Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“ Pancasila Merupakan Sistem Filsafat “

KELOMPOK 2 :

ALVIN RISKI ADRIAN S (2205112958)


WINDA AMELIA JANUARTI PUTRI (2205124808)
CADIKA PUTRI (2205111229)
GUSVA ARIANTI (2205114007)
PINITTA MARITO SIBURIAN (2205112895)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023

1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang menyokong
negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang ambing oleh
persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi
manusia berkat kemampuannya mrngadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarakat negara. Di suatu
pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat
mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa
maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesiapun tak
terlepas dari hal itu, dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut
Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara
dan karakterisitik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk
mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masig-
masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila
merupakan pandanngan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang
telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang
telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
IndonIndonesiapelajari Pancasila telah dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari
untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudayaa tinggi. Melalui
makalah ini diharapka dapat membantu kita dalam berpikir kritis mengenai arti Pancasila.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis juga berharap agar makalah ini bisa dipraktekkan oleh dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari penulis sehingga penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 26 september 2022

Kelompok 2

3
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN..................................................................................................................2

LATAR BELAKANG............................................................................................................2

KATA PENGANTAR............................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

A. PENGERTIAN FILSAFAT...............................................................................5

B. RUMUSAN KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU


SISTEM....................................................................................................................8

C. KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM


FILSAFAT...............................................................................................................9

D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA


DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA...........................................................15

E. INTI ISI SILA SILA PANCASILA..................................................................16

PENUTUP.............................................................................................................................19

KESIMPULAN.....................................................................................................................19

4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian menurut arti katanya ,kata filsafat dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa
Yunani “philosopia” terdiri ari kata Phile artinya Cinta dan Sophia artinya
Kebijaksanaan.Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan ,cinta artinya hasrat yang besar atau yang
berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh kebijaksaan artinya Kebenaran Sejati atau
kebeneran yang sesungguhnya.Filsafat berati hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan
kebenaran sejati
Pengertian Filsafat menurut tokoh-tokoh Filsafat :
1. Socrates (469-399s .M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat efektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia .Berdasarkan pemikiran tersebut dapat
dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu
dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri
secara obyektif.
2. Plato (472-347s.M.)
Dalam karya tulisnya”Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta
pandangan tentang kebenaran (visionofruth).Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan
mengenai ide yang abadi dan tak berubah.Dalam konsepsi Plato,filsafat merupakan pencarian
yang bersifat spekulatif atau terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran .Filsafat Plato ini
kemudian di golongkan sebagai filsafat spekulatf.

Ada dua cakupan dari pengertian filsafat,yaitu :


1. Filsafat sebagai Produk Mencakup :
-Filsafat sebagai jenis pengetahuan,ilmu,konsep-konsep ,pemikiran-pemikiran
(rasionalisme,materialisme,pragmatisme)
-Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat.Manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari suatu kebenaran ang timbul dari
5
suatu persoalan yang bersumber pada akal manusia.
2. Filsafat sebagai suatu Proses mencakup :
-Filsafat sebagai suatu proses,dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas
berfilsafat dalm proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan
metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai suatu ilmu penngetahuan yang
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki,karena filsafat
mengalami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor,misalnya
ruang,waktu keadaan dan orangnya.Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat mengenai
pengertian filsafat yang mempunya kekhususannya masing-masing ,antara lain :
● Bersifat Rationalisme mengagungkan akal
● Bersifat Materialisme mengagungkan materi
● Bersifat Individualisme mengagungkan individualitas
● Bersifat Hedonisme Mengagungkan Kesenangan

Jadi,Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan ,nilai,dan pemikiran yang menjadi substansi
dan isi pembentukan ideologi Pancasila.Filsafat pancasila dapat didefenisikan secara ringkas
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa,dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar en
menyeluruh.Pancasila dikatakn sebagai filsafat,karena Pancasila merupakan hasil permenungan
jiwa ang mendalam dan dilakukan oleh the founding father kita yang dituangkan dalam suatu
sistem (Ruslan Abdul Gani).Filsafat Pancasila memeberi pengetahuan dan pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notanogoro)

