Dan kami sadar bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih terdapat banyak kesalahan dari segi fisik maupun isi materi.
Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran dari
pembaca. Akhir kata kami berharap bahwa tugas ini dapat memenuhi dan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bukan hanya untuk kami tapi
untuk semua para pembaca dan saya ucapkan terimaka
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
3.2 Saran……………………………………………………………………12
BAB 1
PENDAHULUAN
dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu
sendiri.James melihat konotasi filsafat sebagai kumpulan pertanyaan yang tidak
pernah terjawab oleh sains secara memuaskan. Russel melihat filsafat pada sifatnya
ialah usaha menjawab, objeknya ultimate question.Phytagoras menunjukkan filsafat
sebagai perenungan tentang ketuhanan. Poedjawijatna (1974: 11) menyatakan
filsafat diartikan ingin mencapai pandai, cinta, pada kebijakan, dan sebagai jenis
pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah Bakry (1971: 11) mengatakan filsafat
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta,
dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagiamana sikap manusia
itu harus setelah mencapai pengetahuan itu, dan masih banyak pendapat dari tokoh-
tokoh lainnya.
1.2 Tujuan
1.3 Mamfaat
1.Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah
buku
BAB 2
PEMBAHASAN
Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti ilmu
atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani,
philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia berarti pengetahuan atau hikmah
(wisdom), jadi Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta pada
kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a lover of wisdom. Orang
berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan pengetahuan
atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles (filosof Yunani kuno)
mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-kadang
disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun pengertian
filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula. Pada abad
modern (Herbert) filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran.
Terbagi atas 3 bagian: logika, metafisika dan estetika (termasuk di dalamnya etika).
Pada abad pertengahan (abad 12–13 SM) mulai dilakukan analisis rasional
terha-dap sifat-sifat alam dan Allah, analisis suatu kejadian/materi, bentuk,
ketidaknampakan, logika dan bahasa. Salah satu filsufnya adalah Thomas Aquinas.
Kedua, Filsafat modern (abad 15 sampai dengan sekarang) Berkembang beberapa
paham yang menguatkan kedudukan humanisme sebagai dasar dalam
perkembangan hidup manusia dan pengetahuan. Paham rasionalisme menyatakan
bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh dan menguji pengetahuan
1. Utilitarianisme
2.Idealisme
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato),
jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal
yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh,
pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi. Kata idealisme pun
merupakan istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz
pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya
memperlawankan dengan materialisme Epikuros.Istilah Idealisme adalah aliran
filsafat yang memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat
realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam
pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan
Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer dan sebagainya.
3.Rasionalisme
4.Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada
akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan
kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan
praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah
logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual dan konkret. Dunia ditampilkan apa adanya dan
perbedaan diterima begitu saja.Representasi atau penjelmaan realitas yang muncul
di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.
Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan
demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan
seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan
oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
5.Empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
6. Positivisme
Istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat
dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat,
positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains.
Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada)
antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan
berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
7. Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami
sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan
hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam
alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang
mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi
kepada materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung
paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata
(harta,uang,dsb). Maka materilisme adalah paham yang menyatakan bahwa hal yang
dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas
materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-
satunya substansi. Kemudian, istilah inipun sering digunakan dalam filsafat.Filsuf
yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakan salah
satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf lain yang juga
turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus.
Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme
yang berkembang di Prancis pada masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie
yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin)
dan L'homme plante (manusia tumbuhan).Dalam waktu yang sama, di tempat lain
muncul seorang Baron von Holbach yang mengemukakan suatu materialisme
ateisme.
8. Humanisme
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda
yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-
isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin
beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia,
berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi
kelompok-kelompok etnis tertentu. Humanisme modern dibagi kepada dua aliran.
Humanisme keagamaan/religi dan Humanisme Sekular.Diantara tokoh-tokoh
Humanisme: Abraham Maslow, Albert Einstein, Bertrand Russell, Carl Rogers,
Cicero, Edward Said, Erasmus, Gene Roddenberry, Hans-Georg Gadamer, Dr.
Henry Morgentaler, Isaac Asimov, Israel Shahak, Jacob Bronowski.
9. Feminisme
10. Eksistensialisme
Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan
tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh,
mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur,
pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah,
apakah kita menjadi dokter atas
Pada abad pertengahan (abad 12–13 SM) mulai dilakukan analisis rasional
terha-dap sifat-sifat alam dan Allah, analisis suatu kejadian/materi, bentuk,
ketidaknampakan, logika dan bahasa. Salah satu filsufnya adalah Thomas Aquinas
(1225-1274). Kedua, Filsafat modern (abad 15 sampai dengan sekarang)
Berkembang beberapa paham yang menguatkan kedudukan humanisme sebagai
dasar dalam perkembangan hidup manusia dan pengetahuan. Paham rasionalisme
menyatakan bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh dan menguji
pengetahuan.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Filsafat telah mewarisi subyek atau pribadi sedemikian kuat, sehingga tiap
orang menjadi penganut suatu faham filsafat baik sadar maupun tidak, langsung
ataupun tidak langsung.Ajaran filsafat pada dasarnya adalah hasil pemikiran
seseorang atau beberapa orang ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental.
Perbedaan-perbedaan cara dalam meng-approach suatu masalah akan melahirkan
kesimpulan-kesimpulan yang berbeda-beda tentang masalah yang sama. Perbedaan-
perbedaan itu dapat juga disebabkan latar belakang pribadi para ahli tersebut, di
samping pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
Kenyataan-kenyataan itu melatar belakangi perbedaan-perbedaan tiap-tiap pokok
suatu ajaran filsafat. Dan oleh penelitian para ahli kemudian, ajaran filsafat tersebut
disusun dalam satu sistematika dengan kategori tertentu. Klasifikasi inilah yang
melahirkan apa yang kita kenal sebagai suatu aliran (sistem) suatu ajaran filsafat.
Suatu ajaran filsafat dapat pula sebagai produk suatu zaman, produk suatu
cultural and social matrix.
11
Dengan demikian suatu ajaran filsafat dapat merupakan reaksi dan aksi atas
sesuatu realita di dalam kehidupan manusia. Filsafat dapat berbentuk cita-cita,
idealisme yang secara radikal berhasrat meninggalkan suatu pola kehidupan
tertentu.Terkhusus pada bidang filsafat awal mula timbulnya berasal dari rasa ingin
tahu kemudian terbentuklah mitos yang mempercayai keberadaan sifat gaib yaitu
roh-roh di balik alam jagat raya ini, dan ini dipercayai oleh orang dahulu sebagai
suatu kebenaran.Selanjutnya rasa kritis pun mulai menderai orang-orang atas
kebenaran mitos itu rasa sangsi pun muncul, lalu ingin kepastian, timbulnya
pertanyaan dan rasa-rasa tersebut adalah dasar timbulnya filsafat.
3.2 SARAN
Gie, The Liang. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet VIII. Yogyakarta; Liberty. 2010.
Solihin, M.2007.Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga
Modern.Bandung : Pustaka Setia Siswanto, Joko. Sistem-sistem Metafisika Dunia
Barat: Dari Aristoteles sampai Derrida. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. 1998.
Surajiyo.2008.Ilmu Filsafat. Jakarta PT Bumi Aksara Tafsir, Prof. Dr.
Ahmad.2001.Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra. Bandung :
PT Remaja Rordakarya.
http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com/
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1787015-sejarah-perkembangan-
filsafat-sains#ixzz1eBdPOomx