Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Landasan Ontologis,Epistemologis,Aksiologis Pancasila dan Sebagai Sumber Filsafat”

Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah

“Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu:

Drs. Nur Salim, SH. M.Pd.I.

Disusun oleh:

1. Abdhi Prastyo
2. Abdullah Azziz Fahri

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala kenikmatan
– NYA sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada Progam studi
Ekonomi syariah ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah


Muhammad Saw, yang telah mengarahkan umatnya kedalam cahaya
kesempurnaan dan kebenaran yaitu agama islam.

Ucapan terima kasih kepada semua teman – teman yang telah membantu
saya dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke depan nya. Dan
apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca.

Lamongan 17 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Lingkup .................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.4 Tujuan ...................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6


1.4 Landasan Ontologis Filsafat Pancasila ..................................................................... 6
1.4 Landasan Epistomologis Filsafat Pancasila .............................................................. 6
1.4 Landasan Oksiologis Filsafat Pancasila .................................................................... 7
1.4 Sumber Historis,Sosiologis dan Politis Pancasila Sebagai Sumber Filsafat ............. 8
A.Sumber HIstoris .................................................................................................... 8
B.Secara Sosiologis ................................................................................................... 9
C.Sebagai Sumber Politis.......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10
3.1 Simpulan................................................................................................................... 10
3.2 Saran......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum


dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia
wajibuntuk mempelajari, menghayati, mendalami dan menerapkan nilai-nilai
pancasila dalamsetiap bidang kehidupan.Dalam kehidupan bangsa Indonesia,
diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalahfalsafah hidup atau pandangan yang
berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai pancasila dianggap nilai
dasar dan puncak atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu,nilai ini diyakini
sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai inidalam
menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas kedudukan
pancasila sebagai falsafahadalah
wajar.Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-
nilaidan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya
dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagaiasas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas
fundamental kenegaraan. Asasfundamental
dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau
kepribadian bangsaIndonesia yang religious.Pancasila sebagai system filsafat
adalah merupakan kenyataan pancasila sebagaikenyataan yang obyektif, yaitu
bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain
atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang adadan terletak
pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khasdan
berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut
sebagaifilsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih men
dalam danmendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat
secara menyeluruh.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam makalah ini kami buat secara obyektif mengenai sumber historis
pancasila,landasan ontologis dan politis sebagai sistem filsafat pancasila,dan
pembahasan penting lainnya .

1.3 Rumusan Makalah

-Seperti apa Landasan Ontologis,Epistomologis aksiologis filsafat Pancasila

4
-Menjelaskan Sumber Historis Dan Politis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1.4 Tujuan Penulisan Makalah

• Mendeskripsikan konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat


• Mendeskripsikan Kajian pencasilasebagai sistem filsafat
• Mendeskripsikan Menggali sumber historis, sosiologis, politis tantangPan
casila sebagai sistemfilsafat
• Mendeskripsikan Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasilase
bagai sistem filsafat
• Mendeskripsikan Esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan
keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika.
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila terdiri
atas lima sila, dimana setiap isla bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-
sendiri, melainkan memiliki suatu kesatuan dasar ontologis. Dasaar ontologis
Pancasila pada hakikatnya adalam manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu
monopluralis ataau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar
antropologis. Subjek pendukung dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hal tersebut dijelaskan bahwa kelima sila pancasila pada halikatnya adalah
manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-silaa pancasila
secara ontologis memiliki hal hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat,
raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribasdi dan makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Hubungan kesesuaian antara negara dan landasan sila-silaa
pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat :
a. Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan, manusia, satu,
rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
b. Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil
adalah sebab, dan negara adalah sebagai akibat.
2.2 Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber
pengetahuan, proses dan syarat terjadinnya pertemuan, batas dan validasi ilmu
pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu dan teori terjadinnya ilmu
atau science of science.
Menurut Titus, terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi
yaitu :

6
1. Tentang sumber pengetahuan manusia
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
3. Tentang watak pengetahuan manusia
Secara epistemologis, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-
cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu, pancasila harus memiliki unsur
rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dasar epistemologi pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat
dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai objek
pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan
susunan pengetahuan Pancasila. Tentang susunan pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan, maka pancasila memiliki susunan yang bersifat formal
logis, baik dalam atri susunan sila-sila Pancasila maupu isi arti dari sila-sila
pancasila.
Susunan kesatuan sila-sila pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk
piramidal. Sifat tersebut tempak dalam susunan pancasila. Itu terlihat dari sila
pertama pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Sila kedua
disadari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga dan seterusnya.
Dengan demikian, susunan pancasila memiliki sistem logis baik yang
menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
2.3 Landasan Aksiologis Filsafat Pancasila
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani “axios”
yang artinya nilai, manfaat dan “logos” yang artinya pikiran, ilmu dan teori.
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu suatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan
metafisika suatu nilai.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai pancasila.

7
Nilai (value dalam Bahasa Inggris) berasal dari kata lain valere yang artinya kuat,
baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak
yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(gooddnes). Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan
sesuatu yang diinginkan. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan
nilai, yaitu :
a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah asas asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifaat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai nilai dari
pancasila adalah nilai ketuhanan, kemaanuaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilaan
b. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan meknisme lembaga-
lembaga negara.
c. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilaai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai ini merupakan batu ujian. Apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu
benar-benar hidup di masyarakat.
Nilai-nilai dalam pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai
dasar yang mendasari nilai instrumental dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.4 Sumber Historis,Sosiologis dan politis pancasila sebagai sumber filsafat
A.Secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada 5 sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calo rumusan
dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang
tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno
berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini
menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli

8
bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18
Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk pembukaa
UUD 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan lima prnsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila
menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam linea
IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama alam rangka
pembentukancalon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat
B.Secarasosiologis
masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekanto(1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat padasuatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatansosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur
sosial, proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-
masalah sosial yang patutdisikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-
nilai yang mengacukepada nilai-nilai Pancasila.Berbeda dengan bangsa-bangsa
lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandanganhidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asaskultural yang dimiliki dan melekat
pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraandan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasilkonseptual seseorang
saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesiasendiri, yang diangkat
dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsaIndonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara
C.sebagai Sumber Politis
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan
praktik institusi social, hukum, komunitas, stuktur-sruktur social, politik,
ekonomi. Etika politik mempunyai 3 dimensi yaitu tujuan, sarana, dan aksi politik
ekonomi. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan
masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
Dimensi sarana memungkinkan pencapaian yang meliputi sistem prinsip-prinsip
dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang mendasari
institusi-institusi sosial. Dimensi aksi politik berkaitan dengan perilaku
pemegang peran sebagai pihak yang menentukan rasionalitas politik. Rasional

9
politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan politik
dinamakan rasional bila berlaku mempunyai orientasi situasi dan paham
permasalahan.

10
SIMPULAN
Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-
nilaidan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya
dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan
Yang Maha Esa sebagaiasas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula
asas fundamental kenegaraan. Asasfundamental
dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau
kepribadian bangsaIndonesia yang religious.Pancasila sebagai system filsafat
adalah merupakan kenyataan pancasila sebagaikenyataan yang obyektif, yaitu
bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain
atau terlepas dari pengetahuan orang.
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan
materi dengan semaksimal mungkin, maaf apabila ada kekeliruan karena kami
masih belajar, oleh karena itu penyusun mengharapakan sumbangsih pembaca
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun,
semoga makalah ini ada manfaat nya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto,2022,sumber historis sosiogi dan politis pancasila sebagai sistem
etika, Jakarta
Muliyono,2015. Pancasila Sebagai Sumber Filsafat, Makasar

12

Anda mungkin juga menyukai