Pengertian “Sistem”

“Sistem” memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1) Suatu kesatuan bagian-bagian unsur elemen komponen


2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (tujuan sistem)
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks ( Shore & Voich,1974)

Pancasila sebaga suatu “sistem”

6
1) Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila)
2) Tiap sila pancasila mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3) Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan
4) Keseluruhan pancasila merupakan suatu ke satuam yang sistematis (majemuk tunggal)

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu anatara lain :

1) Sila-sila pancasila merupakan suatu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh .Dengan kata
lain ,apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu
bukan Pancasila
2) Susunan Pancasila dengan suatu sitem yang bulat dan utuh dapat digambarkan sebagai berikut :
● Sila 1,meliputi ,mendasari dan menjiwai sifat 2,3,4,dan 5
● Sila 2,diliputi,didasari,dijiwai sila 1,dan mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5
● Sila 3,diliputi,didasari,dijiwai sila 1,2, dan mendasari dan menjiwai sila 4,5
● Sila 4,diliputi,didasari,dijiwai sila 1,2,3 dan mendasari dan menjiwai sila 5
● Sila 5,diliputi,didasari,dijiwai 1,2,3,4

Cabang-cabang filsafat dan aliran alirannya

Secara pokok sebenarnya bidang kajian filsafat berkisar pada tiga cabang besar filsafat ,yaitu (a)
teori pengetahuan,(b) teori hakikat,(c) teori nilai.Teori Pengetahuan membicarakan cara
memperoleh pengetahuan yang memiliki cabang lagi yaitu epistemologi dan logika,Teori
Hakikat membicarakan pengetahuan pengetahuan itu sendiri yang kemudian disebut
ontologi,dan teori Nilai membicarakan guna pengetahuan yang disebut axiologi.Dari tiga cabang
besar tersebut lahirlah cabang-cabang baru yang merupakan anak cabang yang kemudian
melahirkan adanya aliran dalam filsafat.Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah
sebagai beriku :

1) Metafiska,yang membahas tentang hal-hal ang bereksistensi di balik fisis,yang meliputi bidang-
bidang ,ontologi,kosmologi dan antropologi
2) Epistemologi,yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3) Metodologi,yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan
4) Logika,yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir,yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil
berfikir ang benar
5) Etika,yang berkaitan dengan moralitas,tingkah laku manusia
6) Estetika,yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

7
B. RUMUSAN KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM

1. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Bersifat Organis


Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia
yaitu sebagai monpluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan
rohani,sifat kodrat sebagai makhluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai
pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk ciptaan tuhan YME .Hal ini terjadi karena
manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat
manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis.
Sila-sila pancasila merupakan penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan
kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila
Pancasila merupakan rangkain tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi hatinya
(kualita).Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa
sehigga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan
memenuhi sebagian sistem filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila ketuhanan yang
Maha Esa adalah Ketuhan yang berkemanusiaan ,berpersatuan,berkerakyatan,serta berkeailan
sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila-sila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal :
a) Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua,ketiga,keempat dan kelima
b) Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama,meliputi dan menjiwai sila ketiga,keempat dan
kelima
c) Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua ,meliputi dan menjiwai sila keempat
dan kelima
d) Sila keempat: diliputi dan dijiwai sila pertama,kedua dan ketiga ,meliputi dan menjiwai sila
kelima
e) Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama ,kedua,ketiga dan keempat.
3. Susunan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila Yang Saling Mengisi dan Saling
Mengkualifikasi
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri,akan tetapi pada setiap sila terkandung
keempat sila lainnya.Denga kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila

8
lainnya.

Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi an mengkualifikasi :

1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,berperisatuan
Indonesia ,Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,Berperisatuan Indonesia,berkerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
3) Sila Persatuan Indonesia,adalah ber-Ketuhanan yan Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan
beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan,adalah befr-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil
anberadab ,berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5) Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,adalah ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan.

Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau sebagai Sistem Filsafat.

C. KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistomologis
serta dasar aksologis dari sila-sila pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila
pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila pancasila dalam urutan-urutan luas (kuantitas)
dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis.
Secara filosofis pancasila sebagai satu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistomologis dan dasar aksologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat
di dunia.
9
1) Antropologis sila-sila Pancasila

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang
menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau
secara filosofis meliputi dasar ontologis sila-sila Pancasila. Subjek pendukung pokok sila-sila
Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa yang berkeTuhanan
YME, yang ber kemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang ber Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologis memiliki hal-
hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat yaitu raga dan jiwa atau jasmani dan rokhani,
sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial, serta
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan
YME.
Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa
hubungan sebab akibat yaitu Tuhan, Manusia, satu, rakyat dan adil adalah sebagai sebab dan
negara adalah sebagai akibat.
Hakikat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Sila pertama keTuhanan YME pada hakikatnya bahwa pendukung pokok negara adalah
manusia. Karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusiaan
dan manusia adalah sebagai makhluk Tuhan YME, sehingga adanya manusia sebagai akibat
adanya Tuhan YME sebagai kausa prima. Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu,
adanya Tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas serta pula
sebagai pengatur tata tertib alam.
b. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia (notonegoro, 1975; 55), maka
manusialah sebagai subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk
manusia oleh karena itu terdapat hubungan sebab akibat yang langsung antara negara dengan
manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan YME sehingga sila kedua didasari dan dijiwai
oleh sila pertama. Pengertian tersebut hakikatnya mengandung makna sebagai berikut : rakyat
adalah sebagai unsur pokok negara dan rakyat adalah merupakan totalitas individu-individu
yang bersatu yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).

10
c. Ketiga Persatuan Indonesia, pada hakikatnya dapat dijelaskan bahwa hakikat persatuan
Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan Kemanusiaan, bahwa manusia sebagai
makhluk Tuhan YME yang pertama harus direalisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan
dalam suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Maka pada hakikatnya yang bersatu adalah
manusia sebagai makhluk Tuhan YME, adapun hasil persatuan di antara individu-individu,
pribadi-pribadi dalam suatu wilayah tertentu disebut sebagai rakyat sehingga rakyat adalah
merupakan unsur pokok negara.
d. Sila keempat adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan hakikatnya adalah rakyat adalah penjumlahan manusia-manusia,
semua orang, semua warga dalam suatu wilayah negara tertentu. Hakikat rakyat adalah sebagai
akibat bersatunya manusia sebagai makhluk Tuhan YME dalam suatu wilayah negara tertentu.
Maka secara ontologis adanya rakyat adalah ditentukan dan sebagai akibat adanya manusia
sebagai makhluk Tuhan YME yang menyatukan diri dalam suatu wilayah negara tertentu.
Adapun sila keempat tersebut mendasari dan menjiwai sila keadilan sosial (sila kelima
pancasila). Hal ini mengandung arti bahwa negara adalah demi kesejahteraan warganya atau
dengan lain perkataan negara adalah demi kesejahteraan rakyatnya.
e. Sila kelima adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya adalah
bahwa keadilan adalah sebagai akibat adanya negara kebangsaan dari manusia-manusia yang
berketuhanan YME. Sila keadilan sosial adalah merupakan tujuan dari keempat sila lainnya.
Menurut Notonegoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu keadilan yang
terkandung dalam hakikat manusia monopluralis, yaitu kemanusiaan yang adil terhadap diri
sendiri, terhadap sesama dan terhadap Tuhan atau kausa prima.

2) Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan
negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila disebut juga menjadi suatu ideologi dalam
kehidupan manusia di bumi Indonesia ini, sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki 3
unsir pokok agar dapat menarik loyalitas dari pendukungnya yaitu
1. Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya
2. Pathos yaitu penghayatannya, dan

11
3. Ethos yaitu kesusilaannya

Selain itu terdapat juga 3 persoalan mendasar di dalam epistemologis, yaitu:


1. Tentang sumber pengetahuan manusia
2. Tentang Teori kebenaran pengetahuan manusia, dan
3. Tentang watak Pengetahuan manusia

Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakekatnya meliputi masalah sumber
pengetahuan pancasila dan susunan pengetahuan pancasila. Tentang sumber pengetahuan
pancasila, sebagaimana dipahami bersama bahwa sumber pengetahuan pancasila adalah nilai-nilai
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri, bukan berasal dari bangsa lain, bukannya hanya
merupakan perenungan serta pemikiran seseorang atau beberapa orang saja namun dirumuskan
oleh wakil-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan negara. Oleh karena sumber pengetahuan
pancasila adalah bagsa indonesia sendiri yang memilik nilai-nilai adat istiadat serta kebudayaan
dan nilai religius maka diantara bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila pancasila dengan
pancasila sendiri sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat
korespondensi. Sedangkan pancasila sebagai sistem pengetahuan maka pancasila memiliki
susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila pancasila maupun isi arti sila-
sila pancasila.

Dasar-dasar rasional logis pancasila juga menyangkut isi arti sila-sila pancasila. Susunan
isi arti pancasila meliputi 3 hal yaitu :

1. Isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila pancasila artinya hal itu
merupakan esensi atau inti sari pancasila sehingga merupakan pangkal tolak derivasi baik dalam
bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai
bidang kehidupan konkrit.

2. Isi arti pancasila yang umum kolektif artinya yaitu isi arti pancasila sebagai pedoman kolektif
negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.

12
3. Isi arti pancasila yang bersifat khusus dan konkrit yaitu isi arti pancasila dalam realisasi
praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang khusus konkrit serta
dinamis.

Di dalam Pancasila terdapat manusia yang bersifat monopluralis dan terdiri dari Jiwa dan raga.
Tingkatan di dalam raga manusia terdiri dari : Fisis Anorganis, Vegetatif serta animal. Dan urutan
tingkatan jiwa manusia yang terdiri atas unsur-unsur potensi jiwa manusia meliputi :
1. Akal yaitu suatu potensi unsur kejiwaan manusia dalam mendapatkan kebenaran
pengetahuan manusia
2. Rasa yaitu suatu potensi jiwa manusia dalam tingkatan kemampuan estetis (keindahan), dan
3. Kehendak adalah unsur potensi jiwa manusia dalam kaitannya dalam bidang moral atau etika.

Untuk memperoleh pengetahuan yang benar terdapat tingkat-tingkat pemikiran yaitu :


memoris, reseptif, kritis dan kreatif. Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan
atau dengan lain perkataan transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut :
demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham.

3) Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila


Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan
hierarkhinya. Misal kalangan materialis memandang bahwa hakikat nilai tertinggi adalah materi,
kalangan hedonis memandang bahwa hakikat tertinggi adalah nilai kenikmatan. Namun dari hal
itu semua dapat kita kelompokkan menjadi 2 nilai yaitu nilai yang subjektif yaitu sesuatu itu
bernilai karena berasal dari subjeknya serta nilai objektif yaitu pada hakikatnya sesuatu itu
memang ada nilainya terlepas dari subjek tersebut.

Menurut Max Sacheler berdasar tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan ke dalam 4 tingkatan
yaitu :
1. Nilai-nilai kenikmatan yaitu nilai yang berkaitan dengan panca indera manusia yaitu sesuatu
yang mengenakkan dan tidak mengenakkan

13
2. Nilai-nilai kehidupan yaitu nilai-nilai yang penting bagi kehidupan manusia misal kesegaran
jasmani, rokhani serta kesejahteraan hidup
3. Nilai-nilai kejiwaan yaitu terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali terlepas dari keadaan
jasmani atau lingkungan, contohnya keindahan, kebenaran, serta pengetahuan murni yang didapat
di dalam filsafat, dan
4. Nilai-nilai kerokhanian yaitu dalam tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci,
contoh dalam hal ini adalah nilai-nilai pribadi.
5.
Sementara itu menurut Notonegoro pandangan dan tingkatan nilai terbagi atas 3 macam yaitu:
1. Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas
atau kegiatan, dan
3. Nilai kerokhanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani kita

