Anda di halaman 1dari 16

Nama : Zerindika A.

Riyanto

NIM : A.20.0033

MK : Bahasa Indonesia

Penyusunan Paragraf dan Karangan

A. Hakikat Paragraf

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu
merupakan bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-
sama dengan paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf
selalu mendukung penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu
selalu berkaitan dengan topik karangan (wacana) tersebut.

Pengertian paragraf menurut beberapa pakar linguistik dijelaskan sebagaiberikut:

1. Arifin & Tasai (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa
paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Kridalaksana (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan paragraf adalah
satuan bahasa yang mengandung satu tema.
3. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134)
menjelaskan paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut
juga dengan alinea.
4. Akhadiah, dkk (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan; dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-
kalimat penjelas sampai kepada kalimat simpulan. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
5. Widjono HS (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap,
runtut, dan padu; paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama
sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
6. Semi (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah
kalimat atau seperangkat kalimat mengacu kepada satu topik.

1
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni
sebagai berikut: (1) dilihat dari bentuknya, paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa
kalimat (paragraf sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat
(paragraf sederhana), (2) dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan
menjorokkan awal kalimat ke bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar namun dipisahkan
dengan memberi jarak dari paragraf yang lain dan (3) dilihat dari segi isinya, paragraf
membicarakan satu topik pemikiran sederhana yang mendukung topik subbab atau topik
bab atau topik karangan/wacana (Ermanto & Emidar, 2012:134-135).

B. Kegunaan Paragraf

Keberadaan suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat berguna bagi penulis untuk
beberapa hal berikut ini:

1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat


yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik paragraf sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu
karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan (topik subbab, topik bab) menjadi topik-
topik sederhana (topik paragraf).
4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema
lainnya.
5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik paragraf dengan topik paragraf
lainnya secara formal.

Bagi pembaca, paragraf juga berguna untuk untuk beberapa hal berikut ini:

1. Menandai pergantian topik paragraf yang satu dengan topik paragraf yang telah
disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.
2. Memudahkan pemahaman suatu topik paragraf karena secara formal telah dipisahkan
dengan topik paragraf yang telah disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.

C. Jenis Paragraf

Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek yakni:

1. Berdasarkan Kelengkapannya

Berdasarkan aspek kelengkapannya terdiri atas:

2
a. Paragraf Sederhana

Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat.
Paragraf sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan ilmiah, berita
jurnalistik, dan surat. Dalam buku atau karangan ilmiah, paragraf sederhana berisi
pengantar/pembuka suatu topik bahasan, atau penghubung/peralihan topik bahasan,
atau penutup topik bahasan. Dalam berita jurnalistik, paragraf sederhana adalah
seperti paragraf teras dan tubuh berita. Dalam surat, paragraf sederhana adalah seperti
pada paragraf pembuka atau paragraf penutup.

Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu topik


bahasan terdapat pada pembuka subbab atau pembuka bab dapat dilihat sepeti
dibawah ini:

Contoh 1

Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan
kosakata bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia.
Perkembangan dan pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat
dari proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang
sama.

Contoh 2

Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat


mewadahi sebuah konsep yang tepat, maka upaya gramatikal dapat dilakukan. Upaya-
upaya gramatikal itu adalahproses konversi, afiksasi, reduplikasi, komposisi, proses
abreviasi, dan analogi yang akan dijelaskan satu per satu berikut ini.

Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan
terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa


Malaysia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia dan sebaliknya,
sejumlah kosakata bahasa Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa
Malaysia.

Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penghubung atau xperalihan


suatu topik bahasan terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat
sepeti dibawah ini:

Dalam berbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini.


Berikut ini akan dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar
pembidangan.

3
Paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam berita jurnalistik di media
massa seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Contoh paragraf sederhana dalam
berita jurnalistik dapat dilihat sepeti dibawah ini:

Sejumlah SMA di kota Padang telah menyiapkan siswanya menghadapi Ujian


Nasional (UN), 20 April. Tak hanya memperdalam penyajian materi yang akan diuji,
sebagian kepala SMA dan SMK, juga memperhatikan sisi psikologis siswa yang
cenderung stres sebelum dan sesudah ujian.

