PENDAHULUAN
melalui infeksi arbovirus akut yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan
remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi.
Tenggara dan Pasifik Barat. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan
Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3
juta kasus ditahun 2010. Pada tahun 2013 terdapat 2,35 juta kasus telah
1
2
menyerang lebih dari 100 juta penduduk tiap tahunnya, 500.000 kasus
pada tahun 2014 sejumlah kasus demam berdarah dangue yang dilaporkan
jumlah kasus meninggal 907 orang. Provinsi yang mengalami kasus DBD
dengan angka kematian tertinggi pada tahun 2014 yaitu Bali sebesar
pada tahun 2011 di empat kabupaten angka prevalensi DBD ada 157 kasus
anak RSUD Curup angka kejadian demam berdarah dangue pada Anak
urutan ke-2 sebanyak 425 kasus pada laki-laki terdapat 198 kasus dan
wanita 227 kasus. Pada tahun 2016 terdapat 307 kasus DBD, pada tahun
air (M2) dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air
hujan (M3). Selain ditambah (plus) dengan cara yang lainnya seperti air
vas bunga, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
tanda-tanda vital secara kontinue tiap hari dengan pemeriksaan Hb, Ht,
(Suriadi, 2010).
5
berdarah dangue”.
6
manusia yang hidup di 112 negara tropis dan subtropis berada dalam
kelompok umur 0-14 tahun urutan ke-2 sebanyak 425 kasus pada laki-laki
terdapat 198 kasus dan wanita 227 kasus. Pada tahun 2016 terdapat 307
kasus DBD, pada tahun 2017 terdapat 27 kasus DBD dari bulan Maret-
september 2017. Angka kejadian pada demam berdarah dangue pada anak
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Berdarah Dengue
Berdarah Dengue
a. Manfaat Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan
pada produk sisa sel ke organ eksresi terutama pada ginjal serta
jaringan.
10
salah satu jenis penyakit menular akut yang masih menjadi masalah
berdarah dangue.
Sumber:
http://icctfkemenkes.blogspot.co.id/2013/10/sekilas-demam-
berdarah-dengue-dbd.html
tumbuhan.
(Wijaya, 2013)
adalah penyakit febris virus akut yang ditularkan oleh gigitan nyamuk
infeksi.
(Nurarif, 2015).
19
2.1.6 WOC
20
21
d. Suara sesak
e. Batuk
f. Epistaksis
g. Disuria
i. Muntah
j. Ptekie
k. Ekimosis
l. Perdarahan gusi
m. Muntah darah
n. Hematuria
o. Melena
23
j. Hipoproteinemi
k. Hiponatremi
berkepanjangan
syok
a. Darah
perempuan 36-46%)
12-16gr/dl)
N : Ph 7,38-7,44
25
b. Urin
c. Uji serologis
5) IgG ELISA
26
a. Medik
meningkat
a) Pasang infus RL
b. Keperawatan
jam :
beri kompres.
trombosit.
2) Resiko perdarahan
tractus gastrointestinal.
c) Berikan kompres
29
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
orang tua.
b. Keluhan utama
lebih dari (37,5oc) dan demam terjadi selama 5-7 hari disertai
gejala perdarahan.
antara hari ke-3 dan hari ke-7, sementara anak semakin lemah.
dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat gizi
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
h. Pola kebiasaan
terjadi melena.
menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
2) Dada
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi :
3) Pada abdomen
Palpasi :
asites.
4) Sistem pernafasan
Inspeksi :
5) Sistem persyarafan
Inspeksi :
6) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi :
jari.
Palpasi :
7) Sistem pencernaan
Inspeksi :
Palpasi :
menelan.
34
8) Sistem perkemihan
Inspeksi :
merah.
9) Sistem integumen
Inspeksi :
10) Ekstremitas
Inspeksi :
berikut:
1) Grade I:
2) Grade II:
3) Grade III:
4) Grade IV:
j. Pemeriksaan laboratorium
berikut:
suhu tubuh
intra abdomen)
ekstravaskuler
hipoventilasi.