DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Palemb
ang, April 2023
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................................
4
B. Batasan Masalah......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembuatan Makalah........................................................................................................
4
D. Manfaat Pembukaan Makalah.................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 5
A. Arti Filasafat...............................................................................................................................
5
B. Makna Pendidikan...................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
9
A. Kesimpulan.................................................................................................................................
9
B. Saran............................................................................................................................................9
C. Daftar
pustaka............................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Sejarah filsafat merupakan potret pergumulan para ahli pikir dalam mencari kebenaran.
Sedangkan filsafat sendiri memiliki pengertian usaha manusia dengan akalnya untuk
memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati (Hadiwijono, 2000: 8-9).
Namun sesungguhnya definisi filsafat sangat beragam sesuai dengan karakter filsafat rasional,
yang berarti logis, sistematis, dan kritis (Rapar, 1996:15). Filsafat adalah “induk ilmu
pengetahuan”. Istilah filsafat telah lebih dikenal manusia 2000 tahun yang lalu, yakni pada masa
yunani kuno. Di Miletos, tempat kecil Asiaperantauan orang Yunani, di tempat inilah awal
munculnya filsafat. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, karena tanpa pendidikan
seseorang tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Pendidikan adalah suatu lembaga
dimana seseorang akan diberikan suatu pengajaran yang dapat memberikan pegangan untuk
dapat melanjutkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan merupakan salah satu
bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmulain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat,
sejalan dengan proses perkembangan ilmu,ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari
induknya.
B. Batasan masalah
1. Apa saja arti dari filsafat?
2. Apakah makna dari pendidikan?
4
D. Manfaat pembuatan makalah
Dalam makalah yang kami bahas dapun manfaatnya untuk:
Bahan makalah ini bisa dimanfaatkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca agar bisa lebih mengerti tentang arti filsafat dan makna pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti filsafat
a.) Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
1. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’, yang artinya al-hikmah.
Dengan demikian filsafat dapat diartikan “cinta kebijaksanaan atau al-hikmah”. Orang yang
mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran disebut dengan filsuf.
Yang berasal dari bahasa yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’= cinta, suka (loving), dan
’sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat diharapkan menjadi
bijaksana.
2. Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam
berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir, olah pikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan
mengatakan bahwa “setiap manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab semua
manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua
manusia yang berpikir adalah filsuf. Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang
mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
5
yang bijaksana, melainkan seseorang filsuf atau seseorang yang mencintai kebijaksanaan
(Dagobert D. Runes, 1981).
2. Definisi Filsafat secara Operasional
Seperti telah dijelaskan di muka, salah satu perbuatan filsuf dalam mewujudkan cintanya
kepada kebijaksanaan adalah berpikir atau berfilsafat untuk memperoleh kebenaran.Di satu pihak
ada diantara para ahli yang mendefinisikan filsafat dari segi proses berpikirnya, dan ada pula
diantara mereka yang mendefinisikan filsafat dari segi hasilnya (hasil berpikir para filsuf).
Namun demikian sesungguhnya antara keduanya itu (filsafat sebagai proses dan filsafat sebagai
hasil) tak dapat dipisahkan dalam rangka membangun pengertian filsafat. Ditinjau dari segi
proses berpikirnya, filsafat dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpikir reflektif sistematis
dan kritis kontemplatif untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat
segala sesuatu secara komprehensif. Sejalandengan ini Titus dkk. (1979) mengemukakan bahwa:
Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah metode atau
cara berpikir reflektif dan penyelidikan melalui menalar).
Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat adalah sekelompok teori atau sistem pikiran. Titus dkk.,
(1979) merumuskannya dalam kalimat: “Phylosophy is a group of theories or systems of thougt”.
