Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pancasila Afrinaldy Rustam, S.IP, M.Si

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun oleh:
Kelompok 4
1.Cindy Aurelia Nurawindi (12370521415)
2.Diva Aprilianti (12370520075)
3.Nur Asia Jamil Siregar (12370521026)
4.Silvi Aminatul Luffiah (123705202336)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


LOKAL 1D
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA. 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kita bersama
sehingga kami dari pihak penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Aqidah
Akhlak yang membahas tentang “Iman Kepada Allah”.Sholawat dan salam atas junjungan
alam Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan seringnya bersholawat kita termasuk
umat yang mendapat syafaat beliau di akhir kelak nanti.Amin.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Afrinaldy Rustam,
S.IP, M.Si,selaku dosen Mata Kuliah Pancasila,orang tua yang telah memberikan dukungan
dan rekan kelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca.
Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya.Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT..................................... 2


1.1. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................................. 2
1.2. Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ................................... 4
1.3. Nilai – Nilai Pada Sistem Filsafat Pancasila.................................... 5
B. ISU TERKAIT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ............ 6
1.1. Tantangan dalam Implementasi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.. 6
1.2. Pengaruh Globalisasi Tehadap Nilai-Nilai Pancasila ...................... 7
1.3. Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Terhadap Pancasila ........... 8
C. SOLUSI DARI ISU PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ..... 9
1.1. Penguatan Pendidikan Pancasila .............................................................. 9
1.2. Pembentukan Lembaga atau Forum Diskusi tentang Pancasila ................. 10
1.3. Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Nilai-Nilai Pancasila ............... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11

B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah
kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide Philosophische
Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang
menjadi identitas bangsa indonesia.
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan
masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan pandangan hidup bangsa
(weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi
Pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis memerlukan
perenungan lebih mendalam. Filsafat Pancasila merupakan istilah yang mengemuka dalam
dunia akademis.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan pertanggung
jawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip
politik agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan
negara ,agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dan dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang
bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
Namun,terdapat beberapa isu terkait implementasi Pancasila sebagai sistem filsafat di
Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan solusi.Makalah ini akan membahas isu-isu
tersebut serta solusi yang dapat dilakukan.

B.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila, dinamika Pancasila,dan nilai – nila pancasila sebagai
sistem filsafat?
2. Apa saja isu - isu yang terkait dengan Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Bagaimana solusi terkait isu Pancasila sebagai sistem filsafat?

C.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pancasila.Adapun tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui lebih dalam tentang Pancasila
sebagai sistem filsafat dan untuk mengetahui isu dan solusi terkait Pancasila sebagai sistem
filsafat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pancasila Sebagai Sistem filsafat

1.1. Pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus menjadi ideologi bangsa
Indonesia, nama Pancasila berasal dari bahasa sanksekerta yaitu panca berarti lima sedangkan
sila berarti prinsip atau asas, Pancasila ini memiliki 5 nilai yang dimana lima nilai tersebut
merupakan cerminan karakteristik masyarakat Indonesia dari para pendahulu, 5 nilai ini terdiri
dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan
perwakilan, dan nilai keadilan sosial.
Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia,karena Pancasila ini digunakan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Kata "sistem" berarti sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama untuk melakukan
sesuatu maksud.Jadi,sistem adalah suatu kumpulan elemen atau komponen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam
konteks Pancasila sistem mengacu pada kerangka berfikir yang terjadi dari nilai - nilai,prinsip
- prinsip,dan tujuan yang menjadi dasar dan panduan bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.Sedangkan,pengertian filsafat dan istilah filsafat di dalam bahasa Arab ialah
falfasah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang
terdiri atas dua suku kata, yakni philen artinya: “mencari” atau “mencintai” dan sophia, artinya
“kebenaran” atau “kebijaksanaan”. Jadi filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk memahami
esensi,makna dan nilai kehidupan serta keberadaan manusia dalam dunia.filsafat menjawab
pertanyaan - pertanyaan mendasar tentang eksistensi,kebenaran,etika dan makna hidup.
Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila sendiri
dikembangkan oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia sebagai suatu sistem
filsafat yang mengandung nilai-nilai filosofis.Sementara itu, Pancasila sebagai sistem filsafat
juga memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku,
dan perbuatan.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan
sistem - sistem filsafat lainnya. Setiap sila dalam Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak

2
saling bertentangan. Pancasila sebagai sistem filsafat juga merupakan kesatuan bagian-bagian
yang disusun secara hierarkis. Sebagai sistem filsafat, Pancasila juga berarti refleksi kritis dan
rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Dari penjabaran diatas kita tahu bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa Indonesia
yang dimana Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan masyarakat. Perlu diketahui juga bahwa Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat mengandung pandangan nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.

Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis,
Epistemologis, Aksiologis.

1. Ontologis
Ontologis menurut Aritoteles merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat
segala yang ada secara umum sehingga dapat dibedakan dengan disiplin ilmu-ilmu yang
membahas sesuatu secara khusus. Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila sila Pancasila. Menurut
Notonagoro hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia. Karena manusia merupakan
subyek hukum pokok dari sila sila Pancasila.
2. Epistemologis
Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan.Landasan epistemologis
Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman (empiris) bangsa Indonesia,
kemudian disintesiskan menjadi sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hal ini dimungkinkan karena epistimologi
merupakan bidang filsafat yang membahas hakekat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu).
Kajian epistimologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena
itu dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia.
3. Aksiologis
Aksiologi merupakan cabang filosofi yang Landasan aksiologis Pancasila, artinya nilai atau
kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sila pertama mengandung kualitas
monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung nilai martabat,

3
harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab. Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan
kesetiakawanan. Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan
berjiwa besar. Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.berhubungan
dengan penelitian tentang nilai-nilai.
Pancasila merupakan suatu sistem pemikiran mendalam tentang Indonesia yang
sistematis dan komprehensif, namun tetap sesuai dengan akar budaya bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai sistem filosofis dapat diartikan sebagai sistem pemikiran
mendalam tentang Indonesia yang diwujudkan dalam sila-sila.
Pancasila memuat pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan
isi terbentuknya ideologi Pancasila.Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menjaga toleransi, kerukunan, ketaatan pada aturan yang telah ditetapkan, serta pengakuan atas
kesetaraan dan keadilan tanpa diskriminasi.

1.2.Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut. Pada era
pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah “Philosofische
Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis Soekarno atas rencananya
berdirinya negara Indonesia merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata mendapat sambutan yang positif
dari berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI pertama, persisnya pada 1 Juni 1945.
Namun, ide tentang Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci, lebih merupakan
adagium politik untuk menarik perhatian anggota sidang, dan bersifat teoritis. Pada masa itu,
Soekarno lebih menekankan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat
dari akulturasi budaya bangsa Indonesia.
Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah
yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah (weltanschauung). Artinya,
filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga
digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah, Soeharto mengembangkan
sistem filsafat Pancasila menjadi penataran .Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem
filsafat kurang terdengar resonansinya. Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema
dalam wacana akademik, termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam
pidato 1 Juni 2011.

4
Habibie menyatakan bahwa:
“Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tidak lagi relevan
untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah hilang dari memori kolektif
bangsa Indonesia. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam
konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti
tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang
semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik” (Habibie, 2011: 1--2).

1.3. Nilai - Nilai Pada Sistem Filsafat Pancasila

a). Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri


Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila merupakan hasil dari buah pemikiran,
penilaian,dan refleksi filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Ideologi Pancasila berbeda
dengan ideologi-ideologi lainnya karena dalam isi Pancasila diambil dari nilai budaya bangsa
danreligi yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiawa bangsa Indonesia
sendiri,sedangkan ideologi lain seperti liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya
merupakanhasil dari buah pemikiran filsafat orang.

b). Nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa


untukmengatur aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri
bangsayang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan dan
kebijaksanaandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c). Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia

Karena pancasila bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya


akan selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

5
B. ISU TERKAIT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1.1. Tantangan dalam implementasi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Implementasi Pancasila sebagai sistem filsafat masih menghadapi tantangan dalam
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Masih terdapat kesenjangan antara pemahaman teori Pancasila dengan praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari.Beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat
muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :

Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik
modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya
merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu bentuk tantangan kapitalisme
terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual secara
berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti monopoli, gaya
hidup konsumerisme,dimana sikap seperti itu berlawanan terhadap nilai – nilai Pancasila dan
budaya bangsa Indonesia.

