan cara-
cara memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort). Selain itu,
mengkolaborasikan filsafat dengan disiplin ilmu lain akan menghasilkan peran
penting dalam membimbing manusia utnuk mencapai berbagai keinginan dan aspirasi
mereka.
Penjabaran di atas dapat mengerucutkan kita pada adanya esensi Pancasila
sebagai sistem filsafat, sebagai berikut
1. Hakikat Sila Ketuhanan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan merupakan
prinsip utama yang ada pada kehidupan semua makhluk. Kondisi ini
melahirkan kebebasan yang bertanggung jawab bagi semua orang.

vi
2. Hakikat Sila Kemanusiaan adalah pada sifat manusia yang monopluralis, yakni
terdiri dari susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial),
serta kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom sekaligus makhluk
Tuhan).
3. Hakikat Sila Persatuan berada pada adanya semangat kebangsaan. Semangat
kebangsaan ini diwujudkan pada perasaan cinta pada tanah air, baik pada tanah
air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Dimaksud dengan tanah air real
merupakan fisik bumi sebagai tempat hunian manusia, tempat lahir, besar,
menikmati suka dan duka. Tanah air formal merupakan negara bangsa dengan
atribut undang-undang dasar yang dimiliki, yang dengannya dibuat peraturan
hukum, penataan dan memunculkan hak serta kewajiban lainnya. Tanah air
mental bukan bersifat teritorial karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,
melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh ideologi atau seperangkat
gagasan vital.
4. Hakikat Sila Kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah, yang mengakar
pada usaha pengambilan keputusan dengan berdasarkan pada semangat
musyawarah untuk mufakat, dan bukannya membenarkan pendapat mayoritas
begitu saja, tanpa memedulikan pendapat minoritas.
5. Hakikat Sila Keadilan diwujudkan ke dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif. Keadilan distributif merupakan bentuk
keadilan yang sifatnya membagi dari negara kepada warga negara. Keadilan
legal merujuk pada kewajiban warga negara terhadap negara atau keadilan
bertaat. Sedangkan keadilan komutatif adalah keadilan yang dibangun antara
sesama warga negara.

C. Hakikat Sila-sila Dalam Pancasila


1. Sila Pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa”
Ketuhanan yang berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan
semua makhluk yang maha esa atau yang maha tunggal dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan meskipun bukan negara beragama
karena tidak menerapkan hukum agama tertentu sebagai hukum positif. Makna
dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai berikut:

vii
a. mengandung arti pengakuan adanya kuasa Prima yaitu Tuhan Yang
Maha Esa
b. menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya.
c. tidak memaksa warga negara untuk beragama
d. menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama
e. bertoleransi dalam beragama
f. bernegara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan
mediator ketika terjadi konflik agama.
2. Sila kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab”
Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia yakni makhluk berbudi yang
memiliki pikiran, rasa, karsa, cipta, akal, budi yang membuat manusia
memiliki kebudayaan dan dengan budinya manusia memiliki hati nurani. Adil
memiliki arti bahwa keputusan dan tindakan di dasarkan pada norma yang
objektif, tidak subjektif, sewenang-wenang dan otoriter. Beradab berasal dari
kata adab memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam hidup manusia
yang memiliki arti berkebudayaan lama berabad-abad bertahta kesopanan
bermoral kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan yang
normal dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi sesama maupun
pada sang pencipta.
3. Sila ketiga “persatuan Indonesia”
Persatuan asal kata satu, yang berarti utuh tidak pecah belah, mengandung
bersatunya macam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedaerahan
menjadi satu kebulatan secara nasional juga persatuan segenap unsur Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam mewujudkan secara nyata Bhinneka
Tunggal Ika yang meliputi wilayah sumber daya alam dan sumber daya
manusia dalam kesatuan yang utuh.
4. Sila keempat “kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yang artinya sekelompok manusia yang
berdiam dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan juga berarti bahwa
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat atau disebut sebagai kedaulatan
rakyat. Hikmat kebijaksanaan artinya penggunaan pikiran yang sehat dengan

viii
selalu mempertimbangkan persatuan kesatuan bangsa kepentingan rakyat
dilaksanakan dengan sadar jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh
etika baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan artinya suatu tata cara
kas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan suatu hal
berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan
kebukatan pendapat (mufakat). Perwakilan berarti suatu sistem dalam arti tata
cara mengusahakan turut sertanya masyarakat mengambil bagian dari
kehidupan bernegara melalui badan-badan perwakilan.
5. Sila kelima “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam
segenap bidang kehidupan baik material maupun spiritual. Seluruh rakyat
Indonesia artinya setiap warga yang menjadi warga Indonesia baik yang
berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI maupun WNI yang berada di luar
negeri jadi setiap bangsa Indonesia memiliki perlakuan yang adil dan
seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

ix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni philosofia yang merupakan
gabungan dari kata “philo” yang artinya cinta dalam arti yang luas dan “sophia” yang
berarti kebijakan atau pandai dapat diartikan bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk
mencapai cita-cita kebijakan. Filsafat adalah suatu konsep yang bersifat teoritis dan
abstrak filsafat memuat cara pandang dan persepsi terhadap realita secara mendalam
dengan tujuan untuk mendapatkan kebenaran. Terdapat 5 sila-sila dalam Pancasila
yakni yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua kemanusiaan yang adil dan
beradab, ketiga persatuan Indonesia, keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan yang terakhir adalah keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Saran
Pemahaman Pancasila sebagai sistem filsafat diharapkan mampu memberikan
gambaran bagi masyarakat untuk lebih berpikir kritis sistematis dan mendasar
terhadap sistem filsafat yang terkait dengan pancasila.

x
DAFTAR PUSTAKA

buku Filsafat Dan Ideologi Pancasila: Teori, Kajian dan Isu Kontemporer. Penulis : Drs.
Wartoyo, M.Pd. Editor: Dr. Surtoyo, M.Pd tahun terbit 2020 Penerbit: UNISRI Press)

Azis saputra Hakikat sila-sila dalam pancasila


https://www.academia.edu/11974694/Hakikat_sila_sila_pancasila

Jingga Senja Pancasila sebagai Sistem Filsafat


https://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-pancasila-
sebagai_16.html

xi

Anda mungkin juga menyukai