PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti nutirisi dan cairan, aktifitas dan
sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes. Infeksi
sudah tidak dipakai lagi contohnya sampah kaleng atau plastik), Menguras
1
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun
tinggal didaerah Tropis dan subtropis seperti benua Amerika. Saat ini
diperkirakan juga ada 50 juta kasus infeksi dengue yang terjadi di seluruh
dan Eropa sebanyak 3-4%, sedangkan Asia, Jepang terdapat 20% kejadian
setiap tahunya, rata -rata 80-90% diderita oleh anak - anak usia 2- 19
total 61.071 kasus dan kemudian pulau Sumatera sebanyak 21.896 kasus.
Angka kasus ini meningkat cukup drastis dari Tahun 2018 dengan jumlah
kasus berada pada angka 65.602 kasus. Sementara itu kasus DBD
tahun atau 43,25 persen dari keseluruhan kasus, selanjutnya usia 15-44
tahun sebanyak 36,46 persen di atas 44 tahun 9,68 persen, usia 1-4 tahun
8,54 kasus dan terendah pada usia dibawah 1 tahun dengan persentase
2,07.
2
Kejadian DBD di Indonesia pada umumnya terjadi pada awal
musim hujan (permulaan tahun dan akhir tahun). Hal ini dikarenakan pada
media akan menyebabkan telur nyamuk menetas dan setelah 10-12 hari
akan berubah menjadi nyamuk. Bila manusia digigit oleh nyamuk dengan
virus dengue maka dalam waktu 4-7 hari kemudian akan timbul gejala
2018 sebanyak 756 kasus dan satu diantaranya meniggal dunia. Tahun
2019 jumlah kasus sebesar 868 dan tidak ada yang meniggal dunia. Tahun
2020 jumlah kasus sebesar 675 dan tidak ada yang meninggal dunai.
Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan dari tahun 2018 ke 2019 dan
Dengue (DBD) dari 2019 yaitu sebanyak 167 kasus, pada periode 2020
meingkat menjadi 195 kasus, dan pada Tahun 2021 terdapat kasus
sebanyak 123 kasus. Terjadi peningkatan pada Tahun 2019 ke 2020, dan
3
angka kejadian pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami
mengangkat Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Studi Kasus Pada An
Pelamonia Makassar”.
A. Rumusan Masalah
peneliti sebagai berikut bagi mana asuhan keperawatan anak dengan DBD”
(DBD).
4
C. Manfaat Studi Kasus
1. Masyarakat
(DBD) pada anak dan upaya pencegahan dan sebagai bahan acuan bagi
3. Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18
tahun dan termasuk anak yang masih didalam kandungan, yang berarti
tahun.
(Widagdo, 2020)
sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
6
2. Etiologi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Aedes aegypti) :
7
Gambar 2.1 Nyamuk Aedes Aegypti
yakni plasma dan sel – sel darah. Plasma sebagian besar berupa air
8
(kurang lebih 90%), bahan padat dengan kadar protein 7 % berperan
penyangga dalam darah. Protein juga sebagai antibodi karena ada fraksi
darah
yakni:
dalam sel darah merah. Juga sebagai buffer yang dilakukan oleh
pembentukan sel darah merah pertama kali dibentuk oleh yolk sac
sel darah merah oleh hati kemudian dibantu oleh limfa dan pada
9
peroxydase. Rata – rata orang dewasa memiliki jumlah sel darah
adalah 4000 sampai 10.000 / mm³. Fungsi dan peran utama dari
4) Trombosit
10
Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah
(Munandar, 2018)
b. Fisiologi Darah
saluran yakni pembuluh darah, yang terdiri atas plasma darah dan sel –
urine.
11
juga hasil metabolisme di hati diangkut oleh plasma menuju ke
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia
ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES
seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan linfa. Reaksi yang
12
meninggi komnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
(Munandar, 2018).
a. Derajat 1
13
b. Derajat 2
c. Derajat 3
d. Derajat 4
Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
6. Manifestasi Klinis
dan mendadak yang dapat mencapai 40°C atau lebih dan kadang disertai
perut kanan atas, atau seluruh bagian perut, dan perdarahan, terutama
perdarahan kulit walaupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu,
perdarahan kulit dapat berwujud memar atau dapat juga berupa perdarahan
spontan mulai dari ptekie (muncul pada hari pertama demam dan
berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh dan muka sampai
masif lebih jarang dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok
7. Pemeriksaan diagnostik
14
Test diagnostik yang lazim dilakukan yaitu:
b. Foto thoraks
(Hidayat, 2018)
8. Penatalaksanaan
dan suportif:
c. Terapi komplikasi
2) Minum banyak
karbohdrat (Dekstran)
4) Albumin
(Bahriansyah, 2019)
1. Definisi Hipetermi
15
ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi
Hipertermia tidak berbahaya jika dibawah 39,0 ˚C. Selain adanya tanda
waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi
3. Batasan Karateristik
a. Apnea
berkurang
c. Gelisah
d. Hipotensi
16
e. Kejang
f. Koma
g. Kulit kemerahan
i. Latergi
j. Postur abnormal
k. Stupor
l. Takikardi
m. Takipnea
n. Vasodilatasi
a. Aktivitas berlebihan
b. Dehidrasi
c. Iskemia
f. Penurunan perspirasi
g. Penyakit
h. Sepsis
j. Trauma.
5. Manifestasi Klinis
b. Kulit kemerahan
17
c. Hangat pada sentuhan
e. Menggigil.
Dengue (DBD)
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-
18
kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual,
persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena
atau hematesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DBD, anak bisa
f. Riwayat Imunisasi
Anak menderita DBD dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut
menjadi kurang.
h. Kondisi Lingkungan
19
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kamar).
i. Pola Kebiasaan
melena.
terjadi hematuria.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
j. Pemeriksaan Fisik
20
Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
dari ujung rambut sampai jung kaki. Pemeriksaan fisik secara umum:
37,5℃).
7) Mulut
21
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
hyperemia pharing.
pembesaran
9) Dada/thorak
pada paru
10) Abdomen
tekanan antara sistolik dan diastolic pada alat ukur yang dipasang
22
timbulnya petekie di bagian volarlenga bawah , Soedarmo,2008
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku
sianosis/tidak.
g. Asid
2. Diagnosa Keperawatan
23
2) Defisit Nutrisi Berhubugan Dengan ketidak mampuan menelan
makanan
abdomen)
intravaskuler ke ekstravaskuler.
dengan intake nutrisi yang tidak adekut akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
ingin dicapai yaitu suhu tubuh tetap berada pada rentang normal, nadi dan
RR dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak
1) Menggigil menurun
24
(hipetermi) yaitu:
6) Berikan antipretik
4. Implementasi
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
2018).
25
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
yaitu suatu metode yang dilalukukan dengan tujuan untuk memaparkan atau
26
B. Subyek Studi Kasus
Subjek studi kasus ini adalah An “F” dengan diagnosa medis Demam
Dengue.
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari pembahasan yang akan
dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus
D. Definisi Operasional
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes. Infeksi virus dengue
Sumaryati, 2019).
2. Asuhan Keperawatan
pembatasan panas.
27
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat/Lokasi Penelitian
Pelamonia Makassar.
2. Waktu
F. Pengumpulan Data
ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur
1. Wawancara
sumber data yang diambil berasal dari pasien, keluarga dan perawat.
Dalam studi kasus ini juga diperlukan tahap observasi dan pemeriksaan
fisik dimana peneliti mendapatkan data pada sistem tubuh pasien dengan
28
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi
G. Penyajian Data
Analisis data dan penyajian data pada studi kasus ini disajikan secara tekstual
penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
29
tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan
peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti
nama (anonymity).
4. Benefiacienci
fisik.
5. Full disclosure
rela tentang partisipasinya dalam ini dan keputusan tersebut tidak dapat
30
BAB IV
A. Hasil
mengetakan pusing.
31
pada 85 mmHg. Remplit test yang dilakukan pada An. F
3. Intervensi Keperawatan
keperawatan adalah:
32
a. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 atau 3 jam sekali
pemberian terapi
banyak
33
4. Implementasi Keperawatan
keperawatan yaitu:
permenit
intruksi dokter.
3x1
34
Dan cefotaxime 500mg/8 jam/ IV
intruksi dokter
dapatkan
35
Hasil tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi: 88 kali
intruksi dokter
5. Evaluasi
Pada tanggal 21 Maret 2022 jam 11:00 WITA, Data subjektifnya yaitu
klien tampak pucat, bibir tampak kering, Tanda – tanda vital tekanan
menit
36
setiap 2 jam atau 3 jm sekali terutama suhu tubuh, diberikan komples
hangat pada pasien, anjurkan pasien banyak minum air putih, berikan
yaitu pasien tampak lemas, bibir kering, dan klien tampak pucat,
tanda- tanda vital setiap 2 atau 3 jam sekali terutama suhu tumbuh,
tampak ceria, mukosa bibir lembab, pasien tampak tidak pucat laagi,
dihentikan.
B. Pembahasan
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang antara teori dan
37
1. Pengkajian
yaitu klien tampak lemas, klien tampak pucat, bibir tampak kering,
2. Diangnosa keperawatan
permenit
38
Berdasarkan kasus, diangnosa yang ditegakkan yaitu
munta,
permenit.
3. Intervensi
39
Berdasarkan kasus, intervensi yang di lakukan yaitu
4. Implementasi
5. Evaluasi
40
teratsi sehingga intervensi dilanjutkan adapun intervesi yang
41
BAB V
A. KESIMPULAN
mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu dan demam naik turun,
bibir kering, torgor kulit kering, akral teraba hangat, test rumple
leed (+), tanda -tanda vital tekanan darah 105/70 mmHg, nadi 80
virus denguen.
42
3. intervensi keperawatan pada Tn F yang diterapkan oleh peneliti:
B. SARAN
1. Masyarakat
43
keseimbangan suhu tubuh hipertermi berhubungan dengan infeksi
virus denguen
3. Peneliti
Daftar Pustaka
Fauziah, H. (2020). Asuhan Keperawatan Pada An. H Dan An. N Dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di RSI Ibnu Sina Padang. Karya Tulis Ilmiah.
Gina, J. (2018). Perbandingan Antara Kompres Air Hangat Dan Kompres Plester
Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Penyakit Dbd Di
Rumah Sakit. Healthy Journal ©2018, Prodi Ilmu Keperawatan, Fikes-
Unibba, Bandung 22, Vi(1), 22–33.
44
Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kedokteran Biomedis, 2 (4).
(Jing & Ming 2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak
Demem Berdarah Dengue (Dbd) Yang Di Rawat Di Rumah Sakit.
Maria Sumaryati, D. (2019). Artikel Penelitian Studi Kasus Pada Pasien Demam
Berdarah Dengue. 10, 51–56.
(Nurdiyansya Karya, 2020). Tulis Ilmiah Pada Tn. R Dengan Demam Berdarah
Dengue (Dbd) Di Ruang Lamen Kelas I Rumah Sakit Umum Daerah
Bahteramas Kendari.
Putri, G. (2019). Program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan
perintis padang tahun 2019 1.
Sari, D. (2019). On The Level Of Pain In Children Infusion Setup When In The
Naskah Publikasi (Manuscript) Diajukan Oleh Kami dengan ini
mengajukan surat persetujuan untuk publikasi penelitian dengan judul:
Bersamaan dengan surat persetujuan ini kami lampirkan naskah p.
Rahayu, Y., & Budi, I. S. (2017). Analisis Partisipasi Kader Jumantik Dalam
Upaya Penanggulangan Demam Berdarah D Engue (Dbd) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Indralaya
45
46