Kita tahu bahwa budaya masyarakat Indonesia itu identik dengan kegotongroyongan,
sikap adil terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat, dengan berkaca dari paham
kapitalisme bahwa paham tersebut tidak sejalan dengan Pancasila dan dapat menjadi
penghalang atau penghambat Pancasila sebagai sistem filsafat dalam negara Indonesia.

Kedua,komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas


perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.Perlu diketahui paham
komunisme adalah paham yang berkaitan dengan filsafat, politik, sosial, dan ekonomi yang
tujuan utamanya menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan
kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Salah satu
bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah dominasi negara
yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara.

Dalam Pancasila kita diajarkan tentang nilai musyawarah dan mufakat serta keadilan
dalam melaksanakan kegiatan masyarakat sehari – harinya. Dalam paham komunis ini, tidak
adanya keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Hak Asasi Manusia tidak
bernilai sehingga masyarakat banyak yang tertindas, pemerintah melakukan kegiatan monopoli
yang sangat merugikan masyarakat, serta hilangnya motivasi setiap individu untuk menjadi
pribadi yang baik.

6
Tantangan dalam implementasi Pancasila sebagai sistem filsafat dapat meliputi:
1. Tantangan ideologis : Terdapat berbagai ideologi dan paham yang berbeda yang dapat
mengancam keutuhan dan keberlanjutan Pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Tantangan politik : Implementasi Pancasila dapat dihadapkan pada tantangan politik,
seperti adanya kepentingan kelompok atau partai politik tertentu yang tidak sejalan dengan
nilai-nilai Pancasila.
3. Tantangan budaya : Pancasila mengakui keberagaman budaya, suku, agama, dan adat
istiadat sebagai kekayaan bangsa. Namun, tantangan budaya dapat timbul jika terjadi konflik
antarbudaya atau intoleransi terhadap perbedaan. Diperlukan upaya untuk membangun
pemahaman dan penghormatan antarbudaya guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Tantangan ekonomi : Implementasi Pancasila juga dihadapkan pada tantangan ekonomi,
seperti kesenjangan sosial-ekonomi yang tinggi. Upaya untuk menciptakan keadilan sosial dan
distribusi kekayaan yang adil memerlukan kebijakan ekonomi yang tepat agar semua rakyat
Indonesia dapat merasakan manfaat pembangunan.
5. Tantangan Pendidikan : Pendidikan memiliki peran penting dalam mengamalkan nilai-
nilai Pancasila. Namun, tantangan dalam pendidikan adalah memastikan bahwa nilai-nilai
Pancasila diajarkan dan dipraktikkan secara konsisten dan menyeluruh di semua tingkatan
pendidikan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan karakter dan kesadaran berbangsa.

1.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai - Nilai Pancasila

Pengaruh globalisasi terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilihat dari beberapa
aspek :
Pertama, globalisasi membawa masuknya berbagai nilai dan ideologi dari luar yang
dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan Pancasila. Hal ini dapat menyebabkan
pergeseran dalam interpretasi dan implementasi Pancasila sebagai sistem filsafat. Globalisasi
dapat membawa masuknya nilai-nilai asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,
seperti individualisme yang lebih menekankan pada kepentingan pribadi daripada kepentingan
bersama. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh media sosial, budaya populer, dan
pengaruh dari negara-negara lain.Oleh karena itu, Pancasila perlu terus diperkuat dan
dipromosikan agar tetap relevan dalam menghadapi pengaruh globalisasi.
Kedua, globalisasi juga dapat mempengaruhi aspek ekonomi dan politik suatu negara.
Dalam konteks ini, Pancasila sebagai sistem filsafat juga perlu mengadaptasi diri untuk

7
menghadapi perubahan tersebut. Misalnya, dengan adanya globalisasi, persaingan ekonomi
menjadi semakin ketat dan negara perlu memiliki kebijakan yang mampu menjaga keadilan
sosial dan kesejahteraan rakyat. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memberikan landasan
untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan tersebut.
Ketiga, globalisasi juga membawa perubahan dalam bidang teknologi dan komunikasi.
Hal ini memungkinkan akses informasi yang lebih luas dan cepat. Dalam konteks ini, Pancasila
sebagai sistem filsafat perlu menghadapi tantangan dalam mengelola informasi yang masuk
dan menjaga agar nilai-nilai Pancasila tetap dipahami secara benar. Oleh karena itu, pendidikan
tentang Pancasila perlu ditingkatkan agar masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang
sistem filsafat ini.
Secara keseluruhan, pengaruh globalisasi terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat menjadi tantangan dan peluang. Tantangan dalam menjaga keaslian dan relevansi nilai-
nilai Pancasila di tengah arus globalisasi, namun juga peluang untuk mengembangkan
Pancasila sebagai landasan dalam menghadapi perubahan yang terjadi akibat globalisasi.

