Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Penggunaan Tanda Baca (Fungtuasi)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Yohana Hutabarat, S.pd.,M.pd

Di susun oleh
Andalkris Yuliasih Laia (20540026)
Elisabet Noveria Garamba (20540031)
Patrisia Mesniar Laia (20540026)
Felianus Bu’ulolo(20540034)

PROGRAM STUDI ADMinistrasi PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan
anugrahnya kepada kami kelompok II (dua) sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan tugas makalah Bahasa Indonesia ini dengan judul “PUNGTUASI”.

Kami berterimaksih kepada ibu pengampu mata kuliah Bahasa indonesia yang telah
memeberikan arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada temam-teman yang telah menjadi supporter, sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita tentang seberapa pentingnya penggunaan tanda baca yang benar sesuai
dengan EYD. Kami sadar dalam penulisan makalah ini jauh dari ketidaksempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Sehingga, makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia perdidikan.

Medan, 05 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I..............................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1. Latar belakang
1.2. Masalah
1.3. Tujuan
BAB II.............................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................
2.1. Pemakaian tanda baca ( pungtuasi )
2.2. Macam – macam tanda baca
2.3. Fungsi tanda baca
BAB III...........................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................
3.1. Simpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan informasi kepada
seseorang, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa sangat berkaitan erat dengan
menulis. Bahasa tulis memiliki karakteristik berbeda dengan karakteristik bahasa
lisan. Dalam bahasa lisan orang akan lebih mudah untuk memahami maksud
penutur melalui pengucapanya. Hal ini dikarenakan adanya intonasi pada
pengucapan kalimat-kalimat yang dituturkan. Sedangkan dalam bahasa tulis,
penulis hendaknya menguasai tata cara penulisan termasuk di dalamnya tanda
baca sebagai intonasi atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami. Ucapan lisan
agak sulit untuk dituangkan ke dalam bahasa tulis karena segala intonasi yang
terdapat dalam bahasa lisan akan sukar untuk diungkapkan dalam bahasa tulis.
Untuk menutupi kesukaran itulah tanda baca sangat dibutuhkan sebagai kunci atas
apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

1.2 Masalah
1. Apa itu fungtuasi?
2. Berapakah jenis fungtuasi?
3. Bagaimanakah kegunaan fungtuasi dalam kalimat?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang
baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Tanda Baca ( Pungtuasi )


Tanda baca (atau pungtuasi) adalah simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat di sewaktu pembacaan.
Menurut Wijayanti (2015: 30) tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam
sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat
membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan
jika tulisan tanpa tanda baca. Pasti tulisan tersebut membingungkan pembaca.

2.2 Macam-macam tanda baca


Tanda tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu:
1. Tanda titik ( . )
2. Tanda koma ( , )
3. Tanda titik koma ( ; )
4. Tanda titik dua ( : )
5. Tanda hubung ( - )
6. Tanda pisah ( )
7. Tanda elipsis (…)
8. Tanda Tanya ( ? )
9. Tanda seru ( ! )
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ( […] )
12. Tanda petik ganda ( “…” )
13. Tanda petik tunggal ( „…‟ )
14. Tanda garis miring ( / )
15. Tanda penyingkat ( „ )
2.3 Fungsi tanda baca
Dari macam-macam tanda baca yang telah disebutkan di atas, masing
masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya. Fungsi dari macam-macam
tanda tersebut adalah:
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari
sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. 

 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya : Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya: Irwan S. Gatot, George W. Bush
 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya : Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk.
(bapak)
 Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik.
Misalnya : dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal), hlm.
(halaman)
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya : Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik.
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
 Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Misalnya:DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), SMA (Sekolah Menengah
Atas)
2. Tanda Koma (,)

Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau
tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks.

 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau


pembilangan.

Misalnya: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma
sebelum "dan"]

Penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan:
tanpa koma sebelum "dan"]

 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.

Misalnya: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.


 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:Oleh karena itu, kamu harus datang.
 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. Misalnya: Kata adik, "Saya sedih sekali".
 Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
MIsalnya:Medan, 18 Juni 1984. Medan, Indonesia.
 Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Lanin, Ivan, 1999. Cara
Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
 Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, yang
terdapat pada awal kalimat. Misalnya:O, begitu. Wah, bukan main.
 Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP
Indonesia, 1990), hlm. 22.
 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga. Misalnya: Rinto Jiang, S.E.
 Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:33,5 m . Rp10,50
 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
 Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
 Misalnya: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama
untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar.
 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya : Malam makin larut; kami belum selesai juga.
 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya : Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di
dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

4. Tanda Titik Dua (:)


Tanda titik dua (atau tanda dua titik) adalah tanda baca yang dilambangkan
dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan satu di atas yang lain, atau
diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. 
 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: Ketua : Axel

Wakil Ketua : putri


 Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
 Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam
kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Misalnya:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah
terbit.
 Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Misalnya: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
 Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung (secara tidak resmi juga disebut tanda strip/setrip)
atau - adalah tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua kata
atau memisahkan dua suku kata.
 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya : anak-
anak, berulang-ulang, kemerah- merahan
 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Misalnya :p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Bandingkan:
Misalnya:
ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan
dua-puluh- lima-ribuan (1×25000).
 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke-dengan angka, (c) angka
dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(e) nama jabatan rangkap.
Misalnya : se-Indonesia, hadiah ke-2, dan tahun 50-an
 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-charter , pen-tackle-an
6. Tanda Pisah ( )
Tanda pisah (bahasa Inggris: dash) adalah tanda baca yang secara tampilan
mirip dengan tanda hubung, tetapi lebih panjang dan memiliki fungsi yang
berbeda. Ada dua simbol paling umum dari tanda ini, yaitu "–" (bahasa
Inggris: en dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital "N")
dan "—" (bahasa Inggris: em dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan
huruf kapital "M").
 Tanda pisah (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Misalnya : Wikipedia Indonesia—saya harapkan— akan menjadi
Wikipedia terbesar.
 Tanda pisah (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Misalnya :
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
 Tanda pisah (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau
'sampai'.
Misalnya :
• 1919–1921
• Medan–Jakarta
• 10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Misalnya :
• dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45– 65
• antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda ellipsis adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan
sengaja suatu kata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan
jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada
akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol
untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) 
 Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus- putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama. Misalnys : Kalau begitu ... ya, marilah kita
bergerak.
 Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
 Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu
untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya : Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
8. Tanda Tanya ( ? )
Tanda tanya adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk
menandakan akhir kalimat pada kalimat pertanyaan. 
 Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Misalnya :
• Kapan ia berangkat?
• Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
 Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Misalnya :
• Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
• Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

9. Tanda Garis Miring ( / )


 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode
surat. Misalnya:
No. 7/PK/1973
 Tanda Garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau
nomor alamat.
Misalnya:
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp.1.500/lembar
Jalan Daksinapati IV/3
10. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „ )
Anda penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang
menggunakan alfabet Latin atau alfabet tertentu lainnya.

 Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian


angka tahun.

Misalnya :

• Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)


• Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

• 1 Januari '88 ('88 = 1988)


11. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru atau tanda pentung adalah tanda baca yang biasanya digunakan
setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan
atau penegasan dan sering menandai akhir suatu kalimat.

 Tanda seru dipakai menggambarkan perintah, kesungguhan, emosi


kuat.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan, pahlawan menipu negara!
Alangkah piciknya pejabat itu!
12. Tanda Kurung ( ( ) )
Tanda kurung adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk
memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.

 Tanda kurung dipakai sebagai mengapit tambahan keterangan atau


penjelasan.
Misalnya:
DIP ( Daftar Isian Proyek ) kantor itu sudah selesai.
 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” ( nama tempat yang terkenal
di Bali ) di tulis pada tahun 1962.

 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya : Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
13. Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat
dalam petikan lain.
 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya :
• Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring- kring' tadi?"
• "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak
pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
 Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya : feed-back 'balikan'
14. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

 Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang di tulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahn itu
memang terdapat didalam naskah asal.
Misalnya:
Sang Sapurba men [d] engar bunyi gemerisik
 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
( Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab I] tidak
dibicarakan ).
15. Tanda Petik Ganda ( “…” )
Menurut EYD, tanda petik (dua) digunakan untuk: Mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis
lain. 
Misalnya :
 "Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas
dalam rapat."
 Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."

 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan


dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
• "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.―
 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
• Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi
di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus. Contoh:
• Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
• Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis atau
karya ilmiah. Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak
penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam menggunakan tanda baca dan
menempatkan tanda baca pada aturan yang telah di tetapkan. Penggunaan ejaan
yang disempurnakan (EYD) atau PUEBI sangat dibutuhkan dalam penulisan
karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat tersusun dengan
baik dan mudah dipahami.
Dari berbagai macam sumber yang telah kami baca, maka penggunaan
tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari lebih detail agar penggunaan tanda
baca pada karya ilmiah yang kita buat menjadi benar dan mudah dipahami oleh
orang-orang yang akan membaca karya tulis kita.

3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas
makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah
wawasan kita dan pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik
dan benar.
Dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang di harapkan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikannya dengan
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anynomous. 2011. Buku Pintar Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta : Cabe


Rawet

Arifin, Zaenal E. S & Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi

Hs. Wijono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Lumbanbatu, Leonardus. 2008. Menulis Tertib & Sitematik membuat Manusia


Tepat dan Cermat . Bogor

Situmorang, Drs. B.P. 1982. Bahasa Indonesia sebagai Bahan kuliah dasar untuk
Perguruan Tinggi. Flores: Nusa Indah
P.7-PEMAKAIAN-TANDA-BACA (1).pdf
3. ISI (KAJIAN PUSTAKA, HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai