Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH DAN KARYA TULIS ILMIAH

POPULER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Teknik Penulisan KTI
Dosen:
Hj. Reni Hermayati, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 2 :
Puspitawati
Sela Sabrina
Sania Nabila
Santi Nurfatimah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah serta Inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dan dapat diselesaikan dengan tepat
tanpa mengalami hambatan yang berarti. Semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis dan bagi para pembaca semuanya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu demi penyempurnaan tulisan ini, kami
mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkompeten. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer...............................................3
2.2. Karangan Menurut (Tiga Pakar)...........................................................9
2.3. Penggabungan Paragraf.........................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1. Kesimpulan.........................................................................................15
3.2. Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada
para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai
sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat
dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering
mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis
orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,
tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga
dengan pz 0nenelitian lanjutan.
           Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar
menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang)
ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya
dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah.
Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara
menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik
penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja,
tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah
mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan
penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan
pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. 
         Di perguruan tinggi mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah
seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam.
Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan

1
simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang
dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah dan karya tulis ilmiah popular?
2. Menuliskan karangan menurut ( tiga pakar ) ?
3. Bagaimana pengganbungan paragraph ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui yang diamaksud dengan karya tulis ilmiah dan karya
tulis ilmiah populer
2. Untuk mengetahui karangan tiga pakar
3. Untuk mengetahui cara penggabungan paragraph.

1.4 Manfaat penulisan


1. Dapat menengetahui karya tulis ilmiah dan akrya tulisilmiah populer
2. Dapat mengetahu karangan tiga pakar
3. Dapat mengetahui penggabungan paragraph

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer


A. Karya Ilmiah
a. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah, yakni :
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jika pun
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian
lanjutan.
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil
pengamatan, peninjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya,
serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M.
Eko, 1995:11).
b. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di
lapangan adalah sebuah karya ilmiah, sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri
seperti berikut ini:
1. Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.
Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan

3
bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa
pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian
bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis
apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca
akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola
nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta
atau data, digunakan pola induktif. Sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis, digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian,
atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta.
Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-
gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung,
perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis. Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan
alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju
sasaran). Menggunakan ragam bahasa formal.
c. Sikap Ilmiah
Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa: ”Sikap ilmiah pada dasarnya
adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan
kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu
untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara
sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.

4
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985: 31-
34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan
metode ilmiah, antara lain :

1. Sikap ingin tahu.


2. Sikap kritis.
3. Sikap obyektif.
4. Sikap ingin menemukan.
5. Sikap menghargai karya orang lain.
6. Sikap tekun.
7. Sikap terbuka.
d. Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya, semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang
pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah
penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan
terdiri dari :
a. Paper (Karya Tulis). Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis,
adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah
tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen
kepada mahasiswanya.
b. Pra Skripsi. Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang
digunakan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya
ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau
setingkat diploma 3 (D-3).
c. Skripsi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus

5
didukung oleh data dan fakta-fakta empiris-objektif baik berdasarkan
penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak
langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan
gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti
alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris.
d. Thesis. Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam
dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar
magister (S-2).
e. Disertasi. Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan
suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta
akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar
atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih
mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,
penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi
berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya Ilmiah Penelitian
a. Makalah seminar :
1. Naskah Seminar.
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik
yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum
seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang
dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2. Naskah Bersambung.
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya
ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga
mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama,
hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga
pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

6
b. Laporan Hasil Penelitian.
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara
penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan
sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian
meskipun masih dalam tahap awal.
c. Jurnal Penelitian.
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur dan mendapatkan
nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (International Standard Serial
Number).
B. Karya Ilmiah Populer
a. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah populer, yakni :
Karya ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan
bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa
yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya
ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain
daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri.
Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang
ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal
kehidupan sehari-hari.
b. Ciri-ciri Karya Ilmiah Populer
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji
minimal dari empat aspek, yaitu;
1. Struktur.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar
ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan.
2. Komponen dan Substansi.

7
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan
adanya abstrak.
3. Sikap Penulis.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal.
4. Penggunaan Bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku
yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang
efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu :
1. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa
gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
2. Pengetahuan yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau data
(kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
3. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran
dalam penulisan.
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan
istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
5. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57)
diurutkan sebagai berikut :
1. Bahan berupa fakta yang objektif.
2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi
tetap taat asas, disusun secara sistematis, serta tidak memuat hipotesis.
3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
c. Bentuk Karya Ilmiah Populer
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan feature. Dilihat
dari bahasanya, biasanya artikel menggunakan bahasa jurnalistik, esai

8
menggunakan bahasa sastra, dan feature menggunakan keduanya, bergantung
kepada jenis featurenya. Feature pengetahuan banyak menggunakan ragam
jurnalistik, namun feature human interest lebih banyak menggunakan ragam
sastra.

2.2. Karangan Menurut (Tiga Pakar)


Sirait, dkk (1985: 1) memberi batasan pengertian karangan adalah setiap
tulisan yang diorganisasikan yang mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan
tertentu biasanya berupa tugas di kelas.
Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa mengarang dapat dipahami
sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
Menurut Keraf (1994: 2) pengertian karangan adalah bahasa tulis yang
merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf,
dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.

2.3. Penggabungan Paragraf


Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping”
atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau
ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Sebuah paragraf
biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat
pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih
spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap
paragraph berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk
dilanjutkan.
1. Syarat-syarat alinea
a. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena
itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak

9
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau
selalu relevan dengan topik.
b. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca
mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah
alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan.
Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari
satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca
dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk
menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang
sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam
bermacam-macam hubungan.
c. Perkembangan Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang
kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia
dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak
disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi
dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan
dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan
argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang
disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.
2. Unsur-unsur alinea
Kalimat utama dan penjelas
a . Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat.

10
Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan
kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan
diakhir paragraf.
b. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gagasan
penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang
mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.

3. Manfaat alinea
Macam-macam alinea
a. Berdasarkan letak kalimat utama
1) Paragraf deduktif :
letak kalimat utamanya di awal paragraph dan dimulai dengan
pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2) Paragraf induktif
Letak kalimat utamanya di akhir paragraph dan diawali dengan
uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan
umum.
3) Paragraf campuran
Letak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraph dan kalimat
utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.

b. Tanpa kalimat utama berdasarkan isi nya


1) Paragraf deskripsi
Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu,
hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2) Paragraf proses
Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu
kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.

11
3) Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang
baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri atas satu
pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada
kalimat sumbang, harus ada koherensi antarkalimat
4. Pengembangan alinea
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik
karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama
paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan
ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan
paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian
juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan
fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf
pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi
pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam
karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi
yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah
satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif.
Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku –
buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk
mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah
metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan
metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat
dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

12
1. Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk
menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan
definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep
dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat
dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang
kita definisikan di dalam teks definisi itu
2. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi
alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan
tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak
sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya.
Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.
3. Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan.
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu
harus disusun berbentuk paragraf.
4. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau
sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya
argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

13
5. Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai
untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis
pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling
disarankan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Karya ilmiah ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan
untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Karya ilmiah populer juga bisa diartikan sebagai karya ilmiah yang bentuk, isi,
dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam
bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Paragraf merupakan suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.

3.2. Saran
Diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://indragunawan0605.wordpress.com/2014/11/05/penggabungan-
kalimatparagraph/
http://www.kajianteori.com/2015/03/pengertian-karangan.html
http://14april92.blogspot.co.id/2012/01/makalah-karya-tulis-ilmiah-
bindonesia.html
https://othersidemiku.wordpress.com/2012/08/12/karya-tulis-ilmiah-populer/

16
17

Anda mungkin juga menyukai