Selain itu, paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam surat. Contoh
paragraf sederhana dalam surat dapat dilihat sepeti dibawah ini:

Dalam rangka peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas 2009) dan


pelantikan pengurus ikatan alumni jurusan bahasa dan sastra Indonesia (ILUNI
BIND), Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS), Universitas Negeri Padang periode
2009-2012 akan melaksanakan seminar nasional dengan tema “Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Peningkatan
Profesionalisme Guru”.

b. Paragraf Sempurna

Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu
atau dua kalimat menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat
lainnya menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu
topik bahasan paragraf. Paragraf sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf
pokok/pengembang. Dalam suatu karangan, paragraf sempurna inilah yang paling
banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan karangan disajikan dengan paragraf
sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan, paragraf sederhana pada
dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan karangan.

Contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk


membuat senjata tidak bersuara. Bayangkan sebuah balon, apabila kamu menusuk
balon dengan peniti, akan menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu
membuka balon dan membiarkan udaranya keluar perlahan suaranya akan sangat
pelan. Proses inilah menjadi ide dasar dibalik peredam senjata.

4
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan

a. Paragraf Pengantar atau Pembuka

Paragraf pengantar atau pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu
karangan. Paragraf pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk masuk
ke suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pengantar ini tidak selalu
ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan. Berbeda dengan paragraf
pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang berisi pembuka untuk
memulai suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pembuka ini harus
selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan.

Contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk keperluan pembahasan ini dikutip salah satu definisi yang sederhana,
yaitu “Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri”.

b. Paragraf Penghubung atau Peralihan

Paragraf penghubung atau peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu
karangan yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan
dari topik bahasan sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf yang
digunakan untuk menghubungkan suatu topik bahasan yang berbeda. Paragraf
penghubung ini bermanfaat untuk memperlancar penyajian dari suatu topik bahasan
ke topik bahasan yang lainnya. Disebut paragraf peralihan karena paragraf ini adalah
paragraf yang memperlancar peralihan dari suatu topik bahasan ketopik bahasan
lainnya dalam suatu karangan.

Contoh paragaraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang


perlu diketahui ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut
ini.

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab atau
subbab. Paragraf penutup ini lazim berisi suatu peyimpulan topik bahasan, penegasan
topik bahasan atau pengharapan kepada pembaca berkaitan dengan topik bahasan itu.

5
Contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kebiasan adalah


perilaku individu yang dilakukan secara otomatis, yang ditandai oleh spontanitas,
berulang-ulang dan disertai dorongan atau minat.

d. Paragraf Pokok atau Pengembang

Paragraf pokok atau pengembang adalah paragraf yang terdapat didalam suatu
karangan yang berisi topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan
topik bahasan karangan (kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf
pokok/pengembang inilah yang menunjang pengembangan topik bahasan karangan.
Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang berisi satu topik
bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf pokok yang lain
menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena paragraf
ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.

Contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar


dibelakang peluru sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan
dari gas mendorong peluru turun ke laras senapan. Peredam terpasang diujung laras
senapan dan volumenya 20-30 kali lebih besar dibandingkan laras senapan. Dengan
peredam berada ditempatnya, gas yang tertekan dibelakang peluru mempunyai
ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan temperatur gas panas
menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan yang
terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara yang dihasilkan senapan
itu tidak begitu terdengar.

3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya

a. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu
objek seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan
atau mengembangkan objek tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf
deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek. Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya
karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan media bahasa (kalimat-
kalimat atau paragraf).

6
Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk
mendeskripsikan suatu objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur
menggunakan kalimat-kalimat. Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu
dapat dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan, timur-barat, bagian
besar-bagian kecil, bagian kecil-bagian besar, dan sebagainya. Penataan seperti ini
akan memudahkan pembaca melihat, memandang, memperhatikan objek yang
dideskripsikan secara mudah.

Contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor.
Sejumlah spanduk dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan dan mulut
gang, sedangkan ditiap pojok terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun
lukisan dalam berbagai ukuran. Dibeberapa pintu masuk kota dari arah Malang,
berderet baliho yang bergambar wajah proklamator itu dalam ukuran besar.
Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun kota, museum Bung Karno dan
sekitar kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.

b. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian
yang dialami tokoh, baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan. Kadang
tokoh-tokoh yang diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang
seolah-olah bisa berbicara seperti manusia. Paragraf narasi selalu berisi peristiwa
kehidupan yang dialami oleh tokoh yang diceritakan. Jadi, disebut paragraf narasi
karena dibuat untuk menceritakan peristiwa kehidupan suatu tokoh dengan media
bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis).


Untuk penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian
dengan teratur sesuai dengan urutan waktu kejadian (menggunakan kalimat-kalimat).
Penataan paragraf narasi dengan logika urutan waktu (kronologis) itu dapat dipilih
sesuai dengan urutan kejadian sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.

Contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu itu agar rautnya
tak terbaca olehku. Aku juga tahu, sejak sejam lalu ia berusaha keras menahan bulir-
bulir air itu meluncur jatuh dari pelupuk matanya. Diambilnya sebatang rokok kretek
dari bungkusnya. Namun, ia menolak ketika tangan ku terulur dengan geretan
menyala. Ia memilih mengambil korek api dari tas punggung yang tergeletak didekat
kakinya. Ia tetap diam. Kami sama-sama diam. Hanya terdengar riak-riak ombak dan
suara cengkih dari rokok yang terbakar.

7
c. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos)


tentang suatu persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan kepada orang lain. Jika
dibandingkan dengan paragraf deskripsi yang menggambarkan suatu objek, paragraf
eksposisi adalah menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan,
pemikiran dan temuan. Target paragraf eksposisi hanyalah penginformasian
persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan tersebut. Harapan penulis adalah pembaca
paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan yang disajikan dalam
paragraf eksposisi itu.

Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran).


Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti
umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat,
pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi). Penataan paragraf eksposisi
dengan logika ilmiah itu dapat dipilih sesuai dengan topik bahasan paragraf yang
dijelaskan tersebut.

Contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang
muncul pada abad ke-20 ini juga ada yang ada membuat mesin yang bisa terbang,
seperti yang dilakukan Wright bersaudara. Selain itu, ada pula penemuan molekul
pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh Watson dan Crick atau yang membuat dunia
gemetar dengan seruan ‘Heil!’ oleh Hitler. Temuan lain adalah mengubah alam
semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan oleh Einstein.

d. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan


pembaca tentang suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan dengan pemberian
alasan, data atau fakta. Jika dibandingkan dengan paragraf eksposisi yang
menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran, temuan,
paragraf argumentasi adalah paragraf untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal
dengan pemberian argumentasi. Target paragraf argumentasi adalah pemberian
keyakinan tentang suatu hal kebenaran. Harapan penulis adalah pembaca dapat
meyakini suatu kebenaran yang disampaikan.

Penyusunan paragraf eksposisi ini juga menggunakan logika ilmiah (pemikiran).


Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti
umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat,
pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi). Dengan demikian, yang lebih
penting adalah paragraf argumentasi harus memberikan keyakinan kepada pembaca
dengan argumentasi yang kuat.

8
Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Pelajaran bahasa indonesia termasuk kelompok ilmu pengetahuan yang selalu


berkembang. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia dituntut mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia dan pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya
mempunyai kontribusi yang baik terhadap kualitas pengajaran termasuk persepsi
terhadap buku pelajaran yang digunakan. Tampak dari hasil penelitian bahwa 90%
mengikuti program penyetaraan DII PGSD berarti mereka memiliki kesempatan
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan bahasa Indonesia
termasuk kajian terhadap buku teks bahasa Indonesia.

e. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan
dalam karangan-karangan yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika
dibandingkan dengan paragraf argumentasi yang berisi penjelasan untuk meyakinkan
orang lain tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi, paragraf persuasi ini
berisi bujukan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti hal yang diinginkan
penulis. Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu yang diharapkan
oleh penulis.

Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai daya
persuasif terhadap pembaca. Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan
penjelasan-penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti sesuatu yang
diinginkan penulis. Singkatnya, hal yang sangat penting hanyalah paragraf persuasi
selalu berisi usaha untuk membujuk dan mempengaruhi sikap dan keyakinan pembaca
untuk mengikuti sesuatu yang diharapkan penulisnya.

Contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Dengan alat ini, anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan.
Hal ini karena semuannya akan menjadi halus. Seratus persen buah atau sayuran dapat
diminum langsung bersama seratnya yang halus.

D. Persyaratan Paragraf yang Baik

Persyaratan paragraf yang baik adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan topik bahasan (kohesi).


2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi).
3. Ketuntasan pengembangan.
4. Keruntutan penyusunan.

9
E. Struktur Paragraf

Dilihat dari keberadaan kalimat topik, paragraf terbagi dua:

1. Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

1. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)

          Contoh:

Valentine day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih


sayang  yang berawal dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya,
sedikitnya ada dua versi. Versi pertama, hari yang diperingati untuk “memuji-muji”
kasih sayang itu ada korelasinya dengan kematian atau pemakaman Santo Valentine.
Versi kedua, berasal dari tradisi Lupercalia yang merupakan upacara untuk
menghormati Faunus, Sang Dewa Pertanian, di masa Romawi Kuno.

2. Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)

          Contoh:

Teknik nuklir dapat digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar


diperoleh mutan yang memiliki sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan
terhadap benih padi sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama.
Dalam rangka program intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan
varietas unggulan dapat menjadi salah satu andalan.  Jadi, teknik nuklir juga
bermanfaat dalam bidang pertanian.

3. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir

           Contoh:

Manfaat teknik nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk
pemeriksaan adanya keretakan atau patah tulang karena kecelakaan, juga dalam
pemeriksaan penyakit paru-paru atau diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan
operasi. Proses sterilisasi alat-alat kedokteran dengan menggunakan radiasi gamma
sudah banyak dilakukan. Selain untuk diagnosis, unsur radio aktif (radioisotop)
banyak dimanfaatkan untuk maksud terapi, misalnya pengobatam kanker tulang,
prostat, rahim dan payudara yang pada saat ini di Indonesia sedang dikembangkan.
Untuk analisis berbagai enzim dan zat renik lainnya dalam darah manusia, metode
nuklir yang dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) memberikan kontribusi yang
cukup besar. Hal itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang
kedokteran atau medis.

10
2. Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Paragraf yang tidak memiliki kalimat topikumumnya berbentuk paragraf deskripsi


atau paragraf narasi.

Contoh 1:

Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Ukurannyaagak kecil.
Masih ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah putus
dibeberapa bagian. Itulah isi ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang merangkap
sebagai ruangan makan dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana belum ada tamu
yang berkunjung tapi ruang tidur dan ruang makan itu juga akan berfungsi sebagai ruang
tamu, yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat bertandang ke rumah mereka.

Contoh 2:

“Dur, San! kalian mau ikut patroli, nggak?” lamunanku buyar. Mas Pur, prajurit
angkatan lautasal Surabaya, memanggil-manggil dari speed boat  yang di parkir di dekat
gudang perlengkapan, tempat aku dan kawan-kawan lainnya biasa numpang tidur. Logat
Jawanya sangat kentara. Maklum, ia lahir dan tumbuh besar di Surabaya sebelum menjadi
marinir. “Tidak, Mas! Matur nuwun!” jawab ku berteriak dalam bahasa Jawa yang aku
pelajari beberapa waktu lalu.

                 

F. Teknik Pengembangan Paragraf

Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik, pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang
pengembangan paragraf eksposisi, argumentasi dan persuasi. Beberapa teknik
pengembangan paragraf:

a. Teknik Penguraian Gagasan

Pengembangan paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep, penjelasan
ide, pikiran dan pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu dijelaskan dan diuraikan
dengan lebih rinci. Penjelasan dan penguraian itu diwujudkan dalam beberapa kalimat
penjelas.

