Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Selawat dan salam penulis sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan
internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropik di seluruh dunia
berdarah, frekuensi, dan jumlah kasus DBD telah meningkat tajam selama dua
yang terdapat pada kelompok masyarakat sedangkan jumlah kasus adalah jumlah
adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk genus
Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albocpitus. Penyakit DBD disebabkan
oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu virus yang disebabkan oleh
artropoda. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang
seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondis lingkungan dan
1
2
Pada awal tahun 2019 data yang masuk sampai tanggal 29 Januari 2019
Provinsi dengan 132 kasus diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bulan Januari tahun sebelumnya (2018) dengan
jumlah penderita sebanyak 6.167 penderita dan jumlah kasus meninggal sebanyak
akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Aceh salah satu wilayah beriklim tropis, di awal bulan Desember, Januari
hingga Februari memasukin musim hujan. Dinas Kesehatan Aceh meminta warga
Barat Daya (Abdya) sebanyak 12 kasus, disusul Banda Aceh delapan kasus,
kemudian Pidie dan Aceh Barat masing-masing tiga kasus. Pada Januari 2019
pengidap DBD di Aceh mencapai 169 kasus dan dua di antaranya meninggal,
yaitu di Nagan Raya dan Banda Aceh. Bulan lalu Banda Aceh, Aceh Besar, dan
Pidie menjadi kawasan yang paling parah kasus DBD. Rinciannya Banda Aceh 40
kasus, Aceh Besar dan Pidie 14 kasus. Sedangkan di Abdya bulan lalu hanya ada
dan Gampong Pulo Lhoih 1 kasus. Pada tahun 2020 Dinas Kesehatan Kabupaten
Pidie mencatat 74 kasus DBD sedangkan pada tahun 2021 terdapat 13 kasus,
Kecamatan Kota Sigli, Pidie dan Peukan Baro adalah Kecamatan yang
serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk upaya antisipasi dan
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Pidie.
C. Tujuan Penelitan
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada
saat ini dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam
akut (viracmia) yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam
yang sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap terinfeksi selama
gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama
3-4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit secara
nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya (Ditjen PP & PL, 2014).
dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, virus tersebut termasuk
dalam grup B Arthropod borne viruses (arbo virus, keempat tipe virus
berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga
(Zulkoni, 2010).
Dengue (DBD) adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, tapi sampai saat
ini yang menjadi vektor utama penyakit DBD adalah Aedes aegypti
mosquitoatau tiger mosquito karena tubuhnya memiliki cirri yang khas yaitu
Sedangkan yang menjadi ciri khas utamanya adalah ada dua garis lengkung
yang berwarna putih keperakan dikedua sisi lateral dan dua buah garis putih
sejajar digaris median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam (lyre
shaped marking).
memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Nyamuk betina yang mengigit dan
b) Kaleng dan ban bekas, pot tanaman air, tempat minum burung dan
lain-lain.
a. Siklus Hidup
Stadium telur, jentik dan pupa hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan
menetas menjadi jentik/ larva dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam
dewasa selama 9-10 hari, umur nyamuk dapat mencapai 2-3 bulan.
Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk
berikut:
1) Hari pertama sakit : panas mendadak, badan lemah atau lesu pada tahap ini
2) Hari kedua atau ketiga : timbul bintik perdarahan, lebam atau ruam pada
kulit muka, dada, lengan atau kaki dan nyeri ulu hati. Gejala perdarahan
3) Antara hari ketiga atau ketujuh : panas turun secara tiba-tiba kemungkinan
yang selanjutnya :
a) Penderita sembuh
9
tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, bak kontrolpembungan air,
3) Tempat penampungan air yang alami seperti: lubang pohon, lubang batu,
namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat
berpindah lebih jauh. Aedes aegypti tersebar luar di daerah tropis dan sub-
tropis, di Indonesia nyamuk ini tesebar luas baik di rumah maupun tempat
umum. Nyamuk Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak sampai
10
ketinggian daerah ± 1.000 mdpl. Pada ketinggian diatas ± 1.000 mdpl, suhu
biak.
terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat
delapan sampai sepuluh hari terutama dalam kelenjar air liurnya dan jika
nyamuk menggigit orang lain maka virus Dengue akan berpindah bersama
air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang empat
sampai enam hari dan orang tersebut akan mengalami sakit DBD. Virus
Dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah
B. Penanggulangan Fokus
tempat tinggal penderita dan rumah atau bangunan sekitar serta tempat-
lanjut.
penanggulangan fokus.
2) Penyuluhan
kondisi setempat.
formulir K-DBD.
13
Positif: Negative:
Pada area radius minimal 200 m Pada area radius minimal 200 m
dilakukan tindakan: dilakukan tindakan:
1. Intensifikasi PSN 1. Intensifikasi PSN
2. Larvasidasi 2. Larvasidasi
3. Penyuluhan
3. Penyuluhan
4. Fogging fokus (2 siklus
interval 1 minggu)
Kasus DBD. Dalam surat tersebut Menteri Kesehatan menghimbau pemerintah daerah
untuk:
14
(G1R1J).
(Jumantik).
1. Survelains Epidemiologi
kasus secara aktif maupun pasif, survailens vektor (Aedes sp), survelains
3. Pengendalian Vektor
terinfeksi pada manusia. Pada fase jentik dilakukan upaya PSN dengan
kegiatan 3M plus:
bekas.
penularan.
16
tetap terus dilaksanakan oleh berbagai pihak, antara lain universitas, rumah
obat herbal, dan saat ini sedang dilakukan uji coba terhadap vaksin DBD.
1. Penyelidikan Epidemiologi
PL 2014).
2. Penanggulangan Fokus
lebih lanjut.
penyuluhan.
melakukan penyuluhan).
PL, 2014).
dirumah sakit.
20
2. Pemberantasan Vektor
DBD).
tempat umum.
Contoh :
Menutup TPA
21
menjadi TPA
2) PLUS
geranium)
rumah warga yang tidak terdapat jentik dengan jumlah total rumah
c. Larvasida
G. KERANGKA TEORI
Program penanggulangan
dan pemberantasan Demam
Beerdarah Dengue (DBD)
Tata laksana penanggulangan
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pelaksanaan program
penanggulangan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
KERANGKA KONSEP
C. Kerangka Konseptual
Program penanggulangan
1. Pemberantasan sarang nyamuk Jumlah kasus Demam
2. Sosialisasi Berdarah Dengue (DBD)
3. Survelains jentik
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen
2. Variabel dependen
23
24
E. Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Geumpang.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang bertanggung jawab dalam
2. Sampel
1. Lokasi
2. Waktu penelitian
25
26
D. Instrumen Penelitian
1. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi di
2. Data sekunder
memberikan tanda kode terhadap kuesioner yang telah isi dengan tujuan
beroperasi 24 jam yang mempunyai 5 wilayah kerja, yaitu Gampong Bangkeh, Keune,
Leupu, Pucok, dan Pulo Loih/Lhoh, dengan luas Kecamatan Geumpang 1.576,00 Km2.
Ruang dengan Fasilitas Ruang Pendaftaran, Poli Umum, Poli Gigi, Ruang Unit Gawat
Darurat (UGD), Ruang Pelayanan Anak, Ruang Pelayanan Ibu, Ruang Pelayanan Obat,
dan Aula. Puskesmes Geumpang memiliki 50 orang pegawai 21 PNS dan 29 Non PNS.
Visi
28
29
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Kesling.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Geumpang
Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie Tahun 2021
Penanggung Jawab
2. Rosdiani, Amd, Kep Perempuan 29 D III
P2DBD
3. Cut Mutia, AMKL Perempuan 27 D III Petugas Kesling
Pada penelitian ini ABJ di hitung oleh pihak Puskesmas dengan melihat hasil
perhitungan ABJ dikategorikan menjadi dua bebas jentik dan tidak bebas
jentik.
tahun 2021.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Angkat Bebas Jentik (ABJ) di Puskesmas
Geumpang Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie Tahun 2021
ABJ N %
Pemeriksaan 132
Berdasarkan hasil table 5.2 dari jumlah 132 rumah di wilayah kerja Puskesmas
Geumpang yang bebas jentik 348 (2,63%) rumah dan tidak bebas jentik 216
(1,63%) rumah.
ember, bak mandi, dan tempat air minum, Menutup (tidak membiarkan
C. Pembahasan
daya manusia yang berada di luar petugas Kesehatan meliputi Kepala Desa,
Kepala Dusun dan tokoh masyarakat yang memiliki wewenang dan kekuatan
penanggulangan DBD ini harus melibatkan semua pihak baik itu petugas
Kesehatan, kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, imum mukim dan
masyarakat.
diri yang berupa masker, bahan bakar seperti solar, dan insektisida. Jumlah
berbagai alat dan bahan. Dalam standar penanggulangan alat dan bahan yang
harus tersedia antara lain formulir pemeriksaan jentik, bahan penyuluhan seperti
minimal empat unit per puskesmas kecamatan, kendaraan roda empat minimal
satu unit, solar dan bensin, insektisida sesuai kebutuhan, alat komunikasi minimal
a) Fogging
positif DBD. Setelah surat sampai di dinas kesehatan maka akan ditindak
lanjuti oleh dinas dan dinas akan menentukan jadwal untuk di fogging,
kata lain sesuai dengan urutan permohonan yang masuk dan dilakukannya
fogging setelah 2-3 hari setelah pelaporan. Hal ini juga disebabkan karena
fogging adalah terbatasnya jumlah alat mesin yang dimiliki oleh dinas
masalah karena harus menunggu giliran dari desa lain, dan petugas untuk
karena masih ada beberapa masyarakat yang tidak mau membuka pintu
pengasapan ada beberapa warga yang tidak ada dirumah dan bekerja.
minilokakarya dan mengundang camat dan lurah, bidan desa yang disebut
juga memberi laporan mengenai kasus DBD yang ada di desa masing-
c) Penyuluhan
satu tahun yang direncakan setelah membuat laporan dan data yang
dilakukan pada saat posyandu dan setelah fogging dan alasan kenapa memilih
36
di posyandu karena banyak ibu-ibu yang datang dan supaya mereka juga
dan ada yang merasa tidak pentingnya penyuluhan itu. Hambatan lainnya
BAB VI
A. Kesimpulan
jentik 348 (2,63%) rumah dan tidak bebas jentik 216 (1,63%) rumah.
Pidie.
37
B. Saran
menjaga lingkungan sekitar supaya bersih dan sehat, baik itu dalam bentuk
3M.
38