Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang
diberikan kepada kelompok kami yang bejudul “Struktur Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah: Kalimat, Kalimat Efektif dan Paragraf”, tema yang dibahas dalam
makalah ini sengaja diberikan oleh dosen pembimbing kami untuk kami pelajari
dan pahami lebih dalam lagi.
Kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih banyak
lepada dosen pembimbing Bahasa Indonesia atas tugas makalah yang diberikan
ini. Penulisan makalah ini telah diselesaikan dengan semaksimal mungkin.
Namun, sekiranya masih terdapat kesalahan dan kekurangan, kami selaku
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya, meski makalah ini masih mempunyai kekurangan. Kami selaku
penyusun makalah memohon maaf yang sebesar-besarnya
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN
BAB II ........................................................................................................... 3
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam merangkai sebuah kalimat, banyak hal yang harus kita perhatikan
sehingga kalimat itu dapat membentuk kalimat yang efektif dan tidak bertele-tele
yakni unsur-unsurnya lengkap, informasinya jelas, bentuk dan maknanya sejajar,
pilihan katanya cermat; dan polanya variatif. Sehingga jika kita telah mengetahui
cara menggunakan kalimat yang baik dan benar maka kita akan mampu untuk
menyusun sebuah paragraf dari kalimat kalimat-kalimat tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat, kalimat efektif dan paragraf?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Bagaimanakah struktur kalimat?
4. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dan paragraf?
5. Apa saja fungsi dan jenis-jenis paragraf?
6. Bagaimana teknik pengembangan paragraf?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari kalimat, kalimat efektif dan paragraf.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat
3. Untuk mengetahui struktur kalimat
4. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif dan paragraf
5. Untuk mengetahui fungsi dan jenis-jenis paragraf
6. Untuk mengetahui teknik pengembangan paragraf
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
antarkalimat, adanya ketuntasan informasi, adanya konsistensi sudut pandang, dan
adanya keruntutan penyajian.
B. Unsur-Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sistematis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Sebagian
besar subjek diisi oleh kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
a. Ayahku sedang melukis
b. Meja direktur besar.
c. Yang berbaju batik dosen saya.
d. Berjalan kaki menyehatkan badan.
e. Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat a-e adalah S. contoh S yang
diisi oleh kata/frasa tokoh dan benda terdapat pada kalimat a-b; contoh S yang
diisi oleh klausa terdapat pada kalimat c; dan contoh S yang diisi frasa verbal
terdapat pada kalimat d dan e.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
tindakan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek yaitu (pelaku/tokoh atau
sosok di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau pembuatan
subjek, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri
subjek. perhatikan contoh berikut.
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
Kata-kata yang dicetak dalam kalimat di atas adalah predikat.
3. Objek
4
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu di
belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya objek. contoh, Nurul menimbang gula.
4. Pelengkap
5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerapkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi
menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya bersifat
manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi keterangan
adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbal, atau klausa. Berdasarkan
maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan dalam kalimat. Bagian kalimat
yang dicetak tebal adalah keterangan, perhatikan contoh berikut.
a. Diana mengambilkan adiknya air minum dari kulkas. (ket. tempat)
b. Rustam lubis sekarang sedang belajar bernyanyi. (ket. waktu)
c. Lia memotong tali dengan gunting. (ket. alat)
C. Struktur Kalimat
Secara struktural, kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis klausa
dalam kalimat, dan kelengkapan unsur katanya.
1. Kalimat Berdasarkan Jenis Klausa
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa bebas, tanpa
klausa terikat. Contohnya:
1. Windi tidur
2. Arman makan.
5
b. Kalimat Bersusun
Kalimat bersusun adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa bebas, dan
sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Contohnya:
1. Dia pergi sebelum matahari terbit
2. Kami akan bertanding kalau wasitnya bukan dia
Pada contoh tersebut, dia pergi dan kami akan bertanding merupakan
klausa bebas, sedangkan sebelum matahari terbit dan kalau wasitnya bukan dia
merupakan klausa terikat.
c. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas.
Adapun jenis-jenis kalimat majemuk yaitu:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Contohnya: Jumiten pergi ke pasar.
2. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama maka bagian
yang sama hanya disebutkan sekali. Contohnya: Pekerjaannya hanya
makan.
3. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat
majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contohnya: Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
4. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dengan kalimat kalimat majemuk bertingkat. Contohnya:
Roni bermain dengan Kevin, dan Rina bembaca buku di kamar, ketika aku
datang ke rumahnya.
2. Kalimat berdasarkan kelengkapan unsur katanya
6
a. Kalimat lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang terdiri dari subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Contohnya: Kami akan berlibur ke
Singapura.
b Kalimat tak lengkap
kalimat tak lengkap adalah kalimat yang tidak lengkap pola
kalimatnya. Contohnya: Selamat pagi.
