Abstrak
Kajian ini mencakup analisis terhadap pemahaman teologis dari sudut pandang Al-Quran,
hadis, dan pemikiran ulama. Selain itu, artikel ini juga membahas evolusi pemikiran teologis
dalam sejarah Islam, dari masa awal hingga perkembangan kontemporer. Selain membahas
konsep-konsep dasar, artikel ini menyoroti macam-macam aliran teologi Islam serta corak
pemikirannya yang berbeda-beda. Penekanan diberikan pada bagaimana setiap macam aliran
memiliki perbedaan interpretasi dalam pemahaman terhadap ajaran Islam. Pembahasan dalam
artikel ini melibatkan materi sumber-sumber pembahasan teologi Islam, ruang lingkup
bahasan teologi Islam, tema-tema utama yang dibicarakan dalam teologi Islam, persamaan
dan perbedaan definisi antara teologi dengan aqidah, ushuluddin, serta keimanan. Dengan
mengeksplorasi aspek teologis dalam Islam secara mendalam, artikel ini memberikan
kontribusi pada pemahaman umum tentang kerangka pemikiran keagamaan Islam, serta
relevansinya dalam memahami dinamika sosial dan spiritualitas umat Muslim di seluruh
dunia.
PENDAHULUAN
Islam adalah agama monoteistik yang didasarkan pada ajaran-ajaran yang terdapat
dalam Al-Quran, kitab suci Islam, serta Hadis, yaitu catatan-catatan tentang tindakan dan
ucapan Nabi Muhammad. Teologi Islam adalah cabang studi yang memahami konsep-konsep
ilahi, sifat-sifat Allah, hubungan manusia dengan Allah, dan masalah-masalah keagamaan
lainnya dalam Islam. Ilmu ini tumbuh di dalam Islam, sebagaimana agama-agama yang lain
sebelumnya, karena beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhannya, kemudian
berkembang dari waktu ke waktu dalam sejarah Islam.
Ilmu ini tidak berkembang secara langsung menjadi sempurna, tetapi mengikuti pola
pertumbuhan dan perkembangan seperti ilmu-ilmu Islam lainnya. Pada awalnya, cakupan
pembahasan teologi terbatas, namun kemudian berkembang dan meluas secara bertahap.
Proses perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya hingga mencapai bentuk yang lebih matang seperti yang
kita ketahui saat ini.
Pentingnya memahami aspek teologi dalam Islam terletak pada pengaruhnya terhadap
keyakinan dan praktik umat Muslim. Dalam menjalani kehidupan di dunia pasti ada satu hal
melekat pada diri kita yaitu akidah dan keyakinan kita kepada Allah SWT. Jika tidak didasari
oleh akidah dan keyakinan seolah tidak ada gunanya juga kita menjalani kehidupan
sehari-hari. Ilmu teologi dalam Islam adalah upaya kita untuk memahami cara berpikir dan
proses pengambilan keputusan para ulama dengan aliran teologi ketika menyelesaikan
persoalan-persoalan yang sedang terjadi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga banyak memiliki perbedaan pemikiran dan
aqidah yang melekat di diri kita. Manusia harus pandai dalam menanggapi perbedaan yang
terjadi dan harus disesuaikan dalam Al-Quran dan hadits. Perbedaan juga tampak dengan
munculnya aliran-aliran yang membawa pengaruh dan menimbulkan persoalan. Tetapi perlu
diingat perbedaan itu umumnya membahas tentang keesaan Allah, keimanan para rasul
malaikat, hari akhir, dan berbagai ajaran nabi yang tidak mungkin diperdebatkan lagi.
Dengan latar belakang tersebut, makalah ini akan mencoba menjelajahi aspek-aspek
penting dari teologi Islam, mulai dari pemahaman tentang definisi serta persamaan sekaligus
perbedaannya dengan aqidah, ushuluddin dan keimanan, pemahaman sumber dan ruang
lingkup teologi Islam, penjelasan latar belakang lahirnya, pemahaman tema pokok, serta
penjabaran macam-macam aliran dengan corak pemikirannya berdasarkan kerangka historis
dan perkembangannya.
PEMBAHASAN
Menurut Abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan
dan segala sesuatu yang terkait dengannya secara rasional. Sedangkan menurut Muhammad
Abduh: “tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat yang wajib
tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan dari pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan
keyakinan mereka, meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan
kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka”.
Jika melihat definisi pertama, dapat dipahami bahwa Muhammad Abduh lebih
menekankan pada ilmu Tauhid/teologi, khusus membahas tentang Allah dengan segala
sifatnya, Rasul dan sifat-sifatnya, sedangkan definisi kedua menekankan metode
musyawarah, terutama penggunaan dalil-dalil yang meyakinkan.
B. Persamaan dan Perbedaan Definisi antara Teologi dengan Aqidah, Ushuluddin, serta
Keimanan
Teologi, Aqidah, Ushuluddin, dan Keimanan adalah konsep-konsep penting dalam
konteks agama, terutama dalam Islam. Berikut adalah perbedaan dan persamaan definisi
antara keempat konsep tersebut:
1) Teologi
Teologi adalah studi tentang Allah atau Tuhan, kepercayaan, doktrin, dan
prinsip-prinsip agama. Ini melibatkan analisis dan penjelasan tentang sifat-sifat
Tuhan, penciptaan, kebaikan, dan hubungan antara manusia dan Tuhan dalam
kerangka keyakinan agama tertentu.
Teologi Islam adalah studi tentang keyakinan dan doktrin-doktrin dalam
agama Islam. Ini melibatkan pemahaman tentang Allah (Allah), al-Quran sebagai
wahyu ilahi, nabi Muhammad sebagai rasul terakhir, malaikat, hari kiamat, dan
konsep-konsep lainnya dalam Islam. Teologi Islam mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan filosofis dan teologis seperti sifat-sifat Allah, masalah takdir
dan keadilan, serta hubungan manusia dengan Tuhan.
Ada berbagai aliran teologi dalam Islam, seperti Sunni, Syiah, dan Sufi, yang
memiliki interpretasi dan pemahaman yang berbeda terhadap aspek-aspek teologis.
Studi teologi Islam membantu umat Islam memahami dan mendalami keyakinan
mereka serta menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka.
Teologi seringkali merupakan bagian dari Aqidah dan Ushuluddin dalam
Islam karena membahas keyakinan fundamental tentang Tuhan. Di antara lain teologi
mencakup pemahaman tentang konsep Tuhan, sifat-sifat, penciptaan, kehidupan
setelah kematian, dan masalah teologis lainnya.
2) Aqidah
Aqidah adalah keyakinan fundamental dalam agama Islam. Ini mencakup
keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab suci, para rasul, hari akhir, dan takdir
Allah. Aqidah adalah dasar iman seorang Muslim.
Aqidah adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada keyakinan atau
kepercayaan fundamental yang dimiliki oleh seorang Muslim terhadap ajaran agama
mereka. Ini mencakup keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab suci (seperti
Al-Quran), rasul-rasul, hari kiamat, dan qada dan qadar (ketetapan dan takdir Allah).
Beberapa poin penting dalam aqidah Islam meliputi:
1. Tauhid : Konsep keesaan Allah. Seorang Muslim harus meyakini bahwa Allah
adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu atau mitra.
2. Nubuwwah : Mengacu pada keyakinan terhadap rasul-rasul Allah yang diutus
untuk membimbing manusia. Rasul terakhir dalam Islam adalah Nabi
Muhammad SAW.
3. Kitab suci : Muslim harus meyakini kitab-kitab suci yang diwahyukan Allah
kepada para rasul, termasuk Al-Quran sebagai kitab terakhir.
4. Malaikat : Keyakinan akan adanya malaikat yang tunduk pada Allah dan
melaksanakan tugas-tugas tertentu.
5. Hari kiamat : Muslim meyakini bahwa akan ada hari kiamat di mana semua
manusia akan dihidupkan kembali untuk pertanggungjawaban akhirat.
6. Qada dan Qadar Ini adalah keyakinan tentang takdir dan ketetapan Allah
terhadap segala hal di alam semesta.
