Dosen Pengampu;
Karmilah (201230086)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya berupa kesehatan dan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT dengan tepat waktu
yang telah disesuaikan. Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan
Pancasila. Dan kami harap makalah ini dapat memberikan sedikit pengalaman dan
pengetahuan untuk para pembacanya.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Miftahul Rahmi M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan kami tugas sehingga mampu
menambah pengetahuan kami.
Kami mengucapkan terimakasih kepada teman atau pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas ini tugas ini sehingga tugas ini mampu terselesaikan dengan tepat
waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, kesalahan tentu ada di mana-mana, oleh karena
itu kami mohon maaf yang sebesar besarnya kepada pembaca yang merasakan ketidak
nyamanan dengan kesalahan kami.
Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan sarannya dari pembaca agar di
kemudian hari kami mampu membuat tulisan makalah yang lebih baik lagi.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
iii
BAB I
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupun tidak
langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Gelombang besar
kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam, bahkan
menguasai eksistensi Negara-negara kebangsaan termasuk Indonesia.
Prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (the founding fathers) Negara
Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat hidup bangsa
Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai-nilai baru dari luar dan
pergeseran nilai-nilai yang terjadi.
Secara ilmiah harus disadari bahwa masyarakat suatu bangsa memiliki suatu
pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing yang berbeda dengan bangsa lain
didunia. Bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan
filsafathidup dengan bangsa lain.
Nampaknya saat ini bangsa Indonesia semakin lupa bahwa bumi ini semakin tua,dan
tak dapat dipungkiri bahwa bumi tempat hunian umat manusia adalah hanya satu. Namun
telah menjadi sunnatullah, bahwa para penghuninya terdiri dari berbagai etnis, suku, ras,
bahasa, profesi, kultur dan agama. Dengan demikian kemajemukan adalah suatu keniscayaan
dan merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari. Keragaman terdapat di berbagai
ruang kehidupan, termasuk dalam kehidupan beragama.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1
C.Tujuan
2
BAB I
PEMBAHASAN
A.Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa inggris dan
bahasa yunani. Dalam bahasa inggris yaitu “philosophy” sedangkan dalam bahasa yunani
yaitu “philein” atau “philos” dan “sofein” atau “sophi” ada pula yang mengatakan bahwa
filsafat berasal dari bahasa arab yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi kata
tersebut pada awalnya berasal dari bahasa yunani. philos yaitu cinta, sedangkan sophia
artinya kebijaksanaan.
Filsafat adalah seni kritis yang bukan semata-mata membatasi diri pada destruksi atau
seakan-akan takut untuk membawa pandangan positifnya sendiri. Franz MagnisSuseno
menegaskan bahwa kritisnya filsafat adalah kritis dalam arti bahwa filsafat tidak pernah puas
diri, tidak pernah membiarkan sesuau sebagai sudah selesai, bahkan senang. untuk membuka
kembali perdebatan, selalu dan secara hakiki bersifat dialektis dalam arti bahwa setiap
kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis-antitesis dan antitesisnya antetetis.
Filsafat bersifat kritis pula apabila ia membangun suatu gedung teoretis, sebagaimana
diperlihatkan dengan begitu megah oleh Hegel, filosof membangun sistem terbesar yang
berhasil merumuskan sifat dialegtis yang hakiki bagi segenap filsafat sejati.
3
Sifat kritis filsafat ditunjukkan dengan tiga pendekatan dalam filsafat, yakni
pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiolohiss. Ahli filsafat selalu berpikir kritis
dengan melakukan pemeriksaan kedua (a second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan
oleh paham orang awam (common sense). Memikirkan berbagai problemkehidupan dan
menghadapi fakta-fakta yang ada hubungannya dengan masalah yang muncul.
Dari pengertian serta ciri ciri dari sistem itu sendiri, maka Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat juga harus menerapkan hal tersebut sebagai syarat bahwa Pancasila berperan
sebagai suatu sistem filsafat, sehingga memiliki ciri ciri sebagai berikut, yaitu:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengankata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu
bukan Pancasila.
4
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dari situlah Pancasila bisa dikatakan sebagai suatu sistem filsafat, dimana Pancasila
menjadi satu kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), tiap sila pancasila mempunyai
fungsi sendiri-sendiri, tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling
bertentangan, dan keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis
(majemuk tunggal). Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-
konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan
juga bagi manusia pada umumnya.
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai
hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut
pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai
upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.Hal ini
harus memenuhi persyaratan:
1. Sistematis : Pemikiran yang sistematis ini dimaksud kan untuk menyusun suatu pola
pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur suatu
keseluruhan. Sistematika pemikiran seorang filsof banyak dipengaruhi oleh keadaan
dirinya, lingkungan, zamannya, pendidikan, dan sistem pemikiran yang
mempengaruhi.
2. Konsepsional : Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan ide atau gambaran
yang melekat pada akal pikiran yang berada. Gambaran tersebut mempunyai bentuk
tangkapan sesuai dengan rillnya. sehingga maksud dari „konsepsional‟ tersebut
sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas). Karena berpikir
secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya.
3. Koheren : Koheren atau runtut adalah unsur- unsurnya tidak boleh mengandung
uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya
memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu uraian yang di dalamnya
tidak memuat kebenaran logis, maka uraian tersebut dikatakan sebagai uraian yang
tidak koheren/runtut.
4. Rasional : Yang dimaksud dengan rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan
secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis,
yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaiadah berpikir (logika).
5
5. Sinoptik : Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh
atau dalam kebersamaan secara integral.
6. Pandangan Dunia : Yang dimaksud adalah pemikiran filsafat sebagai upaya untuk
memahami semua realitas kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan
(hidup) dunia, termasuk di dalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang
berada di dalamnya(dunia).
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
6
berbeda. Perbedaan itu merupakan hal yang wajar, seperti halnya bahwa manusia yang satu
itu berbeda dari manusia yang lain.
Namun, bila ditinjau lebih mendalam, di antara perbedaan yang ada sebenarnya juga
terdapat kesamaan. Manusia yang berbeda satu dengan lainnya, secara hakiki memiliki
kesamaan kodrat sebagai manusia. Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan.Bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah.
Mereka tinggal di suatu tempat tinggal (wilayah) yang sama jadi memiliki kesatuan
tanah air dan tanah tumpah darah. Bangsa Indonesia memperoleh sumber kehidupan dalam
kehidupan bersama. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki
perbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama
bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahaan, merdeka dari penjajahan.
Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdeka, bangsa Indonesia mempunyai
kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaandan kesamaan inilah yang
rnenumbuhkan niat, kehendak untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa
atau yang lebih dikenal dengan wawasan 'BhinnekaTunggal Ika'.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa sekarang, Pancasila memperoleh makna yang lebih luas menyangkut
landasan untuk satu tata kenegaraan Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga
memiliki berbagai penafsiran yang tidak seragam sebagaimana terlihat dari sepanjang sejarah
tahun 1945 hingga sekarang. Berbagai penafsiran tersebut pada hakikatnya merupakan usaha
rasional dan filsafat untuk menentukan bagaimana Pancasila yang seharusnya.
Yang perlu terus dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah
bagaimana kekondusifan jati diri Pancasila ini dapat terus dibina, ditumbuhkan dan
dkembangan, menuju Indonesia yang berdiri sejajar dengan bangsa lain dalam suasana yang
adil dan sejahtera.
B. Saran
8
DAFTAR PUSAKA
Abdul Hakim, Atang, M.A. Drs. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. 2006. Filsafat Umum
Sumber :http://duniapengetahuan2627.blogspot.com/2013/02/pandangan-integralistik-dalam-
filsafat.html