Anda di halaman 1dari 13

GAGASAN, POSISI, CAKUPAN DAN KEUNTUNGAN DARI

FILSAFAT ILMU

OLEH:
NAMA : CINDY KORE MEGA
NIM : 86108.2023.0454
KELAS :A

PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI
KUPANG
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat
dan hikmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Gagasan,
Posisi, Cakupan, dan Keuntungan dari Filsafat Ilmu”. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah yang penulis susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Kupang, 15 November 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI iii
………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN 1
…………………………………………………...
A. Latar Belakang 2
………………………………………………………….
B. Metode Penulisan ……………………………………………………... --
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………. -
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… --
A. Gagasan Filsafat Ilmu…………………………………………………..
B. Posisi Filsafat Ilmu……………………………………………………..
C. Cakupan Filsafat Ilmu………………………………………………….
D. Keuntungan Filsafat Ilmu
BAB III PENUTUP --
………………………………………………………….
A. Kesimpulan --
……………………………………………………………..
Daftar Pustaka --
……………………………………………………………….

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menguraikan mengenai filsafat ilmu, dalam bahasa Inggris, filsafat disebut
sebagai "philosophy," dan kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, "philosophia,"
yang terdiri atas dua kata dan istilah: "philos" (cinta) atau "philia" (persahabatan,
ketertarikan) dan "sophia" (pesan yang tersirat, kebijaksanaan, pemahaman,
keterampilan, pengalaman mudah, kecerdasan). Jadi, secara etimologis, filsafat
berarti cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran. Saat ini, ilmu sudah terlepas dari
nilai-nilai mulia ilmu, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Bahkan, ada kemungkinan ilmu dan teknologi menjadi malapetaka bagi kehidupan
manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi. Ilmu dianggap hanya sebagai
hafalan, bukan sebagai pengetahuan yang menggambarkan, menyebutkan, atau
memprediksi tanda-tanda alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup.
Kelahiran suatu bidang ilmu tidak bisa dipisahkan dari peran filsafat;
sebaliknya, perkembangan ilmu memperkuat eksistensi filsafat. Ilmu atau sains
adalah komponen terbesar yang diajarkan di semua tingkatan pendidikan. Ilmu dan
teknologi telah kehilangan esensi fundamentalnya karena ilmu telah mengurangi atau
bahkan menghilangkan peran manusia, dan tanpa disadari, manusia telah menjadi
budak ilmu dan teknologi. Meskipun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu,

4
pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait baik secara substansial maupun
historis. Oleh karena itu, filsafat ilmu berusaha mengembalikan semangat dan nilai-
nilai mulia asli ilmu, agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia.
Filsafat ilmu diberikan sebagai pengetahuan bagi mereka yang ingin
mendalami hakikat ilmu dan hubungannya dengan pengetahuan lainnya. Filsafat ilmu
akan menegaskan bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen untuk mencapai
kesejahteraan, bukan tujuan akhir. Dampak keyakinan yang kaku dan dogmatis
terkadang menghambat perkembangan ilmu. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan
dan kejelian dalam memahami kebenaran ilmiah dengan menggunakan sistem nilai
dalam agama, agar keduanya tidak saling bertentangan. Dalam filsafat ilmu, akan
dijelaskan secara filosofis dan akademis sehingga ilmu dan teknologi tidak terlepas
dari nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan lingkungan. Bagi individu beragama, ilmu
dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai Ketuhanan, karena
sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan. Manusia diberi daya pikir oleh Tuhan, dan
melalui daya pikir inilah manusia menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi.
Dengan demikian, filsafat ilmu akan memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi
setiap bidang ilmu.
B. Metode Penulisan
Dalam makalah ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
dengan menerapkan metode kepustakaan. Penulisan ini menggunakan metode telaah
pustaka atau literature review. Literature review adalah jenis penelitian yang secara
kritis mengevaluasi pengetahuan, ide, atau temuan yang terdapat dalam literatur yang
berkaitan dengan isu dan tujuan penelitian. (Meleong, 2012) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena terkait dengan apa yang
dialami oleh subjek penelitian, seperti persepsi, perilaku, motivasi, tindakan secara
keseluruhan, dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks
spesifik yang alamiah, menggunakan berbagai metode ilmiah.

5
C. Tujuan Penulisan
1) Menjelaskan gagasan filsafat ilmu
2) Menjelaskan posisi filsafat ilmu
3) Menjelaskan cakupan filsafat ilmu
4) Menjelaskan keuntungan filsafat ilmu.

