Disusun oleh:
Bima Kusuma Ary P.
NIM : 192120100041
Bilhimamil Awali
NIM : 192120100031
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT. yang memberikan banyak nikmat, taufik,
dan hidayahnya. Sehingga saya dapat menyelesaikan TUGAS MAKALAH dengan baik tanpa ada
halangan sedikitpun.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua yang telah membantu saya dalam menyelesikan tugas
ini, teman-teman/saudara sekalian yang telah membantu proses pengerjaan tugas ini. Dan tak lupa
saya mohon maaf sebanyak-banyaknya apabila ada kata-kata yang kurang berkenan/cara saya
meminta bantuan kepada teman-teman/saudara sekalian yang kurang sopan.
Diluar itu, saya juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan tugas ini.
Baik dari segi bahasa, tata kalimat, dan isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya
selaku penyusun menerima segala kritik maupun saran yang membangun bagi pembaca.
Dengan karya ini, saya harap dapat memberikan banyak manfaat bagi saya pribadi maupun bagi
orang banyak khususnya dalam proses belajar mengajar di bidang Bahasa Indonesia. Demikian
yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat
luas.
i
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak
bakudalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan
makna. Padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik
itu kata serapan maupun tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak
dari Sekolah Dasar (SD) sampai keperguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi.
Ketidak fahaman terhadap tata bahasa yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini sering
diacuhkan oleh masyarakat Indonesia. Karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan
dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu kita yang akan menjadi
generasi bangsa ini. Karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu, penulis makalah ini akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang
kata serapan dan tanda baca. Sehingga kita dapat menggunakan kata serapan dan tanda baca yang
baik dan benar dalam bermasyarakat khususnya saat kita dalam acara yang resmi.
III. TUJUAN
Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Sehingga kita bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
2
Contoh:
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau
jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm , l (liter), Rp350,00
3
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Sistem Acara
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya,
yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
4
Contoh:
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
O, begitu.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal,
dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh:
Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
33,5 m , Rp10,50
5
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan
nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
-Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
-Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
6
Contoh:
Ketua : Borgx
a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
7
Contoh:
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan
atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang (−).
Contoh:
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan
naskah drama.
Contoh:
8
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah
untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
9
10. Tanda Kurung ((...))
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung
dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang
pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang
pemimpin Ukraina.
10
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai
Matviy Hryhoriyiv.
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38])
perlu dibentangkan di sini.
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh:
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan
dalam Tempo.
11
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh:
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh:
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap
seketika," ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
12
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam
pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam
prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
13
BAB III
PENUTUP
Bagaimanapun juga penggunaan tanda baca yang baik & benar sangat penting dalam menulis
artikel. Bayangkan jika kita membaca sepuluh paragraf tanpa titik atau koma, akan sangat
membingungkan bukan? Apalagi ketika kita hanya bisa mendengar dan dibacakan. Tidak hanya
untuk mendukung keterbacaan penggunaan tanda baca yang benar sangat berpengaruh terhadap
kualitas tipografi artikel tersebut. Beberapa contoh tanda baca yang sering digunakan tetapi tidak
umum seperti titik, koma, tanda seru & tanda Tanya. Mungkin kita kurang mempedulikan
penggunaan tanda baca tersebut. Memang cukup merepotkan jika kita mengimplementasikan pada
tiap artikel, tetapi itulah seni dalam tipografi. Tidak ada salahnya berusaha tampil “sempurna”
dalam artian kita menggunakan kaidah-kaidah penulisan secara benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.
http://www.ardianzzz.com/tanda-baca.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
http://gomsinaga.blogspot.com/2010/01/tugas-bahasa-indonesia-makalah.html
http://pendisetiyo.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html
15