KELOMPOK 7
Disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Penggunaan Tanda Baca”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Fakultas
Teknik Informatika,UNIVERSITAS MANDIRI SUBANG. Dalam penulisan dan
menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia,Ibu yuli Murdianingsih,S.ST,M.Kom.. yang
telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dua (:), tanda hubung (-), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ( (..) ),
tanda garis miring (/), tanda petik (“…”).
Bahasa tulisan merupakan salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa
sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-
kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD yang baik dan benar. Karena dengan
pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan atau informasi yang
disampaikan dalam tulisan dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi beberapa sub pokok bahasan
meliputi:
a. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?
1.3 Tujuan
2. Mendeskripsikan tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, dan
tanda pisah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati
sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan
terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Contoh: Saya suka makan nasi.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan. Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel),
Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
5
hanya dipakai satu tanda titik.Contoh: dll (dan lain-lain), dsb (dan
sebagainya), tgl (tanggal), hlm (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7
lewat 10 menit 12 detik)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang. Contoh: Cu (tembaga), 52 cm, l
(liter), Rp350,00, dan lain-lain.
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh: Latar
Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat Pula, dan lain-lain.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
6
dan melainkan. Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi
tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Medan, 18 Juni 1984.
7
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga. Contoh: Rinto Jiang, S.E.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di
dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
8
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan
rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian. Contoh: Ketua : Borgx
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh:Borgx :"Jangan lupa
perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan. Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7, (ii) Surah
Yasin:9, (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah
Studi, sudah terbit.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.Contoh: - p-e-n-g-u-r-u-s , - 8-4-1973.
9
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-
bagianungkapan. Contoh : ber-evolusi dengan be-revolusi
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke',
atau 'sampai'. Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember
1999
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang (−). Contoh: dari halaman 45 sampai 65,
bukan dari halaman 45–65
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan.
2. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan
soal tahu saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang
sering muncul (salah penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah.
4. Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang
terkadang timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.
3.2 Saran
Pertama, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan
tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti
media internet atau buku, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.
Kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis karya
ilmiah yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang
11
baik dan benar. Contohnya, dalam membuat makalah, sebagian besar mungkin
berpendapat bahwa makalah harus menyertakan kata pengantar, untuk apa hal
tersebut, makalah tidak butuh kata pengantar, karena makalah adalah kertas kerja
bukan seperti buku.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://masagengprastiyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-
bacadalam.html
https://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-
dalam.html
13