Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA DAN INTI ISI PANCASILA

Msakalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah pancasila
Dosen Pengampu : Aini Qolbi, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 8

1. Nela bela fitriani ( 2301011058)


2. Deatra Safitri (2301010028)
3. Bilqis Fauziah (2301010024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh

Metro,26 0ktober 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
KATAPENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat.......................................................................... 2
B. Pancasila Sebagai Filsafat............................................................... 3
C. Cara Berfikir Filsafat...................................................................... 3
D. Pandangan Intergralistik dalam Filsafat Pancasila......................... 6
E. Inti Isi Sila Pancasila....................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara ilmiah di sadari bahwa suatu bangsa senantiasa memiliki
pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing yang berbeda dengan
bangsa lain di dunia.Dengan demikian bangsa indonesia tidak mungkin
memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain
Prinsip-prinsip dasar yang telah di temukan oleh peletak dasar negara
indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
bernegara, itulah pancasila. Pancasila sudah di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat indonesia.Lahir pada 1 Juni 1945 dan di tetapkan pada
18 Agustus 1945 bersama dengan UUD 1945 .Jika dilihat dari aspek historis
maka pancasila menjiwai sejarah indonesia dalam berkehidupan bangsa dan
bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Filsafat ?
2. Apa Tujuan Pancasila Sebagai Filsafat?
3. Bagaimana cara berfikir filsafat ?
4. Bagaimana Pandangan Intergralistik dalam Filsafat Pancasila ?
5. Apa Inti Isi Sila Pancasila ?

C. Tujuan
Adapun tujun dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
secara singkat mengenai “Filsafat Pancasila dan inti Isi Pancasila”, pembaca
dapat terbuka wawasannya serta merupakan kajian untuk mempelajari hakikat
dan dimensi Pendidikan Pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan
“sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti
‘kebijakan atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan
untuk mencapai cita pada kebijakan.
Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna
berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari
sebab secara sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran
belaka. Lalu menurut Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa
sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai
dari ketuhanan, alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh
akal manusia. Kemudian ada juga tokoh filsafat terkenal, Plato, yang
mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai
pada kebenaran asli.
Nah, berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab
secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga
dapat menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai
kehidupan yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan melihat secara menyeluruh dengan segala
hubungan.1

1
Filsafat Ilmu Klasik Hingga kontenporer,Dr.Akhyar Yusuf Lubis (.Hal 1)

2
B. Pancasila Sebagai Filsafat
FilsafatPancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila. Pancasila sendiri dikembangkan oleh para founding fathers atau
pendiri bangsa Indonesia sebagai suatu sistem filsafat yang mengandung nilai-
nilai filosofis.
Pancasila sebagai sistem filsafat bertitik tolak dari teori-teori filsafat
dan memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Sementara itu, Pancasila sebagai
sistem filsafat juga memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas
yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya. Setiap sila dalam
Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. Pancasila
sebagai sistem filsafat juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang disusun
secara hierarkis. Sebagai sistem filsafat, Pancasila juga berarti refleksi kritis
dan rasional sebagai dasar negara dankenyataan budaya bangsa dengan tujuan
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.2

C. Cara Berfikir Filsafat


Cara Cepat Berpikir Filosofis, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan memakai akal
sehat sampai pada hakikatnya.
Sementara, menurut seorang filsuf atau ahli filsafat bernama Immanuel
Kant, filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pangkal segala
pengetahuan. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa filsafat
berupaya menjawab segala persoalan secara kritis.
Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak
hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tapi tidak
semua dari mereka yang berfikir filsafat dalam kehidupan sehari-harinya.
Berfikir filsafat sangatlah pentinguntuk semua orang dalam rangka menjalani
aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika
ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat, serta pertanyaan-
2
Buku Pancasila Sebagai Ideologi dan dasar negara (2021) Retno

