PENDAHULUAN
Faktor pencetus DBD memiliki angka peningkatan yang pesat ditambah dengan siklus
rantai kehidupan pada aedes sebagai penyebab DBD yang sangat cepat menjadikan
alasan pentingnya melakukan tindakan pengendalian pada vektor. Tindakan ini
merupakan sebuah ciptaan kondisi yang tidak sesuai bagi pengendalian vektor.
Penyebab utama vektir memiliki peran sebagai media transmisi penyakit DBD yang
akan menghantarkan virus dengue kepada manusia berperan sebagai host sehingga
terjadinya peknyakit DBD. Apabila sejumlah aeddes dijadikan sebagai vektor DBD
ditekankan , maka dari itu jumlah pada media transmisi DBD menjadi sangat minimal
(Widoyono, 2011)
Sekitar 73,5 ribu kasus DBD dilaporkan di Indonesia pada tahun 2021. Selama periode
pengukuran, jumlah kasus DBD tertinggi terjadi pada tahun 2019, dengan lebih dari 137
kasus terkonfirmasi. Di Jawa Barat, angka DBD tertinggi sejak dua tahun lalu, tercatat
22.613 kasus pada 2020 dan 21.857 kasus pada tahun sebelumnya. mulai tahun 2021.
Berdasarkan data dari Jawa Barat terdapat 5 daerah dengan prevalensi DBD tertinggi.
Di antaranya Kota Bandung sebanyak 4.196 kasus, Kabupaten Bandung sebanyak
2.777 kasus, Kota Bekasi sebanyak 2.059 kasus, Kabupaten Sumedang sebanyak
1.647 kasus dan Kota Tasikmalaya sebanyak 1.540 kasus. Menurut Dinas Kesehatan
Cianjurt, terdapat 477 kasus DBD dengan 5 kematian dari Januari hingga Juni.
Sindrom syok dengue (SRD) merupakan masalah serius bagi hampir semua orang
pasien demam berdarah. Sindrom syok dengue disebabkan oleh kebocoran plasma.
Penanganan yang tepat dan dini pada pasien DBD dan SRD,
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengobatan pasien (Soedarmo, 2015).
24
Patofisiologi utama DBD adalah manifestasi perdarahan dan kegagalan
ke dalam sirkulasi. Perdarahan biasanya disebabkan oleh trombositopenia dan
trombositopenia. Itu sebabnya perlu dilakukan tes trombosit. Peningkatan hemoglobin
dan hematokrit menunjukkan derajat hemokonsentrasi, sehingga penting dalam
penilaiannya
penetrasi plasma. Kehadiran trombosit, hematokrit dan beberapa nilai
Setiap hemoglobin dari klinik DBD diharapkan sangat bermanfaat bagi petugas
untuk memudahkan diagnosis dan prognosis
DBD (Syumarta, Hanif dan Rustam, 2014).
Hemoglobin adalah protein yang ditemukan dalam sel darah merah fungsi utamanya
adalah mengantarkan oksigen ke paru-paru. Hemoglobin bisa meningkat atau menurun
(Gersten T, 2014). Nilai ambang batas hemoglobin 12,0 g/dl pada wanita dewasa dan
13,5 g/dl pada pria (Nugraha, 2013). Kandungan hemoglobin dapat meningkatkan
hemokonsentrasi (polisitemia, ulkus luka bakar), penyakit paru-paru kronis, gagal
jantung kongestif dan pada orang yang selamat di dataran tinggi (Kemenkes RI, 2011).
Hemoglobin berperan penting dalam diagnosis DBD terutama jika aliran plasma dapat
menyebabkannya terkejut Pada fase awal atau non-syok, hemoglobin normal untuk
beberapa hari pertama normal atau sedikit menurun. Tapi kemudian levelnya meningkat
peningkatan hemokonsentrasi dan merupakan kelainan hematologi paling awal
ditemukan pada DBD (Mayeti, 2010).
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tidak semua orang yang terinfeksi virus dengue mengalami gejala DBD
yang parah. Ada yang hanya mengalami demam ringan yang sembuh dengan
sendirinya, atau bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).
Lainnya hanya menderita demam berdarah, yang tidak mengakibatkan kebocoran
plasma dan kematian. (Kementerian Kesehatan, 2012).
2.2 Etiologi
Empat jenis demam berdarah yang berbeda diketahui menyebabkannya.
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi virus.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan spesies utama yang menularkan penyakit ini.
Lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah didiagnosis di seluruh dunia
setiap tahun. Beberapa dari mereka berkembang menjadi demam berdarah.
Sebagian besar infeksi di Amerika Serikat diimpor dari negara lain. Antibodi
terhadap virus dengue dari infeksi sebelumnya merupakan faktor risiko dengue
(Vyas et al, 2014).
2.3 Patofisiologi
Terdapat tiga faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit DBD yaitu
pejamu, vektor dan lingkungan.
2.3.1 Penjamu
28
Virus dengue dapat menginfeksi manusia dan beberapa spesies primata.
Manusia merupakan reservoir utama virus dengue di perkotaan. Beberapa
variabel yang berhubungan dengan karakteristik inang antara lain umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, imunitas, status gizi, ras dan perilaku (Widodo,
2012).
2.3.2.Vektor
Vektor adalah organisme yang membawa patogen dan parasit dari satu
orang (atau hewan) yang terinfeksi ke orang lain. Vektor penyakit adalah penyakit
yang disebabkan oleh patogen dan parasit ini pada populasi manusia. Mereka
paling sering ditemukan di daerah tropis dan tempat-tempat di mana akses ke air
minum bersih dan sanitasi diblokir. Penyakit yang ditularkan melalui vektor
paling mematikan, malaria, menyebabkan sekitar 660.000 kematian pada tahun
2010. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak Afrika. Namun, penyakit yang
ditularkan melalui vektor yang paling cepat menyebar di dunia adalah demam
berdarah, yang telah mengalami peningkatan insiden 30 kali lipat selama 50
tahun terakhir. Globalisasi, perdagangan, perkembangan transportasi, dan isu-isu
lingkungan seperti perubahan iklim dan urbanisasi mempengaruhi penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui vektor dan menyebabkan penyakit muncul di
negara-negara yang sebelumnya tidak ada. (Dinkes 2018).
2.3.3 Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor terpenting yang
berhubungan dengan terjadinya infeksi dengue. Lingkungan hidup memegang
peranan yang sangat penting dalam penyebaran penyakit menular. Kondisi
kehidupan yang tidak memenuhi syarat rumah sehat ditinjau dari kondisi
kesehatan lingkungan berpengaruh terhadap masyarakat itu sendiri. Efeknya bisa
dilihat pada penyakit lingkungan seperti DBD yang bisa menular. (Ita Maria,
Hasanuddin Ishak, 2013).
2.3.4. Gejala
Menurut (Kemenkes, 2022) tanda dan gejala penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) antara lain sebagai berikut :
1. Demam
DBD didahului oleh demam tinggi di atas 39°C yang berlangsung selama
2-7 hari. Gejala utama yang disebutkan di atas diperburuk oleh demam dan sakit
kepala yang terus-menerus, sakit perut yang parah atau nyeri tekan, muntah terus-
menerus, hematemesis, melena, petechiae, mudah memar, gelisah, lesu,
mengantuk, lekas marah, pendarahan atau memar subkutan. Setelah 2-7 hari
demam, penurunan suhu yang cepat seringkali disertai dengan tanda-tanda
gangguan peredaran darah dengan berbagai tingkat keparahan. Pasien mungkin
berkeringat, gelisah, dengan ekstremitas dingin dan perubahan denyut nadi dan
tekanan darah Hemostasis abnormal dan kebocoran plasma diamati 24-48 jam
setelah timbulnya tanda spesifik DBD.
2. Manifestasi perdarahan
29
Perdarahan pada penderita DBD dapat terjadi pada semua organ tubuh dan
umumnya terjadi pada 2-3 hari setelah demam. Bentuk perdarahan yang terjadi
dapat berupa :
1) ptechiae (bintik – bintik darah pada permukaan kulit)
2) purpura
3) ecchymosis (bintik – bintik darah di bawah kulit)
4) pendarahan konjungtiva
5) pendarahan dari hidung ( mimisan atau epitaksis )
6) perdarahan pada gusi
7) hematenesis (muntah darah)
8) meiena (buang air besar berdarah)
9) hematuna (buang air kecil berdarah)
6. Penyebab
Penyebab Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue disebarkan
oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menularkan virus ketika menggigit dan
menghisap darah korbannya. Nyamuk jenis ini biasanya menyerang pada pagi dan
sore hari. Secara visual, nyamuk ini cukup mudah dikenali karena warnanya yang
belang hitam putih dan ciri fisiknya yang kecil. Mereka tidak mau tinggal di
tempat yang kotor, mereka mengincar tempat yang bersih seperti bak mandi.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan terhadap
demam berdarah, antara lain tinggal di atau bepergian ke daerah tropis tempat
terjadinya infeksi dengue, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan
yang lemah.