7
Makna kalimat di atas sangat jelas dan mudah dipahami, di mana kita
memahami bahwa maksud kalimat itu adalah perintah kepada kamu untuk
pergi dari sini.
4. Kehematan kata
Maksud dari ciri ini adalah kata-kata yang digunakan pada kalimat ini
dipakai sesuai dengan keperluan atau konteks yang hendak disampaikan dari
kalimat efektif. Contoh:
Aku menyukai buah apel, aku menyukai buah pepaya. (bentuk kalimat
yang masih belum efektif)
Aku menyukai buah apel dan pepaya. (bentuk kalimat di atas yang telah
diubah menjadi kalimat efektif)
5. Kelogisan makna
Selain tegas, makna yang terkandung pada kalimat efektif mestilah logis,
dalam artian makna yang terkandung dalam kalimat efektif mesti dapat diterima
oleh nalar sehat. Contohnya:
Anni kini sudah besar. (bentuk kalimat yang masih belum logis)
Anni kini sudah beranjak dewasa. (bentuk kalimat yang logis)
6. Kepaduan makna
Ciri kalimat efektif ini masih ada hubungannya dengan ciri kalimat efektif
yang kedua. Jadi, jika suatu kalimat efektif sudah disamakan, maka makna yang
dikandung oleh kalimat efektif pun menjadi kian padu. Contohnya:
Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli
atau tidak, maka kita meski terlihat meraba, dan terterawang uang kertas
yang kita punyai itu. (kalimat yang masih belum sama bentuknya dan
belum padu maknanya)
Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli
atau tidak, maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas
yang kita punyai itu. (kalimat efektif yang sudah disamakan bentuknya
dan sudah padu maknanya)
7. Kecermatan dan kesantunan
8
Ciri terakhir dari kalimat efektif adalah kecermatan dan kesantunan dalam
penggunaan kata di dalamnya. Kecermatan dan kesantunan penggunaan kata
dilakukan agar kata yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat dan tidak
menyinggung pihak-pihak tertentu.
Contohnya: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(kurang tepat) seharusnya diganti dengan mahasiswa yang terkenal dari
perguruan tinggi negeri itu mendapatkan hadiah.
9
Dalam sebuah karangan (kecuali karangan ilmiah). Paragraf pembuka
umumnya ditulis untuk memancing rasa keingintahuan pembaca terhadap isi
artikel secara keseluruhan.
2) Paragraf isi
Paragraf ini berisi bagian-bagian pokok dalam suatu karangan.
3) Paragraf penutup
Paragraf ini biasanya berisi kesimpulan, saran, harapan, ringkasan dan
penekanan kembali hal-hal penting yang terdapat dalam setiap karangan.
4) Paragraf penghubung
Paragraf ini fungsinya adalah untuk mengubungkan antara paragraf satu ke
paragraf lainnya atau karangan satu ke karangan lainnya.
b. Jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama
1) Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya
terletak diawal paragraf.
2) Paragraf ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada
ditengah paragraf
3) Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya
berada di akhir paragraf.
4) Paragraf campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak gagasan utamanya
berada di awal dan juga akhir paragraf.
c. Jenis paragraf berdasarkan isinya
Berikut ini adalah jenis paragraf ditinjau dari isinya:
1) Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk
memberikan penjelasan atau pengertian secara singkat dan padat. Contohnya:
Kegiatan dalam merayakan ulang tahun TNI ke 72 tanggal 5
Oktober 2017 di lapangan blang padang banda aceh. Semua warga
10
banda aceh turut hadir menyaksikan serangkaian acara ulang tahun TNI
ke 72 dengan berbagai ragam acara seperti : Drumband, Tari Saman
dan acara lainnya.
2) Paragraf deskripsi
11
membaca buku hukum pasti ia akan merasa kesulitan dan tidak tahu apa
saja pasal-pasal yang tertera dibuku hukum. Seorang mahasiswa, tidak
mau membaca buku maka akan mengalami kesulitan dalam menjawab
soal-soal dari dosen.
5) Paragraf narasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya
menceritakan suatu peristiwa atau sebuah masalah, sehingga membuat
pembaca menjadi tehibur atau terharu. Contohnya:
Beberapa hari yang lalu kami pergi ke sebuah pusat wisata
yang berada di Jakarta. Kami pergi dengan 2 mobil pribadi. Mobil kami
melaju cukup cepat secara beriringan dengan mobil lainnya. Perjalanan
menjadi sangat menyenangkan, semua orang tampak gembira. Cahaya
sinar matahari menyinari kami sehingga membuat pemandangan dari
dalam kacamata mobil cukup indah.
F. Pengembangan Paragraf
Cara atau teknik yang dapat digunakan dalam pengembangan paragraf itu
umumnya bergantung pada keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan juga
materi yang ditulis itu sendiri. Meskipun demikian, paling tidak, dapat disebutkan
adanya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf.
Cara-cara yang dimaksud, antara lain, adalah klasifikasi, definisi, analogi,
pemberian contoh, dan penyajian fakta.
1. Pengembangan dengan klasifikasi
Pengembangan dengan klasifikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah
pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasikan atau mengelompokkan
masalah yang dikemukakan. Sebagai contoh, perhatikan paragraph berikut.
Responden dalam penelitian ini selain dikelompokkan berdasarkan
jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan, juga dikelompokkan
berdasarkan usianya, yaitu usia dibawah 40 tahun. Pengelompokkan ini
dimaksudkan untuk mengetahui unsur kelompok mana yang lebih dominan
12
menilai bahwa pekerjaan pemeriksaan itu sangat penting untuk mendukung
pemerintahan yang bersih.
2. Pengembangan dengan definisi
Pengembangan dengan definifi adalah suatu model pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau pengertian
terhadap masalah yang sedang dibahas. Contohnya dapat diperhatikan pada
paragraf berikut.
Informasi ialah suatu pengertian tentang kenyataan,kejadian, atau
gagasan yang diekspresikan dengan menggunakan lambing-lambang yang
telah diketahui dan disepakati bersama. Ungkapan “lambing-lambang
yang telah diketahui dan disepakati bersama” yang dimaksud dalam hal
ini adalah bahasa.
3. Pengembangan dengan analogi
Analogi adalah suatu bentuk perbandingan dengan cara menyamakan dua
hal yang berbeda. Sejalan dengan itu, pengembangan dengan analogi merupakan
model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara membandingkan dua
hal yang berbeda untuk memperjelas gagasan yang akan diungkapkan. Dalam
pergaulan sehari-hari, misalnya, orang yang sudah berusia lanjut sering dikatakan
sudah (berusia) senja. Dalam hal ini, perbandingan antara usia lanjut dan (waktu)
senja merupakan sebuah analogi.
Analogi yang dimanfaatkan sebagai cara pengembangan paragraf,
misalnya, dapat diperhatikan pada contoh berikut.
Salam pembuka dalam surat-menyurat merupakan suatu bentuktata
karma penulis surat sebelum ia mulai berkominasi dengan penerima surat.
Hal itu dapat diibaratkan sebagai ketukan pintu jika seseorang akan
memasuki rumah orang lain. Baik salam pembuka maupun ketukan pintu,
keduanya sama-sama merupakan tanda hormat sebelum seseorang mulai
berkomunikasi dengan orang lain, apakah komunikasi itu dilakukan di
dalam surat ataukah dilakukan di dalam rumah.
Sehubungan dengan pengembangan paragraf, cara analogi lazimnya
digunakan untuk memperjelas gagasan yang belum begitu dikenal oleh
13
masyarakat melalui gagasan atau perbandingan dengan hal yang sudah sangat
dikenal.
4. Pengembangan dengan contoh
Pengembangan dengan contoh merupakan suatu teknik pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa contoh sebagai
penjelas gagasan yang dikemukakan. Pengembangan paragraf dengan
mentertakan contoh lebih tepat digunakan dalam menjelaskan masalah yang
sifatnya abstrak atau masalah lain yang sifatnya sangat umum. Sebagai gambaran,
perhatikan contoh paragraf berikut.
Pembangunan PLTN mulai bermunculan sejak dekade 1960-an. Di
amerika, misalnya, pembangunan PLTN-nya dimulai sekitar 1960.
Kemudian, jerman yang membangun fasilitas itu tahun 1961, dan India
serta Asia mulai membangunsejak 1968. Sejak itu, pemanfaatan nuklir
sebagai sumber energi kian meluas.
5. Pengembangan dengan fakta
Pengembangan dengan fakta merupakan suatu teknik pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti-bukti
untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan. Contoh dibawah ini
memperlihatkan paragraf yang dikembangkan dengan cara tersebut.
Para petani di daerah itu umumnya sangat rajin. Setiap pagi ketika
beberapa pegawai kantor sedang berangkat kerja, para petani itu sudah
bermandikan di sawah-ladangnya masing-masing. Mereka bekerja sejak
fajar hingga matahari terbenam.
Selain dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas, paragraf dapat pula
dikembangkan dengan beberapa cara yang lain, misalnya dengan cara
memberikan ilustrasi, analisis, sebab-akibat, alasan, dan cara lain sesuai
penglaman penulis.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran kami kepada pembaca setelah mengetahui cara penggunaan kalimat,
kalimat efektif dan paragraf yang baik dan benar, pembaca dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat dan benar pula.
15
DAFTAR PUSTAKA
Perguruan Tinggi
Tri Pujiati, Didah Nurhamidah, Lutfi Syauki Faznur, 2017. Membangun Karakter
16