Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

OBSERVASI UMKM ANALISIS KENDALA DAN


KETERBATASAN PADA UMKM
TAPE KETAN 38
Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Koperasi & UMKM

Dosen Pengampu : DR. Rochiyati Murni N, SE, MP

Disusun Oleh :
1. Chuswatun Chasanah
2. Kwafi Muchammad N
3. Wahyu Hidayat

13.0102.0070
13.0102.0074
13.0102.0075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional karena selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,
keberadaan UMKM ditengah masyarakat juga memberikan andil terhadap
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Sejak krisis ekonomi menimpa
negara kita beberapa waktu belakangan ini, sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) justru terbukti lebih tangguh dalam menghadapi
krisis tersebut dibandingkan dengan usaha-usaha lain yang lebih besar.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengembangan UMKM kedepannya
perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun
masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku
ekonomilainnya.
Akan tetapi pada kenyataannyamasih banyak UMKM yang belum
berkembang. Sebagai contohnya, masih banyak Usaha Mikro yang masih
belum berkembang menjadi Usaha Kecil, dan begitu juga tingkatan
diatasnya. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu masalah, kendala atau
keterbatasan yang dimiliki oleh suatu UMKM. Atas dasar tersebut kami
melakukan observasi pada UMKM TAPE KETAN 38 guna untuk
mengetahui berbagai kendala dan keterbatasan yang dihadapi, yaitu
kendala dan keterbatasan yang merupakan hambatan bagi UMKM ini
untuk berkembang ke tingkatan yang lebih tinggi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa definisi UMKM menurut berbagai versi?
2. Bagaimana gambaran umum UMKM TAPE KETAN 38?
3. Apa saja kendala dan keterbatasan yang ada pada UMKM TAPE
KETAN 38?
C. Tujuan
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui definisi UMKM menurut berbagai versi.
2. Mengetahui gambaran umum tentang UMKM TAPE KETAN 38.
3. Mengetahui kendala, keterbatasan dan permasalahan yang ada pada
UMKM TAPE KETAN 38.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi UMKM
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki
kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan
500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset
sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar
sampai dengan 50 miliar.
UU no.9 tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil
berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp
200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu
berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan
3

aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp
200 juta hingga Rp 10 milyar.
Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha
sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per
tahun. Untuk usaha menengah batasannya adalah usaha yang memiliki
omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa
industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi
sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang
perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki
aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1
milyar (sesuai UU no.9 tahun 1995)
Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada
UU no 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri
manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200
60 juta).
Badan

Pusat

Statistik

(BPS) menggolongkan

suatu

usaha

berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki
pekerja 1-5 orang. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19
orang. Usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang dan usaha besar
memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.
B. Gambaran Umum Objek
UMKM TAPE KETAN 38 adalah UMKM yang bergerak pada
sektor produksi makanan, yaitu produksi tape ketan yang berbahan dasar
beras ketan.
Pemilik UMKM TAPE KETAN 38 adalah Bapak Widodo, sudah
berdiri sejak tahun 1990, yang beralamatkan di Perumahan Depkes Blok
D, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. UMKM ini memulai
usaha ini dengan modal awal 2 kg berasketan, dan peralatan seadanya
untuk proses produksi tape dan sekarang telah meningkat hingga
4