1.3 Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Terhadap Pancasila


Terlihat masih kurangnya pemahaman dan kesadaran sebagian masyarakat Indonesia
mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang
menemukan rendahnya pemahaman dan penerapan Pancasila di kalangan generasi muda di
daerah tertentu serta kurangnya penekanan terhadap Pancasila dalam sistem pendidikan.
Selain itu, beberapa peneliti berpendapat bahwa kurangnya pemahaman tentang
Pancasila dapat berkontribusi pada isu-isu seperti intoleransi dan konflik di masyarakat
Indonesia.
Kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap Pancasila dapat mengakibatkan
hilangnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam sistem filsafat ini, seperti gotong royong,
keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi.
Kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap Pancasila juga dapat terjadi akibat
minimnya pendidikan dan sosialisasi yang memadai mengenai nilai-nilai Pancasila. Banyak
masyarakat yang hanya memiliki pemahaman yang dangkal tentang Pancasila sebagai lambang
negara atau hanya melihatnya sebagai formalitas belaka. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya
penghayatan dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

8
C. Solusi dari Isu Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1.1. Penguatan Pendidikan Pancasila


Pancasila sebagai sistem filsafat, diperlukan kerjasama dan partisipasi aktif dari semua
elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan
individu. Selain itu, penegakan hukum yang adil dan berkeadilan juga penting untuk menjaga
keutuhan dan keberlanjutan Pancasila sebagai sistem filsafat.

Penguatan pendidikan Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:


1. Menyelaraskan kurikulum sekolah : Pendidikan Pancasila harus menjadi bagian integral
dari kurikulum sekolah di semua jenjang pendidikan. Materi yang diajarkan harus mencakup
pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelatihan dan seminar : Pemerintah dapat mengadakan pelatihan dan seminar tentang
Pancasila bagi guru, dosen, dan tenaga pendidikan lainnya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang Pancasila dan memberikan strategi pengajaran yang
efektif.
3. Kampanye public : Pemerintah juga perlu melakukan kampanye publik yang intensif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Pancasila. Kampanye ini dapat dilakukan melalui
media massa, media sosial, dan acara-acara publik lainnya.
4. Penggunaan media massa dan social : Pemerintah dapat memanfaatkan media massa dan
sosial untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, dengan menyajikan program
televisi, radio, atau konten online yang mengangkat nilai-nilai Pancasila secara positif.
5. Mengadakan acara-acara budaya dan seni yang mengangkat nilai-nilai Pancasila :
Acara-acara budaya dan seni dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi masyarakat
tentang Pancasila. Pemerintah dapat mendukung dan mengadakan acara-acara seperti festival
budaya, konser musik, pameran seni, dan pertunjukan teater yang mengangkat tema-tema yang
berkaitan dengan Pancasila.
6. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan sosial dan keagamaan : Nilai-
nilai Pancasila, seperti gotong royong dan persatuan, dapat diterapkan dalam kegiatan sosial
dan keagamaan. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan insentif kepada masyarakat
untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat
dihayati dan diaplikasikan secara nyata.

9
Dengan adanya upaya-upaya ini, diharapkan masyarakat dapat memiliki pemahaman
dan kesadaran yang lebih baik terhadap Pancasila,dan mampu menghadapi pengaruh
globalisasi dengan tetap menjaga keaslian dan relevansi sistem filsafat ini dalam kehidupan
sehari-hari.