6
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Gagasan Filsafat Ilmu

Filsafat merupakan istilah Arab yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, yaitu
"philosophia," yang terdiri dari dua suku kata, "philo" dan "sophia." "Philo" berarti
cinta, sedangkan "Sophia" berarti pesan tersirat atau kebenaran. Oleh karena itu,
"philosophia" diartikan sebagai pesan cinta tersirat atau kebenaran cinta, yang berarti
upaya untuk memahami secara mendalam suatu hal atau mencintai kebijaksanaan.
(Ritaudin, 2015)
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, "Philosophia," yang terdiri dari dua
istilah, yaitu "philos" (cinta) atau "philia" (persahabatan, tertarik kepada) dan
"sophos" (saran, kebijaksanaan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman simpel,
intelegensi). Dalam bahasa Inggris, "filsafat" diterjemahkan sebagai "philosophy."
(Nurhayati, 2021). Filsafat, dengan berpikir sistematis, radikal, dan universal,
merupakan upaya manusia untuk mencari kebenaran asal dan mendalam tentang
segala sesuatu yang dipertanyakan. (Widyawati, 2018)
Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai
kebenaran yang orisinal. (Ginting, 2008). Cicerro (106-03 SM) menyatakan bahwa
filsafat adalah induk dari semua ilmu pengetahuan lainnya, dan Aristoteles
mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang mencakup kebenaran dan berbagai
cabang ilmu seperti nalar, metafisika, politik, retorika, ekonomi, etika, dan keindahan.
(Tamrin, 2019)
Dalam bahasa Inggris, "Science" berasal dari bahasa Latin "Scientia"
(pengetahuan), yang berasal dari kata "scire" (mengetahui) dalam bahasa Arab
dengan kata-kata seperti "‘alima," "ya’lamu," dan "’ilman." Ilmu pengetahuan
diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis

7
dengan metode eksklusif untuk menentukan apakah informasi itu dapat diterima atau
ditolak. (Nurhayati, 2021)
Definisi ilmu pengetahuan menurut Marxis oleh Alfensyef adalah bahwa ilmu
pengetahuan mencerminkan masyarakat dan pikiran, merefleksikan dunia dengan
benar, dan menguji kategorinya dengan pengalaman praktis. Ilmu pengetahuan
mencakup pengetahuan tentang alam, masyarakat, dan pikiran, mencerminkan alam
serta konsep-konsep, kategori, dan kebenarannya diuji menggunakan metode ilmiah.
(Tamrin, 2019).
Filsafat ilmu, menurut Jujun S. Suriasumantri, bertujuan untuk membahas dan
mengevaluasi asal-usul metode-metode pemikiran ilmiah dan mencoba menemukan
nilai dan pentingnya usaha ilmiah secara holistik. Pendapat beberapa pakar, seperti
Liang Gie, (Rokhmah, 2012), menyatakan bahwa filsafat ilmu adalah kumpulan
pemikiran reflektif terhadap masalah yang menyangkut dasar ilmu dan hubungan
ilmu dengan segala aspek kehidupan manusia.
A. Cornelius Benjamin mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang
pengetahuan filsafat yang mengkaji sistematis tentang ilmu, konsep-konsepnya,
pranggapan, terutama metode-metodenya, dan letaknya dalam kerangka umum
cabang-cabang pengetahuan intelektual. (Umar, 2018)
Dengan kata lain, filsafat ilmu adalah upaya untuk mengkaji dan mendalami
ilmu, baik dalam karakteristik perolehannya, substansinya, maupun manfaatnya bagi
kehidupan manusia. Pada dasarnya, filsafat ilmu adalah kajian filosofis terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan ilmu dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah,
serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu
keseluruhan. (Nurhayati, 2021).