mendapatkan omzet rata-rata Rp. 2.000.000 per haridengan keuntungan


Rp. 500.000 per harinya. Jika diakumulasikan selama satu tahun, UMKM
TAPE KETAN 38 ini memperoleh omzet sebesar Rp. 720.000.000.
Sejarah singkat mengenai usaha ini adalah Usaha yang dilakoninya
bermula dari tetangganya yang juga pembuat tape saat ia masih tinggal di
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada tahun 1990, Pak Widodo
memulai usaha ini dibantu oleh isterinya. Berbahan baku beras ketan 2
kilogram per harinya pada waktu itu, Widodo menjajakan tape ketan hijau
yang dibungkus daun pisang atau daun jambu. Mengapa berminat untuk
usaha tape? Karena bagi beliau tape itu manis sehingga banyak
peminatnya. Diberi nama Tape Ketan 38 karena nomor rumah saat
tinggal di Banjarmasin adalah 38. Dan hingga sekarang Widodo tetap
mempertahankan nama 38 pada produknya. Saat tinggal di Banjarmasin ia
menjualnya dengan bungkusan daun pisang dan berkeliling kampung. Dari
warung ke warung maupun dari kantin ke kantin. Hanya menitipkan tape
ketan yang tak seberapa jumlahnya. Tahun 1994 Widodo pindah ke
Magelang, karena dia sejatinya adalah pegawai negeri sipil (PNS) di
sebuah rumah sakit jiwa di Magelang.
UMKM ini memiliki 8 orang pekerja sudah termasuk pemilik dan
keluarga pemilik. Tenaga kerja selain keluarga berasal dari daerah sekitar
tempat produksi, dimana produksi dilakukan dirumah pemilik.
Proses pembuatannya tak mudah. Pemilihan bahan baku beras
ketan yang berkualitas baik juga menjadi pedomannya. Pertama, beras
ketan direndam lalu dibilas dan dikukus selama satu jam. Kemudian diberi
pewarna makanan berwarna hijau yang menjadi ciri khasnya, ditiriskan
selama satu jam juga sampai warnanya menyatu. Terakhir beras ketan
diberi ragi tape dan kemudian dikemas.
Produksi tape bervariasi ukuran, kemasan dan hargannya. Lebih
rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
JENIS
KEMASAN
Cup besar

UKURAN
1 kg

HARGA
Rp. 25.000

Cup sedang
Cup kecil
Plastik besar
Plastik sedang

0.75 kg
0.4 kg
1 kg
0.45 kg

Rp. 21.000
Rp. 12.000
Rp. 18.000
Rp. 11.000

Produk ini dulunya dipasarkan ke berbagai wilayah, mulai dari


sekitar Magelang, selain itu diluar daerah seperti Yogyakarta dan
Semarang. Namun sekarang hanya dipasarkan dan konsentrasi diwilayah
Magelang saja.
C. Kendala dan Keterbatasan
1. Bahan baku
Bahan baku, yaitu Beras ketan diperoleh dari pengepul (tukang
selep padi) dari sekitar Magelang, kendala dalam perolehan bahan
baku tersebut kadang kualitas beras berbeda-beda, ada yang baik dan
kadang beras yang didapat tidak memuaskan, karena beberapa alasan
seperti kurangnya penjemuran sewaktu masih dalam bentuk padi
sebelumnya. Namun untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang
Pemilik UMKM TAPE KETAN 38 sering juga mendatangkan beras
dari luar daerah, seperti Palembang dan daerah lainnya, dan mutu
berasnya pun sudah dipastikan berkualitas. Masalah harga beras juga
menjadi kendala bagi UMKM tersebut, dimana harga beras semakin
menanjak, padahal pemilik tidak memungkinkan menaikkan harga
produk. Pemilik tidak serta merta menaikkan harga produk karena
tempat biasa untuk menstok produknya seperti pusat oleh oleh tidak
mau menerima jika harganya naik. Maka dari itu pemilik mengalami
kesulitan dalam penetapan harga ketika harga beras naik.
Bahan baku yang diolah menghasilkan limbah berupa leri dapat
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan limbah tape bisa untuk
makan ikan. Jadi limbah tape tidak dibuang begitu saja. Tapi bisa
dimanfaatkan untuk yang lain.
2. SDM

UMKM TAPE KETAN 38 memiliki 8 tenaga, dimana pemilik,


sang istri, 4 pegawai tetap dan 2 pegawai tambahan. Pegawai diberikan
kelonggaran masalah libur, dimana rata-rata pegawai mengambil libur
sebulan hingga 2-3 kali dan itupun tidak menggangu proses produksi
karena para karyawan sudah terbiasa bekerja keras dan menguasai
teknik pembuatan tape dari tahap awal hingga akhir.
Pemilik UMKM TAPE KETAN 38 mendaftarkan para pegawainya
dengan jaminan kesehatan, 3 diantaranya didaftarkan, dan yang
lainnya sudah memiliki atau mendaftarkan sendiri sebelum menjadi
karyawan. Untuk masalah upah,

karyawan mendapat upah

Rp1.100.000/bulan. Untuk masalah jam kerja, pekerja memulai kerja


dari pukul 06.00 12.00. Sejauh ini, tidak ada kendala mengenai SDM
menurut pemilik.
3. Finansial
Modal awal
Modal Sekarang
Omzet
Laba bersih

