Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang selalu melimpahkan nikmat dan
rahmat-Nya kepada semua hamba-Nya sehingga penulis dapat merumuskan makalah yang
berjudul “Identitas Nasional dan Nasionalisme Indonesia” ini.

Sholawat serta salam tidak lupa penulis hadiahkan kepada nabi akhiruzzaman Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Semoga dengan sholawat tersebut kita diakui sebagai
umatnya kelak dihari kiamat.

Makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis meminta maaf apabila terjadi
kesalahan penulisan gelar atau yang lainnya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun pembaca sehingga kami bisa melakukan
perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata semoga makalah “Identitas Nasional dan Nasionalisme Indonesia” dapat
memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Binjai,November 2019
DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar belakang.....................................................................................................

B. Rumusan masalah................................................................................................

C. Tujuan..................................................................................................................

BAB. II PEMBAHASAN......................................................................................

A. Identitas nasional................................................................................................

B. Unsur-Unsur yang mempengaruhi identitas nasional.........................................

C. Konsep nasionalisme...........................................................................................

D. Nasionalisme di Indonesia.................................................................................

BAB. III PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Aristoteles mengatakan manusia adalah zoon politicon,
yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok. Manusia sebagai makhluk sosial
mempunyai sifat yang tidak bisa hidup sendiri dan juga sebagai makhluk politik memiliki naluri
untuk berkuasa, maka dari itu manusia membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Berawal dari itulah kemudian timbuk suatu hubungan-hubungan kerjasama
antarmanusia yang dari hubungan tersebut membentuk sebuah masyarakat. terbentuknya
masyarakat antara yang satu dengan yang lainnya tentu berbeda, sehinngga dalam berinteraksi
mereka memerlukan suatu organisasi kekuasaan yang disebut negara. Dalam negara itulah
masyarakat ada dan mempertahankan eksistensinya untuk saling bekerja sama.
Terkadang Sebagai anggota masyarakat yang juga hidup dalam suatu negara kita bingung
anatara negara dan bangsa. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia,
sedangkan bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Baik bangsa
maupun negara memiliki identitas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa
atau negara lain. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional bangsa.

B. Rumusan Masalah

 Apa itu identitas nasional ?


 Apa unsur-unsur yang mempengaruhi identitas nasional ?
 Apa konsep nasionalisme ?
 Apa itu nasionalisme ?
C. Tujuan

 Mengetahui apa itu identitas nasional.


 Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi identitas nasional
 Mengetahui konsep nasionalisme
 Mengetahui apa itu nasionalisme
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Nasional
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau
jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan
yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada
kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi, identitas nasional adalah ciri,
tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini
sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah
mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.

B. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Identitas Nasional


Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami
sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia
dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
C. Konsep Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia. Nasionalisme yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa dalam
rumusan Dasar Negara Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 memerlukan perumusan
konsep lebih lanjut. Konsep nasionalisme Indonesia yang bersumber dari kedua landasan
tersebut dikonkretkan menjadi bentuk dan struktur negara Indonesia yang berbentuk republik.
Konsep-konsep nasionalisme sesuai dengan perkembangan dan dinamika saat ini antara lain:

1. Negara Bangsa
Konsep negara bangsa adalah konsep tentang negara modern yaitu negara yang memiliki
bangunan politik seperti batas teritorial, pemerintahan sah, pengakuan negara lain, kedaulatan ke
dalam negaranya sendiri. Syarat adanya negara adalah terpenuhinya syarat-syarat pokok tersebut
yang sekaligus sebagai modal sebuah bangsa menjadi negara. Menurut UUD 1945 Pasal 1 ayat 1
yang berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Bentuk
pemerintahan republik dipimpin oleh kepala pemerintahan yaitu presiden, yang dipilih melalui
pemilihan umum. UUD 1945 memuat juga pasal-pasal tentang unsur-unsur kelengkapan Negara
Indonesialainnya seperti badan legislatif, eksekutif, yudikatif, pemerintahan daerah dan
sebagainya. Hal ini sejalan dengan konsep negara bangsa.
2. Warga Negara
Warga negara menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini sesuai UUD 1945 pasal 26
ayat 2 yang berbunyi “Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia”. Dirumuska juga dalam UU No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan
Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1 menyatakan “Yang
menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Sesuai kedua rumusan tersebut, mereka
yang termasuk dalam warga negara Indonesia semestinya memiliki kecintaan dan rela berkorban
untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
3. Dasar Negara Pancasila
Sehari setelah Indonesia merdeka terjadi perdebatan tentang Dasar Negara Indonesia
merdeka. Perdebatan itu terjadi dalam sidang BPUPKI antara kelompok nasionalis islami dan
nasionalisme sekuler yang terjadi sebelum kemerdekaan.