11
b. Teknik Perbandingan atau Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan/pertentangan digunakan jika


topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa perbandingan atau
pertentangan dua hal. Hal ini lazim digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang
harus diperbandingkan atau dipertentangkan dengan hal yang lain.

c. Teknik Pemberian Contoh

Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas dengan cara
mengemukakan contohnya. Teknik pemberian contoh ini lazim digunakan untuk
mengkonkretkan suatu topik bahasan (paragraf). Agar topik bahasan itu menjadi
nyata, pemberian contoh sangat perlu digunakan.

d. Teknik Pemberian Argumentasi

Pengembangan paragraf dengan teknik argumentasi (alasan) digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan atau keyakinan
yang memerlukan alasan agar diterima orang lain. Teknik pemberian alasan ini lazim
digunakan untuk meyakinkan orang lain terhadap pendapat, gagasan atau keyakinan
penulis. Agar topik bahasan diterima orang lain, pemberian alasan sangat perlu
digunakan.

e. Teknik Perincian Sebab

Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal
yang lain. Rincian sebab itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang
berupa akibat itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya
hal yang dikemukakan dalam kalimat topik.

f. Teknik Perincian Akibat

Pengembangan paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal
yang lain. Rincian akibat itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang
berupa sebab itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari
persoalan yang dikemukakan dalam kalimat topik.

12
g. Teknik Pengklasifikasian

Pengembangan paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan jika topik


bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pengklasifikasian atau
pengelompokan suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk
menjelaskan topik bahasan yang berupa pengklasifikasian atau pengelompokan itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah penjelasan klasifikasi dari persoalan yang
dikemukakan dalam kalimat topik. Semua hasil klasifikasi itu harus muncul atau
terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.

2. Pengembangan Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang tidak memiliki kalimat topik ini berarti berbicara
tentang pengembangan paragraf deskripsi dan narasi. Beberapa teknik pengembangan
paragraf:

a. Teknik Urutan Ruang

Teknik urutan ruang ini digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi.


Artinya, pengembangan paragraf dengan teknik urutan ruang ini digunakan jika topik
bahasan paragraf adalah berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-
kalimat penjelas adalah bagian-bagian dari suatu objek yang diungkapkan satu demi
satu secara teratur. Keteraturan pengungkapan bagian-bagian objek itu akan
memudahkan pembaca menggambarkan objek itu dalam pikirannya.

b. Teknik Urutan Waktu

Teknik urutan waktu itu digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi.
Artinya, pengembangan paragraf dengan teknik urutan waktu ini digunakan jika topik
bahasan paragraf adalah berupa bagian-bagian peristiwa, perbuatan, tindakan dan
kejadian yang harus diceritakan. Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas adalah
urutan terjadinya peristiwa kehidupan yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan urutan terjadinya peristiwa kehidupan itu akan
memudahkan pembaca memahaminya.

13
G. Jenis Karangan

Jenis karangan terbagi lima yaitu:

1. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan suatu


objek, benda atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan kata-kata
berdasarkan aspek ruang dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini, penulis berusaha
memunculkan kesan yang kuat kepada pembaca dengan cara merangsang seluruh indra
pembaca sehingga pembaca betul-betul menyaksikan objek, benda atau alam tersebut.
Malalui karangan deskripsi ini, penulis menggambarkan suatu objek dengan beberapa
paragraf deskripsi.

Karangan deskripsi disusun dengan menggunakan sejumlah paragraf deskripsi. Dapat


pula dikatakan bahwa karangan deskripsi didominasi oleh paragraf deskripsi. Artinya,
beberapa paragraf deskripsi yang saling berkaitan menggambarkan objek yang
ditampilkan itu. Namun demikian, didalam karangan deskripsi ini dimungkinkan pula
terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang lain.

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah  karangan yang menceritakan suatu peristiwa, kejadian,


perbuatan atau tingkah laku. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah
karangan yang berupa cerita.  Peristiwa itu dirangkai melalui rentetan kronologis
(rentetan waktu) yang dialami oleh tokoh cerita. Artinya, urutan peristiwa dijalin oleh
perilaku tokoh secara kronologis.

