Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI PANCASILA

SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pancasila

Dosen Pengampu:
Dr. Sukadi, M.si

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

1. LUTFIYAH HANIM AFIFAH_P1337437122348


2. MAKSUNATUL SELLY FIANINGSIH_P1337437122355
3. RAYHAN KUSUMA_ P1337437122326
4. ROSITA NUR ROHMAH_ P1337437122303

KELAS 1D
PROGRAM STUDI DIII RMIK
JURUSAN RMIK KELAS KENDAL
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Sukadi, M.si sebagai
dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kendal, 24 Agustus 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

A. Definisi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................................................. 5

B. Makna Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................................................... 6

C. Ciri dan Sifat Sistem Filsafat Pancasila ....................................................... 7

BAB III ................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................ 11

Kesimpulan ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Sistem kefilsafatan berarti ajaran-ajaran tentang kenyataan yang saling
berhubungan. Sehingga, sistem filsafat merupakan kesatuan bersifat organis
dan komprehensif yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada
dasarnya, setiap sistem kefilsafatan mencerminkan pandangan suatu kelompok
atau suatu bangsa. Terbentuknya sistem kefilsafatan ini juga dipengaruhi oleh
lingkungan fisik, sosial, dan spiritual yang ada di tempat suatu kelompok atau
suatu bangsa hidup.

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran


manusia Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang
kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan
rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang


dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini dituliskan dengan poin-poin sebagai
berikut:
a. Apa definisi dari Pancasila sebagai sistem Filsafat?
b. Apa makna dari Pancasila sebagai sistem Filsafat?
c. Apa ciri dari sistem Filsafat Pancasila?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penulisan dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Mengetahui tentang definisi dari Pancasila sebagai sistem Filsafat
b. Mengetahui tentang makna dari Pancasila sebagai sistem Filsafat.
c. Mengetahui tentang ciri dari sistem Filsafat Pancasila
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung
pemikiran pendiri negara yang dituangkan dalam suatu sistem yang
merupakan cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang saling berhubungan dan
digunakan sebagai pedoman ataupun pandangan hidup bangsa dalam
berbangsa dan bernegara. Sebelumnya, Filsafat adalah hasil dari tinjauan
manusia mengenai dirinya, makna alam dan tujuan hidup dengan
menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di dalam diri tersebut.
Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau membantu orang lain,
filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi makna hidup. Filsafat
sejatinya merupakan studi mengenai hakikat realitas dan keberadaan,
mengenai apa yang mungkin diketahui hingga perilaku benar atau salah.

Sila-sila dalam Pancasila disebut sebagai suatu Sistem Filsafat karena,


Pancasila merupakan lima sila yang terdiri dari nilai luhur yang berakar dari
budaya masyarakat Indonesia dan filsafat merupakan upaya manusia dalam
mencari kebijaksanaan hidup yang berguna dan bermanfaat bagi peradaban
manusia sendiri. Jadi, pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat merupakan
satu kesatuan sila yang saling berhubungan dan berkaitan dengan sila lainnya
guna mencapai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Sila - sila
didalam pancasila tersusun secara hierarkis dan sistematis yang berarti kelima
sila tersebut menggambarkan rangkaian bertingkat, dimana sistem filsafat
tersebut terdapat hakikat sila - sila pancasila yang berkaitan satu sama lain.
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran yang penting didalam
pembentukan karakter kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Sila-sila didalam pancasila pada hakikatnya suatu kesatuan yang
organis. saling berhubungan dan saling mengkualifikasi. Dengan pemikiran
dasar mengenai tentang manusia yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama, dan dengan masyarakat bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan
suatu substansi dimana unsur asli atau permanen atau primer pancasila
dianggap sebagai sesuatu yang unsur-unsurnya berasal dari dalam dirinya
sendiri. Dengan demikian sila-sila didalam pancasila disebut sebagai sistem
filsafat mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sistem-filsafat
5
lainnya. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini
dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif, sebagaimana dijelaskan
oleh Dosen Unikom Sylvia Octa Putri dalam Pancasila sebagai Sistem Filsafat
(2017).

Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila
sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu
tentang hakikat dari Pancasila.

B. Makna Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran
manusia Indonesia secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang
kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan
rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat


dilakukan dengan cara deduktif dan induktif, sebagaimana dijelaskan oleh
Dosen Unikom Sylvia Octa Putri dalam Pancasila sebagai Sistem Filsafat
(2017). Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati
gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti
serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut,
filsafat Pancasila sebagai hasil perenungan memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari Pancasila.

Hal ini dijelaskan oleh Notonagoro dalam modul Pancasila sebagai Sistem
Filsafat susunan Rohdearny Tetty Yulietty Munthe. Dengan kata lain,
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pada
dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila
adalah manusia Indonesia sebagai manusia.

Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan


(1996) menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri
6
dari sejumlah unsur mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan
menjalankan fungsinya secara mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat
digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-masing sila Pancasila sendiri
merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat
manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan
fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila.

Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai
sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung).
Pancasila merupakan pencerminan pandangan bangsa Indonesia dalam
menghadapi realitas.

Melalui kelima silanya, yaitu: 1) Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan


yang adil dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan; 5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila sebagai sistem filsafat
mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada masing-masing sila
sebagai berikut :

1) Tuhan, yaitu sebagai kausa prima


2) Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk social
3) Satu, yaitu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri
4) Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja sama
dan gotong royong
5) Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain sesuai
haknya
Berdasarkan hal tersebut, ajaran dalam Pancasila mencakup wawasan filsafat
yang meliputi bidang atau aspek ontologi (keberadaan), epistemologi
(pengetahuan), dan aksiologi (nilai-nilai).

C. Ciri dan Sifat Sistem Filsafat Pancasila


 Ciri dari sistem filsafat Pancasila sebagai berikut :
1. Kepercayaan pada Tuhan Yang Esa
Prinsip Pancasila menegaskan kembali kepercayaan orang Indonesia,
bahwa Tuhan memang ada. Ini juga menyiratkan bahwa masyarakat
Indonesia percaya pada kehidupan setelah kematian. Ini menekankan
7
bahwa pengejaran nilai-nilai suci akan membawa orang menuju
kehidupan yang lebih baik di akhirat. Prinsipnya tercakup dalam pasal
29, Bagian 1 UUD 1945 dan berbunyi: “Negara harus didasarkan pada
kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa”.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Prinsip ini mengharuskan manusia diperlakukan dengan memperhatikan
martabat mereka sebagai ciptaan Tuhan. Ini menekankan bahwa orang
Indonesia tidak mentolerir penindasan fisik atau spiritual manusia oleh
rakyat mereka sendiri atau oleh negara manapun seperti ciri-ciri
demokrasi konstitusional.

3. Kesatuan Indonesia
Prinsip ini mewujudkan konsep nasionalisme, cinta untuk bangsa dan
tanah air seseorang. Ini membayangkan kebutuhan untuk selalu
menumbuhkan kesatuan dan integritas nasional. Nasionalisme Pancasila
menuntut agar orang Indonesia menghindari perasaan superioritas atas
dasar etnik, karena alasan keturunan dan warna kulit. Pada tahun 1928.

Pemuda Indonesia berjanji untuk memiliki satu negara, satu negara dan
satu bahasa, sementara lambang Indonesia melambangkan simbol
“Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “kesatuan dalam keragaman”.
Perbedaan sosial dalam kehidupan sehari-hari seharusnya tidak pernah
mempengaruhi persatuan dan kesatuan nasional. Mengacu pada
pertanyaan ini, Presiden Soeharto pernah berkomentar: “Apa yang harus
kita lakukan adalah membuat perbedaan ini menyatukan kita dalam
harmoni yang sempurna seperti spektrum pelangi yang indah.

4. Demokrasi Dipandu oleh Kebijaksanaan Batin dalam Kebulatan


Suara yang Berasal dari Musyawarah di Antara Perwakilan

8
Pada jenis demokrasi ini, Presiden Soeharto mengatakan: “Demokrasi
yang kita praktikkan adalah demokrasi Pancasila yang menjadi dasar
dasar dan dasar hukum yang ditetapkan di tahun 1945 Konstitusi.”
Demokrasi Pancasila menyerukan pengambilan keputusan melalui
musyawarah, musyawarah, hingga mencapai konsensus, atau mufakat.
Ini adalah demokrasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. Ini
menyiratkan bahwa hak demokratis harus selalu dilakukan dengan rasa
tanggung jawab yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
menurut keyakinan dan kepercayaan religius seseorang, dengan
menghormati nilai-nilai kemanusiaan martabat dan integritas manusia,

5. Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia


Prinsip ini menyerukan pemerataan kesejahteraan yang adil kepada
seluruh penduduk, tidak secara statis namun dinamis dan progresif. Ini
berarti bahwa semua sumber daya alam dan potensi nasional negara
tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kebaikan dan
kebahagiaan rakyat. Keadilan sosial menyiratkan perlindungan yang
lemah. Tapi perlindungan seharusnya tidak menyangkal pekerjaan
mereka. Sebaliknya, mereka harus bekerja sesuai kemampuan dan
bidang aktivitas mereka seperti ciri-ciri ideologi anarkisme.

Perlindungan harus mencegah perlakuan yang disengaja oleh yang kuat


dan menjamin aturan keadilan. Inilah nilai sakral Pancasila yang,
sebagai sebuah prinsip budaya, harus selalu dihormati oleh setiap orang
Indonesia karena sekarang menjadi ideologi negara dan filosofi
kehidupan masyarakat Indonesia sebagai contoh demokrasi konstutional.

Sistem filosofis masyarakat Indonesia dikenal secara luas karena


Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
realitas budaya negara dan bangsa Indonesia untuk mendapatkan pokok-
pokok pemikiran fundamental dan komprehensif tentang Pancasila.
9
Dengan kata lain, Pancasila didefinisikan sebagai filosofi karena ini
merupakan hasil refleksi mendalam dari founding fathers yang
menuangkannya ke dalam sebuah sistem dan pancasila sebagai ilmu
pengetahuan.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung
pemikiran pendiri negara yang dituangkan dalam suatu sistem yang merupakan
cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang saling berhubungan dan digunakan
sebagai pedoman ataupun pandangan hidup bangsa dalam berbangsa dan
bernegara. Sebelumnya, Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai
dirinya.

Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara deduktif dan
induktif. Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki
dari gejala-gejala itu.

Ciri dari sistem filsafat Pancasila adalah kepercayaan pada tuhan yang maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, kesatuan Indonesia, demokrasi dipandu oleh
kebijakan batin dalam kebulatan suara yang berasal dari musyawarah diantara
perwakilan, keadilan social untuk seluruh rakyat Indonesia

11
DAFTAR PUSTAKA

Syaima Sabine Fasawwa Mei 2022. "Pengertian Pancasila Sebagai Sistem


Filsafat, Makna & Penjelasannya" https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-
sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe?page=all

Echa Tika 2019 "5 Ciri-Ciri Filsafat Pancasila yang Harus Diketahui"
https://guruppkn.com/ciri-ciri-filsafat-pancasila

Syaima sabine “Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat”


https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-
grQe?page=all#secondpage

UM LEARNING “Definisi pancasila sebagai filsafat”


https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535

12

Anda mungkin juga menyukai