Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA

METODE ILMIAH

DISUSUN OLEH:

4. KURNIA AYU DWI PRADIPTA 10222988


5. NAZHIFAH NAJLA 11222413
6. TSABITA ANNADIA 11222967

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Rujukan" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang materi rujukan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rafiqa Maulidia selaku guru Mata


Kuliah Bahasa Indonesia 1. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 4 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………......……………… i
Daftar Isi ……………………………………………………......…….. ii
BAB 1 Pendahuluan …………………………………………......…… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………......…… 1
BAB II Pembahasan …………………………………………......….... 2
2.1 Pengertian Rujukan ………………………………………….....….. 2
2.2 Fungsi Kata Rujukan …………………………………………........ 2
2.3 Macam – macam Kata Rujukan ……………………………........… 2
2.4 Perbedaan Kata Rujukan dan Kalimat Rujukan ……………....…… 3
2.5 Ciri – ciri Kata Rujukan ………………………………………...…. 3
2.6 Sistem Rujukan Dalam Penelitian Ilmiah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 3
2.6.1 Sistem Rujukan………………………………………….3
2.6.2. Penulis Dengan Beberapa Buku…………….....………..4
2.6.3. Fungsi Kutipan dan Rujukan dari Beberapa
Karya Ilmiah………………………………………….…6
BAB III Penutup …………………………………….………….……. 7
3.1 Kesimpulan ……………………………………….……….………. 7
3.2 Saran ……………………………………………….……………… 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...……..…….....8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf Induktif


paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf.
Paragraf induktif menyatakan hal-hal khusus pada bagian awal, kemudian menjelaskan
hal-hal umum di bagian akhir.

A. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum
melalui suatu kejadian, hal, dan sebagainya.
Generalisasi merupakan salah satu penalaran induktif, paragraf dengan
penalaran induktif adalah paragraf yang menempatkan gagasan pokoknya pada
bagian akhir paragraf.

 Jenis-Jenis Generalisasi

 Generalisasi Sempurna
Proses generalisasi yang dimana seluruh fenomenanya mengalami
penyelidikan dan penyimpulan akan hasil penyelidikan tersebut.
Generalisasi jenis ini memiliki kesimpulan yang sangat kuat karena
menggunakan dasar penelitian sehingga sulit untuk didebat. Kekurangan
dari generalisasi sempurna adalah pelaksanaannya tidak efektif dan
efisien. Contohnya adalah sensus penduduk.

 Generalisasi Tidak Sempurna


Kesimpulan generalisasi tidak sempurna diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki atau seluruh fenomena yang belum diselidiki.
Sebabnya, generalisasi jenis ini tidak menghasilkan kesimpulan pasti
seperti yang dihasilkan oleh jenis generalisasi sempurna. Namun,
pelaksanaan generalisasi tidak sempurna dinilai jauh lebih efektif dan
efisien. Contohnya seperti kalimat ini: "Hampir seluruh pria dewasa di
Indonesia senang memakai celana satin".

 Generalisasi Empirik
Generalisasi empirik terjadi akibat penyimpulan pada suatu fenomena
tertentu. Pelaksanaannya adalah kita mengamati beberapa objek dan
menyimpulkan persamaan yang terjadi.
Contoh : pada saat kita dua kali merasakan apel yang masam berwarna
hijau dan keras, maka pada saat ketiga kalinya melihat apel tersebut
maka kita akan menyimpulkan bahwa apel tersebut masam.

 Generalisasi dengan Penjelasan

2
Kebenaran yang dihasilkan oleh hampir setara dengan generalisasi
sempurna. Generalisasi ini biasanya juga merupakan turunan dari
generalisasi empirik. Misalnya adalah hukum alam yang awalnya
dirumuskan pada generalisasi empirik maka setelah diketahui hubungan
kausalnya akan tercipta generalisasi dengan penjelasan.
Contoh dari generalisasi ini adalah manusia telah lama mengetahui
benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah, namun hal
tersebut baru dapat diterangkan setelah ditemukannya hukum gravitasi
oleh Isaac Newton.

 Contoh Paragraf Generalisasi

“Setiap sore sepulang sekolah Ani selalu mengasuh adik kecilnya sembari
beristirahat, kemudian setelahnya di akan membantu ibunya didapur untuk
menyiapkan makan malam. Selepas makan malam ani akan mengerjakan
tugas sekolahnya hingga pukul 10 lalu ke esokan harinya dia akan bangun
pagi agar bisa membantu ibunya sebelum berangkat ke sekolah. Begitulah
kegiatan sehari-hari ani, bahkan pada saat weekend pun Ani tak akan
menyia-nyiakan seluruh waktunya hanya untuk bermain. Ani memang anak
yang rajin dan berbakti pada orang tua”.

B. Analogi
Paragraf analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang
banyak menandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik
kesimpulannya. Pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal
yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada
persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang
yang lain.

 Jenis – Jenis Analogi

 Analogi Induktif
Analogi yang disusun berdasarkan persamaan prinsip pada dua
fenomena yang berbeda, selanjutnya ditarik kesimpulan bahwa apa yang
terdapat pada fenomena pertama terdapat pula pada fenomena yang
kedua.

 Analogi Deklaratif
Metode untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih
samar, dengan menggunakan hal yang sudah dikenal. Pembelajaran
dengan mengembangkan penalaran analogi diharapkan akan membantu
memahami matode melalui perbandingan dengan matode lain yaitu
dengan mencari keserupaan sifat di antara matode yang dibandingkan.

3
 Contoh Paragraf Analogi

“Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut
kelak antara lain bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya,
pengaruh orang-orang terdekat dan lingkungannya. Demikian pula kertas
putih yang belum bernoda, akan menjadi apa kertas tersebut tergantung pada
apa yang akan kita goreskan pada kertas putih tersebut.”

C. Kausalitas ( Sebab – Akibat )


Paragraf sebab akibat (kausalitas) adalah paragraf yang pernyataan menjadi
sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkannya. Proses berfikir
paragraf ini adalah menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan
sebab- akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini
pergi ke dokter karena ia sakit kepala.

 Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian
sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A
mengakibatkan B.

 Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat.Peristiwa
itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.

 Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua.

 Contoh Paragraf Kausalitas

Mencairnya es di kutub utara dan selatan, kenaikan permukaan laut, dan


kenaikan suhu secara global adalah beberapa akibat atau dampak yang
ditimbulkan oleh pemanasan global. Adapun pemanasan global sendiri
disebabkan oleh gas rumah kaca yang terbentuk dari komponen-komponen
gas berbahaya seperti CO2, N2O, dan CH4.

Penjelasan: paragraf sebab akibat di atas menggunakan pola akibat-sebab.


Adapun akibat pada paragraf di atas terletak di kalimat pertama paragraf
tersebut, sedangkan kalimat-kalimat lainnya adalah sebab paragraf tersebut.

D. Hipotesis
Hipotesis ini adalah dugaan sementara atau asumsi sementara terhadap
pertanyaan yang muncul dalam sebuah penelitian. Contohnya seorang peneliti
angin mengetahui fenomena yang muncul pada gaya hidup anak remaja saat ini.

4
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

5
8

Anda mungkin juga menyukai