7. Penularan
Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti/Aedes
albopictus betina dewasa yang sebelumnya telah membawa virus ke dalam
tubuhnya dari penderita demam berdarah lainnya. Nyamuk Aedes aegypti sering
30
menggigit manusia pada pagi hari (setelah matahari terbit) dan siang hari
(sebelum matahari terbenam). Anak-anak di bawah usia 15 tahun berisiko terkena
DBD dan sebagian besar tinggal di lingkungan yang lembab dan kumuh..
8. Pengobatan
Sampai saat ini belum diketahui obat yang dapat menyembuhkan penyakit
ini. Ekstrak jambu biji dianggap banyak orang sebagai salah satu obat yang
diberikan, namun jambu bangkok sendiri saat ini masih dalam tahap penelitian.
Penderita demam berdarah diobati dengan mengganti cairan tubuh dengan cara
memberi penderita satu kali minum sebanyak 5-2 liter dalam 24 jam (teh dan
gula, sirup atau susu) atau bisa juga dengan Gastroenteritis oral solution / diare
kristal yaitu garam elektrolit ( oralit) , bila perlu 1 sendok setiap 3,5 kali per
menit.
9. Pencegahan
Saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia untuk demam berdarah. Oleh
karena itu, pencegahan terbaik adalah menghilangkan genangan air yang dapat
membuat sarang nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dan membunuh nyamuk
penyebar virus dengue. Ini adalah cara untuk mencegah penyebaran DBD. Di
Indonesia, dalam menangani DBD, peran masyarakat dalam menekan kasus ini
sangat penting. Oleh karena itu, Program Pembasmian Nyamuk (PNS) yang
diterapkan dengan 3M plus harus diterapkan secara terus menerus sepanjang
tahun, terutama pada musim hujan. (Kemenkes, 2016) Program PNS adalah:
1) Drainase adalah pembersihan area yang sering digunakan sebagai tempat
penampungan air, seperti bak mandi, tangki air, tangki air minum, dll.
2) Segel, itu wadah air yang tertutup rapat seperti tong, menara air, kendi, dll.
3) Menggunakan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi
tempat berkembang biak nyamuk pembawa demam berdarah. Apa yang
dimaksud dengan 3M dan segala bentuk pencegahannya seperti :
4) Taburkan bubuk larvasida pada tangki air yang sulit dibersihkan.
5) Gunakan penolak serangga atau nyamuk.
6) Gunakan kelambu saat tidur.
7) Perawatan ikan buruan untuk jentik nyamuk.
8) Tanam tanaman anti nyamuk.
9) Sesuaikan pencahayaan dan ventilasi rumah dll.
3. Pupa
Pupa nyamuk Aedes aegypti memiliki tubuh melengkung dan dadanya
lebih besar dari perutnya, sehingga tampak seperti alat musik. Pada ruas ke 8
terdapat alat bantu pernapasan berbentuk terompet (siphon) yang bertugas
mengambil oksigen dari udara dan tumbuhan. Segmen perut kedelapan memiliki
sepasang alat dayung yang berguna untuk berenang, dan dua segmen terakhir
yang melengkung ke perut terdiri dari duri dan insang. Posisi tidur saat istirahat
sejajar dengan permukaan air (Susanna, 2011). Fase inaktif lebih tahan terhadap
kondisi kimia dan suhu (lingkungan). Tahap kepompong lebih sering berada di
permukaan air karena memiliki alat apung di dadanya dan lebih tenang serta tidak
makan (Susanna, 2011)
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki tubuh kecil yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Nyamuk jantan
biasanya berukuran lebih kecil dari nyamuk betina, dan nyamuk jantan memiliki
bulu yang tebal pada antenanya, tubuhnya sebagian besar berwarna coklat
kehitaman, dan terdapat bercak putih pada badan dan kakinya. Kedua fitur
tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang. Umur nyamuk jantan sekitar 1
minggu dan umur nyamuk betina bisa 2-3 bulan. Nyamuk Aedes aegypti lebih
suka beristirahat di tempat gelap dan menggantung pakaian, dan saat hinggap
posisi perut dan kepala tidak boleh pada sumbu yang sama. dan digunakan untuk
menggigit/menghisap darah pada siang dan malam menjelang gelap. Nyamuk
Aedes aegypti lebih suka menggigit manusia dan hewan lain (antropofilik) dan
jarak terbangnya sekitar 100 meter (Putri, 2015).
