BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat, nyamuk Aedes Aegypti (Candra, 2010). Nyamuk ini sangat cocok
hidup di iklim tropis ataupun sub tropis. Di Indonesia adalah tempat yang sangat
sesuai dengan tempat hidup nyamuk Aedes Aegypti (Johansaon dkk, 2010).
Demam berdarah adalah demam akut yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vector yang
virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari. Dengan
manifestasi klinis demam akut selama 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri
Penyakit DBD ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas
disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada
menyerupai influenza biasa. Pada hari ke-2 dan ke-3 demam muncul bentuk
sampai perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat pendarahan lambung,
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui vector nyamuk yang
luar biasa (KLB) di indonesia. Kasus demam berdarah di Indonesia masih terjadi
setiap tahun, dimana sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1968 dan terjadi
peningkatan dari tahun ke tahun. Data yang didapat dari Direktorat pencegahan
RI, pada tahun 2014 jumlah penderita mencapai 100.347,907 orang diantaranya
meninggal, pada tahun 2015 sebanyak 129.650 orang dan 1.071 orang
meninggal, pada tahun 2016 sebanyak 202.314 orang dan 1.593 meninggal,
sedangkan pada tahun 2017 sejak bulan januari- mei tercatat sebanyak 17.877
orang dan 115 meninggal. Angka penyakit DBD di 34 provinsi di tahun 2015
mencapai 50.75 per 100 ribu penduduk, dan pada tahun 2016 mencapai 78.85
per 100 ribu penduduk. Penyakit ini menyebar luas ke seluruh indonesia dan
menjadi salah satu masalah utama di indonesia yang disebabkan oleh semakin
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (2018) Kasus yang terjadi pada
demam beradarah dengue merupakan penyakit yang selalu ada setiap tahun
DBD menunjukkan tren fluktuatif, dimana pada tahun 2014 angka kesakitan
4.199 kasus dan 60 kasus diantaranya meninggal dunia, pada tahun 2015 ada
penurunan angka 1.108 kasus, pada tahun 2016 ada penurunan angka menjadi
967 kasus, pada tahun 2017 kembali meningkat menjadi 3.133 kasus, dan pada
tahun 2018 sebanyak mengalami penurunan angka menjadi 3.027 kasus. Warga
Pontianak yang terkena demam berdarah dengue tahun 2018, dari total kasus
meningkat terjadinya sejak Oktober, paling parah lagi terjadi pada minggu ke-
48. Pada minggu itu ditemukan 19 kasus penderita DBD, lalu di minngu 49
terdapat penurunan. Sedangkan pada tahun 2019 pada bulan januari- februari
Jika di lihat berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus DBD pada tahun 2017
94 kasus. Virus dengue (DENV) ada 4 jenis yaitu virus DENV-1, DENV-2,
DENV-3, dan DENV-4. Dimana antara DENV-4 virus ini yang sering
dengue dapat terinfeksi 3 atau 4 serotype selama hidupnya. Cara penularan yaitu
penularan penyakit demam berdarah dengue. Pada tubuhnya virus dengue akan
berada dalam darah selama 4-7 hari bila penderita tersebut digigi oleh nyamuk
penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung
4
jaringan tubuh nyamuk, termasuk didalam kelenjar liurnya dan nyamuk tersebut
siap menularkan ke orang lain. Nyamuk dengue aegypti sangat infektif sebagai
penampungan air bersih seperti tempat penampungan air untuk keperluan sehari-
hari dan wadah yang berisi air atau air hujan. Telur akan menempel dan menetas
di permukaan air setalah 2 hari terendam dalam air kemudian telur akan menjadi
antara lain: kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat dari
nyamuk, kurang tersedianya sumber daya yang memadai baik dari segi sarana
kasus DBD di kabupaten yang berbatasan dengan Kota Pontianak dan tingginya
secara teratur seminggu sekali atau menabur abate ke tempat penampungan air,
nyamuk.
