Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Kutipan ,Parafrase Dan Daftar Pustaka

Dosen Pengampu :

Meilani Harfika Sari. S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :

1. Maria agustina(23591090)
2. Miranti(23591097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr., Wb.
Segala puji atas kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul :kutipan ,parafrase dan
daftar pustaka ” yang dibimbing oleh ibu Meilani Harfika Sari. S.Pd.M.Pd

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik dengan
sejumlah sumber yang kami gunakan untuk membantu dalam memahami materi yang
menjadi fokus kajian ini. Kemudian, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Selain itu, kami
juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini kedepannya dan
membangun pola pikir yang baik dan benar.Demikianlah makalah ini kami susun, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr., Wb.

Curup, 21 September 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Kutipan
B. Parafrase
C. Daftar Pustaka
BAB III PENUTUP ...................................................................................................14
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran…………………………………………………………………………….14
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………..……...........15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun
dituntut untuk selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah
satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku
since, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since
tentu tidak akan lepas dari yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini
adalah teori – teori dari berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang mendukung argumen kita
dalam pembuatan karya tulis tersebut. Dalam pengambilan informasi tersebut tentu
keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman
tersebut biasa disebut kutipan.
Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang
kadang masih salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan
cara yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk
membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa
nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa dan para terpelajar lainnya dalam
mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar berdasarkan sumber rujukan yang
diambil.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Mengenai Kutipan ?
2. Bagaimana Mengenai Parafrase?
3. Bagaimana Mengenai Daftar Pustaka ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Mengenai Kutipan ?
2. Untuk mengetahui Mengenai Parafrase?
3. Untuk mengetahui Mengenai Daftar Pustaka ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis Kutipan


1. Definisi Kutipan
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan
mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan
menyampaikan gagasan para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai
pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang
yang terkenal baik dalam buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).
2. Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara
lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti
sarinya saja.
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan
langsung dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara
mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan,
sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.

B. Teknik Mengutip dalam Kutipan


Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya
dan ternik mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.
1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang
masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak
lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

5
1) Kutipan terintegarasi dengan teks;
2) Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2
atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.


Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh
Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan
sebagai berikut.
1) Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2) Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3) Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar
(2009: 8) memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan
program belajar keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat
diciptakan situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas
mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa
indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan
langsung adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali
justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua
teks tersebut tentu dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat
halaman lebih banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah
memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

6
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut
Aunurrahman (2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri
sendiri. Seorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut,
maka dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut
Aunurrahman (2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
b. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa
dilihat dari teknis penulisannya berikut.
1) Terintegarasi dengan teks utama;
2) Tidak diapit oleh tanda kutip;
3) Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi,
begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;
4) Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat
perbedaannya. Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan
teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada
makna harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna
yang tersirat.”

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya


a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan
digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak
memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan karena
body note memudahkan dalam proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku.
Hal ini karena body note memiliki pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama
akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit
7
yang ada pada katalog buku yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman
yang ditulis di sini adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman
karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan
tanda kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik
dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama
ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua.
Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan
bisa diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana
penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.
b. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan
seprti pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa
peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber
rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk
mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis. Hal ini
dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan
bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki
dengan penjelasannya sebagai berikut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung
diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang
mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada
juga yang nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika
bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4) Data kepustakaan

8
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu
berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua
untuk kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit
dengan nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang
berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah,
atau koran tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet,
hal yang disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan
hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu,
barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.
1) Contoh dari buku
1Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.
2) Contoh non buku
1Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
2 Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari
internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin
dijadikan sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan
istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan
mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang
dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah
ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.1
Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat
yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber
rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.
Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda.
Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.

1
George Forbes Memorial Library, Lincoln University. (2010). APA style referencing, 6th
Edition. Canterbury, New Zaeland: Author. Retrieved from.hal 86-87
9
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip.
Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas
secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan
sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit.
Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal,
majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1 Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta,2009) hlm. 17.
2 Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and (CIRC)”diunduh dari
http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3 Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4 Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari
buku dan merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada
agar tidak tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua
puluh lima, maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan
kebingungan. Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena
memangdalam internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada
Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan sebelumnya.
c. Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat
ahli untuk kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila
dilakukan, maka karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa
bedanya dengan guru yang menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang
sering terjadi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu
pendapat ahli mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi
berdasarkan cara pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual
anatara sumber rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang
akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Menerangkan Kutipan

10
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas
kembali kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan
antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap
manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan
antara bhasa dengan benda yang disimbolkannya.
2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan
tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh,
perhatika paragraf ini:
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka yang
tunarungu dan wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk memberikan
bahasanya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat primer untuk
berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1),
yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang perpergunakan
simol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan


Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan
tersebut harus satu satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkanpenyampulan. Hal
ini terjadi pada penjabaran mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu
kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi
menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
11
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan
menggunakan alat ucap manusia yang dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang
bersifat arbitrer.

4. Membandingkan Beberapa Kutipan


Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan
menyimpulkan yakni konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa kutipan ini,
dari kesamaan tersebut penulis dituntut untuk mengidentifikasikan perbedaan yang ada
antara satu kutipan dengan kutipan lain. Jadi yang dibandingkan adalah persamaan dan
perbedaan. Perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit berbeda dengan
yang disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi bahasa sebagai
sebagai sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap)
yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasa bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan
dan pikiran.
Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1),
yang memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-
simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer2
esia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta: Erlangga.
B. Pengertian Parafrasa
Berdasarkan kamus bahasa indonesia parafrasa adalah
1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi
macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya
2. Penguraian kembali sebuah teks dalam bentuk yang lain, dengan maksud untuk dapay
menjelaskan makna yang tersembunyi

12
Parafrasa mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau karangan menjadi
bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal. Langkah membuat parafrasa dengan
cara meringkasnya terlebih dahulu. namun, hasus diingat parafrasa disusun dengan bahasa
sendiri bukan dengan bahsa asli penulis.3
b. Cara Membuat Parafrasa
Berikut adalah hal yang perlu dilakukan untuk membuat parafrasa
dari sebuah bacaan.
(1) Bacalah naskah yang akan diparafrasakan sampai selesai untuk
memperoleh gambaran umum isi bacaan/tulisan
(2) Bacalah naskah sekali lagi dengan memberi tanda pada bagian-bagian
penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada bacaan.
(3) Catatlah kalimat inti dan kata-kata kunci secara berurut.
(4) Kembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok
yang sesuai dengan topik bacaan.
(5) Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan
bahasa sendiri.
Teknik membuat Parafrasa lisan adalah sebagai berikut
1. Membaca Informasi secara teliti dan cermat
2. Memahami isi informasi secara umum.
3. menulis inti pokok informasi dengan kalimat sendiri
4. mencatat kalimat pokok secara urut
5. menegmbangkan kalimat inti atau kata-kata kunci menjadi pokok-pokok pikiran sesuai
dengan tema/topik informasi sumber
6. menyampaikan secara lisan menggunakan kalimat sendiri
2.1. Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi
adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan
penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan
karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting
artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan.
daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
3
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum).
Jakarta: PT Grasindo.hal 111-112

13
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau
cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan
apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan
apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca
dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.
Dalam bab mengenai pengumpulan dan pengolahan data sudah diuraikan pula bagaimana
caranya mcmpergunakan kepustakaan. Serta bagaimana caranya mengumpulkan data-data
yang diperlukan melalui kartu-kartu tik. Dalam hubungan ini. cara yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data-data itu (yaitu mempergunakan kartu tik yang berukuran 10
cmX12.5 cm) dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data-data dalam menyusun
ketengkapan suatu karya ilmiah .
2.2. Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah
catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber
dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus
menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau
ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus
dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca.
Sebaliknya sebuah Daftar Pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku,
majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan Daftar Pustaka
seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Di pihak lain Daftar Pustaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai
pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa Daftar Pustaka itu dapat pula dilihat sebagai
pelengkap? Karena bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi
yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam Daftar Pustaka. Dalam
Daftar Pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku
atau majalah itu.4
2.3. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap
penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting
yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
4
Universitas Kristen Petra. (2008). Pedoman tata tulis tugas akhir mahasiswa Universitas
Kristen Petra. Surabaya, Indonesia: Author.