Aqidah sangat penting dalam Islam karena merupakan landasan iman yang
kuat bagi umat Islam. Ini membentuk pemahaman mereka tentang Tuhan, dunia, dan
akhirat, serta mempengaruhi tindakan dan perilaku mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
Aqidah sering kali merupakan bagian dari Teologi Islam, karena Teologi
membahas keyakinan terhadap Tuhan dan elemen-elemen yang terkait dengan
Aqidah. Pandangan inti atau keyakinan yang membentuk dasar dari iman seseorang
dan mencakup hal-hal seperti keyakinan pada satu Tuhan, nabi atau rasul tertentu,
kitab suci, dan konsep-konsep agama penting lainnya.
3) Ushuluddin
Ushuluddin adalah cabang studi dalam Islam yang mengkaji prinsip-prinsip
dasar aqidah dan keyakinan agama. Ini termasuk memahami sumber-sumber aqidah,
seperti Al-Quran dan Hadis, serta metodologi penafsiran dan pemahaman agama.
Ushuluddin sangat penting dalam memahami aqidah Islam dan memberikan dasar
bagi pemahaman yang benar tentang keyakinan dalam agama Islam. Itu membantu
umat Islam memahami dasar-dasar keyakinan mereka dan bagaimana
keyakinan-keyakinan ini diterapkan dalam praktik-praktik keagamaan sehari-hari.
4) Keimanan
Keimanan adalah tingkat keyakinan seseorang terhadap aqidah atau doktrin
agama yang mereka anut. Ini mencakup aspek-aspek seperti kepercayaan, keyakinan,
dan pengabdian pribadi kepada Tuhan. Iman dalam Islam adalah keyakinan atau
kepercayaan dalam hati seseorang terhadap Allah, para rasul-Nya, kitab-kitab sucinya,
malaikat-malaikatnya hari akhir, dan takdir Allah. Iman adalah salah satu pilar utama
dalam agama Islam dan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang
Muslim.
Iman dalam Islam tidak hanya merupakan keyakinan teoritis, tetapi juga harus
tercermin dalam tindakan sehari-hari. Ini mencakup beribadah, berbuat baik kepada
sesama, menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Iman juga
mengandung aspek kepasrahan (tawakkul) kepada Allah, di mana seorang Muslim
mengandalkan Allah dalam segala aspek kehidupannya.
Dalam Islam, iman bukanlah sesuatu yang statis; ia dapat tumbuh dan
berkembang seiring dengan pemahaman, amal, dan ketaatan seseorang terhadap
ajaran agama. Oleh karena itu, memperkuat iman dan menjaganya adalah tujuan
penting dalam kehidupan seorang Muslim.
Keimanan adalah hasil dari pemahaman dan penerimaan Aqidah dan Teologi
dalam konteks individu. Dan keimanan bisa menjadi sesuatu yang sangat pribadi dan
mendalam, mencakup perasaan, komitmen, dan hubungan pribadi dengan Tuhan atau
kekuatan spiritual.
C. Sumber-Sumber Pembahasan Teologi Islam
Adapun sumber pembahasan yang digunakan untuk membangun Ilmu Teologi Islam
menggunakan beberapa sumber, yaitu:
b) Sumber Historik
Sumber historis adalah perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan objek
kajian ilmu tauhid, baik yang terdapat dalam kalangan internal umat islam maupun
pemikiran eksternal yang masuk kedalam rumah tangga islam. Scbab. setelah
Rasulullah saw wafat, islam menjadi tersebar, dan ini memungkinkan umat islam
berkenalan dengan ajaran-ajaran, atau pemikiran-pemikiran dari luar islam, misalnya
dari Persia dan Yunani. Sumber historik akan menentukan fakta; dan oleh karena fakta
diketahui melalui dokumen-dokumen: metode akan menentukan keotentikan dan
bentuk asli (kritik teks) dari dokumen-dokumen tersebut.
1. Hal-hal yang berhubungan dengan Zat yang pertama dan menjadi sebab pertama
(prima causa) terhadap adanya alam semesta yaitu Allah Swt beserta qadha dan
qadar-Nya. Pembahasan tentang Allah Swt ini dalam Teologi Islam lazim disebut
dengan istilah "al-Mabda" (Zat Pertama atau Sebab Pertama).
2. Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah Swt atau perantara yang dipakai oleh
Allah Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dengan istilah
"al-wasithah". Yang termasuk dalam kelompok pembahasan ini meliputi: Malaikat,
Nabi dan Rasul Allah, dan Kitab-kitab suci yang diturunkan Allah Swt kepada
manusia sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengharungi hidup dan kehidupan di
dunia.
3. Hal-hal yang berhubungan dengan janji-janji Allah Swt tentang hari yang akan
datang, atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan di
dunia, jelasnya alam kehidupan manusia sesudah mati. Bagian ini disebut dengan
istilah "al-ma'ad", yang meliputi: Barzakh, Kiamat, Ba'ats, Hisab, Mizan, Shirath,
Surga dan Neraka. Semua alam ini belum pernah dialami oleh manusia, tetapi semua
orang beriman wajib mempercayainya.Karena itu pembahasan ini disebut juga dengan
istilah "As-sam'iyyat", yaitu suatu ajaran yang wajib dipercayai meskipun
keberadaannya masih sebatas didengar dan belum dialami atau disaksikan.
Dalam ranah teologi Islam, ada tiga aliran utama: aliran liberal, aliran tradisional, dan
aliran di antara liberal dan tradisional. Ketiga corak teologi ini tidak saling bertentangan
dengan ajaran Islam, karena masih berada dalam batasan pemahaman Al-Qur'an dan
al-Hadis. Setiap aliran teologi memiliki tokoh-tokoh atau pemikirannya sendiri, baik sebagai
pendiri, pembina, atau penerus, yang prinsip-prinsip pemikirannya terwujud dalam
pembahasan lebih lanjut.
2. Murji’ah
Murji'ah berasal dari kata irja' atau arja'a yang memiliki arti penundaan,
penangguhan, dan pengharapan. Ini mengindikasikan pemberian harapan kepada
pelaku dosa besar bahwa mereka dapat memperoleh pengampunan dan rahmat dari
Allah.
3. Mu’tazilah
Secara etimologi dan bahasa, kata "Mu'tazilah" berasal dari kata Arab
"i'tazala" yang berarti "berpisah" atau "meninggalkan." Nama ini diberikan kepada
mereka karena mereka awalnya berpisah dari dukungan politik untuk Imam Ali dalam
pertempuran awal Islam, meskipun seiring waktu, istilah ini lebih terkait dengan
pandangan teologis dan filosofis mereka yang khas daripada konflik politik awal.
4. Asy’ariyah
Aliran Asy'ariyah merupakan sebuah aliran dalam Islam yang menekankan
penerapan hukum Islam secara ketat dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka
cenderung mengadopsi interpretasi konservatif terhadap Quran dan Hadis, serta
mendorong pengikutnya untuk mematuhi ketentuan-ketentuan agama dengan ketat.
Aliran ini juga sangat memperhatikan moralitas dan etika, dengan menekankan
pentingnya menjauhi perilaku yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Pemahaman tentang peran gender dalam aliran ini cenderung konservatif, dengan
adanya pembagian peran yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Mereka juga
sangat berhati-hati dalam menghindari hal-hal yang dianggap haram dalam Islam dan
berusaha untuk mematuhi ketentuan halal. Beberapa kelompok yang mengikuti aliran
Asy'ariyah bisa bersikap skeptis terhadap pengaruh budaya Barat dan modernisme
dalam masyarakat Islam, serta aktif dalam upaya dakwah dan mendorong peran
pemimpin agama yang kuat dalam masyarakat. Corak pemikiran aliran ini dapat
bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan budaya, dengan beberapa negara
menerapkan aliran ini secara sangat ketat, sementara ada variasi dalam tingkat
konservatifnya di negara lain.