5
untuk banyak minum dan mengonsumsi jus jambu merah untuk meningkatkan
pemberian obat dan manffatnya, monitor tanda-tanda vital dan memonitor hasil
laboratorium.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari Karya Ilmiah Akhir ini yaitu untuk memberikan
2. Tujuan Khusus
Pada laporan studi kasus ini penulisan hanya membahas kasus Asuhan
keperawatan pada An. y dengan proses infeksi virus dengue tentang penyakit
demam berdarah dengue di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
infeksi virus dengue tentang penyakit demam berdarah dengue dan proses
D. Sitematika penulisan
Sistematika penulisan Karya Ilmiah Akhir ini penulisan terdiri dari lima bab
BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yang berisi tentang alasan
terbagi menjadi tujuan umum dan khusus, dan yang terakhir sistematika
penulisan.
BAB II: Landasan Teoritis yang terdiri dari defenisi dan konsep masalah DBD,
patofisiologi yang terdiri dari penyebab, proses terjadinya masalah dan akibat
BAB IV: Pembahasan yang terdiri dari pembahasan proses asuhan keperawatan
yang diberikan dari pengkajian sampai dengan evaluasi, dan pembahasan praktik
BAB V: Kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan saran
dari penulis.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
mengenai masalah yang dibahas dan konsep serta teori yang melandasi penyelesaian
dialami klien selama dalam masa keperawatan. Penjabaran dalam tulisan mencakup.
A. Hipertermi
1. Definisi Hipertermi
antara produksi dan pelepasan panas tubuh. Pada kondisi tidak normal terjadi
peningkatan suhu tubuh yang tidak teratur, jadi itulah yang disebut
kenaikan suhu tubuh <37,80C (1000) per oral atau 38,80C 1010F) per rektal
2. Etiologi Hipertermi
endogen dan pirogen eksogen, pirogen endogen berasal dari dalam tubuh
yang ditengahi situkin demam juga sering disebabkan karena terjadinya suatu
pada klien DHF disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes (Mumpuni, 2016).
a. Konvulsi.
b. Kulit kemerahan.
d. Suhu lebih tinggi 37,8 C per oral atau 38,8 C per rektal.
0 0
e. Kulit hangat.
f. Takikardi.
g. Pendarahan.
h. Hepatomegaly.
i. Syok.
a. Anastesi.
b. Penurunan respirasi.
c. Dehidrasi.
e. Penyakit.
h. Medikasi.
i. Trauma.
j. Aktivitas berlebihan.
berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebabkan oleh virus dengue (abovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui
2. Etiologi BDB
Chikungunya dan O’nyong – nyong dari genus Togavirus, dan West Nile
fever dari genus Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam dan ruam
mikroskop electron, virus hanya dapat hidup di dalam sel yang hidup. Maka
untuk kelangsungan hidupnya virus harus bersaing dengan sel manusia yang
seseorang yang terkena infeksi virus menurun akibatnya sel jaringan akan
fungsi organ tubuh tersebut baik, maka akan sembuh dan timbul kekebalan
tubuh terhadap virus dengue yang pernah masuk ke dalam tubuh seseorang
(Misnadiarly, 2009).
12
dengue I, II, III dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan
maka virus dengue masuk ke tubuh nyamuk bersama darah yang dihisapnya.
tubuh bagian nyamuk, dan sebagian berada dikelenjar air liur. Selanjutnya
waktu nyamuk menggigit orang lain, air liur bersama virus dengue
dilepaskan terlebih dahulu agar darah yang akan dihisap tidak membeku,
dan pada saat inilah virus dengue ditularkan ke orang lain (Soegijanto,
2008).
berikut :
kulit. Tes ini dilakukan dengan cara membendung pembuluh darah pada
tekanan darah sistolik dan diastolik. Hasil positif adalah jika terdapat
dari 20 buah/inci2 .
13
sebagainya.
nadi teraba lemah dan cepat (>120x/menit), tekanan nadi (selisih antara
ujung jari kaki dan tangan terasa dingin, tubuh 16 berkeringat, kulit
f. Sakit kepala
gejala lain yang terdapat pada anak DBD yaitu pembesaran hepar,
5. Patofisiologi
gejala DF. Pasien akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, timbul ruam dan kelainan yang
mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati,
dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebutkan the secoundary
faktor dapat menjadi penyebab seperti virus dengue, komponen aktif system
demam berdarah pada DBD (Soedarmo dkk, 2008 dalam Fauziah 2017).
15
adalah virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
tidak menular melalui kontak manusia dengan anusia, virus dengue sebagai
2009).
Hipertermia
Permeabilitas membrane Meningkatan reabsorbsi Na4
meningkat dan H2O
6. Pemeriksaan Dignostik
a. Hematokrit
pada penderita DBD. Nilai Hematokrit adalah besarnya volume total sel-
b. Trombosit
sakitnya.
c. Leukosit
17
e. Pemeriksaan koagulasi
subendotel.
pasien syok.
Berikut ini penatalaksana pasien dengue menurut fase yang dibagi menjadi 3 :
a. Fase febris.
1) Penurunan suhu.
parasetamol.
2) Pemberian makanan.
elektrolit.
Gejala syok :
6) Follow up.
b. Fase kritis.
kritis.
tube.
20
plasma.
f) Jenis cairan yang dipakai yaitu isotonik ringer dan ringer asetat.
ideal.
adalah :
21
(6) Coagulogram.
(7) Produksi urin dan nafsu makan yang cukup merupakan tanda
penyebuhan.
c. Fase penyembuhan.
c) Pencatatan jumlah urin setiap jam. Urin yang adekuat adalah 0,5
ml/kgBB/jam.
22
C. Pengkajian Keperawatan
Menurut (Lestari, 2016), pengkajian pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue yaitu tahap yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan ini
adalah apakah ada pada pasien demam berdarah dengue yang mengalami
jantung. Pada pasien demam berdarah dengue yang dikaji pola makan, sumber
dan jenis makanan, pola aktivitas, dan riwayat ekonomi orang tua, penghasilan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
secara aktif.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (nyeri otot dan sendi).
E. Perencanaan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada, klien, keluarga, dan orang
Kriteria Hasil :
yang menurun.
NOC :
Kriteria Hasil :
aktif.
NOC :
1) Keseimbangan cairan.
2) Dehidrasi.
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
25
mencari bantuan).
manajement nyeri.
nyeri).
NOC :
Kriteria hasil :
NOC :
Menejemen energy
Kriteria Hasil :
26
NOC :
Manajemen Hypovolemic
Kriteria hasil :
F. Implementasi Keperawatan
klien mencapai tujuan yang telah di tetapkan, tahap pelaksanaan ini penulis
telah dibuat serta dikuatkan dengan teori yang ada, kemudian dalam pelaksanaan
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan., untuk tahap
evalusi ini pada prinsipnya antara teori dan kasus adalah sama yaitu
27
klien. Menurut Muhlisin (2012), SOAP secara operasional yaitu data subjektif
adalah data-data yang ditemukan pada klien secara subjektif setelah intervensi
keperawatan. Sedangkan pada data objektif yaitu hal-hal yang ditemukan oleh
BAB III
HASIL DAN LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Rumah sakit ini milik Pemerintah Kalimantan Barat. RSUD Dr. Soedarso
ini diambil di Ruang Anak (R.A), yang merupakan ruang kelas 3, yang
terdiri dari 6 ruangan dan mempunyai 20 tempat tidur. Ada juga kelas 2
yang terdiri dari 1 ruangan dan mempunyai 3 tempat tidur, sedangkan kelas
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
29
Ibu klien mengatakan badan klien panas sekali, klien tidak mau
makan dan minum, mual dan muntah. Klien demam sejak 5 hari
yang lalu, hari jumat An. Y dibawa keluarga ke rumah sakit kota
tetapi hanya satu hari, lalu hari selasa klien dibawa ke rumah sakit
4) Alergi
Ibu klien mengatakan klien tidak ada memiliki alergi makanan dan
obat-obatan.
Pada saat dilakukan pengkajian hanya ada set infus pam dengan
cairan RL 20 tpm.
dan kejang-kejang.
8) Riwayat Imunisasi
kecil.
9) Riwayat Keluarga
Keterangan ;
: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
a) Riwayat Perkembangan
(1) Kognitif
fikirnya.
teman sebayanya.
(5) Bahasa
orang tuanya.
sangat baik
saudara-saudaranya.
c) Reaksi Hospitalisasi
dapat dikendalikan.
a) Oksigensiasi
b) Sirkulasi
d) Keamanan/ mobilitas
terjadi dan akan dipasang pagar yang ada pada tempat tidur
f) Kenyamanan
g) Istirahat/ tidur
34
tidurnya 8-9 jam pada malam hari, pada siang hari 1-2 jam.
tidur tidak teratur, tidur hanya 4-5 jam pada malam, dan pada
h) Emininasi
1-2 kali sehari dan BAK 4-5 kali sehari, sedangkan pada saat
a) Tanda-Tanda Vital
Berat badan : 24 kg
Suhu : 39.0 o C
b) Kepala
c) Mata
d) Hidung
e) Mulut
warna bibir pucat, tidak terdapat lesi dan tidak terpasang OGT.
f) Telinga
g) Leher
kelenjar tiroid.
tambahan.
rensonan
i) Abdomen
j) Ekstermitas atas
Tonus otot
5555 5555
5555 5555
k) Ekstermitas bawah
Pada kedua kaki klien tidak terdapat lesi dan ada nyeri tekan
Tonus otat
5555 5555
5555 5555
l) Genetalia
Nama : An. Y
Waktu : 12:57:25
Tanggal : 30/10/18
Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 4.36 [10^3/uL] 4.5 – 11
Eritrosit 4.59 [10^6/uL] M : 4.6 – 6.0 F : 4.6 – 6.0
Hemoglobin 11.4 [g/dl] M : 14 – 18 F :12 – 16
Hematokrit 33.7 [%] M : 40 – 54 F : 38 – 47
MCV 73.4 [fL] 80.0 – 99.0
MCH 24.8 [pg] 27.0 – 31.0
MCHC 33.8 [g/dl] 32.0 – 37.0
Trombosit 67 [10^3/uL] 150 – 440
RDW-CV 14.2 [%] 11.5 – 14.5
RDW-SD 38.2 [fL] 35.0 – 47.0
PDW 13.8 [fL] 9.0 – 13.0
MPV 11.8 [fL] 7.2 – 11.1
P-LCR 37.2 [%] 15.5 – 25.0
39
Nama : An. Y
Waktu : 05:56:38
Tanggal : 31/10/18
Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 4.46 [10^3/uL] 4.5 – 11
Eritrosit 4.56 [10^6/uL] M : 4.6 – 6.0 F : 4.6 – 6.0
Hemoglobin 11.4 [g/dl] M : 14 – 18 F :12 – 16
Hematokrit 33.7 [%] M : 40 – 54 F : 38 – 47
MCV 73.4 [fL] 80.0 – 99.0
MCH 24.8 [pg] 27.0 – 31.0
MCHC 33.8 [g/dl] 32.0 – 37.0
Trombosit 80 [10^3/uL] 150 – 440
RDW-CV 14.2 [%] 11.5 – 14.5
RDW-SD 38.2 [fL] 35.0 – 47.0
PDW 16.2 [fL] 9.0 – 13.0
MPV 13.8 [fL] 7.2 – 11.1
P-LCR 37.2 [%] 15.5 – 25.0
PCT 0.08 [%] 0.17 – 0.35
Nama : An. Y
Waktu : 12:57:25
Tanggal : 01/11/18
Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 3.36 [10^3/uL] 4.5 – 11
Eritrosit 4.53 [10^6/uL] M : 4.6 – 6.0 F : 4.6 – 6.0
Hemoglobin 11.0 [g/dl] M : 14 – 18 F :12 – 16
40
1. Diagnosa keperawatan
Data subjektif : ibu klien mengatakan klien demam sejak 5 hari yang
lalu, ibu klien mengatakan badan klien panas sekali, ibu klien
Data objektif : badan klien teraba panas, klien tampak gelisah dan
menit, RR : 24 x/ menit.