14
(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid,
dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
jilid. nomor dan tahun.
2.4. Bentuk Daftar Pustaka
a. Dengan seorang pengarang
Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan
Company. 1963.
b. Buku dengun dua atau tiga pengarang
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New
York: Henry Holt and Company, Inc.,1958
c. Buku dengan banyak pengarang
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace &
World. Inc., 1964
d. Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan
Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt.
Rinehart and Winston. 1961.
e. Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service, inc., 1964.
f. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih
Ali, Lukman, ed. Bahan dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia
Baru. Djakarta: Gunung Agung, 1967.
g. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi
Jassin, H.B., ed. Gema Tanah Air. Prosa dan puisi. 2 Jld. Jakarta: Balai Pustaka,1969
h. Sebuah Buku Terjemahan
Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj.
H.B.Jassin. Jakarta: Djambatan,1972
i. dalam sebuah Himpunan
RiesmanDavid. “Character and Society,” Toward Liberal Education, eds. Louis G.
Locke, William M. Gibson, and George Arms. New York: Holt, Rinerhart and Wineton,
1962
j. Artikel dalam Ensiklopedi
15
Wrigtht, J.T. “Language Varieties: language and dialect,” Encyclopaedia of Linguistics,
Information and Control, hal. 243 – 251.
2.5. Macam-macam Daftar Pustaka
a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai
pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-
bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.5
2.6. Cara Menulis Daftar Pustaka
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan
makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama,
kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda
titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat
websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,
kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance).
From http://rachdian.com/index2.php?
option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008
2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama
untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri
(tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan
nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat
ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat;
tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima;
penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows
Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

5
Honatri Euis.2005. Memahami Bahasa Indonesia SMK Tingkat 2 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen,
Bandung:Armico.hal 43-44

16
3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama.
Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri
(tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan
itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama
kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah
penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah
penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama
terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai,
Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka
dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan
setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan
tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama
perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar
akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti
dibawah ini:
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning,
Bandung: Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design
Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan
penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan
urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan Abjad A-Z itulah urutan
penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.
Contoh-Contoh Daftar Pustaka
Barry PD. (1998). Mental Health and Mental Illness. Philadelphia: Lippincott-Raven
Publishers.
Ellis, J.R., Nowlis, E.A. & Bens, P.M. (1996). Modules for basic nursing skills. (six
edition). Philadelphia: Lipicont-Reven Publisher
Jhonson, Marion., Meridean Maas. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). St.
Louis: Mosby.
Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept, process and
practice, (fourth edition) California: Addison-Wesley Publishing CO

17
McCloskey, Joanne C., Bullechek, Gloria M. (1996). Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Loui: Mosby.6

6
Admaji (2007). Bibliography. From http://www.anneahira.com/daftar-pustaka-karya-tulis.htm, 28 Januari
2011 hal 56-57

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ngutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan
menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan
bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya
terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya menerangkan
kutipan, memperkuat gagasan dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan
membandingkan beberapa kutipan.pembuatan parafrase kita harus memperhatikan teknik-
teknik dalam pembuatan parafrase.
Dalm pembuatan parafrase diperlukan kecermatan dalam membaca, mencatat,
mengembangkan, dan menguraikan kalimat-kalimat yang telah kita baca.
1. yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi
judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap.
2. Daftar Pustaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap
dan sebuah catatan kaki.
3. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka
adalah:(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.(2) Judul Buku, termasuk judul
tambahannya.(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa,
nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.(4) Untuk sebuah artikel
diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
B. Saran
Dengan mempelajari pembahasan tentang kutipan ,parafrase dan daftar pustaka
, semoga kita dapat mengaplikasikan pada pembuatan karya ilmiah yang baik dan
benar,

DAFTAR PUSTAKA
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen,
Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.
19
Honatri Euis.2005. Memahami Bahasa Indonesia SMK Tingkat 2 Bidang Keahlian Bisnis
dan Manajemen, Bandung:Armico.
Admaji (2007). Bibliography. From http://www.anneahira.com/daftar-pustaka-karya-
tulis.htm, 28 Januari 2011
Universitas Kristen Petra. (2008). Pedoman tata tulis tugas akhir mahasiswa Universitas
Kristen Petra. Surabaya, Indonesia: Author.
George Forbes Memorial Library, Lincoln University. (2010). APA style referencing, 6th
Edition. Canterbury, New Zaeland: Author. Retrieved from.

20

Anda mungkin juga menyukai