Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Yuyuk Tardimianto, S.PD, M.SI

Disusun Oleh :

DITA AUDIA (223020302201)

INGRITIA ALVIONIKA (223020302166)

JENITHA (223020302148)

MALDINI RAHMAN SUSANTO (193030302216)

TARA MAYA SOPHIA (193020302075)

OKTAMI NABELLA TANJUNG (223020302124)

WINDA MONICA (193030302139)

YARLINI (223020302131)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA (2022)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila, “Dinamika Dan
Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat”.

Makalah ini dibuat untuk memberikan pengajaran kepada pembaca tentang Dinamika
Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Kami juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan sebagai masukan untuk perbaikan di makalah berikutnya.

Palangka Raya, September 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................3

B. Masalah....................................................................................................4

C. Tujuan......................................................................................................4

D. Manfaat....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Pengertian Pancasila dan Filsafat.........................................................................5

2.2 Tantangan Pancasila Sebagai Sistem filsafat.......................................................10

2.3 Peran Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............................................................11

2.4 Peran Pacasila Sebagai Sistem Filsafat dalam Kehidupan sehari-hari................. 16

BAB III PENUTUP...................................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................17

B. Saran........................................................................................................17

C. Daftar Pustaka.........................................................................................18

LAMPIRAN...............................................................................................................19

A. Dokumentasi kegiatan...........................................................................................19

B. Absen kegiatan......................................................................................................20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar dalam berpikir yang berasal dari kerangka
nilai_nilai filosofis berdasarkan identitas Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sitangkai
filsafat bergerak dinamis mengikuti masyarakat dimana kehidupan bermasyarakat selalu
memiliki tantangan baik dari dalam atau dari luar suatu negara. Nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi hal yang hakiki dalam proses berpikir bangsa Indonesia dan menjadi
pedoman dalam bertingkah laku maupun dalam konsepsi pemikiran Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai filsafah negara merupakan sebuah pikiran dari perenungan serta
pemikiran nilai-nilai filosofis yang termasuk dalam identitas bangsa dan merupakan pedoman
dalam rangka berpikir baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, sebagai alat pemersatu
dalam kehidupan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan oleh seluruh
warga negara Indonesia agar hormat, menghargai, menjaga dan menjalankan apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk
kemerdekaan negara Indonesia ini. Sampai baik golongan muda maupun tua tetap yakin
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia dari kehidupan yang ahli dan bahagia.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan
kebahagiaan dan jika mereka mampu dan mau melakukan untuk diri atau refleksi diri jadi
muncul koreksi terhadap diri secara objektif.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pancasila dan Filsafat?
2. Apa Tantangan Pancasila dalam Filsafat?
3. Bagaimana Pancasila sebagai sistem Filsafat?
4. Peran Pancasila sebagai sistem Filsafat dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat


2. Mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
3. Memberikan informasi penting bagi pembaca dan penulis mengenai dinamika dan
tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat
4. Memberikan wawasan dan pengetahuan baru akan dinamika dan tantangan Pancasila
sebagai sistem filsafat

D. Manfaat

1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang Maha kuasa.
2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.
3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat berada
dalam kaitannya HAM dengan Pancasila sebagai dasar negara kita.
4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5. Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila dan Filsafat

Kata Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “filsafat” terdiri dari
kata Phile artinya cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta
kebijaksanaan, cinta artinya keinginan yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang
sungguh-sungguh. Kebijaksaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sebenarnya.
Filsafat berarti keinginan atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Pancasila mengandung nilai-nilai filosofis.

1. Socrates (469-399 s.M.)

Filsafat adalah suatu bentuk untuk diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Berdasarkan pemikiran tersebut
dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka
mampu dan mau melakukan untuk diri atau refleksi diri jadi muncul koreksi terhadap diri
secara objektif.

2. Plato (427-347 s.M.)

Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para apa ada pecinta
pandangan tentang kebenaran (visi dari kebenaran). Dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tidak berubah dalam konsepsi plato, filsafat
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau terhadap pandangan. Plat Filsafah ini
kemudian digolongkan sebagai Filsafah spekulatif.

Terdapat doa cakupam dari pengertian Filsafat, yaitu:

1. Filsafat sebagai produk yang meliputi:


a. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep-konsep, pemikiran-pemikiran
(misalkan : rasionalisme, materialisme, pragmatisme).