1.2 Pembentukan Lembaga atau Forum Diskusi Tentang Pancasila


Lembaga atau forum diskusi tentang Pancasila dapat menjadi solusi yang efektif untuk
memperkuat pendidikan Pancasila. Melalui lembaga ini, masyarakat dapat berdiskusi dan
bertukar pemikiran tentang nilai-nilai Pancasila, serta menggali pemahaman yang lebih dalam
tentang sistem filsafat ini.
Lembaga atau forum diskusi ini dapat melibatkan berbagai pihak, seperti akademisi,
praktisi, tokoh masyarakat, dan generasi muda. Diskusi dapat dilakukan secara teratur dan
membahas berbagai aspek Pancasila, seperti nilai-nilai dasar, prinsip-prinsip, serta aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, lembaga atau forum diskusi ini juga dapat menjadi wadah untuk melakukan
penelitian dan pengembangan terkait Pancasila. Misalnya, mengadakan penelitian tentang
implementasi Pancasila di berbagai sektor, atau mengembangkan metode pengajaran yang
inovatif untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan Pancasila.
Dengan adanya lembaga atau forum diskusi ini, diharapkan masyarakat akan memiliki
ruang untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, dan mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang Pancasila. Hal ini akan membantu memperkuat pendidikan Pancasila secara
menyeluruh dan menjaga keberlanjutan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Nilai - Nilai Pancasila


Perlu dilakukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran nilai-nilai
Pancasila untuk mendorong penghormatan dan pengamalan nilai-nilai tersebut. Tindakan
hukum yang adil dan berkeadilan akan memberikan efek jera kepada pelaku pelanggaran dan
memberikan contoh positif kepada masyarakat.Karena dengan adanya penegakkan hukum
maka sistem dan peraturan yang ada akan lebih terarah, terstruktur dan sesuai dengan nilai-
nilai yang ada pada pancasila.Dalam penegakan hak asasi manusia (HAM), penting untuk
memperhatikan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi sebagai dasar falsafah dan ideologi negara
yang dapat berperan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemenuhan hak-
hak dasar manusia.Hal ini juga penting untuk menjaga keutuhan dan keberlanjutan Pancasila
sebagai sistem filsafat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi warga
negara Indonesia dalam berperilaku dan menjalani kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai
falsafah mempunyai implikasi terhadap berbagai aspek kehidupan, antara lain ketahanan
nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perekonomian.Namun, masih terdapat isu
terkait pancasila sebagai sistem filsafat di Indonesia yang meliputi tantangan dalam
implementasi Pancasila, pengaruh globalisasi, dan kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang Pancasila. isu dan solusi terkait Pancasila sebagai sistem filsafat di
Indonesia perlu mendapatkan perhatian dan upaya yang serius. Untuk mengatasi isu-isu
tersebut, solusi yang dapat dilakukan adalah penguatan pendidikan Pancasila, pembentukan
lembaga atau forum diskusi tentang Pancasila, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran
nilai-nilai Pancasila.Dengan mengimplementasikan solusi-solusi ini, diharapkan masyarakat
dapat lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat. Penulis menyadari bahwa
makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sebagai penulis mohon maaf
jika terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era Globalisasi.


Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. 4(2). 440-450.
Anggraini,D.,Fathari,F.,Anggara,J.W. (2020). Pengalaman Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Milenial.
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Dan Politik 2 (1), 11-18.
Daman, R. (1995).Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Rajawali Pers
Fathorrahman. (2018). Potensi Pancasila Sebagai Filsafah. Jurnal Renaissance, hal 411 - 418.
Fuadihasbi, N. (2011, November 10). Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Gesmi, I., Hendri,Y. (2018). Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Kaelan. (2002). Filsafat Pancasila Pandangan hidup Bangsa Indonesia.Yogyakarta: Paradigma.

Kansil.C.S.T. (2000). Pancasila Dan Undang Undang Dasar 1945. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.

Kuntowijaya.(2006).Islam sebagai Ilmu: Epitemologi,Metodologi, dan Etika. Yogyakarta:Tiara Wacana.

Muttaqin, Z. (2019). Pemahaman dan Implementasi Pancasila di Kalangan Generasi Muda. Vol
(No2 ), hal 27 - 35.
Octavian, W. A. (2019). Upaya Peningkatan Pemahaman Nilai Pancasila Terhadap SiswaMelalui
Kegiatan Penyuluhan.Jurnal Bhineka Tunggal Ika.6(2).199-207.
Pratama, J. K. (2019). Dinamika,Tantangan,Esensi,dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. 16.

Paristiyanti Nurwandani, dkk,(2016), Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila,Jakarta :
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Jakarta.

Syarbaini, Syahrial.(2014).Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Implementasi Nilai-Nilai Karakter


Bangsa.Bogor : Ghalia Indonesia.

Titus, Smith & Nolan (1984). Persoalan - Persoalan Filsafat. Terjemahan: Rosyidi, Bulan Bintang,
Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai