Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

“Landasan Ontologis,Epistemologis,Aksiologis Pancasila dan Sebagai Sumber Filsafat”

Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah

“Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu:

Drs. Nur Salim, SH. M.Pd.I.

Disusun oleh:

1. Abdhi Prastyo
2. Abdullah Azziz Fahri

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala


kenikmatan – NYA sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada
Progam studi Ekonomi syariah ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah


Muhammad Saw, yang telah mengarahkan umatnya kedalam cahaya
kesempurnaan dan kebenaran yaitu agama islam.

Ucapan terima kasih kepada semua teman – teman yang telah


membantu saya dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke
depan nya. Dan apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca.

Lamongan 17 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... 1
Kata Pengantar..........................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Lingkup...................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.4 Tujuan.................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 6
1.4 Landasan Ontologis Filsafat Pancasila....................................................................6
1.4 Landasan Epistomologis Filsafat Pancasila.............................................................6
1.4 Landasan Oksiologis Filsafat Pancasila...................................................................7
1.4 Sumber Historis,Sosiologis dan Politis Pancasila Sebagai Sumber Filsafat.............8
A.Sumber HIstoris...................................................................................................8
B.Secara Sosiologis................................................................................................. 9
C.Sebagai Sumber Politis........................................................................................ 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
3.1 Simpulan.................................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2Pancasila adalah dasar dari


falsafah Negara Indonesia,
sebagaimana tercantum
3dalam pembukaan UUD
1945. Oleh karena itu, setiap
warga Negara Indonesia
wajib
4untuk mempelajari,
menghayati, mendalami dan
menerapkan nilai-nilai
pancasila dalam
5setiap bidang kehidupan.
6Dalam kehidupan bangsa
Indonesia, diakui bahwa
nilai-nilai pancasila adalah
4
7falsafah hidup atau
pandangan yang berkembang
dalam sosial-budaya
Indonesia. Nilai
8pancasila dianggap nilai
dasar dan puncak atau sari
dari budaya bangsa. Oleh
karena itu,
9nilai ini diyakini sebagai jiwa
dan kepribadian bangsa.
Dengan mendasarnya nilai
ini
10 dalam menjiwai dan
memberikan indentitas, maka
pengakuan atas kedudukan
pancasila
5
11 sebagai falsafah adalah
wajar.
12 Pancasila sebagai
ajaran falsafah, pancasila
mencerminkan nilai-
nilaidan
13 pandangan mendasar dan
hakiki rakyat Indonesia
dalam hubungannya dengan
sumber
14 kesemestaan, yakni
Tuhan Yang Maha Esa. Asas
Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagai asas
15 fundamental dalam
kesemestaan, dijadikan
6
pula asas fundamental
kenegaraan. Asas
16 fundamental dalam
kesemestaan itu
mencerminkan identitas
atau kepribadian bangsa
17 Indonesia yang religious.
18 Pancasila sebagai system
filsafat adalah merupakan
kenyataan pancasila sebagai
19 kenyataan yang obyektif,
yaitu bahwa kenyataan itu
ada pada pancasila sendiri
terlepas
20 dari sesuatu yang lain
atau terlepas dari
7
pengetahuan orang.
Kenyataan obyekrif yang ada
21 dan terletak pada
pancasila, sehingga pancasila
sebagai suatu system filsafat
bersifat khas
22 dan berbeda dalam
system-sistem filsafat yang
lain. Hal ini secara ilmiah
disebut sebagai
23 filsafat secara obyektif.
Dan untuk mendapatkan
makna yang lebih
mendalam dan
24 mendasar, kita perlu
mengkaji nilai-nilai pancasila
8
dari kajian filsafat secara
menyeluruh.
Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia
wajibuntuk mempelajari, menghayati, mendalami dan menerapkan nilai-nilai
pancasila dalamsetiap bidang kehidupan.Dalam kehidupan bangsa Indonesia,
diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalahfalsafah hidup atau pandangan yang
berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai pancasila dianggap nilai
dasar dan puncak atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu,nilai ini diyakini
sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai inidalam
menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas kedudukan
pancasila sebagai falsafahadalah
wajar.Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilaidan
pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan
sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha
Esa sebagaiasas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas
fundamental kenegaraan. Asasfundamental
dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau
kepribadian bangsaIndonesia yang religious.Pancasila sebagai system filsafat
adalah merupakan kenyataan pancasila sebagaikenyataan yang obyektif, yaitu
bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari sesuatu yang lain
atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang adadan
terletak pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat
bersifat khasdan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara
ilmiah disebut
sebagaifilsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih men
dalam danmendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat
secara menyeluruh.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam makalah ini kami buat secara obyektif mengenai sumber historis
pancasila,landasan ontologis dan politis sebagai sistem filsafat pancasila,dan
pembahasan penting lainnya .