Data objektif : klien tampak lemah, tangan klien tambak ada bintik-
tpm, pct 50 cc), output ( muntah 400 cc, urine 300 cc)
tidak ada nafsu makan, klien mengatakan mual dan ingin muntah
setelah makan.
lemah, klien tampak pucat, klien tampak mual dan muntah setelah
1) Perencanaan
43
2) Implementasi
Pukul 14.10
mengatakan klien tidak bisa tidur karena badan panas, ibu klien
38.00C, N : 105x/menit.
Pukul : 08.00
tinggi, ibu klien mengatakan klien bisa tidur tapi hanya sebentar,
ibu klien mengatakan klien bicara tidak jelas pada saat tidur.
115x/menit.
Pukul : 21.00
S : 37.2x/menit.
ibu klien mengatakan tadi di cek suhu tubuh normal, ibu klien
3) Evaluasi
Pukul : 19.00
Pukul : 07.30
tinggi, ibu klien mengatakan klien bisa tidur tapi hanya sebentar,
ibu klien mengatakan klien bicara tidak jelas pada saat tidur.
47
darah lengkap.
Pukul : 05.45
110x/menit, S : 36,60C.
Planning : -
1) Perencacanaan
kriteria hasil, tanda-tanda vital sign dalam batas normal, tidak ada
a) Monitor TTV
2) Implementasi
Pukul : 14.10
Trombosit 67 [10^3/uL].
Trombosit : 67.
Pukul : 08.05
Data subjektif : ibu klien mengatakan tidak ada mimisan hari ini,
38,2x/menit.
Pukul : 20.30
50
lagi, bibir dan kuku tampak pucat, bibir tampak kering, TTV: TD :
lagi, bibir dan kuku tampak pucat, bibir tampak kering, tampak
3) Evaluasi
Pukul : 19.00
51
105x/menit.
gejala syok.
Pukul : 07.30
38.2x/menit.
Pukul : 05.40
bibir dan kuku tampak tidak pucat, bibir tampak sudah normal,
tampak tidak ada bintik-bintik merah lagi, Capillary reftil <2 detik,
Planning :-
1) Perencanaan
kriteria hasil :
d) Akrat hangat.
2) Implementasi
Pukul 14.30
20 tpm, pct 50 cc), output ( muntah 400 cc, urine 300 cc),
105x/menit.
Pukul : 08.00
minum, ibu klien mengatakan klien minum 1 hari hanya 690 ml,
Data objektif : klien tampak lemah, turgor kulit klien kering, PLT :
RL 500 ml 20 tpm.
N : 115x/menit.
Pukul : 21.00
klien tampak sudah mau minum, bibir klien tampak tidak kering
sering minum.
110x/menit, S : 36,60C.
3) Evaluasi
Pukul : 19.30
Pukul : 07.30
Data objektif : klien tampak masih tidak mau minum, muntah klien
S : 37.70C.
Pukul : 05.45
klien tampak sudah mau minum, bibir klien tampak tidak kering
Planning : -
1) Perencanaan
sering.
2) Implementasi
Pukul 14.50
sedikit.
N : 105x/menit.
Pukul : 08.00
Data subjektif : ibu klien mengatakan klien mau makan tapi hanya
berkurang.
104x/menit, S : 38.20C.
Pukul : 20.25
Data objektif : klien tampak segar, klien tampak sudah mau makan,
klien tampak makan buah, roti dan lain-lain, Capillary reftil <2
110x/menit, S : 36,60C.
3) Evaluasi
Pukul : 19.30
Pukul : 07.30
24,50 Kg.
Pukul : 05.45
62
Data objektif : klien tampak segar, klien tampak sudah mau makan,
Planning : -
BAB IV
PEMBAHASAN
yang diberikan kepada klien An. Y ditinjau dari sudut pandang konsep dari teori.
1. Pengkajian
fisik, rekam medis dari perawat yang bertugas di Ruang Anak. Hal ini sesuai
ruangan. Pada saat pengkajian, reaksi hospitalisasi pada klien An.Y yang
berusia 9 tahun dapat menunjukan ekperesi baik secara verbal maupun non
verbal karena anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik dan anak
kooperatif.
Pada pada saat pengkajian secara umum tanda dan gejala yang ditemui
pada An. Y dengan demam berdarah dengue, saat pengkajian ditemukan ada
beberapa tanda dan gejala hipertermi dengan suhu 39.00C mimisan pada
tubuh, dan wajah memerah, nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Ngastiyah, 2014) hal ini dikarenakan kondisi An. Y yang masih
parah dan klien demam sudah 5 hari, sehinga dapat di temukan tanda dan
ditandai dengan demam mendadak tanpa sebab yang jelas dan disertai gejala
lain seperti nafsu makan menurun, mual muntah, lemah, nyeri pada anggota
muncul seperti influenza biasa. Pada hari ke 2-3 demam muncul perdarahan
33.7 [%]. Trombosit menurun dari nilai normal yaitu 150 – 440 [10^3/uL].
Hal ini sesuai dengan penelitian (Fauziah, 2017) bahwa salah satu tanda dari
menyebabkan trompositopenia.
antara teori dan kondisi klien karena pada saat dikaji klien dan keluarga
sangat kooperatif.
menunjukan sikap yang sangat kooperatif serta sarana dan prasarana yang
2. Diagnosa keperawatan
dengue. Diagnosa yang telah ditentukan dengan alasan pada saat dilakukan
pengkajian keluarga klien An. Y yaitu ibu klien mengatakan anaknya panas
sejak 4 hari yang lalu, data objektif yang didapatkan pada keadaan umum
65
klien, klien tampak lemah, TD: 90/60 mmHg, suhu : 39 0C, nadi : 116
x/menit, RR: 24 x/menit, mukosa bibir kering, perabaan kulit panas, muka
merah, mimisan, nafsu makan hilang, mual muntah, trombosit : 69.000 /uL.
berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila
tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan
dapat membahayakan keselamat anak jika tidak ditangani dengan cepat dan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
secara aktif.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (nyeri otot dan
sendi).
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan NIC pada NANDA (2016) yang harus dilakkan pada klien
dan suhu kulit, monitor tekanan darah dan nadi, monitor penurunan tingkat
kesadaran, monitor intake dan output, serta memberikan anti piretik. Selain
tindakan non farmakologi juga dapat dilakukan salah satunya adalah tappid
sponge. Dan cara kompres hangat telah dikenal secara luas penggunannya
hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
(Murwani), 2011).
biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami demam tinggi. Tepid water
kompres blok pada pembuluh darah supervisial dan teknik seka. Tujuan
dilakukan tindakan tepipid water sponge yaitu untuk menurunkan suhu tubuh
tubuh antara kompres hangat dengan mean 0,5 dan tepid water sponge
4. Implementasi Keperawatan
rencana yang telah dibuat serta dikuatkan dengan teori yang ada, kemudian
kondisi dan kemampuan klien serta dukungan dan fasilitas yang tersedia
(Asmadi, 2008).
68
implementasi adalah partisipasi keluarga dan perawat yang sangat baik dalam
Oktober 2018, penulis memonitor suhu tubuh setiap 4 jam untuk mengetahui
penurunan atau peningkatan yang terjadi pada klien, mengkaji TTV klien,
kepada keluarga klien untuk memberikan kompres hangat pada dahi, aksila
dan lipatan paha klien. Pada saat dilakukan tiindakan keperawatan didapatkan
data subjektif: klien mengatakan tidak panas lagi, ibu klien mengatakan tsuhu
tubuh klien normal, ibu klien mengatakan badan klien sudah dingin, ibu klien
mengatakan klien tidur terus. Data objektif : klien tampak gelisah berkurang,
didapatkan dari keluarga dan klien mengatakan demam klien berkurang dan
kompres air hangat pada bagian aksila dan lipatan paha, menganjurkan untuk
panas badannya sedikit berkurang, suhu klien 37.00C, ibu klien mengatakan
tadi malam suhunya tubuh klien tinggi, ibu klien mengatakan klien bisa tidur
tapi hanya sebentar, ibu klien mengatakan klien bicara tidak jelas pada saat
sponge sangat ampuh untuk klein dengan hipertermia, hal ini sesuai dengan
efektif untuk penurunan suhu tubuh, tetapi kompres tepid water sponge lebih
sikap yang sangat kooperatif serta sarana dan prasarana yang sangat
5. Evaluasi Keperawatan
evalusi ini pada prinsipnya antara teori dan kasus adalah sama yaitu
yaitu data subjektif adalah data-data yang ditemukan pada klien secara
intervensi keperawatan.
klien sudah tenang, klien mengatakan badan tidak panas lagi, ibu klien
mengatakan suhu tubuh klien normal, ibu klien mengatakan klien tidur terus..
71
intervensi.
mengatakan tadi malam suhunya tubuh klien tinggi, ibu klien mengatakan
klien bisa tidur tapi hanya sebentar, ibu klien mengatakan klien bicara tidak
jelas pada saat tidur. Data objektif : klien tampak gelisah, klien tampak
tidak panas lagi, ibu klien mengatakan suhu tubuh klien normal, ibu klien
mengatakan klien tidur terus. Data objektif : klien tampak gelisah berkurang,
therapy yang sesuai dengan indikasi, mengontrol asupan nutrisi dan volume
berikut: faktor pendukung adalah klien dan keluarga menunjukkan sikap yang
sangat kooperatif serta sarana dan prasarana yang sangat mendukung dalam
Diakhir evaluasi ini penulis mampu menjawab semua tujuan penulis yang
dengue.
73
BAB V
PENUTUP
berhubungan dengan proses infeksi dengue di ruang anak RSUD Dr. Soedarso
A. Kesimpulan
demam turun naik 5 hari yang lalu, data objektif TD : 90/60 mmHg, S : 39.0
0
C, N : 116 x/ menit, RR : 24 x/ menit.
74
Kaji TTV jam sekali, c. Anjurkan kompres air hangat, d. Anjurkan untuk
B. Saran
yaitu :
b. Diagnosa yang dibuat berdasarkan pada keluhan klien dan sesuai dengan
pelayanan di Rumah Sakit sehingga dengan sekarang yang ada sudah baik akan
menajadi semakin baik dan tetap dapat memberikan pelayanan yang maksimal
bagi masyarakat kalimantan barat sehingga dengan begitu Rumah Sakit Dr.
4. Keberhasilan asuhan keperawatan tidak terlepas dari kerja sama yang baik
antara penulis dengan keluarga dan klien, klien diharapkan dapat memberikan
lingkungan disekitar rumahnya untuk tetap bersih dan tidak ada lagi yang