3
pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan jawabannya.
Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Beberapa manfaat berfikir filsafat, yaitu : mengajarkan cara berpikir kritis,
sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan akal secara
proporsional, membuka wawasan berpikir menuju kearah penghayatan, dan
masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa setiap kaum intelektual
diharapkan untuk selalu berfikir filsafat kapanpun, dimanapun, dan dalam
situasi apapun ia berada. Apalagi seorang Hakim yang harus selalu berfikir
filsafat radikal, universal, konseptual, koheren/konsisten, dan sistematis dalam
memutuskan suatu perkara.
Berfilsafat itu berarti berpikir, tapi berpikir itu tidak berarti berfilsafat.
Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berpikir artinya dengan bermakna
dalam arti berpikir itu ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga mudah
untuk direalisasikan dari berpikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang
pasti/sudah ada planning dancontohnya, dan yang paling utama hasil dari
berpikir itu bermanfaat bagi orang banyak, tapi berpikir tidak berarti
berfilsafat, karena isi dari berpikir itu belum tentu bermakna atau mempunyai
tujuan yang jelas atau mungkin hanya khayalan saja.
Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam, maksudnya untuk
mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang sebenarnya dan
mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap.
Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir secara mendalam
sampai pemahaman secara hakikat, maka dari itu bisa dikatakan filsafat adalah
suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang metode berfikir secara
komprehensif sehingga bisa disimpulkan bahwa guna belajar filsafat adalah
untuk bisa menganalisa dan mencari solusi dari permasalahan yang ada sesuai
dengan realita,serta solusi itu bisa direalisasikan. Filsafat juga memiliki ciri
pemikiran yang tidak boleh terlewatkan dalam melakukan perenungan.
Adapun ciri-ciri tersebut, Pertama Logis adalah masuk akal, yang
dimana segala sesuatu dapat dibuktikan secara ilmiah.Kedua Koheren adalah
keruntutan dalam berfilsafat sangatlah diperlukan, karena apabila kita

4
berfilsafat secara koheren kita akan mendapat hasil yang sangat maksimal.
Ketiga Korelasi adalah saling berhubungan. Keempat Holistik merupakan
menyeluruh, dalam memandang suatu permasalahan, tidak bisa kita pandang
hanya sebagian saja, karena kita tidak akan mendapat penyelesaian yang tepat.
Kelima Radikal adalah ketika menyelesaikan suatu masalah, filsafat akan
menyelesaikan secara radikal yakni sampai pada akar-akarnya atau mendasar,
hingga menumukan sebuahpenyelesaian.
Ciri berfikir filsafat tersebut patutlah selalu digunakan dalam tiap kali
sedang berfikir dan terlebih lagi ketika sedang menyelesaikan sebuah
permasalahan. Namun tidak hanya dengan itu, kita pun juga harus
mengkontekstualisasikan dengan setiap kebenaran dalam berfikir. Karena
fikiran yang benar hanyalah berasal dari praktik social manusia agar dapat
memahami dan mengerti kenyataan social yang ada di sekeliling kita.
Pengetahuan yang sering kita dapatkan sejatinya juga berasal dari praktik
social, praktiklah yang kemudian melahirkan pengetahuan dan praktiklah yang
kemudian juga akan menguji apakah pengetahuan yang kita miliki adalah
benar dan ilmiah. Oleh karenanya praktik menempati posisi atau kedudukan
yang primer. Pengetahuan ada dua tingkat, tingkat pertama adalah
pengetahuan perceptual atau sesasional yaitu kesan-kesan mengenai
pengetahuan yang didapatkan dan pemahamannya masih terpecah-pecah.
Sedangkan yang kedua adalah pengetahuan logis atau rasional yaitu
pengetahuan yang didapatkan untuk memahami kondisi materi secara
mendalam yang didalamnya ada saling hubungannya dan saling
terintegrasinya. Tapi untuk sampai kepada pengetahuan yang rasional,
seseorang harus melewati dulu tahapan pengetahuan perceptual dan tidak bisa
meloncat langsung memperoleh pengetahuan rasional. Demikian juga kita
tidak boleh berhenti pada pengetahuan perceptual, tapi harus ditingkatkan
menjadi pengetahuan rasional. Tapi proses pengetahuan juga tidak berhenti
hanya setelah sampai pada tercapainya pengetahuan rasional, karena kemudian
masih harus di uji kebenarannya didalam praktik nyata dan konkret.3