5. Maturidiyah
Aliran Maturidiyah merupakan salah satu dari dua aliran utama dalam teologi
Islam Sunni, yang disebut sebagai aliran Asy'ari dan Maturidi. Corak pemikiran
Maturidiyah berakar pada ajaran Abu Mansur al-Maturidi (wafat tahun 944 M),
seorang cendekiawan teologi Sunni. Maturidiyah menyoroti pentingnya akal
(rasionalitas) dalam pemahaman terhadap ajaran Islam, sambil memandang wahyu
(penyampaian ilahi) sebagai sumber utama kebenaran. Mereka mempunyai
pandangan khas terkait sifat-sifat Allah dan berupaya menghindari penafsiran yang
bisa mengarah pada antropomorfisme atau tajsim. Maturidiyah mendukung gagasan
bahwa iman melibatkan keyakinan dalam hati, pengakuan lisan, dan perbuatan yang
sesuai, dan juga memiliki pandangan tengah mengenai takdir. Mereka mengakui
Al-Quran dan Hadis sebagai sumber otoritas utama dalam Islam, sambil memberi
tempat penting pada akal sebagai alat yang relevan dalam memahami agama. Aliran
Maturidiyah juga condong menerima perbedaan pandangan dalam Islam dengan sikap
yang inklusif.
6. Syiah
Aliran Syiah, yang merupakan salah satu dari dua aliran utama dalam Islam
bersama dengan aliran Sunni, memiliki pandangan teologis yang didasarkan pada
keyakinan bahwa kepemimpinan spiritual dan politik dalam umat Islam harus
diturunkan secara langsung dari keturunan Nabi Muhammad melalui Ahlul Bait
(keluarga Nabi). Titik sentral dalam pandangan Syiah adalah konsep Imamah, yang
menekankan peranan penting imam-imam yang dianggap tak bisa melakukan
kesalahan dan sebagai pemimpin spiritual utama umat Islam setelah Nabi
Muhammad. Aliran ini juga memiliki sejarah perbedaan politik dengan pemerintah
yang berkuasa, yang berasal dari keyakinan bahwa kepemimpinan politik harus
dipegang oleh imam-imam Syiah yang dianggap sebagai perwakilan Allah di dunia.
Di samping itu, Syiah mengobservasi perayaan Muharram, terutama hari-hari Ashura,
untuk mengenang peristiwa tragis di Karbala pada tahun 680 M, di mana Imam
Husain, cucu Nabi Muhammad, dan pengikutnya terbunuh. Praktik ibadah Syiah juga
memiliki perbedaan dalam segi shalat, doa, dan amalan keagamaan khusus seperti
ziarah dan doa kepada Imam-imam. Konsep taqlid, yaitu mengikuti panduan
ulama-ulama terkemuka dalam menjalankan agama, merupakan aspek penting dalam
pemahaman agama Syiah. Ahlul Bait, keluarga Nabi, memiliki peran yang sentral
dalam penghormatan dan interpretasi agama Syiah, dianggap sebagai sumber otoritatif
dalam ajaran Islam. Perlu diperhatikan bahwa terdapat variasi dalam corak pemikiran
dalam aliran Syiah, termasuk aliran Ithna Ashari, Ismaili, dan Zaidi, yang
masing-masing memiliki perbedaan dalam pandangan teologis dan praktik
keagamaan.
2. Al - Hurriyyah
Istilah "Al-Hurriyah" dalam bahasa Arab merujuk kepada konsep kebebasan
atau kemerdekaan dalam konteks teologi Islam. Ini merujuk kepada kemerdekaan dan
kebebasan yang dimiliki oleh manusia dalam memilih antara taat kepada Allah atau
maksiat (perbuatan dosa). Meskipun manusia memiliki kebebasan, mereka juga
bertanggung jawab atas tindakan mereka di akhirat. Beberapa penjelasan rinci dalam
Al - Hurriyyah:
1) Kebebasan dari Allah: Dalam teologi Islam, kebebasan (Al-Hurriyah) adalah
salah satu sifat manusia yang diberikan oleh Allah. Ini berarti manusia
memiliki kebebasan dalam membuat pilihan dan tindakan mereka. Namun,
kebebasan ini tetap terbatas oleh kehendak dan ketentuan Allah.
2) Penggunaan Kebebasan: Manusia diberikan kebebasan untuk membuat pilihan
dalam hidup mereka, termasuk dalam hal beragama, moral, dan tindakan
sehari-hari.
3) Ujian dan Pertanggungjawaban: Konsep Al-Hurriyah juga mencakup
pemahaman bahwa Allah menguji manusia melalui kebebasan mereka.
4) Kehendak Allah: Meskipun manusia memiliki kebebasan untuk membuat
pilihan, kebebasan ini tidak berarti mereka bebas dari kehendak Allah.
5) Kesadaran dan Akal: Al-Hurriyah dalam Islam juga berkaitan dengan akal dan
kesadaran. Manusia dianggap sebagai makhluk yang diberi akal dan kesadaran
untuk dapat memahami perbedaan antara baik dan buruk.
6) Panduan dan Petunjuk: Dalam Islam, Allah memberikan panduan dan
petunjuk kepada manusia Al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad. Ini
membantu manusia dalam menggunakan kebebasan mereka dengan cara yang
benar dan beragama.
7) Batas-batas Moral: Walaupun manusia memiliki kebebasan, dalam Islam
terdapat batasan moral yang harus diikuti.
8) Ketaatan kepada Allah: Dalam kerangka Al-Hurriyah, kebebasan tertinggi
adalah ketaatan kepada Allah. Umat Islam diajarkan bahwa dengan tunduk
kepada kehendak Allah dan menjalankan perintah-Nya.
3. Al - ‘Adalah
Adalah konsep keadilan atau sikap adil dalam Islam. Konsep ini memiliki arti
yang mendalam dalam agama Islam dan mencakup berbagai aspek dalam kehidupan,
termasuk hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antara manusia dengan
sesama manusia.
Beberapa penjelasan rinci dalam Al - ‘Adalah:
4. Al - Shifat
Adalah istilah dalam teologi Islam yang merujuk kepada sifat-sifat Allah
(Asma' al-Sifat) yang diungkapkan dalam Al-Quran dan Hadis. Ini adalah salah satu
aspek penting dalam pemahaman teologi Islam, karena memungkinkan umat Muslim
untuk mendekati pemahaman tentang Allah dan hubungan antara manusia dan Allah.
Beberapa penjelasan rinci dalam Al – Shifat:
5. Al - Imamah
Adalah konsep penting dalam Islam, dalam hal ini juga disebut dengan
kepemimpinan dalam islam atau biasa disebut dengan khalifah, tetapi perannya dan
pemahamannya berbeda antara kelompok Sunni dan Syiah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi Islam adalah cabang studi yang memahami konsep-konsep ilahi,
sifat-sifat Allah, hubungan manusia dengan Allah, dan masalah-masalah keagamaan
lainnya dalam Islam. Aspek teologi dalam Islam mencakup berbagai aliran teologi
dan corak pemikirannya yang merupakan langkah penting dalam pemahaman Islam
yang mendalam. Setiap aliran teologi Islam mencerminkan corak pemikiran yang
berbeda. Ini memungkinkan kita untuk menghargai keragaman intelektual dalam
Islam dan mendukung dialog antaragama yang harmonis. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang keragaman ini, kita dapat berkontribusi pada perdamaian, toleransi,
dan pemahaman antara berbagai kelompok agama dan budaya di dunia.
B. Saran
Dalam menjalani kehidupan, satu hal yang menjadi dasar adalah keyakinan
terhadap Allah SWT. Aktivitas sehari-hari terasa kurang bermakna jika tidak didasari
oleh keimanan yang kuat. Dalam kajian ini, kita telah mengenal Teologi Islam yang
membahas pemikiran dan kepercayaan terkait ketuhanan. Pengetahuan tentang
Teologi Islam penting agar kita dapat menjalani kehidupan sesuai dengan idealisme
seorang Muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Hadis dan Salamuddin. 2016. Teologi Islam: Ilmu Tauhid. Medan: Perdana
Publishing.
Thaba, Abdul Aziz. 1996. Islam dan Negara. Jakarta: Gema Insani Press.