1.3 Rumusan Makalah

-Seperti apa Landasan Ontologis,Epistomologis aksiologis filsafat Pancasila

9
-Menjelaskan Sumber Historis Dan Politis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1.4 Tujuan Penulisan Makalah

 Mendeskripsikan konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat


 Mendeskripsikan Kajian pencasilasebagai sistem filsafat
 Mendeskripsikan Menggali sumber historis, sosiologis, politis tantangPan
casila sebagai sistemfilsafat
 Mendeskripsikan Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasilase
bagai sistem filsafat
 Mendeskripsikan Esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat

10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi
dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), metafisika.
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila terdiri
atas lima sila, dimana setiap isla bukanlah merupakan asas yang berdiri
sendiri-sendiri, melainkan memiliki suatu kesatuan dasar ontologis. Dasaar
ontologis Pancasila pada hakikatnya adalam manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu monopluralis ataau monodualis, karena itu juga disebut sebagai
dasar antropologis. Subjek pendukung dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hal tersebut dijelaskan bahwa kelima sila pancasila pada halikatnya adalah
manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-silaa pancasila
secara ontologis memiliki hal hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan
kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribasdi dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan kesesuaian antara negara dan
landasan sila-silaa pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat :
a. Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan, manusia, satu,
rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
b. Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil
adalah sebab, dan negara adalah sebagai akibat.
2.2 Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber
pengetahuan, proses dan syarat terjadinnya pertemuan, batas dan validasi ilmu
pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu dan teori terjadinnya ilmu
atau science of science.
Menurut Titus, terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi
yaitu :

11
1. Tentang sumber pengetahuan manusia
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
3. Tentang watak pengetahuan manusia
Secara epistemologis, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem
cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu, pancasila harus memiliki
unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dasar epistemologi pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat
dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai objek
pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan
susunan pengetahuan Pancasila. Tentang susunan pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan, maka pancasila memiliki susunan yang bersifat formal
logis, baik dalam atri susunan sila-sila Pancasila maupu isi arti dari sila-sila
pancasila.
Susunan kesatuan sila-sila pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk
piramidal. Sifat tersebut tempak dalam susunan pancasila. Itu terlihat dari sila
pertama pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Sila kedua
disadari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga dan seterusnya.
Dengan demikian, susunan pancasila memiliki sistem logis baik yang
menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
2.3 Landasan Aksiologis Filsafat Pancasila
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani
“axios” yang artinya nilai, manfaat dan “logos” yang artinya pikiran, ilmu dan
teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu suatu yang diinginkan, disukai atau yang
baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan
metafisika suatu nilai.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa
kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.

12
Nilai (value dalam Bahasa Inggris) berasal dari kata lain valere yang artinya
kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya
abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(gooddnes). Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan
akan sesuatu yang diinginkan. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga
tingkatan nilai, yaitu :
a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah asas asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifaat
mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai
nilai dari pancasila adalah nilai ketuhanan, kemaanuaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilaan
b. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan meknisme lembaga-
lembaga negara.
c. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilaai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai ini merupakan batu ujian. Apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu
benar-benar hidup di masyarakat.
Nilai-nilai dalam pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai
dasar yang mendasari nilai instrumental dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.4 Sumber Historis,Sosiologis dan politis pancasila sebagai sumber filsafat
A.Secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada 5 sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calo rumusan
dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang
tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno
berpidato secara lisan mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini
menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli

13
bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945
Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya
tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
pembukaa UUD 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan lima prnsip
sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah
perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.
Walaupun dalam linea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
“Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah
disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis
terutama alam rangka pembentukancalon rumusan dasar negara, yang secara
spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat
B.Secarasosiologis
masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekanto(1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat padasuatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatansosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial, dan
masalah-masalah sosial yang patutdisikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacukepada nilai-nilai Pancasila.Berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandanganhidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asaskultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraandan kemasyarakatan
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasilkonseptual
seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesiasendiri, yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsaIndonesia sendiri
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara
C.sebagai Sumber Politis

Sumber sosiologis Pancasila


sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.