= 9.000.000
= 1.500.000
= 2.000.000 / hari
= 60.000.000 / bulan
= 720.000.000 / tahun
= 500.000 / hari
= 15.000.000 / bulan

Untuk masalah Modal, UMKM TAPE KETAN 38 sepenuhnya


menggunakan modal sendiri, tanpa melakukan pinjaman kelembaga
keuangan ataupun ke bank-bank. Dimana setiap harinya untuk proses
produksi, UMKM tersebut menyiapkan modal sebesar Rp. 1.500.000.
Dulu, kendala finansial muncul akibat bon yang menumpuk dari
para sales yang tidak kunjung dibayar, sehingga menghambat
perputaran modal.
Pokok masalah yang dihadapi yaitu mengenai alur kas pada usaha
ini dimana pemilik tidak melakukan pembukuan . Tidak melakukan
pencatatan dan kurangnya tranparansi sehingga dapat menimbulkan
kerancuan dalam informasi atau keadaan keuangan usaha tape ketan ini

. Posisi keuangan usaha ini tidak dapat dilihat secara pasti. Maka dari
itu tidak ada informasi nominal pada uraian modal dan laba.

4. Teknologi
Hampir seluruh proses produksi pada UMKM TAPE KETAN 38
masih dikerjakan secara manual. Mulai dari pencucian sampai dengan
pengemasan. Namun untuk pengedangan, menggunakan kompor gas 2
tungku.
Proses pengemasan juga masih menggunakan manual dan hanya
proses pemasaran yang menggunakan elektronik seperti smartphone.
Usaha ini mempunyai sebuah blok dan facebook

untuk media

promosi. Untuk sekarang ini, UMKM ini merasa kebutuhan


teknologinya sudah mencukupi.
5. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan untuk saatini yaitu dengan menyetorkan
ke toko-toko pusat oleh-oleh di wilayah Magelang menggunakan
tenaga/jasa sendiri, tanpa menggunakan jasa penyetor.
Dahulu pemasarannya selain ke Magelang juga ke Semarang,
Yogyakarta, Sleman dan wilayah lain, dibantu oleh sales-sales, akan
tetapi terjadi suatu masalah. Banyak sales yang nakal dan kurang
bertanggung jawab Mereka menunggak (bon) pembayaran utang
hingga utang menumpuk banyak (3-7 juta), dibayar sebagian
kemudian menumpuk hutang lagi, begitu seterusnya (sampai ganti 3
sales). Dan pada akhirnya hal tersebut akan menghambat perputaran
modal.
Pernah suatu ketika, UMKM ini menggunakan jasa penyetor, dan
produk ini dipasarkan hingga Semarang dan Yogyakarta, namun karena
penyetor kurang bertanggungjawab, seperti bon yang menumpuk
hingga modal tidak berjalan, hingga penipuan, dikarenakan Penyetor
tidak jujur masalah penyetoran, dimana oleh toko sudah diberikan
uangnya, namun oleh penyetor tidak langsung diberikan kepada
8

pemilik, hingga menumpuk bahkan nilainya tidak sedikit, hal tersebut


berdampak macetnya modal.
Terdapat masalah lain yaitu pemasaran sudah dilakukan secara
online dan di promosikan melalui media sosial, namun karena faktor
usia pemilik dan puteranya sedang fokus kuliah, jadi pemasaran
melalui online sekarang sudah pasif . Jarang update di media sosial
sehingga peluang usaha untuk memasarkan barang melalui media
sosial sangat disayangkan karena kurang maksimal. Gambar dibawah
ini menunjukkan tanggal terakhir pemilik promosi di media sosial , di
facebook pada tanggal 5 Desember 2014 dan di blog 28 November
2014 .

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa UMKM Tape
Ketan 38 adalah UMKM yang bergerak pada sektor produksi makanan.
Usaha ini tergolong dalam usaha kecil menurut definisi Undang- Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) karena memiliki omzet sebesar Rp 720.000.000,00 per tahun.
UMKM ini masih memiliki berbagai macam kendala dan
keterbatasan pada finansial, bahan baku, dan pemasaran.
Memiliki beberapa kendala dan keterbatasan, seperti pada :
1. bahan baku, dalam hal kualitas, dan kenaikan harga bahan baku.
2. Pemasaran, pangsa pasar yang sempit dan akses ke luar yang tidak
menguntungkan (sales).
3. Finansial, akibat bon yang menumpuk dari sales.
B. Kritik dan Saran
UMKM TAPE KETAN 38 sebaiknya

memperluas pasar,

dikarenakan ada beberapa pusat oleh-oleh diluar daerah Magelang yang


selalu menghubungi untuk distoki produk tape miliknya, namun karena

10

takut kejadian masalah penyetor nakal terulang lagi, sang pemilik masih
enggan mengirim produknya keluar daerah Magelang.
Untuk kemajuan usaha TAPE KETAN 38, sebaiknya emilik
berinivasi untuk membuat produk dari bahan sama yaitu beras ketan
namun diolah dengan cara berbeda sehingga usaha ini mempunyai produk
lain tidak hanya tape ketan saja.
Dengan meningkatnya luas pasar, maka permintaan akan
meningkat, otomatis kebutuhan modal juga akan meningkat. Nah apabila
modal sendiri sudah tidak mencukupi, UMKM dapat menempuh jalan
meminjam uang (hutang) kredit lunak, misal PNPM, dll.
Untuk bahan baku, sudah memiliki alternative yang baik, karena
mendatangkan beras dari luar daerah, dan untuk mengatasi kualitas beras
ketan wilayah Magelang serta melonjaknya harga bahan baku dan
memungkinkan berkurangnya laba, pemilik bisa mensiasatinya dengan
mengurangi/menekan biaya produksi lainnya.
Masalah tenaga kerja, apa yang dilakukan UMKM ini sudah
sesuai, dan sudah diberikan jaminan kesehatan. Akan tetapi untuk
meningkatkan motivasi karyawan, sebaiknya ada insentif atau bonus yang
diberikan.

Dengan

berkembang.
Untuk

produktivitas

teknologi,

sebaiknya

meningkat,
UMKM

UMKM
TAPE

ini

dapat

KETAN

38

menggunakan teknologi lebih baik lagi, menggunakan mesin pengemasan


dan pembersih beras modern pula, dimana itu bertujuan untuk menghemat
biaya dan meningkatkan efektifitas.
Yang terakhir masalah pemasaran, menurut kami UMKM ini harus
bangkit dan berani mencoba hal yang sudah pernah dilakukan, dengan
modal relasi/toko oleh-oleh diluar daerah yang selalu memesan namun
sampai saat ini belum bisa dipenuhi, dan relasinnya yang baik, dengan jasa
pengiriman internal UMKM (tenaga kerja bagian pemasaran sendiri),
usaha ini bisa dirintis kembali, dimana akan meningkatkan omzet dan laba
UMKM, dan yang jelas pangsa pasar akan meningkat.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://studyandlearningnow.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-umkm-dankoperasi.html. Akses tanggal 29 November 2015.
http://rhainaannisaa.blogspot.co.id/2013/02/makalah-ukm-usaha-kecilmenengah.html. Akses tanggal 29 November 2015.
http://tapeketan38magelang.blogspot.co.id/. Akses tanggal 30 November 2014
http://obsessionnews.com/tape-ketan-38-pas-untuk-oleh-oleh-ke-luar-negeri/.
Akses tanggal 3 November 2015
https://www.facebook.com/TAPE-KETAN-38-764706536937787/ . Akses 30
November 2015

12

LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai