Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“PEMAKAIAN HURUF, ANGKA, HURUF KAPITAL DAN


HURUF MIRING PADA TULISAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. PUTRI AMALIA 4. SATRIA AULIA RAHMAN


2. DYNA AULIYA HAQ 5. HUDA BAARI HAQ
3. YOGI DWITAMA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN : AYU SETIYO PUTRI,S.Pd


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya. Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan Judul “Pemakaian Huruf, Angka, Huruf Kapital, dan
huruf Miring pada tulisan” karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh
penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandar Lampung, September 2015

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................ i


Kata Pengantar........................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................ iii
BAB 1 Pendahuluan ..................................................................
A. Latar Belakang .................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................
BAB II Pembahasan ..................................................................
A. Pemenggalan Kata ............................................................
B. Pemakaian Angka Bilangan Pada Tulisan .......................
C. Pemakaian Huruf Kapital dan Miring ..............................
BAB III Penutup ........................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kemampuan berbahasa indonesia sangat diperlukan bagi masyarakat
indonesia khususnya mahasiswa yang mempunyai banyak tugas dan laporan,
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Jadi mahasiswa perlu
mempelaari bahasa indonesia dengan baik khususnya dalam penulisan, yang
pada dasarnya penulisan sebuah kalimat itu harus memperhatikan pemenggalan
huruf, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan angka maupun lambang
bilangan.
Oleh karena, itu mahasiswa harus mengetahui hal- hal dasar tersebut agar
mereka dapat menyusun sebuah laporan dan hal- hal lainnya dengan baik dan
benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pemakaian huruf pada bahasa tulisan ?
2. Bagaimana pemakaian angka dan bilangan pada bahasa tulisan ?
3. Bagaimana pemakaian huruf kapital dan huruf miring ?

1.3 METODE PENGUMPULAN DATA


1. Kajian literatur berupa buku atau internet.
BAB II
PEMBAHASAN

PEMENGGALAN KATA
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. Jika di
tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah. Huruf dipotong ai, au, dan
oi tidak pernah dipisahkan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara
kedua huruf itu.
Misalnya:
Au-ra
Jau-har
Dan bukan
a-u-ra
ja-u-har
Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf
konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum
huruf konsonan.
Misalnya:
Pak-sa
Tak-son
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak
pernah dipisahkan.
Misalnya:
Ban-teng
Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
Mem-bantai
Makan-lah
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b. Akhiran –i tidak dipenggal
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai
berikut.
Misalnya:
Te-lun-juk
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara
unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan.
Misalnya:
Ge-o-grafi, geo-grafi
In-tro-spek-si, Intro-speksi.

PEMAKAIAN ANGKA BILANGAN PADA BAHASA TULISAN


Penulisan angka kerap menimbulkan keraguan pada penulis. Meski kerap
menemukan angka, penulis masih kerap salah dalam penulisannya. Keraguan
dalam penulisan angka atau jumlah bilangan dalam kalimat umunya terjadi saat
penulis harus memutuskan penulisan dalam bentuk kata atau angka biasa.
Teknik penulisan angka dalam Bahasa Indonesia tidaklah tunggal.
Terdapat beberapa macam acuan penulisan tergantung dengan konteks kalimat
dan makna yang melekat pada angka atau bilangan dalam kalimat. Panduan ini
disusun berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September
1987.
Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa
Indonesia:
1. Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis
dalam bentuk kata.
Jika kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan
atau angka tersebut harus tetap ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan
susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini:
 Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong
Kong,
 Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong
Contoh kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga kata. Kalimat
tersebut tidak boleh disusun dalam bentuk: “150 orang warga diajak kepala
RT bergotong-royong”.
2. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret
jumlah tertentu.Perhatikan contoh berikut ini:
 Saya membeli dua buah buku
 Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji
 Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara
memilih Somat dan 60 suara lainnya memilih Jufri.
 Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan
20 rautan pensil.
3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam
kalimat. Contohnya:
 Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari
seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung.
 Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah.
4. Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau
kamar bisa ditulis dengan angka biasa atau dengan penomoran
Yunani. Contohnya:
 Hotel Wijaya No. 13
 Jalan Veteran II A No. 18
5. Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis
dalam angka atau angka Yunani, contohnya:
 Kitab Kejadian : 18
 Surat an-Nisa : 16
 Bab III, halaman 16
6. Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai
berikut:
 Enam belas (bukan enambelas)
 Dua puluh (bukan dua puluh)
 Enam ratus (bukan enamratus)
7. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model
berikut:
 Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi)
 Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18
 Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi
spiritual
8. Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara:
 setengah (1/2)
 seperenam belas (1/16)
 tiga perempat (3/4)
 dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
 tiga dua pertiga (3 2/3)
 satu persen (1%)
 satu permil (1‰)
9. Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya:
 tahun 1980-an
 Uang receh 500-an

PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING


Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Misalnya:
Semangat melewati pengkaderan.
Jangan sia- siakan pengorbanannya.
Huruf kapital digunakan pada kata pertama petikan langsung.
Misalnya :
Ibu Anton berkata, “Beli bukunya jangan yang bajakan”.
Tono berpesan pada Said,”jangan mati, Nak”
Huruf kapital juga digunakan pada huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah
Yang
Maha
Pemurah
Quran
Islam
Injil
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya: Imam Hambali
Sultan Hasanudin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Kamu baru saja diangkat menjadi raja.
Tahun lalu naik haji.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Bupati tanggamus.
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegera.
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian.
Gubernur Lampung.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa bupati yang dipecat itu ?
Bulan lalu ali dilantik menjadi menejer/
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang.
Misalnya:
Teuku Ade
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
12 ohm
22 amper
Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya:
Bertualang Jambi
Suku Badui
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
Bulan Juni
Bulan Galungan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Sungai Berantas
Bukit Tinggi
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Badan Eksekutif Muda.
Kementrian Hukum dan HAM.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa- Bangsa.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Jangan hanya membaca majalah Bahasa dan Sastra.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan. Misalnya:
Dr.
M.A.
S.H.
S.S.
Prof.
Tn.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman
yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya: “Ayah jangan begadang”, kata Puri.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudah sholat kah Anda ?
Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
buku Negarakertagama karangan Prapanca
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
16 Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
diberi satu garis di bawahnya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari Makalah tentang Pemakaian Huruf,
Angka, Huruf Kapital, dan huruf Miring pada tulisan ini adalah kita
seharusnya lebih memperhatikan penggunaan-penggunaan huruf pada tulisan-
tulisan yang akan kita buat. Sehingga apa yang kita tulis sesuai dengan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon
pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara
menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari
makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai