Dosen Pengampu :
Nama Kelompok :
Prodi :
D IV – Analis Kesehatan
Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan makalah
Pendidikan Agama Islam ini. Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat
memenuhi tugas Pancasila.Makalah ini menguraikan beberapa materi mengenai Pancasila
sebagai sistem Filsafat serta bertujuan untuk mempermudah pemahaman kepada kita semua,
khususnya mahasiswa Universita Nahdlatul Ulama Surabaya.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para mahasiswa dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kita semua , baik penulis maupun pembaca. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun menyampaikan terimakasih kepada yang turut serta membantu dalam penyelasaian
makalah ini Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami, kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.
1
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur, ,masing-masing unsur
mempunyai fungsi sendiri-sendiri, mempunyai tujuan yang sama, saling berkaitan
(interrelasi) dan ketergantungan (interdependensi), sehingga merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh.
Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata bahasa Sanskerta, yakni panca berarti llima dan sila yang berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhana Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi tersebut tercantum dalam Preambule (pembukaan)
Undang-Undang 1945 alinea ke-4.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat memiliki arti pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
Secara etimologi istilah “Filsafat” berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata itu
terdiri dari dua kata yaitu ‘philo’ yang artinya cinta dan ‘shopos’ yang artinya hikmah atau
kebijaksanaan (Nasution 1973). Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau cinta
kebijaksanaan atau kebijaksanaan yang hakiki. Bila mana kita pakai bahasa Jawa, maka
filsafat berarti ngudi kasampurnaan , berusaha mencari kesempurnaan.
Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari
landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritis aliran filsafat yang berkembang. Maka dari
itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional.
Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa makna landasan
filosofi Pancasila dan juga mengkritis prinsip-prinsip kehidupan kita dengan melihat
pancasila,bukan ketika ada prinsip hidup kita yang berlawanan dengan Pancasila kita malah
ingin mengganti ideologi Pancasila tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kami simpulkan beberapa permasalahan, yakni :
C. Tujuan
D. Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah pemikiran ummat manusia mencatat berbagai aliran filsafat yang beberapa di
antaranya sudah merupakan sistem filsafat. Setiap aliran filsafat memiliki pandangan yang
berbeda dalam memberikan penafsiran terhadap kenyataan yang melingkupinya. Perbedaan
penafsiran terhadap realitas ini disebabkan karena perbedaan sudut pandang.
Masalah pokok yang akan dijawab adalah apakah Pancasila sudah memenuhi
syarat untuk dapat disebut sebagai sistem kefilsafatan ? Dalam uraian terdahulu
dikatakan bahwa sistem kefilsafatan adalah kumpulan dari ajaran-ajaran tentang kenyataan
yang saling berhubungan sehingga merupakan kesatuan, komprehensif yang kesemuanya itu
dimasukkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dimensi subjektif dibentuknya sistem filsafat
adalah kesadaran dari pelaku untuk menerapkan sistem itu dengan tujuan tertentu.
Pancasila terdiri dari lima sila. Setiap sila dalam pancasila tidak dapat dipisahkan dari
kesatuan keseluruhannya. Pada dasarnya yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-
sila pancasila adalah Manusia indonesia sebagai manusia. Adapun inti isi masing-masing sila
pancasila adalah penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia
sehingga setiap sila harus menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak
dalam susunan kesatuan Pancasila.
5
“Jadi, tidaklah benar bahwa ajaran lima sila itu hanya satu kumpulan barang yang
baik-baik belaka, dan bercerai berai seperti pasir ditepi pantai. Semua sila dalam pancasila itu
adalah tersusun dalam suatu perumusan pikiran filosofi yang harmonis” (Yamin, 1958).
Berdasar pada uraian tersebut, Pancasila sudah memenuhi syarat untuk dapat disebut sebagai
sistem kefilsafatan. Sebagai suatu sistem kefilsafatan, Pancasila merupakan hasil pemikiran
manusia Indonesia secara mendalam, sistematik dan menyeluruh tentang kenyataan. Setiap
sistem kefilsafatan pada hakikatnya mencerminkan pandangan sesuatu kelompok atau sesuatu
bangsa. Terbentuknya sistem kefilsafatan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial,
dan spiritual tempat bangsa ini hidup. Pancasila merupakan pencerminan pandangan Bangsa
Indonesia dalam menghadapi realitas. Secara tegas dalam Pancasila tercermin pandangan
Bangsa Indonesia mengenai Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat dan Adil.
ONTOLOGIS
Landasan yang menguraikan tentang hakikat yang paling mendalam dan paling umum
(mendasar). Landasan ini berisi pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila sebagai dasar
filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W, Littlejohn dan Karen A.Foss , ontologi
berhadapan dengan sifat makhluk hidup. Dimana ada 3 mainstream utama yaitu
Determinisme, Pragmatisme, dan Kompromisme.
Berdasarkan Ontologis, Filosofi panasila pada sila ke :
5.Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara sosial)
6
EPISTEMOLOGIS
Landasan yang menguraikan tentang sifat dasar pengetahuan. Landasan ini berisi
nilai-nilai Pancasila yang digali dari pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian
disintetiskan melalui pandangan komprehensif kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3.Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melalui politik Devidet et
Impera.
AKSIOLOGIS
Landasan yang menguraikan tentang penelitian tentang nilai nilai. Landasan ini berisi
nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung
spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan.
Berdasarkan Aksiologis, Filosofi pancasila pada sila ke :
7
C. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristiksistem filsafat tersendiri yang
berbeda dengan filsafat lainnya. Diantarannya:
1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai satu
totalitas). Dengan pengertian lain, apabila satu sila dengan sila yang lainnya terpisah-
pisah, maka ia bukan pancasila.
8
D. Fungsi Filsafat Pancasila
9
3.Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia
Walaupun kata Pancasila diperkenalkan kembali tangga 1 Juni 1945 oleh Bung
Karno, namun pada dasarnya jiwa Pancasila telah ada sejak berabad-abad lamanya dalam
kehidupan Bangsa Indonesia dan bahkan menurut AG. Pringgodigdo bahwa Pancasila
sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari berbagai
pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini karena
Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan dapat
mengakomodir semua peri kehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata bahasa Sanskerta, yakni panca berarti llima dan sila yang berarti prinsip
atau asas.
2. filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami
(mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat sarwa yang ada, yaitu
hakekat Tuhan, alam semesta dan manusia.
3. Pancasila sebagai sistem filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya
sesuai dengan pedoman Bhineka Tunggal Ika, tentunya dengan saling mengaitkan antara sila
yang satu dengan lainnya. Misalnya, ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya tentang
keadila, maka harus dikaitkan dengan sila-sila yang lain, yakni
4. Fungsi Filsafat Pancasila yakni memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat
fundaental/mendasar dalam kehidupan bernegara misalnya, susunan politik, siste poitik,
bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal
ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat. Memberi kebenaran yang bersifat substansi
tentang hakikat negara, ide, atau tujuan negara.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pancasila
https://www.academia.edu/11133646/2.1._Pengertian_Pancasila_Sebagai_Sistem_Fisafat
https://www.kompasiana.com/brianjohanes7627/5ceb56e195760e301c7e64f2/pancasila-
sebagai-sistem-filsafat?page=1
https://kutukuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
https://www.artikelsiana.com/2015/09/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-pancasila.html
12