Nilai-nilai kerokhanian pun dibedakan lagi di dalam 4 macam yaitu :


1. Nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia
2. Nilai keindahan atau estetis yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia
3. Nilai kebaikan atau nilai moral yaitu nilai yang bersumber pada pada unsur kehendak
manusia, dan
4. Nilai religius yaitu nilai yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia dan
nilai religius ini bersumber kepada wahyu yang berasal dari Tuhan YME

Menurut Notonegoro bahwa nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerokhanian, tetapi nilai-nilai
kerokhanian yang mengakui adanya nilai-nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai
pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap
yaitu nilai material, vital, kebenaran, keindahan, kebaikan atau moral serta nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, di mana sila pertama yaitu Ketuhanan YME
sebagai basisnya sampai dengan sila keadilan sosial sebagai tujuannya.

14
D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Dasar Filosofis
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat maka kelima sila bukan terpisah-pisah, dan
memiliki makna sendiri-sendiri melainkan memiliki esensi makna yang utuh. Sebagai filsafat
bangsa dan Negara Republik Indonesia. Pancasila mengandung makna bahwa setiap aspek
kebangsaan, kemasyarakatan, serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai keTuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Selain itu nilai pancasila bersifat subyektif dan
obyektif. Nilai obyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rumusan sila-sila pancasila bersifat umum, universal dan abstrak
b. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa
c. Pancasila yang terkandung didalam pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah yang fundamental bagi Negara

Nilai subyektif pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri
b. Pancasila diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebijakan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai pancasila mengandung 7 nilai kerohanian yaitu :


Kebenaran, kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, etis, estetis, religious

Nilai-nilai Pancasila tersebut bagi bangsa menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala
perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan kata
lain, bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan
menjadi suatu kenyataan.

2.Nilai nilai Pancasila sebagai nilai fundamental Negara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas humanisme. Oleh


karena itu, Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja. Meskipun Pancasila
mempunyai nilai universal tetapi tidak begitu saja dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Hal ini di karenakan Pancasila milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas

15
bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia. Sehingga berfungsi sebagai basis
perilaku politik dan sikap moral bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain.
Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki
kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Adapun Pembukaan UUD 1945 yang
didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat pokok pikiran yang merupakan
derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu
negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala
paham golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan
kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran
ini adalah penjabaran dari sila kelima.
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini menunjukkan bahwa negara
Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan rakyat. Hal ini sesuai dengan sila keempat.
Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila
pertama dan kedua

E. INTI ISI SILA SILA PANCASILA


Secara arti kata pancasila mengandung arti panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar. Dengan demikian pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar. Pancasila
merupakan ideologi dasar negara Indonesia serta falsafah bangsa dan bernegara Republik
Indonesia yang terdiri dari 5 sila, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap sila yang terkandung pada pancasila memiliki perbedaan yang satu dengan
yang lainnya, namun semua itu tidak lain adalah satu kesatuan yang sistematis. Oleh karena itu,
meskipun dalam setiap uraiannya menjelaskan nilai-nilai yang berbeda, namun semuanya itu
tidak dapat dilepaskan karena antara sila yang satu dan yang lain saling keterkaitan. Berikut ini
merupakan inti dari sila-sila dalam pancasila:

16
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila
lainnya dan terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makluk Tuhan Yang Esa.
Oleh karena itu segala hal yang berkaitan engan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan
moral negara, moral penyelenggara negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan
perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai dengan nilai-
nilai Ketuhanan yang Maha Esa.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh
sila keTuhanan Yang Maha Esa dan menjiwai ketiga sila lainnya, terkandung nilai nilai bahwa
Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makluk yang beradab.
Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan
Negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar untuk mewujudkan nilai kemanusiaan sebagai makluk
yang berbudaya, bermoral dan beragama.