3
Drs. A. Susanto, M.Pd, Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epitemologis, dan Aksiologis, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011

5
D. Pandangan Intergralistik dalam Filsafat Pancasila
Integralistik atau integralisme adalah suatu nilai atau asas yang
mengutamakan kebulatan dan keutuhan, kesatuan, kekeluargaan. Nilai filsafat
pancasila mengandung asas integralistik atau kekeluargaan, terutama asas
bahwa Bangsa Indonesia adalah suatu keluarga bangsa Indonesia, dalam satu
susunan (rumah tangga) negara kesatuan yang dilandasi asas/paham persatuan.
Pandangan Integralistik (Persatuan) dalam filsafat Pancasila Dasar
filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang
merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan
manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila
itu, melainkan dasarpersatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atasjiwa dan badan, sifat
kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan
kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang
berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam
realitasnya saling berhubungan erat, saling berkaitan, yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakikat manusia
yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila
pancasila yang merupakan dasar filsafat negara Indonesia. Pancasila yang
bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itumenjadi dasar hidupbersama
bangsa Indonesia yang bersifat majemuktunggal pula.
Dalam kenyataannya,bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku
bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda-beda. Perbedaan
itu merupakan hal yang wajar, seperti halnya manusia yang satu itu berbeda
dari manusia yang lain. Namun, bila ditinjau lebih mendalam, diantara
perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Manusia yang
berbeda satu dengan lainnya, secara hakiki memiliki kesamaan kodratsebagai
manusia. Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Secara hakiki,bangsa
Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan.
Bangsa Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama jadi dapat
dikatakan memiliki kesatuan darah. Mereka tinggal di suatu tempat tinggal
(wilayah) yang sama jadi memiliki kesatuan tanah air dan tanah tumpah darah.

6
Bangsa Indonesia memperoleh sumber kehidupandalam kehidupan bersama.
Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu
juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama
bangsa Indonesia pernah diraja,berjuang melawan penjajah, merdeka dari
penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdeka,
bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya
sendiri dalam bentuk negara yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur.4

E. Inti Isi Sila Pancasila


1. Sila Pertama Yaitu Ketuhanan YME
Sila ini Ditempatkan paling pertama karena bangsa indonesia meyakini
segala sesuatu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tuhan
nama lain dalam filsafat disebutdengan causa prima artinya sebab yang
disebabkan oleh segala sesuatu.
2. Sila Kedua Yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan beradab
Sila ini Ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan
mencapai tujuan dan nilai-nilai yang didambakan oleh negara adalah
manusianya. Ketika manusianya hidup rukun, kreatif dan bertanggung
jawab maka negara Indonesia akan mencapai tujuan dan keinginan yang
didambakan. Manusia yang bersifat monodualis yaitu memiliki susunan
kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani.
Ciri-ciri mahluk jasmani dan mahluk rohani.
Mahluk organisme yaitu benda mati, tumbuhan, dan hewan.Mahluk
rohani yaitu akal, rasa, karsa, dan sifat.Sifat kodrat manusia yaitu sebagai
mahluk individu, dan mahluk Tuhan. Setelah prinsip kemanusiaan
dijadikan landasan maka untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
manusia-manusia perlunya persatuan antar masyarkat, tetapi tidak
membedakan suku, ras, dan bahasa.
3. Sila Ketiga Yaitu Persatuan Indonesia