2.5 Bionomik
2.5.1 Tempat perindukan Nyamuk
Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Tempat Penampungan Air (TPA) untuk keperluan sehari – hari, seperti drum,
tempayan, bak mandi, bak WC dan ember.
2) Tempat Penampungan Air (TPA) bukan untuk keperluan sehari – hari, seperti
tempat minuman hewan, ban bekas, kaleng bekas, perangkap semut dan vas
bunga.
3) Tempat Penampungan Air (TPA) alamiah yang terdiri dari lubang pohon,
lubang batu, pelepah daun, pangkal pohon pisang, tempurung kelapa dan kulit
kerang.
2.5.2 Perilaku menghisap darah
33
Aedes aegypti, spesies nyamuk penghisap darah manusia, adalah spesies
nyamuk betina Aedes aegypti. Cara nyamuk Aedes aegypti menghisap darah
manusia yaitu pada pagi dan sore hari (siang hari). Di pagi hari, nyamuk Aedes
aegypti biasanya aktif menghisap darah pada pukul 09:00-10:00 WIB. Pada sore
hari, nyamuk Aedes aegypti aktif menghisap darah pada pukul 16.00-17.00 WIB.
Posisi nyamuk Aedes aegypti saat menghisap darah manusia membentuk posisi
sejajar dengan permukaan.
Kulit manusia Sebagai vektor pengganggu, nyamuk Aedes aegypti memiliki ciri
hidup endophagic dan esophagus, yaitu hidup di dalam dan di luar kebiasaan
menghisap darahnya, termasuk spesies hematophagous antropofilik, yaitu. hewan
yang menghisap darah manusia. (Kemenkes, 2012).
2.5.3 Peranan Jumantik
Dinas kesehatan mencatat bahwa peran jumantik dalam pengobatan DBD
adalah dengan mengajak larva swamantik (mem jumantik) di lingkungan tempat
tinggal dan selalu saling bergotong royong menjaga kebersihan. daerah
lingkungan dan rumah, pengendalian dan pencatatan secara berkala terhadap
jentik-jentik yang ditemukan di lingkungan lembar pemantauan dan peta rumah
yang digantung di depan rumah masing-masing warga, pertolongan pertama dan
konseling keluarga untuk membawa mereka ke dokter hewan atau rumah sakit
jika terdeteksi gejala penyakit lanjut . Warga dengan gejala DBD dan pengawas
ikut melakukan penyelidikan ketika warga ditemukan menderita DBD.
36
BAB III
KERANGKA KONSEP
Iklim
sinar matahari - Pengetahuan
kelembaban - Sikap
Kecepatan angin - Perilaku
Pelayanan
Lingkungan Fisik kesehatan
Lingkungan Sosial
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
37
G
a
m
b
a
r
4
.
K
e
r
a
n
g
k
a
K
o
n
s
e
p
B
e
r
p
i
k
i
r
38
3.2 Hipotesis
39
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Cara
No Variabel Definisi Pengukuran dan Skala
kriteria
1 Pengetahuan Tingkat pengetahuan Kuesioner Nominal
responden yaitu ibu rumah Skor tertinggi
tangga yang di ukur dan Skor terendah
diketahui melalui Dengan katagori :
kemampuan menjawab Baik : 6 - 10
beberapa pertanyaan Kurang : 1 - 5
kuesioner yang
2 Sikap berhubungan
Sikap dengan
responden DBD
yaitu ibu Kuesioner Nominal
rumah tangga yang di ukur Skor tertinggi
dan diketahui melalui Skor terendah
beberapa pertanyaan Dengan katagori :
kuesioner yang Baik : 6 - 10
berhubungan dengan sikap Kurang : 1 - 5
pengendalian dan
pemberantasan nyamuk
3 Perilaku Aedes aegypti.
Perilaku responden yaitu Kuesioner Nominal
ibu rumah tangga yang Skor tertinggi
diukur dan diketahui Skor terendah
melalui jawaban beberapa Dengan katagori :
pertanyaan kuesioner yang Baik : 6 - 10
berhubungan dengan Kurang : 1 - 5
perilaku dalam
pengendalian dan
pemberantasan nyamuk
4 Kejadian Kasus penyakit/insiden
Aedes dan dg observasi. Melalui Nominal
DBD demam berdarah dengue pengumpulan data
yang terjadi di Kelurahan sekunder.
Bebalang Kecamatan
Bangli.
40
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.4Variabel dependen
(Variabel dependen) merupakan variabel yang bergantung pada variabel lain,
sehingga variabel dependen ini sangat mendasar bagi peneliti atau yang terpenting bagi
peneliti selanjutnya yang menjadi objek penelitian.
1.4.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah 60 orang di Desa Cijati Kecamatan Cijati Kabupaten
Cianjur selatan.
Populasi menurut Sugiyono (2017:215) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya manusia tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau objek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek
tersebut.
Populasi penelitian ini adalah 60 orang di Desa Cijati Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur
selatan.
Menurut Sugiyono (2008: 118) sampel merupakan suatu bagian dari keseluruhan serta
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Apabila Populasi tersebut besar, sehingga
para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang ada pada
populasi tersebut beberapa kendala yang akan di hadapi di antaranya seperti dana yang
terbatas, tenaga dan waktu maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil
dari populasi itu. Selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya di berlakukan untuk populasi.
Sampel ini digunakan untuk sampling agregat dengan jumlah yang cukup besar yaitu
kurang lebih 30 responden. Kriteria pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Kriteria Inklusi:
a. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang bisa membaca dan menulis.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang bersedia menjadi responden.
c. Laki- laki atau perempuan berusia >17 tahun.
d. Warga yang mengikuti penyuluhan DBD dan atau menerima leaflet tentang
pencegahan DBD.
Kriteria Eksklusi:
a. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang tidak mengisi kuesioner secara
lengkap.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang tidak bersedia untuk diperiksa
kontainer berisi air dirumahnya.
Sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi yang akan digunakan untuk
mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel ini merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh sampel untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan fakta yang ada
pada objek penelitian (Sastroasmoro dan Ismail 1995 dan Nursalam, 2013). Metode
operasional, seperti sampling populasi, adalah metode penentuan sampel dengan cara
mengambil semua anggota populasi menjadi responden atau sampel.
Menurut Purwanto (2018) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian dibuat sesuai tujuan pengukuran
dan teori yang digunakan.
Data primer adalah informasi yang peneliti terima langsung dari subjek dan juga dari
tujuan penelitian. Topik dan juga jenis data mentah yang digunakan dalam meneliti topik
tersebut. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain. Jenis data utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah memperoleh data melalui kuesioner langsung dari
narasumber responden dan juga data sekunder yaitu data orang yang terkena DBD di Desa
Cijati Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Selatan.
Pengumpulan data ini bertujuan untuk mendapatkan izin penelitian dari direktur
POLTEKES Yapkesbi Sukabumi. Setelah mendapat izin, peneliti bertemu dengan responden
perokok, menjajaki kesediaan mereka menjadi responden dengan memberikan informed
consent, menentukan lokasi yang nyaman dan strategis, serta melengkapi alat-alat seperti
kuesioner dan pulpen. Dalam penelitian ini, responden mengisi informasi demografi meliputi
usia, pendidikan, pekerjaan, dan usia pelanggan. Saat mengisi kuesioner, peneliti
membacakan pertanyaan dan memberikan waktu kepada responden untuk berpikir sebelum
menjawab.
Pastikan semua pertanyaan dijawab oleh responden setelah selesai kemudian mengumpulkan
kuesionernya kembali.
Jika semua data telah terkumpul menjadi satu, peneliti perlu melakukan pemeriksaan
apakah semua daftar pernyataan telah benar diisi oleh responden. Kemudian peneliti pun
akan melakukan:
4.8.1 Editing
Apakah tindakan yang dilakukan untuk memeriksa kembali kuesioner yang diisi oleh
responden sehubungan dengan pengumpulan data?Peneliti harus memeriksa apakah semua
pertanyaan yang diajukan oleh responden dapat dibaca, memeriksa apakah argumen yang
diajukan oleh peneliti dijawab oleh responden. , periksa apakah jawaban responden dapat
dimengerti dan sesuai dengan tujuan yang dicapai, dan periksa apakah kuesioner tidak
mengandung kesalahan lain.
4.8.2 Coding
Fungsi yang mengubah data berupa huruf menjadi data tertentu, seperti angka atau
angka. Kemudian masukkan data satu per satu ke dalam file komputer sesuai dengan paket
atau program statistik komputer yang Anda gunakan.
4.8.3 Tabulasi
Tabulasi adalah penyusunan menurut lajur yang telah tersedia; penyajian data dalam
bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi. Sedangkan dalam
definisi umum, tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang diperoleh dari lapangan ke
dalam bentuk tabel. Kegiatan tabulasi ini bertujuan agar data menjadi lebih sederhana,
ringkas, dan mudah untuk dipahami (KKBI).
Menurut John Tukey istilah teknik dalam menganalisis data penelitian adalah
prosedur untuk menganalisis data. Prosedur ini mencakup teknik menafsirkan data yang
sudah dianalisa dan cara merencanakan teknik pengumpulan data penelitian sehingga analisis
menjadi lebih cepat.
Menurut Spradley analisis data pada penelitian merupakan cara berpikir yang berkaitan erat
dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan
antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.
Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi semua variabel. Pada penelitian
ini analisis univariat meliputi sebaran data responden hasil demografi lansia di Desa
Cipendawa dan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian, serta
informasi keluarga (variabel independen) dan pengaturan kebersihan diri lansia (variabel
dependen). variabel ).
Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan nilai alpha 0,05.
Etika penelitian manusia tidak boleh bertentangan dengan etika dan standar.
Dalam formulir persetujuan yang diberikan kepada responden, peneliti harus dapat
menjelaskan isi penelitian agar penelitian dilakukan dengan cara yang dapat dipahami dan
manfaat yang diperoleh dari penelitian tersebut. Subyek menandatangani formulir persetujuan
validasi setelah mereka menyetujui penelitian. Jika responden tidak mau, peneliti tidak perlu
memaksa.
Kerahasiaan atau privasi identitas responden menjadi tanggung jawab peneliti karena
hanya peneliti dan responden yang akan mendapatkan informasi dan kerahasiaan karena
jawaban dari semua pertanyaan nantinya hanya akan diketahui oleh peneliti. Responden
hanya perlu diberi kode dan urut, agar dapat mengisi jawaban pada lembar jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti. Pengisian kuesioner merupakan langkah selanjutnya dan hanya
peneliti yang mengetahuinya.
3.Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti harus dapat menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden
dan kerahasiaan yang dijamin oleh peneliti. Laporan hasil pencarian disediakan, yang terbatas
pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah yang diselidiki.
Pada tahap utama, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada direktur
Universitas Ilmu Terapan Yapkesbi Sukabumi, setelah mendapat izin, peneliti
mengumpulkan data yaitu. mengajukan pertanyaan kepada informan tentang pengumpulan
data dan pengumpulan dan analisis data. untuk melakukan survei, calon responden
diharapkan menjelaskan data dan survei yang dilakukan. untuk dipahami oleh responden.
Suatu penelitian yang dilakukan setelah ada persetujuan dari partisipan penelitian,
termasuk responden yang ingin berpartisipasi dalam penelitian, peneliti memberikan
penjelasan atau bahkan penjelasan dan informed consent untuk diproses lebih lanjut jika
responden tidak melakukannya. jika diinginkan, peneliti tidak dapat memaksa responden
untuk siap penelitian, karena penelitian ini tidak boleh dipaksa – an element, karena peneliti
harus dapat memahami dan menghargai keputusan responden. Peneliti menjamin penggunaan
objek penelitian tidak mencantumkan nama asli narasumber, karena bersifat rahasia, dan
hanya menuliskan kode pada bahan yang dikumpulkan atau penelitian yang disajikan, serta
menjaga kerahasiaan semua hasil penelitian.