3. Sila persatuan indonesia


Sila ketiga Pancasila mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai ini mengandung
makna pengakuan atas bhineka tunggal ika yang melekat pada unsur bangsa Indonesia seperti
suku, agama, bahasa, hingga adat istiadat.
Nilai persatuan bangsa dalam sila ketiga Pancasila juga bermakna pengakuan terhadap persatuan
bangsa wilayah Indonesia, wajib membela dan menjunjung persatuan atau patriotisme, serta cinta
dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia,

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
Nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila adalah nilai kerakyatan. Negara
Indonesia tidak didirikan hanya untuk satu golongan, tetapi untuk semua yang bertanah air
Indonesia. Oleh karena itu, penyelenggaraan negara didasarkan pada permusyawaratan dan
perwakilan. Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang mengakui dan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat. Negara mengutamakan prinsip permusyawaratan yang mampu mewujudkan

17
kesejahteraan sosial. Bangsa Indonesia wajib menghormati dan menjunjung tinggi setiap
keputusan yang dicapai dari hasil musyawarah. Segala keputusan dilakukan dengan iktikad baik
dan rasa tanggung jawab. Bangsa Indonesia tidak mengenal sistem diktator mayoritas dan tirani
minoritas.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Menjiwai ke 4 sila lainnya. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang
harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut di dasari dan
dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri,manusia dengan manusia lain,manusia dengan masyarakat,bangsa dan negaranya
serta hubungan manusia dengan TuhanNya. Nilai yang harus terwujud dlm hidup bersama adalah
a. Keadilan distributive
Suatu hubungan keadilan antara Negara dan warganya dalam artian pihak negaralah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi dalam hal kesejahtraan ,bantuan subsidi,
serta keempatan dalam hidup bersama yang didasarkan antara hak dan kewajiban.

b. Keadilan Legal
Keadilan bertaat yaitu suatu hubungan keadilan antara warganegara dengan negara dan dalam
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaai peraturan
perundang undangan yang berlaku.

c. Keadilan Komunikatif
Keadilan komunikatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara
timbal balik . Nilai nilai keadilan tersebut haruslah merupakan satu dasar yang harus diwujudkan
dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan Negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan seluruh warganya dan melindunginya serta mencerdaskannya.

Demikianpula nilai nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara Negara sesama
bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan
antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,
perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama.

18
PENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau

dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.

Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan kaidah hukum

negara yang secara konstitusionalmengatur negara republik Indonesia beserta seluruh unsur-

unsurnya yaitu rakyat,wilayah serta pemerintah negara.

Oleh karena itu pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia sebagai landasan.

Pancasila sebagai filsafatnegara Indonesia yaitu hasil pemikiran mendalam dari bangsa Indonesia,

yang dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai dan norma yang paling benar, dan adil untuk

melakukan kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di manapun mereka berada. Keseluruhan ciri-

ciri khas bangsa indonesia,yang membedakan dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri

khas bangsa-ndonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa

Indonesia sepanjang masa.

19
DAFTARPUSTAKA

Kaelan,M.S.2008. pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma

https://www.academia.edu/24006986/
KESATUAN_PANCASILA_SEBAGAI_SUATU_SISTEM_FILSAFAT

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Kesatuan-Sila-sila-pancasila.docx

https://aztaryuan.wordpress.com/2014/10/29/inti-isi-sila-sila-pancasila/

Laisyo, d.k.k, 2019, Pancasila. Tanggerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka,, 2016,

Tanireja, T., dkk, 2014, Kedudukan dan Fungsi Pancasila bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

Purwokerto: Alfabeta Bandung

Joesoef, Daud, 2004, Pancasila, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan. Yoyakarta: Warta Penelitian

Universitas Gadjah Mada

Darmodiharjo Darji, dkk..1996. penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam sistem Hukum


Indonesia. Jakarta: rajawali

20

Anda mungkin juga menyukai