14
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.

15
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.

16
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.

17
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
18
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,

19
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat

20
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu

21
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang

22
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
23
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari

24
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam konteks
agama,

25
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
26
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai

27
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
28
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
29
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
30
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
31
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
32
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
33
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
34
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
35
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
Sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat terbagi
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, yaitu
kelompok masyarakat awam
yang menjadikan Pancasila
sebagai
36
bentuk pandangan hidup dalam
kehidupan beragama, adat
istiadat, dan budaya lokal dari
berbagai suku di Indonesia.
Kelompok kedua, yaitu
kelompok masyarakat
berpendidikan yang
menggunakan teori-teori
bersifat akademis dalam
memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat.
Masyarakat awam memahami
sumber sosiologis Pancasila
sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup yang
praktis dalam berbagai aspek
37
kehidupan. Dalam konteks
agama,
masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang
religius karena
perkembangan
kepercayaan yang ada di
masyarakat sejak animisme,
dinamisme, politeistis, hingga
monoteis.
Menurut Notonagoro,
Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Hal ini dapat digambarkan
38
dalam bentuk kesatuan
hubungan yang
saling mengisi dan hubungan
hierarkis piramidal dengan sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat
Indonesia sebagai alas dan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
berada pada puncaknya.
masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekanto(1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat padasuatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatansosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial, dan
masalah-masalah sosial yang patutdisikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacukepada nilai-nilai Pancasila.Berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandanganhidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asaskultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraandan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya
hasilkonseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa
Indonesiasendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh
bangsaIndonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara
masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Soekanto(1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat padasuatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatansosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial, dan
39
masalah-masalah sosial yang patutdisikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacukepada nilai-nilai Pancasila.Berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandanganhidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asaskultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraandan kemasyarakatan
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasilkonseptual
seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesiasendiri, yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsaIndonesia sendiri
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara Sumber politis Pancasila
sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
(Grundnorm) sebagai sumber penyusunan sebagai peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu
suatu norma yang berbentuk piramida. Norma yang lebih rendah
memperoleh kekuasaannya dari suatu norma yang lebih tinggi. Semakin tinggi
suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan sebaliknya, semakin rendah
kedudukannya, akan semakin konkrit norma tersebut.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan
praktik institusi social, hukum, komunitas, stuktur-sruktur social, politik,
ekonomi. Etika politik mempunyai 3 dimensi yaitu tujuan, sarana, dan aksi
politik ekonomi. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai
kesejahteraan masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan
dan keadilan. Dimensi sarana memungkinkan pencapaian yang meliputi sistem
prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan
yang mendasari institusi-institusi sosial. Dimensi aksi politik berkaitan dengan
perilaku pemegang peran sebagai pihak yang menentukan rasionalitas politik.
Rasional politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan
politik dinamakan rasional bila berlaku mempunyai orientasi situasi dan paham
permasalahan.

40
SIMPULAN
Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilaidan panda
ngan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sumbe
r kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagaiasas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental
kenegaraan. Asasfundamental dalam kesemestaan itu mencerminkan
identitas atau kepribadian bangsaIndonesia yang religious.Pancasila sebagai
system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagaikenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepasdari
sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang.
SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha
memaparkan materi dengan semaksimal mungkin, maaf apabila ada
kekeliruan karena kami masih belajar, oleh karena itu penyusun
mengharapakan sumbangsih pembaca untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga makalah ini ada manfaat nya.

41
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto,2022,sumber historis sosiogi dan politis pancasila sebagai sistem
etika, Jakarta
Muliyono,2015. Pancasila Sebagai Sumber Filsafat, Makasar

42

Anda mungkin juga menyukai