D. Nasionalisme Di Indonesia
Unsur nasionalisme yang di tunjukkan dalam diri bangsa Indonesia sudah ada sejak lama.
Hal ini dapat dilihat adanya rasa kecintaan terhadap tanah kelahiran, perlawanan rakyat bersama
rajanya untuk menghadapi kelicikan dan kekejaman penjajah,khususnya Belanda. Pada masa
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah muncul dan berkembang kecintaan terhadap tanah
kelahirannya. Kedua kerajaan besar itu menyatukan wilayah-wilayah kecil disekitarnya.
Perlawanan fisik terhadap penjajah belanda adalah wujud nasionalisme bangsa untuk
mempertahankan wilayahnya Pada awalnya perlawanan itu masih bersifat kedaerahan dan
terpisah-pisah, karena belum ada koordinasi antara perlawanan satu dengan yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena nasionalisme perlawanan tersebut sudah dipatahkan oleh Belanda. Disamping
itu karena minimnya teknologi dan persenjataan yang dimiliki bangsa Indonesia. Penjajah
memiliki studi sosial yang lebih maju, mampu memetakan kondisi masyarakat nusantara.
Dengan pemetaan tersebut digunakan untuk politik pecah belah yaitu mengadu domba antar
kelompok masyarakat nusantara satu dengan yang lainnya.
Dari pengalaman itu, para pemimpin merubah strategi perlawanan yaitu dengan
perjuangan melalui jalur pendidikan, menumbuhkan persatuan dan kesatuan, penyadaran
perlawanan yang terorganisir. Dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan, dapat diketahui
pada awal tahun 1990-an melahirkan pemuda yang cukup memadai untuk mewujudkan
nasionalisme yaitu membentuk organisasi-organisasi sebagai wadah perlawanan terhadap
penjajah. Organisasi modern pertama kali muncul adalah Budhi Utomo (1908). Kemudian
disusul dengan berdirinya Serikat Dagang Islam(SDI) pada tahun 1909 yang berubah nama
menjadi Serikat Islam (SI) pada tahun 1911. Bahkan pada tahun 1913 lahir Indiche Partij yang
menginginkan perjuangan kemerdekaan dilakukan secara radikal. Pada tahun 1927 didirikan PNI
yang mempunyai tujuan perjuangan Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan nasional. Selain
organisasi-organisasi politik, muncullah organisasi sosial kemasyarakatan lainnya seperti
Muhammadiyah. Didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Akhmad Dahlan.
Wujud nasionalisme Indonesia adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
yang berisikan Satu Bahasa, Satu Bangsa, Satu Tanah Air Indonesia. Didalam konggres itu
melahirkan sumpah pemuda dengan mengumandangkan Lagu Indonesia Raya untuk
pertamakalinya. Hal tersebut menunjukkan nasionalisme satu tanah air, bangsa dan satu bahasa
untuk bersama-sama membentuk Negara dan tanah air Indonesia.
Dengan semangat nasionalisme yang berkobar disusul dengan datangnya penjajah Jepang
yang berhasil mengalahkan Belanda. Ketika Jepang memberi janji kemerdekaan pada bangsa
Indonesia maka dibentuklah BPUPKI yang kemudian berhasil merumuskan rancangan dasar
negara dan undang-undang dasar negara. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan nasional Indonesia untuk mendirikan negara
merdeka. Kemudian dilanjutkan berdirinya PPKI dengan menetapkan UUD 1945 sebagai
peraturan dasar penyelenggaraan Indonesia merdeka, yang didalamnya juga terdapat Dasar
Negara Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang itu itu juga telah di tetapkan
presiden dan wakil presiden Indonesia merdeka. Nasionalisme Indonesi menampakkan wujud
formalnya yaitu dengan berdiri dan terpenuhinya persyaratan sebagai negara merdeka dan
berdaulat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau
jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan
yang lain. Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu Suku bangsa,Agama, Bahasa,
danKebudayaan.Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia. Nasionalisme negara Indonesia berlandaskan pada Pancasila dan
UUD 1945 yang memerlukan konsep-konsep lebih lanjut. Adapun konsep-konsep tersebut
diantaranya Negara Bangsa, Warga Negara, dan Dasar Negara Pancasila.

B. DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Paradigma
Sunarso,dkk.2006. pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press
Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai