Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

Di Susun Oleh Kelompok 5:

1. Yogi Aswadi (2323290073)


2. Putri Agustina Anggraini (2323290060)

Dosen Pengampu:

Ulan Dwi Desari, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah studi
islam, dengan judul “Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat” ini
dengan baik.
Ucapan terimakasih tak lupa saya ucapkan kepada ibu Ulan Dwi Desari,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila, serta teman-teman
yang ikut serta membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini
tersusun lebih baik lagi. Akhir kata, makalah ini saya suguhkan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
pengembangan perbaikan, serta pengembangan lebih sempurna dalam kajian-
kajian studi islam.
Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridha dari Allah SWT. Amin
Bengkulu, November 2023 M

Penulis

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat ..................................... 3
B. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat .................................... 5
C. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus ..................................................................................... 6
D. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila .......................................... 6
E. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila................................... 7
F. Landasan Aksilogis Pancasila ....................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
A. Kesimpulan.................................................................................... 9
Daftar Pustaka ................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang
menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika
menggagas ide Philosophische Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah
upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa
Indonesia. Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang
BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu
momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat. Kendatipun
demikian, sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung
secara kontinu sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri
negara merupakan bahan baku yang dapat dan akan terus merangsang
pemikiran para pemikir berikutnya. Notonagoro, Soerjanto 140
Poespowardoyo, Sastrapratedja termasuk segelintir pemikir yang menaruh
perhatian terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat.1
Oleh karena itu, akan dibahas kedudukan Pancasila sebagai sistem
filsafat dengan berbagai pemikiran para tokoh yang bertitik tolak dari teori-
teori filsafat. Mengapa mahasiswa perlu memahami Pancasila secara
filosofis? Alasannya karena mata kuliah Pancasila pada tingkat perguruan
tinggi menuntut mahasiswa untuk berpikir secara terbuka, kritis, sistematis,
komprehensif, dan mendasar sebagaimana ciri-ciri pemikiran filsafat. Setelah
mempelajari ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai kompetensi sebagai
berikut.
Bersikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama
dan budaya; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam
sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggung jawab atas

1
Lukman. Pendidikan Pancasila. Di akses pada hari Jum’at tanggal 10 November 2023
pukul 10.16 wib pada https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-PendidikanPancasila.pdf
1
2

keputusan yang diambil berdasar prinsip musyawarah; memahami dan


menganalisis hakikat sila-sila Pancasila, serta mengaktualisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap, dan
berperilaku; mengelola hasil kerja individu dan kelompok menjadi suatu
gagasan tentang Pancasila yang hidup dalam tata kehidupan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa konsep Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Bagaimana Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus?
4. Bagaimana landasan ontologis filsafat Pancasila?
5. Bagaimana landasan epistemologis filsafat Pancasila?
6. Bagaimana landasan aksilogis Pancasila?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Mengetahui urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Mengetahui Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus?
4. Mengetahui landasan ontologis filsafat Pancasila?
5. Mengetahui landasan epistemologis filsafat Pancasila?
6. Mengetahui landasan aksilogis Pancasila?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1. Apa yang dimaksud dengan sistem filsafat
Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya
sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
a. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
b. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
c. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti
komprehensif).
d. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti
kata dan konsep. (arti analisis linguistik).
e. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti
aktual-fundamental).2
Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? Ada beberapa
alasan yang dapat ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pertama, dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul
pidatonya dengan nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia
Merdeka. Adapun pidatonya sebagai berikut:
“Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua
kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische
Grondslag, atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk,
Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana
kita mendirikan negara Indonesia itu”.

2
Salsabila, Shasqia. Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Di akses pada hari Jum’at
tanggal 10 November 2023 pukul 09.45 wib pada
http://shasqiasalsabila.blogspot.com/2017/12/materi-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html

3
4

Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat


merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan
Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan
dasar negara yang akan merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut
merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir
kefilsafatan. Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
a. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama
lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling
bertentangan di dalamnya. Pancasila sebagai sistem filsafat, bagian-
bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun berbeda, bahkan saling
melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan
tersendiri.
b. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal
dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai
filsafat hidup bangsa merupakan suatu pola yang dapat mewadahi
semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.
c. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk
perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan
sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental. Pancasila
sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata
kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan
Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
d. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan
sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar
berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang
sesuatu. Pancasila sebagai dasar negara pada permulaannya merupakan
buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang
5

kemudian dibuktikan kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog


panjang dalam sidang BPUPKI hingga pengesahan PPKI.3
Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila
itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam
masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat
negara (Philosophische Grondslag). Weltanschauung merupakan sebuah
pandangan dunia (world-view). Hal ini menyitir pengertian filsafat oleh J.
A. Leighton sebagaimana dikutip The Liang Gie, ”A complete philosophy
includes a worldview or a reasoned conception of the whole cosmos, and a
life-view or doctrine of the values, meanings, and purposes of human life”.
Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam
Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan kebudayaan
Bangsa Indonesia.
B. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat
Pancasila, artinya refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Sastrapratedja menjelaskan makna filsafat Pancasila sebagai berikut.
Pengolahan filsofis Pancasila sebagai dasar negara ditujukan pada beberapa
aspek.4
1. Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.
2. Kedua, agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional
dalam bidang-bidang yang menyangkut hidup bernegara.
3. Ketiga, agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Keempat, agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan
yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan

3
Salsabila, Shasqia. Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Di akses pada hari Jum’at
tanggal 10 November 2023 pukul 09.45 wib pada
http://shasqiasalsabila.blogspot.com/2017/12/materi-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
4
Mudhofir, Ali. Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Di akses pada hari Kamis tanggal 14
Desember 2023 pukul 19.59 wib pada http://jurnalfilsafat/pancasila-sebagai-sistem-
kefilsafatan.html.
6

bermasyarakat, serta memberikan perspektif pemecahan terhadap


permasalahan nasional
Pertanggungjawaban rasional, penjabaran operasional, ruang dialog, dan
kerangka evaluasi merupakan beberapa aspek yang diperlukan bagi
pengolahan filosofis Pancasila, meskipun masih ada beberapa aspek lagi yang
masih dapat dipertimbangkan.
C. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus
1. Pancasila sebagai Genetivus Objektivus
Pancasila sebagai genetivus objektivus artinya nilai-nilai Pancasila
dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan
sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat.
2. Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus
Pancasila sebagai genetivus-subjectivus artinya nilai-nilai Pancasila
dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Selain itu, nilai-nilai Pancasila tidak hanya dipakai dasar bagi pembuatan
peraturan perundang-undangan, tetapi juga nilai-nilai Pancasila harus mampu
menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan dasar bagi pembangunan
nasional. Misalnya, Sastrapratedja mengatakan bahwa Pancasila adalah dasar
politik, yaitu prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bernegara, berbangsa,
dan bermasyarakat. Adapun Soerjanto mengatakan bahwa fungsi Pancasila
untuk memberikan orientasi ke depan mengharuskan bangsa Indonesia selalu
menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya.5
D. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas
hakikat dan raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara
Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman atas hakikat sila-sila Pancasila itu
5
Salsabila, Shasqia. Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Di akses pada hari Jum’at
tanggal 10 November 2023 pukul 09.45 wib pada
http://shasqiasalsabila.blogspot.com/2017/12/materi-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
7

diperlukan sebagai bentuk pengakuan atas modus eksistensi bangsa


Indonesia. Sastrapratedja menjabarkan prinsip-prinsip dalam Pancasila
sebagai berikut:6
1. Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pengakuan atas kebebasan
beragama, saling menghormati dan bersifat toleran, serta menciptakan
kondisi agar hak kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan oleh masing-
masing pemeluk agama.
2. Prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengakui bahwa setiap
orang memiliki martabat yang sama, setiap orang harus diperlakukan adil
sebagai manusia yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia.
3. Prinsip Persatuan mengandung konsep nasionalisme politik yang
menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak
menghambat atau mengurangi partsipasi perwujudannya sebagai warga
negara kebangsaan. Wacana tentang bangsa dan kebangsaan dengan
berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa
Indonesia.
4. Prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan mengandung makna bahwa sistem
demokrasi diusahakan ditempuh melalui proses musyawarah demi
tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
5. Prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagaimana yang
dikemukakan Soekarno, yaitu didasarkan pada prinsip tidak adanya
kemiskinan dalam negara Indonesia merdeka, hidup dalam kesejahteraan
(welfare state).
E. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi
sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Penjabaran sila-sila Pancasila secara epistemologis
dapat diuraikan sebagai berikut.

6
Kaelan. 2021. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
8

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari pengalaman kehidupan


beragama bangsa Indonesia sejak dahulu sampai sekarang.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab digali dari pengalaman atas
kesadaran masyarakat yang ditindas oleh penjajahan selama berabad-abad.
Oleh karena itu, dalam alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa penjajahan itu
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
3. Sila Persatuan Indonesia digali dari pengalaman atas kesadaran bahwa
keterpecahbelahan yang dilakukan penjajah kolonialisme Belanda melalui
politik Devide et Impera menimbulkan konflik antarmasyarakat Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan digali dari budaya bangsa Indonesia yang
sudah mengenal secara turun temurun pengambilan keputusan berdasarkan
semangat musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia digali dari prinsip-
prinsip yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang tercermin
dalam sikap gotong royong.
F. Landasan Aksilogis Pancasila
Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila.
1. Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan
sakral.
2. Sila kemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan
tanggung jawab.
3. Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan.
4. Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan
berjiwa besar.
5. Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.7

7
Salsabila, Shasqia. Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Di akses pada hari Jum’at
tanggal 10 November 2023 pukul 09.45 wib pada
http://shasqiasalsabila.blogspot.com/2017/12/materi-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang
mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu
semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat
Pancasila, artinya refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai genetivus objektivus artinya nilai-nilai Pancasila
dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-
sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat. Pancasila
sebagai genetivus-subjectivus artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan
untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk
menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk
melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas
hakikat dan raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara
Indonesia. Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila
digali dari pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan
menjadi sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Landasan aksiologis Pancasila
artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

9
10

Daftar Pustaka

Kaelan. 2021. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Lukman. Pendidikan Pancasila. Di akses pada hari Jum’at tanggal 10 November


2023 pukul 10.16 wib pada https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-
PendidikanPancasila.pdf

Mudhofir, Ali. Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan. Di akses pada hari Kamis
tanggal 14 Desember 2023 pukul 19.59 wib pada
http://jurnalfilsafat/pancasila-sebagai-sistem-kefilsafatan.html.

Salsabila, Shasqia. Materi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Di akses pada hari
Jum’at tanggal 10 November 2023 pukul 09.45 wib pada
http://shasqiasalsabila.blogspot.com/2017/12/materi-pancasila-sebagai-
sistem-filsafat.html
11

Pertanyaan :
1. Triony: Bagaimana pancasila dapat menjadi landasan bagi pembentukkan
hukum dan kebijakan di Indonesia?
2. Febriani: Kenapa pancasila menjadi sistem filsafat dan apa yang melatar
belakanginya?
3. Nabila: Mengapa pancasila disebut sistem filsafat dan jelaskan analisa anda
bagaimana pancasila menjadi sistem filsafat?
Yang menambahkan : Febriani

Anda mungkin juga menyukai