Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT ILMU

MATERI PENGERTIAN, CIRI-CIRI, DAN GAYA DALAM FILSAFAT


PEMBIMBING
DR NURY FIRDAUSIA M.PD.I

KELOMPOK 1
AHMAD SHODIQUL MUTAQIN (2077011613)
KHARIS SYAIFUL RIZAL (2077011560)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di STAIMA AL-HIKAM ini .
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah filsafat ilmu. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata
kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama,
bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih, wassalamualaikum,,,,,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………..………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………..…………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH…………….…………………………………………………………………..1


B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………….1
C. TUJUAN PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT…………………………………………………………………………………………..2
B. CIRI-CIRI FILSAFAT………………………………………………………………………………………………….3
C. GAYA DALAM FILSAFAT………………………………………………………………………………………….4

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………5

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kajian filsafat ilmu, adalah kajian yang memikat pemikiran banyak orang tentang apa
yang sebenarnya ilmu itu cukup mengundang pro maupun kontra, bahkan diperdebatkan;
Mengapa, sebab tidak semua orang bisa menerima pandanganpandangan filsafat untuk
kebijaksanaan dalam berilmu, terkadang banyak orang yang mengatakan bahwa hidup itu tidak
semudah berfilsafat.

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani (kuno) gabungan dari dua kata, yaitu "Philo"
dan "Sophia'", kata "Philo" berarti berhasrat/ cinta, sedangkan "Shopia" berarti kebijaksanaan,
jadi filsafat ("philosophia") berarti "berhasrat akan kebijaksanaan.
Filsafat merupakan suatu ajaran, sebagai petunjuk hidup dengan jalan refleksi
(perenungan) untuk menangkap makna gejala-gejala pengalaman manusia dengan sedalam-
dalamnya untuk sampai pada kebijaksanaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa itu pengertian filsafat ?
Apa ciri-ciri nya ?
Apa maksud gaya dalam filsafat ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Setiap karya tulis pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan makalah. Ada beberapa
tujuan makalah ditulis. Tujuan makalah yang pertama adalah untuk melatih penulis agar
mampu menyusun tulisan ilmiah yang benar.
Tujuan makalah kedua adalah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi
penulis dan pembacanya.
Tujuan makalah ketiga adalah untuk memberi sumbangan pemikiran baik berupa
konsep teoritis maupun praktis.
Tujuan makalah keempat adalah untuk mendukung perkembangan konsep keilmuan
maupun pemecahan masalah.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT

Pandangan mengenai pengertian filsafat dalam kepustakaan Barat (begitu pula di


dalam kepustakaan Indonesia) sangatlah beragam, keberagaman pengertian filsafat tersebut
dapat berupa pengertian yang berbeda secara radikal dan malahan saling bertentangan
mengenai apa (definisi) sesungguhnya filsafat itu, bahkan pertentangan tersebut telah
berkembang dan menjurus ketepi jurang kekacauan. Selain kesimpangsiuran perumusan
pengertian filsafat, dapat pula dilihat kesimpangsiuran dari pembagiannya menjadi cabang-
cabang yang bermacam-macam.

Mengkaji filsafat secara bijaksana untuk (seminimal mungkin) menghindarkan dari


kekacauan pengertian/definisi maupun pembagiannya seyogianya meninjau filsafat di bawah
aspek keabadian, sehingga dapat menuju pada suatu pengertian filsafat yang tepat dan struktur
pengetahuan filsafati yang sistematis. Maksud ini diharapkan terwujud dengan meninjau filsafat
dalam kerangka yang lebih luas dan dalam hubungan dengan unsur-unsur lain yang berkaitan.
Kerangka yang dimaksud itu ialah eksistensi manusiawi. Tidak diragukan bahwa eksistensi
manusiawi mempunyai aspek keabadian. Selama ada manusia, maka pasti ada eksistensi
manusiawi.

Filsafat merupakan suatu ajaran, sebagai petunjuk hidup dengan jalan refleksi
(perenungan) untuk menangkap makna gejala-gejala pengalaman manusia dengan sedalam-
dalamnya untuk sampai pada kebijaksanaan. Ajaran dalam kerangka berpikir filsafat tidak
terbatas pada salah satu bidang kehidupan, melainkan hendak memberikan suatu pandangan
hidup yang menyeluruh. Karenanya filsafat mengenai arti hidup yang sebenarnya, yaitu makna
hakiki dari hidup.

Mengapa harus filsatat untuk mencapai kebijaksaan dal sebuah kehidupan? Sebabnya,
apa yang sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal
ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia tentunya lebih dulu
memikirkan dengan bertanva tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban
mereka itulah yang kemudian kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafati. Apabila ilmu
diibiratkan sebagai sebuah pohon yang memiliki berbagai cabang pemikiran, ranting
pemahaman, serta buah solusi, maka filsafat adalah tanah dasar tempat pohon tersebut
berpijak dan tumbuh.

2
Banyak para filsuf, ilmuwan ataupun penulis yang mendefinisikan filsafat, namun pada
kenyataannya semua definisi filsafat itu tidak pernah dapat menampilkan pengertian yang
sempurna karena setiap orang selalu berbeda cara dan gaya dalam mendefinisikan suatu
masalah. Definisi dan pengertian tidak akan menyesatkan selama kita memandangnya sebagai
cara pengenalan awal atau sementara untuk mencapai kesempurnaan lebih lanjut.

B. CIRI-CIRI FILSAFAT

ciri-ciri filsafat yaitu universal, radikal, dan sistematis.

Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku untuk semua
tidak terkecuali.

Lalu filsafat itu memiliki ciri radikal yaitu menggali sesuatu sampai ke akarnya, seorang
filsuf tidak hanya berhenti pada satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus muncul
hingga sudah tidak ada lagi hal yang membuatnya ragu atau heran.

Terakhir adalah sistematis, filsafat memiliki ciri sistematis yang artinya segala pemikiran
yang muncul atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya
kamu akan menemukan bahwa aliran-aliran filsafat yang ada merupakan aliran yang saling
berkaitan dan terhubung satu sama lainnya.

Dalam memandang hal yang sama, mungkin aku dan kamu pasti memiliki sudut pandang
yang berbeda. Bisa jadi kamu melihatnya dari sisi sebelah kiri, dan aku melihatnya dari sebelah
kanan, yang akhirnya kita berdua melahirkan sebuah pandangan baru, begitu pula dengan aliran-
aliran yang ada dalam filsafat. Berbagai aliran ini tentunya merupakan sudut pandang para
tokohnya dalam melihat dunia, sudut pandang ini bisa berdasarkan bagaimana pengalaman hidup
seseorang, atau prinsip dan keyakinan yang dimilikinya.

3
C. GAYA DALAM FILSAFAT

Filsafat bisa dimengerti dan dilakukan melalui banyak cara, sehingga berlaku prinsip “Variis
modis bene fit”, dapat berhasil melalui banyak cara yang berbeda. Bertens menengarai ada
beberapa gaya berfilsafat.

Pertama, berfilsafat yang terkait erat dengan sastra. Artinya, sebuah karya filsafat
dipandang melalui nilai-nilai sastra tinggi. Contoh: Sartre tidak hanya dikenal sebagai penulis karya
filsafat, tetapi juga seorang penulis novel, drama, scenario film. Bahkan beberapa filsuf pernah
meraih hadiah Nobel untuk bidang kesusasteraan.

Kedua, berfilsafat yang dikaitkan dengan social politik. Di sini, filsafat sering dikaitkan
dengan praksis politik. Artinya sebuah karya filsafat dipandang memiliki dimensi-dimensi ideologis
yang relevan dengan konsep negara. Filsuf yang menjadi primadona dalam gaya berfilsafat
semacam ini adalah Karl Marx (1818-1883) yang terkenal dengan ungkapannya: “Para filsuf sampai
sekarang hanya menafsirkan dunia. Kini tibalah saatnya untuk mengubah dunia”.

Ketiga, filsafat yang terkait erat dengan metodologi. Artinya para filsuf menaruh
perhatian besar terhadap persoalan-persoalan metode ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh
Descartes dan Karl Popper. Descartes mengatakan bahwa untuk memperoleh kebenaran yang pasti
kita harus mulai meragukan segala sesuatu. Sikap yang demikian itu dinamakan skeptis metodis.
Namun pada akhirnya ada satu hal yang tidak dapat kita ragukan, yakni kita yang sedang dalam
keadaan ragu-ragu, Cogito Ergo Sum.

Keempat, berfilsafat yang berkaitan dengan kegiatan analisis bahasa. Kelompok ini
dinamakan mazhab analitika bahasa dengan tokoh-tokohnya antara lain: G.E Moore, Bertrand
Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, dan John Langshaw Austin. Corak berfilsafat yang
menekankan pada aktivitas analisis bahasa ini dinamakan logosentrisme. Tokoh sentral mazhab ini,
Wittgenstein mengatakan bahwa filsafat secara keseluruhan adalah kritik bahasa. Tujuan utama
filsafat ini adalah untuk mendapatkan klarifikasi logis tentang pemikiran. Filsafat bukanlah
seperangkat doktrin, melainkan suatu kegiatan.

4
Kelima, berfilsafat yang dikaitkan dengan menghidupkan kembali pemikiran filsafat
di masa lampau. Di sini, aktifitas filsafat mengacu pada penguasaan sejarah filsafat. Dalam hal ini,
mempelajari filsafat yang dipandang baik adalah dengan mengkaji teks-teks filosofis dari para filsuf
terdahulu.

Keenam, masih ada gaya filsafat lain yang cukup mendominasi pemikiran banyak
orang, terutama di abad keduapuluh ini yakni berfilsafat dikaitkan dengan filsafat tingkah laku atau
etika. Etika dipandang sebagai satu-satunya kegiatan filsafat yang paling nyata, sehingga dinamakan
juga praksiologis, bidang ilmu prkasis.

5
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: UIN Suka [Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga] Press. Tersedia secara online
juga di: http://digilib.uin-suka.ac.id/33343/2/Muhammad%20Taufik%20-
%20Mengenal%20filsafat.pdf

Sumber:
Mustansyir, Rizal.2008.Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
daftar pustaka gaya filsafat

6
7

Anda mungkin juga menyukai