5
b. Filsafat sebagai suatu jenis masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil
dari aktivitas berfilsafat. Manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari
suatu masalah yang sumber pada akal manusia.
2. Filsafat sebagai suatu proses meliputi : Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini
filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan
suatu permanenan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai
dengan objeknya.
Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami
perkembangan cukup lama tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya
ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah mengapa maka timbul berbagai pendapat
mengenai pengertian filsafat yang memiliki keannyakhusus masing-masing, antara
lain:
a) Berfilsafat secara Rsionalisme yang mengagungkan akal.
b) Berfilsafat secara Individualisme yang mengagungkan individualis.
c) Berfilsafat secara Individualisme yang mengagungkan individualisme.
d) Berfilsafat secara Hedonisme yang mengagungkan kesenangan.

Beberapa alasan Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam sidang
BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofische
Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Adapun pidatonya sebagai berikut: “Paduka Tuan
Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta
dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-
muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana kita
mendirikan negara Indonesia itu”.
Kedua, menurut Noor Bakry, Pancasila adalah hasil permenungan mendalam para tokoh
kenegaraan Indonesia, melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI
hingga pengesahan PPKI. Hasil permenungan itu sesuai dengan ciri-ciri pemikiran filsafat,
yakni koheren,  logis, inklusif, mendasar, dan spekulatif.
Ketiga, menurut Sastrapratedja, Pancasila menjadi ideologi negara. Pancasila adalah dasar
politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup
kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasional, hidup
berbangsa, hubungan warga negara dengan negara, dan hubungan antarsesama warga negara,
serta usaha-usaha untuk menciptakan kesejateraan bersama.

6
Driyarkara membedakan antara filsafat dan Weltanschauung. Filsafat lebih bersifat teoritis
dan abstrak, yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk
memperoleh kebenaran. Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat
praktis. Driyarkara menegaskan bahwa weltanschauung belum tentu didahului oleh filsafat
karena pada masyarakat primitif terdapat pandangan hidup (Weltanschauung) yang tidak
didahului rumusan filsafat. Filsafat berada dalam lingkup ilmu, sedangkan weltanshauung
berada di dalam lingkungan hidup manusia, bahkan banyak pula bagian dari filsafat (seperti:
sejarah filsafat, teori-teori tentang alam) yang tidak langsung terkait dengan sikap hidup.
Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan
hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai
Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat
Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische
Grondslag).

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia
secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem
filsafat, Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat
dilakukan dengan cara deduktif dan induktif, sebagaimana dijelaskan oleh Dosen Unikom
Sylvia Octa Putri dalam Pancasila sebagai Sistem Filsafat (2017). Cara deduktif berarti
dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis
menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif berarti dengan mengamati
gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu. Melalui cara-cara tersebut, filsafat Pancasila sebagai hasil
perenungan memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat dari
Pancasila. Hal ini dijelaskan oleh Notonagoro dalam modul Pancasila sebagai Sistem Filsafat
susunan Rohdearny Tetty Yulietty Munthe. Dengan kata lain, Pancasila sebagai filsafat
mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila. Pada dasarnya, yang menjadi subjek atau pendukung dari isi
sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia.

7
Ali Mudhofir dalam jurnal berjudul Pancasila sebagai Sistem Kefilsafatan (1996)
menjelaskan bahwa manusia di sini merujuk pada manusia yang terdiri dari sejumlah unsur
mutlak. Yang mana, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara
mutlak. Artinya, fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Inti isi masing-
masing sila Pancasila sendiri merupakan penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-
unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila menempati kedudukan dan menjalankan
fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila. Lebih lanjut, filsafat Pancasila
sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life
atau weltanschauung). Pancasila merupakan pencerminan pandangan bangsa Indonesia dalam
menghadapi realitas. Melalui kelima silanya, yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada

masing-masing sila tersebut.

Sebagai informasi, filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia. Istilah 'filsafat' secara etimologis merupakan padanan kata falsafah
(Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia (philosophia).
Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari pengertian
nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia.

Dari unsur-unsur kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara
keseluruhan menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai suatu
produk filsafat yang digunakan sebagai suatu pandangan hidup.

Filsafat Pancasila juga memiliki fungsi dan peran sebagai pedoman dan pegangan sikap,
tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk bangsa Indonesia. Berikut ini rangkuman mengenai pengertian Filsafat
Pancasila menurut ahli:

1. IR. Soekarno

8
Menurut Soekarno, filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha),
Barat (Kristen), dan Arab (Islam).
2. Soeharto
Filsafat Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari
Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi dalam
budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir
sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
4. Notonagoro
Notonagoro mengatakan bahwa filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan
pengertian ilmiah mengenai hakikat Pancasila. Menurutnya, secara ontologi, kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila yang
terkandung di dalam Pancasila.

9
2.2 Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Ada dua tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat, yakni kapitalisme dan
komunisme. Pertama, kapitalisme menekankan kebebasan pemiliki modal untuk
mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya, sehingga
menimbulkan berbagai dampak negatif , seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan
lain-lain. Kapitalisme juga merupakan aliran yang menyakini bahwa kebebasan individual
pemilik modal untuk megembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesara-
besarnya merupakan usaha untuk mensejahterahkan masyarakat. Salah satu bentuk tantangan
kapitalisme terhadap pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual
secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti monopoli,
gaya hidup dan lain-lain.

Kedua, komunisme yang sangat menekankan dominasi negara sebagai pemilik modal,
sehingga menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara. komunisme juga dapat
dartikan yaitu sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan Kapitalis
sebagai produk masyarakat liberal. komunismemerupakan aliran yang meyakini
bahwakepemilikan modal dikuasai oleh negarauntuk kemakmuran rakyat secara
merata.Salah satu bentuk tantangan komunismeterhadap Pancasila sebagai sistem
filsafat sudah ada dominasi negara yang berlebihanjadi dapat menghilangkan
peranrakyat dalam kehidupan bernegara

10
2.3 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1. Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka
akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara
dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value
system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari
proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme
karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad
bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya.
Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam
mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai
bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, 10 berbangsa dan bernegara. Satu pertanyaan yang sangat fundamental
disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara Republik Indonesia adalah :”di atas dasar
apakah Negara Indonesia didirikan” ketika mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga
BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna hidup bagi bangsa Indonesia harusditemukan
dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan perwujudan dan
pengejawantahan nilainilai yang dimiliki, diyakini dan dihayati kebenarannya oleh
masyarakat sepanjang masa dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak
lahirnya.
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai yang mendukung tata
kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri
masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa
lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan

11
jatidiri bangsa Indonesia. Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari
sumber nilai utama yaitu :
 Nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari Tuhan Yang
Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran agama dalam kitab suci
 Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang
luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adatistiadat yang baik) yang tersebar di seluruh
nusantara.

2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Pancasila yang terdiri atas
lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya sistem
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.Suatu kesatuan bagian-bagian
b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c.Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
e.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri, fungsi sendiri-
sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan
tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis


Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti,
setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu,
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak
dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu
dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan sila-sila yang bersifat organis tersebut pada
hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai
pendukungdari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ”monopluralis” yang
memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk sosial, dan
kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-
unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.

12
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramida
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas (kuantiítas) dan juga
dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan
luas dan isi sifatnya dari silasila sebelumnya atau diatasnya.
Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada setiap
silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Oleh
karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila-sila
Pancasila berikutnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada
landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus
selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia.
Dengan demikian maka, sila pertama adalah sifat dan keadaaan negara harus sesuai dengan
hakikat Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia; sila
ketiga sifat dan keadaan negara harus satu; silakeempat adalah sifat dan keadaan negara harus
sesuai dengan hakikat rakyat; dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai
dengan hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk
pyramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai
sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis pyramidal juga memiliki sifat
saling mengisi dan salng mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung
nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang
mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan
berkeadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia

13
6. Pancasila Sebagai Ilmu Filsafat seabagai induk ilmu pengetahuan.

Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian pancasila sebagai system filsafat.
Pancasila sebagai system filsafat adalah pengungkapan. Filsafat sebagai ilmu atau metode
dan filsafat sebagai pandangan hidup hakikat pancasila sebagai suatu system pengetahuan.
Pancasila sebagai system filsafat pada syarat-syarat filsafat sebagai ilmu adalah pengetahuan
hidup “atau filsafat Negara republic Indonesia yang berdasarkan uud-45 dan pancasila.
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis
karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu
memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran
bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang
dominan.

Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam
dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa
dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori
ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia
sendiri. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bias menjumpai
pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan
dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005).

Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata scienceberasal dari kata latin, scire
yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan
sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau
kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga
berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11 observasi, kajian, dan percobaan-
percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau prinsip apa yang dikaji.
Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang artinya mengetahui.
Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire.
Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science (sains).

7. Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

14
Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi
nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang sampai Merauke. Dari
kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia

e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Pancasila sebagai moral pembangunan

i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-
nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State).

15
2.4 Peran Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dalam kehidupan sehari-hari

Menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting terutama


pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu bagian yang berhubungan dengan saling
bekerjasama atau bergotong royong dapat dilihat dari sila satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang utuh untuk mendirikan bangsa dan
negara ini.

Pancasila sebagai filsafat adalah kesatuan dari beberapa unsur yang memiliki fungsi sendiri

dengan tujuan yang sama,saling terikat dan ketergantungan. Filsafat adalah upaya kita

manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradapan manusia.

Salah satu contoh yang dapat diambil adalah dalam kehidupan sehari-hari di kampus kita

bertemu dengan teman teman yang berasal dari berbagai kota dan provinsi yang sama dengan

kita memiliki tujuan yang sama untuk menimba ilmu, dan kita juga dapat menghargai

perbedaan diantara kita terutama di dalam bahasa , karena dengan ini bisa menerapkan

pancasila yaitu persatuan indonesia baik itu agama yang berbeda,warna kulit, dan lain-lain

tapi kita tetap lah satu kesatuan dengan semboyan Bhineka tunggal ika yaitu walaupun

berbeda beda tapi tetap satu.

Nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi hal yang hakiki dalam proses berpikir bangsa
Indonesia dan menjadi pedoman dalam bertingkah laku maupun dalam konsepsi pemikiran
Bangsa Indonesia baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, sebagai alat pemersatu dalam
kehidupan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan oleh seluruh warga
negara Indonesia agar hormat, menghargai, menjaga dan menjalankan apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk
kemerdekaan negara Indonesia ini.
Sampai baik golongan muda maupun tua tetap yakin Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia dari kehidupan yang ahli dan bahagia.
Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang
berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan,

16
perekonomian nasional, hidup berbangsa, hubungan warga negara dengan negara, dan
hubungan antarsesama warga negara, serta usaha-usaha untuk menciptakan kesejateraan
bersama.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti formal). Kedua, filsafat adalah suatu prooes
kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi (arti
formal).
Pancasila memiliki dua tantangan sebagai sistem filsafat yaitu tantangan kapitalisme dan
tantangan komunisme.

B. Saran

Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita menerapkan sikap dan kepercayaan
yang terkandung dalam pancasila agar bangsa Indonesia tetaap teguh dan berdiri kokoh.
Oleh, maka dari itu dengan adanya diskusi dari kelompok ini, kami berharap kita dapat
memahami lebih lanjut tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai sistem filsafat.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
5c7448e8e62a1a07a1c34653047716a2.pdf

https://www.kompasiana.com/fajaraljovi1080/60c8f59bd541df575f2ca4a3/kompasiana-
sebagai-sistem-filsafat-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-di-lingkungan-kampus

https://www.kompasiana.com/fajaraljovi1080/60c8f59bd541df575f2ca4a3/kompasiana-
sebagai-sistem-filsafat-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-di-lingkungan-kampus

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/2034290019/02TUGAS%20WEEK
%201.docx#:~:text=Ada%20dua%20tantangan%20Pancasila%20sebagai%20sistem
%20filsafat%2C%20yakni%20kapitalisme%20dan%20komunisme.

https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-penjelasannya-grQe

https://www.academia.edu/40346699/
Fungsi_Dan_Peranan_Pancasila_dalam_Kehidupan_Sehari_Hari

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-bandung/chemis/
makalah-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-kelompok-1/20510964

https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-fungsi-dan-
tujuannya
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/37948734/Pancasila_Sebagai_Sistem_Filsafat-with-
cover-page-v2.pdf?Expires=1662979520&Signature=fwVw1LHt4zg-
UlbkQnJxbfRpbaWOH8RWi1gzrxh7H499E~aaugfsAMTyb4ViAKRetuyzKRleyrZ3KG5KVQuHFk
1kzxDUQERe5zTRazDWpbAKe80t67z1N7T6mlCZzF63RLUJFtAFkAkBUmUkMzgDfo3-
fJIlKIiQnVtbeVQANgxGKjsvxwbGab8cLP6fpS1E5lWXD8vS1s8Qt6Cy3lfUcK7NbFKcPlfYXxBbLLl
QOJYvqEPpln2YgGG8YWJcYOk3THeolmqTalYJyuJFmo8UkNNQCIjSyn8AvxB9hvkGN~tbyvsW
PVAoO5Gf9yhD0B-h4Xfgyoegg~hjk1fGdmP83A__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

https://www.bola.com/ragam/read/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-fungsi-dan-
tujuannya

18
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Pokok Kegiatan

19
2. Absen Kegiatan

 DITA AUDIA (223020302201)


 INGRITIA ALVIONIWA (223020302166)
 JENITHA (223020302148)
 MALDINI RAHMAN SUSANTO (193030302216)
 TARA MAYA SOPHIA (193020302075)
 OKTAMI NABELLA TANJUNG (223020302124)
 WINDA MONICA (193030302139)
 YARLINI (223020302131)

20

Anda mungkin juga menyukai