Karangan narasi ini dapat berbentuk cerita nyata dan dapat pula berbentuk cerita
fiktif. Karangan narasi yang berupa cerita nyata adalah dalam bentuk karangan biografi,
autobiografi dan sejarah. Karangan narasi yang berbentuk fiktif adalah dalam bentuk
novel dan cerpen. Kekhasan karangan narasi jenis ini terletak pada urutan cerita, waktu
ceita yang diatur melalui plot (alur).

Karangan narasi disusun dengan menggunakan sejumlah pargraf narasi. Artinya,


dapat pula dikatakan bahwa karangan narasi tentu didominasi oleh pargraf narasi. Dalam
karangan narasi, beberapa paragraf narasi yang saling berkaitan menjelaskan peristiwa
yang ditampilkan. Namun, di dalam karangan narasi ini dimungkinkan pula terdapat
sebagian kecil jenis paragraf yang lain seperti paragraf deskripsi atau paragraf eksposisi.

14
3. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan permasalahan yang dibahas


dengan cara menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya secara detail. Karangan
eksposisi ini menjelaskan suatu persoalan sehingga pembaca akan memahami persoalan
yang dikemukakan tersebut dengan baik. Karangan eksposisi ini seperti buku, artikel
populer dalam media massa.

Karangan eksposisi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf eksposisi.


Karangan eksposisi tentu pula didominasi oleh paragraf eksposisi. Dalam karangan
eksposisi, beberapa paragraf eksposisi yang saling berkaitan menjelaskan atau
memaparkan gagasan atau persoalan yang disajikan. Seperti dua karangan terdahulu, di
dalam karangan eksposisi ini dimungkinkan pula terdapat seabagian kecil jenis paragraf
yang lain seperti paragraf deskripsi atau paragraf narasi.

4. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan permasalahan dan


membahas permasalahan itu dengan dukungan data dan fakta. Dapat dikatakan pula,
paragraf argumentasi ini adalah pengembangan dari paragraf eksposisi dengan cara
penggunaan argumen atau alasan. Dalam karangan argumentasi ini, penulis berusahan
meyakinkan pembaca untuk memahami dan menerima pembahasan masalah itu.
Karangan argumentasi ini menjelaskan suatu permasalahan sehinnga pembaca dapat
meyakini, memahami dan menerima pendapat atau kebenaran bahasan yang dikemukakan
penulis dalam karangan itu. Karangan argumentasi ini adalah seperti artikel ilmiah,
laporan penelitian dan artikel ilmiah populer.

Karangan argumentasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf


argumentasi. Karangan argumentasi tentu pula didominasi oleh paragraf argumentasi.
Dalam karangan argumentasi, beberapa paragraf argumentasi yang saling berkaitan
membahas persoalan yang disajiakan. Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam
karangan argumentasi ini dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti
paragraf deskripsi, paragraf narasi dan paragraf eksposisi.

5. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang memaparkan suatu gagasan dan keinginan
dengan tujuan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Dapat dikatakan pula, paragaraf
persuasi ini adalah pengembangan dari paragraf argumentasi. Karena merupakan
pengembangan karangan argumentasi, karangan persuasi ini telah jauh berkembang
sehingga menjadi karangan yang berusaha membujuk atau mempengaruhi sikap pembaca
agar mengikuti keinginan dan harapan penulis. Artinya, dalam karangan persuasi ini,
penulis berusaha membujuk dan mempengaruhi sikap pembaca agar mempercayai atau
mengikuti keinginan dan harapan penulis tersebut. Karangan persuasi ini adalah seperti
iklan, dan bentuk promosi lainnya.

15
Karangan persuasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf persuasi.
Artinya, karangan persuasi didominasi oleh paragraf persuasi. Dalam karangan persuasi,
beberapa paragraf persuasi yang saling berkaitan membujuk dan mempengaruhi pembaca.
Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan persuasi ini dimungkinkan
pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf
eksposisi dan paragraf argumentasi.

Sumber :

Ermanto dan Emidar. 2012. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Padang: UNP Press.

16

Anda mungkin juga menyukai