4
https://www.coursehero.com/file/53285593/TUGAS-3docx/

7
Sila ketiga ini kaitanya eratnya dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga
tidak menggunakan awalan (ke) dan akhiran (an), tetapi awalan (per) dan
akhiran (an), mengandung ada dimensi yang bersifat dinamis dari sila ini.
Persatuan atau nasionalisme Indonesia terbentuk bukan atas dasar
persamaan suku bangsa, agama, bahasa, tetapi dilator belakangi oleh
sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah (historis) artinya karena senasib
sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya berdasarkan kemauan
luhur untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu persatuan Indonesia,
bukanlah sesuatu yang terbentuk sekali dan berlaku untuk selama-
lamanya. Persatuan Indonesia merupakan sesuatu yang selalu harus
diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus-
menerus. Semangat persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu
dipompa, sehingga hari semakin kuat.
4. Sila Keempat Yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanan Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan.
Sila Keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh oleh rakyat
indonesia dalam memerdekakan penjajahan dan memerdekakan agar
diakui sebagai suatu negara yang berdaulat dan memiliki undang-undang.
Dalam sila keempat ini dijelaskan juga bahwa bangsa indonesia sejak
jaman penjajah selalu melakukan permusyawaratan bila akan melawan
atau mempertahankan daerah bangsa indoensia dari para penjajah dan dari
dulu segala sesuatu peraturan yang membahas soal rakyat indonesia pasti
di tangani oleh pemerintah.
5. Sila kelima Yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Bangsa Indonesia.
Sila Kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk
selalu menggambarkan dalam bertindak supaya bertindak adil kepada
setiap warga negara indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras,
dan bahasa sehingga tujuan bangsa Indonesia akan tercapai dengan
keikiutan serta semua rakya bangsa indonesia dalam mewujudkan suatu
negara yang adil dalam segi hal.

8
Oleh karena itu dari setiap masing-masing sila-sila mempunyai makna
dan peran sendiri-sendiri. Semua sila berada dalam keseimbangan dan
berperan dengan bobot yang sama. Akan tetapi karena masing-masing
unsur mempunyai hubungan yang organis, maka sila yang di atas
menjiwai sila yang berada di bawahnya misalnya, sila Ketuhanan Yang
Maha Esa menjiwai dan meliputi sila ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima.
Sila ke dua dijiwai sila pertama, menjiwai sila ke tiga, ke empat, dan ke
lima. Demikian seterusnya untuk sila ke tiga, ke empat, dan ke lima.
Susunan sila-sila pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama
lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah majemuk
tunggal (Notonagoro).5

5
Hadi, F. (2022). NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA.
Wijaya Putra Law Review, 1(2), 170-188.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah dijelaskan di atas, Pancasila merupakan kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di
tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Dan filsafat merupakan suatu
ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem.Pancasila
dikatakan sebagai filsafat dikarenakan pancasila merupakan hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat, dimana pancasila memiliki
hakekatnya tersendiri yang terbagi menjadi lima sesuai dengan kelima sila-
silanya tersebut. Adapun yang mendasari Pancasila adalah dasar Ontologist
(Hakikat Manusia), dasar Epistemologis (Pengetahuan), dasar Aksiologis
(Pengamalan Nilai-Nilainya)

B. SARAN
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila
dari pancasila dengan baik dan benar, serta tidak melecehkan arti penting
pancasila.

10
DAFTAR PUSTAKA

Filsafat Ilmu Klasik Hingga kontenporer,Dr.Akhyar Yusuf Lubis (.Hal 1)


Buku Pancasila Sebagai Ideologi dan dasar negara (2021) Retno

Drs. A. Susanto, M.Pd, Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epitemologis, dan Aksiologis, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011

https://www.coursehero.com/file/53285593/TUGAS-3docx/

Hadi, F. (2022). NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DI


INDONESIA. Wijaya Putra Law Review, 1(2), 170-188.

11

Anda mungkin juga menyukai