Hasil berfilsafat yang telah dilakukan oleh para filsuf tiada lain adalah sistem teori atau sistem
pikiran mengenai segala sesuatu. Sistem teori atau sistem pikiran ini tentunya sudah ada atau
sudah tergelar di dalam kebudayaan umat manusia. Kita dapat menemukannya dalam bentuk
tulisan atau buku, puisi, dsb., sebagaimana telah dihasilkan oleh para filsuf besar seperti:
Socrates, Plato, Aristoteles, Rene Descartes, Iqbal, Alghazali, John Dewey, John Locke, dsb.
Dengan redaksi lain, filsafat sebagai hasil berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu system teori
atau sistem pikiran tentang hakikat segala sesuatu yang bersifat komprehensif, yang diperoleh
melalui berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif.
3. Definisi Filsafat Secara Leksikal
Ditinjau secara leksikal, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bahwa filsafat berarti sikap hidup atau pandangan hidup (Balai Pustaka, 1995). Kita sering atau
mungkin pernah mendengar pernyataan berikut ini: “filsafat hidup saya adalah ...”, atau
“Pancasila adalah filsafat hidup bangsa Indonesia”. Istilah filsafat dalam pernyataan-pernyataan
tadi memiliki arti sebagai sikap hidup atau pandangan hidup.
Dalam pengertian di atas, setiap orang baik secara individual maupun secara kelompok tentu
memiliki filsafatnya masing-masing. Adapun filsafat tersebut akan tercermin di dalam
pernyataan-pernyataan atau perbuatan-perbuatannya. Filsafat sebagai sikap hidup dan pandangan
hidup dapat dimiliki seseorang secara alamiah melalui pengalaman hidup bersama di dalam
masyarakatnya. Sikap hidup atau pandangan hidup itu dimiliki melalui pengalaman yang relatif
tidak disadari secara rasional dan diperoleh tidak dengan cara-cara berfilsafat. Sebaliknya,
filsafat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup itu dapat pula dimiliki seseorang melalui cara-
cara belajar yang disadari misalnya melalui belajar tentang filsafat. Dengan mempelajari filsafat,
seseorang atau suatu kelompok masyarakat atau bangsa akan dapat membangun sikap hidup atau
6
pandangan hidupnya. Selain itu, filsafat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup bahkan dapat
pula dimiliki seseorang melalui berfilsafat sebagaimana telah dilakukan oleh para filsuf.
7
10. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran tentang
segala sesuatu yang dimasalahkan dengan berfikir radikal, sistematis dan universal.
B. Makna pendidikan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pendidikan sebenarnya memiliki makna yang begitu luas dan pemaknaan itu tergantung dari
sudut pandang mana melihatnya. Prinsipnya pendidikan itu sering dimaknai sebagai usaha sadar
orang dewasa kepada orang lain agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.
Pendidikan juga merupakan proses pemanusiaan manusia yang memerlukan rentang waktu lama
dan panjang. Ada yang menyebutkan bahwa pendidikan itu adalah investasi manusia di masa
depan. Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi
atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia
melestarikan hidupnya. Pendidikan memiliki banyak aspek diantaranya ada pendidikan moral,
pendidikan nilai, pendidikan sosial, pendidikan agama, dan pendidikan pengetahuan banyak
sekali aspek dari pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan
adanya pendidikan akan tercipta manusia yang berkualitas, berintelektual, berkarakter, dan
terhindar dari kebodohan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan
dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Kita dididik menjadi orang yang
berguna baik bagi Negara,Nusa dan Bangsa.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang
Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat
pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran
dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan
merupakan pembentukan peserta didik kepada yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan
dengan Educere. ( M.R. Kurniadi,STh;1) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan
8
berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa filsafat berasal dari bahasa arab
‘falsafah’, yang artinya al-hikmah. Dengan demikian filsafat dapat diartikan “cinta kebijaksanaan
atau al-hikmah”. Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran disebut
dengan filsuf.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan
demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menganggap perlu untuk memberikan saran atau
rekomendasi.
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan pedoman bagi
manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dengan demikian diharapkan manusia
dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam
menghadapi segala permasalahan kehidupan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10