Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA

“KALIMAT”

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Kelas 3I Manajemen

Malida Nur Hamidah (2002025089)

Pipin Nurapiyah (2002025060)

Salma Fadhila (2002025117)

Yuyus Ruslan (2002025096)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021
KATA PENGANTAR

Penggunaan bahasa Indonesia saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Di satu sisi,
kita menyaksikan di ruang-ruang publik bahasa Indonesia nyaris tergeser oleh bahasa asing.
Ruang publik yang seharusnya merupakan ruang yang menunjukkan indentitas keindonesiaan
melalui penggunaan bahasa Indonesia ternyata sudah banyak disesaki oleh bahasa asing.
Berbagai papan nama, baik papan nama perkotaan, restoran, pusat-pusat perbelanjaan, hotel,
perumahan, periklanan, maupun kain rentang hamper sebagian besar tertulis dalam bahasa asing.
Di sisi lain, mutu penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai ranah, baik ranah
kedinasan, pendidikan, jurnalistik, ekonomi, maupun perdagangan, juga belum membanggakan.
Di dalam berbagai ranah tersebut, campur aduk penggunaan bahasa masih terjadi. Berbagai
kaidah yang telah berhasil dibakukan dalam pengembangan bahasa juga belum sepenuhnya
diindahkan oleh para pengguna bahasa.
Sementar itu, para pejabat negara, para cendekia, dan tokoh masyarakat, termasuk tokoh
public, yang seharusnya memberikan keteladanan dalam berbahasa Indonesia ternyata juga
belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Penghargaan kebahasaan yang pernah diberikan
kepada para tokoh masyarakat tersebut tampaknya belum mampu memotivasi mereka untuk
memberikan keteladanan dalam berbahasa Indonesia.
Berbagai persoalan tersebut menunjukkan bahwa upaya pembinaan bahasa Indonesia
pada berbagai lapisan masyarakat masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Oleh karena
itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa—melalui Pusat Pembinaan dan
Pemasyarakatan—masih perlu bekerja keras untuk membangkitkan kembali kecintaan dan
kebanggaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Upaya itu ditempuh melalui peningkatan
sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan peningkatan mutu penggunaan bahasa
Indonesia dalam berbagai ranah. Upaya itu juga dimaksudkan agar kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara, makin mantap di tengah
terpaan gelombang globalisasi saat ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….……………..….ii

1.Kalimat Dalam Bahasa Indonesi……………………………………….………………..….1

1.a. Pengertian Kalimat……………………………………………….……...……………..…1

1.b. Jenis-jenis Kalimat……………………………………………………………………..….1

1.c. Pola Dasar Kalimat……………………………………………………………….……..…1

1.d. Jenis Kalimat Menurut Stuktur Gramatikanya…………………………………...…….1

1.1.a. Kalimat Majemuk Setara Rapatan………………………………………………..……2

1.1.b. Kalimat Majemuk Setara Tidak Setara……………………………………………...…2

1.e. Jenis Kalimat Menurut Retoriknya………………………………………….………...….3

1.f. Kalimat Yang Berklimaks……………………………………………………………..…...3

1.g. Kalimat Yang Berimbang……………………………………………………………..…...3

1.h. Kalimat Menurut Fungsinya…………………………………………………………..…..3

1.j. Kalimat Intogratif………………………………………………………………………..….3

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...4

ii
KALIMAT

1. Kalimat dalam Bahasa Indonesia

1.a. Pengertian Kalimat

Kalimat merupakan suatu bagian rentetan kata yang selesai dan menunjukan
pikiran yang lengkap, yang dimaksud dengan pikiran yang lengkap adalah informasi
yang didukung oleh pikiran yang utuh. Dengan sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memilik subjek atau pokok kalimat dan
predikat atau sebutan.

1.b. Jenis-jenis Kalimat

1. Kalimat yang berpredikat kata kerja.


Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh mahasiswa.
2. Kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Contoh: Dalam ruang itu memerlukan tiga buah kursi.

1.c. Pola Dasar Kalimat

Pola-pola kalimat juga dapat disusun berdasarkan Kata Kerja (KK), Kata Sifat
(KS), Kata Benda (KB), dan Kata Bilangan (KBil).
Contoh:
1. KB + KK : Mahasiswa Berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + K.Bil : Harga buku itu seribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerja.
7. KB1 + KB2 : Pipin peneliti.

1.d. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya

1. Kalimat Tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat.


2. Kalimat Majemuk Setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat
Majemuk Setara dikelompokan menjadi empat jenis, sebagai berikut:
 Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta
jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara perjumlahan. Contoh: Kami membaca dan
mereka menulis.

1
 Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat
dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan,
dan hasilnya disebut kalimat majemuk pertentangan. Contoh: Adiknya
tinggi, tetapi kakaknya pendek.
 Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian jika kejadian yang dikemukakan berurutan, dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara perurutan. Contoh: Mula-mula disebutkan nama-
nama juara menyanyi tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama
juara menyanyi tingkat dewasa.
 Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau
jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan. Contoh: Para debitur sepeda motor dapat
membayar cicilannya di kantor pos yang terdekat atau para petugas
menagihnya ke rumah debitur langsung.

1.1.a. Kalimat Majemuk Setara Rapatan

Dalam kalimat majemuk setara, ada yang berbentuk kalimat rapatan, yaitu suatu
bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah salah
satu unsurnya.
Contoh: Kami berlatih, kami bertanding, dan kami berhasil menang
Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang.

1.1.b Kalimat Majemuk Tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu
suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf
kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan
dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan
waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan lain
diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh: Para pemain sudah lelah
Para pemain boleh istirahat.
Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

2
1.e. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retoriknya)

Kalimat yang melepas jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu
induk kalimat dan diikuti unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat
itu disebut melepas. Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya
dan kalau pun unsur ini tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh: Saya akan dibelikan mobil oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

1.f. Kalimat yang Berklimaks

Jika kalimat itu disusun dengan diawali anak kalimat dan diikuti induk kalimat,
gaya penajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat
tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat
itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada
sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat
yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh: Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

1.g. Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran,
gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan
kesejajaran yang sejalan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Contoh: Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan
dapat beribadat dengan leluasa.

1.h. Kalimat Menurut Fungsinya

Kalimat Pernyataan (Deklaratif) dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu


dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan bahasanya
(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) mengadakan kunjungan ke luar
negeri.

1.i. Kalimat Pertanyaan (Introgatif)

 Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan (biasanya, Intonasi menurun; Tanda baca tanya).
Contoh: Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
 Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif) dipakai jika penutur ingin
“menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu (biasanya, Intonasi menurun;
Tanda baca seru).
Contoh: Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaannya!

3
DAFTAR PUSTAKA

Anshar. 2013. “Variasi Kalimat dalam Bahasa Indonesia” (Artikel Penelitian). Blog
Anshar. (http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/03/variasi-kalimatdalam-bahasa-
indonesia.html diunduh pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 20.44). Chaer, Abdul. 2003.
Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Darheni, Nani. 2010. “Analisis
Kontrastif Klausa Pasif Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda: Tinjauan
Morfosintaksis”. Jurnal. Bandung: FSRD Institut Teknologi Bandung.
(http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf dir/issue 3 9 19 7.pdf diunduh pada
tanggal 27 Juni 2013 pukul 10.29) Indrawati, Dewi. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia
untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional. Jupriono. 2010. “Politik Pencitraan Presiden SBY Melalui Bentuk
Kalimat: Kajian Linguistik Kritis” (Artikel Ilmiah). Surabaya: Pusat Penelitian
Sastra & Strategi Kebudayaan (P2S2K), LPPKM. (http://www.sastrauntag.com/penelitian
-2/politik-pencitraan-presiden-sbymelalui-bentuk-kalimat-kajian-linguistik-kritis
diunduh pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 11.14). Khoiroh. 2008. “Penggunaan Kata
Kerja Aktif maupun Kata Kerja Pasif Kelas II SMA Negeri 1 Mojosari Kabupaten
Mojokerto Tahun Pelajaran 2008 / 2009”. Skripsi. Malang: FKIP Universitas
Wisnuwardhana Malang. (id.scribd.com/doc/29040284/PENGGUNAAN-KATA-
KERJA diunduh pada tanggal 18 September 2012 pukul 10.25). Krisna, Roro Widuri
Ade. 2007. “Struktur Kalimat dalam Karangan Siswa Kelas III Sekolah Dasar”
(Karya Ilmiah). Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
indonesia/article/view/135 (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastradiunduh pada
tanggal 27 Juni 2013 pukul 11.15). Kusumah, Wijaya. 2012. Menulislah Setiap Hari
dan Buktikan Apa yang Terjadi. Jakarta: PT INDEKS. Mahsun. 2005. Metode
Penelitian Bahasa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Malia, Lia. 2010. “Penyebab
Kesalahan Penggunaan Kalimat Pasif Bahasa Jerman dan Pemecahannya”. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/penyebab%20Kesalahan%20...pdf diunduh pada
tanggal 27 Juni 2013 pukul 09.53). Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat
Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. ___dkk. 2010.
Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Klausa. Surakarta:
Muhammadiyah University Press. ___ 2011. Analisis Kesalahan dan Kesantunan
Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sadiyani, Ni Wayan. 2011.
“Terjemahan Kalimat Pasif Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris dalam Cerita
Bawang Merah dan Bawang Putih dan Terjemahannya”. Thesis. Denpasar: Program
Pasca Sarjana Universitas Udayana. (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf thesis/unud-
367901619314-thesis.pdf diunduh pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 09.39). Sawardi,
Dyah Padmaningsih. 2009. “Keuniversalan dan Kekhususan Aktif Pasif Bahasa
Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Bali” (Artikel

4
Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
(sirine.uns.ac.id/publikasi_NTk2_KEUNIVERSALAN_DAN_KEKHUSUS
AN_AKTIF_PASIF_BAHASA_INDONESIA diunduh pada tanggal 8 Oktober 2012
pukul 18.39). Sitaresmi, Nunung. 2009. “Struktur Kalimat Bahasa Indonesia dalam
Karangan Deskripsi Mahasiswa Program Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Pendidikan Indonesia”. Thesis. Bandung: FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BHS.DAN SASTRA
INDONESIA/196201091987032-NUNUNG SITARESMI/Struktur Kal BI dlm Kar
Deskripsi mahasiswa.pdf diunduh pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 09.30). Sri
Nugraheni, Aninditya. 2011. Empat Pilar Pembelajaran Bahasa Indonesia:
Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Yogyakarta: Metamorfosa Press.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press. Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Sukini.
2010. Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sumadiria, Haris.
2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Suryati, Sri. 2010. “Metode
5W+1H untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Berita pada Siswa Kelas VIII
B SMP Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.

Anda mungkin juga menyukai