2. Posisi Filsafat Ilmu


Van Peursen (Kirom, 2011) menyatakan bahwa pada masa lalu, bagian
mendasar dari filsafat merujuk pada ilmu, dan definisi tentang ilmu sangat tergantung
pada sistem filsafat yang dianut pada saat itu. Koento Wibisono menjelaskan bahwa

8
filsafat itu sendiri telah membawa konfigurasi yang menjelaskan bagaimana "pohon
pengetahuan" telah tumbuh dan berkembang subur dengan banyak cabangnya.
Filsafat memberikan penjelasan atau jawaban substansial dan radikal terhadap
masalah ini. Namun, pandangan lain menyatakan bahwa secara historis, filsafat dapat
diartikan sebagai induk ilmu, tetapi dengan pertimbangan banyaknya pertanyaan
kehidupan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu, seiring perkembangannya, ilmu
semakin terspesialisasi dan mandiri sehingga filsafat menjadi titik referensi untuk
menjawabnya. Proses atau interaksi ini pada dasarnya merupakan wilayah kajian
filsafat ilmu, sehingga filsafat ilmu dapat dianggap sebagai usaha untuk mengatasi
kesenjangan antara filsafat dan ilmu. Akibatnya, ilmu tidak dianggap rendah dalam
filsafat, dan filsafat tidak melihat ilmu sebagai pemahaman yang dangkal terhadap
alam. Sementara ilmu terus mengembangkan dirinya dalam batas-batas wilayahnya,
selalu dikritisi secara radikal. (Nurhayati, 2021)

3. Cakupan Filsafat Ilmu


Inti dari konsep filsafat ilmu adalah pandangan filosofis terhadap aspek yang
terkait dengan ilmu. Dalam terminologi alternatif, filsafat ilmu dapat diartikan
sebagai usaha untuk mengkaji dan menyelidiki ilmu pengetahuan atau sains, yang
mencakup karakteristiknya, cara memperolehnya, dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian ini tidak terlepas dari panduan utama filsafat yang mencakup
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi (Nurhayati, 2021)
Ontologi, yang sering dikenal sebagai metafisika, merupakan cabang filsafat
ilmu yang terkait dengan prinsip-prinsip apa yang ada. Ontologi membahas dasar-
dasar dalam filsafat yang mencakup baik aspek empiris maupun fenomena.
Epistemologi, bagian dari filsafat ilmu, berkaitan dengan hakikat dan cakupan
pemahaman pada dasarnya serta menjelaskan konsep bahwa seseorang memiliki
pengetahuan. Sementara itu, Aksiologi adalah cabang filsafat ilmu yang terkait
dengan pertanyaan tentang bagaimana manusia menggunakan pengetahuannya,

9
berusaha memahami hakikat dan manfaat dari pengetahuan tersebut (Rokhmah,
2012).
Fokus dalam filsafat ilmu yang akan dibahas adalah kunci keberadaan suatu
ilmu, yang diartikan sebagai elemen-elemen dasar dari filsafat ilmu. Standar kunci
ilmu terdiri dari tiga aspek, yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ontologi
merupakan studi tentang masalah yang dipelajari oleh suatu ilmu pengetahuan.
Epistemologi mengkaji ilmu pengetahuan dari segi sumber dan metode yang
digunakan untuk mencapai kebenaran ilmiah. Aksiologi melibatkan pertanyaan
mengenai tujuan dari suatu ilmu pengetahuan (Mariyah, 2021)
Selain penjelasan tentang cakupan atau cabang-cabang filsafat di atas,
terdapat juga aspek lain seperti Ontologi, yang merujuk pada ilmu yang berkaitan
dengan substansi yang berasal dari makhluk hidup atau benda yang tidak berwujud.
Epistemologi, berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan, merupakan dasar
dari pengetahuan, kebenaran, dan batasan ilmu serta mempelajari langkah-langkah
yang terlihat dalam usaha menghasilkan pengetahuan. Aksiologi, berasal dari kata
'axio' yang berarti menarik kelebihan dari sesuatu, mempertimbangkan realitas, nilai-
nilai kebaikan, estetika, dan kebenaran (Ritaudin, 2015).

4. Keuntungan Filsafat Ilmu

Filsafat berperan sebagai upaya untuk memahami nilai dan manfaat, dengan
tujuan menghasilkan pemahaman dan kebijaksanaan. Tujuan dari filsafat ilmu
melibatkan berbagai aspek seperti kreativitas, kesempurnaan, bentuk, keindahan,
komunikasi, dan ekspresi (Ritaudin, 2015). Fungsi filsafat ilmu mencakup
memberikan landasan sejarah untuk memahami berbagai konsep dan teori dalam
disiplin ilmu, serta menyediakan kemampuan untuk membentuk teori ilmiah.
Beberapa fungsi filsafat ilmu meliputi:

10
a. Membantu menggali pertanyaan tentang hakikat manusia dan tanggung jawabnya
secara terstruktur, filsafat menunjukkan cara terkini untuk mempelajari dilema terkait
ilmu, manusia, hakikat kebenaran, dan ilmiah.
b. Menjadi masukan ideologis, yaitu memiliki kemampuan untuk menganalisis secara
terbuka dan merespons terhadap argumen agama atau pandangan dunia.
c. Menjadi dasar bagi pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas untuk
mempelajari masalah ilmu khusus.
d. Digunakan untuk berpartisipasi secara kritis dalam aktivitas intelektual, terutama
dalam lingkungan akademik.
e. Menyediakan pengetahuan lebih luas serta kemampuan analisis dan kritis dalam
menghadapi masalah intelektual, spiritual, dan ideologis (Tamrin, 2019).
Namun, fungsi lain dari filsafat ilmu adalah untuk meneliti dan mengkaji
berbagai sumber pengetahuan. Dalam filsafat pengetahuan, sumber pengetahuan
disebut sebagai asal pengetahuan, seperti nalar, akal budi, dan bisikan hati. (Mariyah,
2021) menyajikan tiga model pengetahuan, yaitu:
a. Dengan sadar dan berkesinambungan, membuat seseorang menempuh cara untuk
memiliki dan mengubah objek melalui langkah konkret dan secara pribadi menuju
kemajuan.
b. Menggunakan cara memisahkan diri secara fisik dan rohani sebagai petunjuk untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Menggunakan suatu objek yang dijadikan target dengan cara mempercantiknya ke
sesuatu yang ideal sehingga tercapai nilai seni, sastra, mitologi, yang memuat unsur
etika.

11
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat ilmu merujuk pada studi yang secara kritis mempelajari semua
peristiwa kehidupan dan pemikiran manusia, yang kemudian diuraikan dalam konsep-
konsep fundamental. Filsafat diharapkan mampu memberikan penandaan terhadap
realitas dan substansi, sehingga melalui filsafat, suatu hal dapat dikenali. Filsafat ilmu
berperan sebagai wahana untuk menguji dan menganalisis secara ilmiah. Dengan
adanya filsafat ilmu, individu menjadi lebih kritis terhadap aktivitas ilmiah. Ini juga
menjadi perjuangan untuk menggambarkan, mengukur, menilai asumsi, dan cara
berpikir ilmiah, karena seringkali kita menerapkan metode ilmiah tanpa
mempertimbangkan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri.
Peran filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah memberikan evaluasi terhadap
wacana ilmiah dalam perkembangan pengetahuan manusia dengan tujuan mencapai
kebenaran. Meskipun demikian, filsafat tidak ikut campur dalam ilmu pengetahuan
itu sendiri. Sebaliknya, filsafat selalu menekankan pada penilaian kebenaran dengan
menilai ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berupaya memperoleh
jawaban yang benar. Proses penilaian ini harus dilakukan dengan langkah-langkah
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Filsafat memberikan
evaluasi, dan jawaban yang diberikan harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan
masukan, sehingga menjadi pedoman penilaian untuk mencapai kebenaran yang
diinginkan.

12
Daftar Pustaka

Ginting. (2008). Filsafat Ilmu dan metode riset. Medan: USU Press.
Kirom. (2011). Filsafat Ilmu dan arah pengembangan pancasila: relevansinya dalam
mengatasi persoalan kebangsaan. Jurnal filsafat vol.21.no.2.
Mariyah. (2021). Filsafat dan sejarah perkembangan ilmu. Jurnal filsafat Indonesia
vol.4 no.3.
Meleong. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakaya.
Nurhayati. (2021). Peranan filsafat ilmu untuk kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan. Jurnal:Tasamuh.
Ritaudin. (2015). Mengenal filsafat dan karakteristiknya. Kalam: jurnal studi agama
dan pemikiran Islam Vol.9 no.1.
Rokhmah. (2012). Ilmu dalam tinjauan filsafat: ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Jurnal studi Keislaman vol.7 no 2.
Tamrin. (2019). Relasi ilmu Filsafat dan Agama dalam dimensi Filsafat Ilmu. Jurnal
Sosial dan budaya Syar-i vol.6.no.1.
Umar. (2018). Filsafat ilmu:suatu tinjauan pengertian dan objek dalam filsafat
pengetahuan. Jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar vol2.no 2.
Widyawati. (2018). Filsafat Ilmu. Surakarta: Isi Press.

13

Anda mungkin juga menyukai