PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan
demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata,
endemik ini pertama kali didata dan dilaporkan terjadi pada tahun 1953-1954
di Filipina. Sejak itu, Penyebaran DBD cepat terjadi ke sebagian besar negara-
Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Wilayah Amerika, Asia
Tenggara, dan Pasifik Barat adalah wilayah yang paling terkena dampaknya.
Kasus di seluruh Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat sudah melebihi
1,2 juta di tahun 2008 dan lebih dari 3,2 juta pada tahun 2015 (berdasarkan
jumlah kasus dilaporkan terus bertambah. Pada tahun 2015, 2,35 juta kasus
(WHO, 2017).
1
Di Indonesia, penyebaran demam berdarah pertama kali terdata pada
sebanyak 661 jiwa. Distribusi usia penderita terbanyak (di bawah 1 tahun)
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk ini
ketinggiannya lebih dari 100 meter di atas permukaan laut (Isminah, 2013).
ketahanan hidup nyamuk dewasa. Lebih jauh lagi, turunya hujan dan
2011).
kasus dengan 8 kematian, pada tahun 2018 tercatat 1070 kasus dengan 7
kematian, pada 2019 tercatat 1933 kasus dengan kematian 18 data di ambil dari
2
13 kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD, di lihat dari data terjadi
peningkatan kasus dari tahun 2017, 2018 dan 2019orang (Dinkes Sulteng,
2019).
Sampai saat ini pengobatan dan vaksin pencegah virus dengue belum
dengan menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air (bak mandi,
bak air, tempat wudhu, WC/toilet, gentong, tempayan, drum, dan lain-lain)
seminggu sekali ataupun dengan mengganti air di vas bunga, tempat minum
3
burung, perangkap semut, dan lain-lain seminggu. Menutup Kegiatan menutup
drum, gentong, dan lain-lain) agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang
biak. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menutup lubang bambu atau besi
barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, ban
pada tahun 2018 sebanyak 21 orang, tahun 2019 berjumlah 167 orang dan 2020
berjumlah 178 data inimenunjukan telah terjadi peningkatan kasus DBD dari
tahun 2018, 2019 dan 2020 (Dinkes Kab. Morowali Utara, 2020).
pada tahun 2018 sebanyak 11 orang, tahun 2019 sebanyak 66 orang dan pada
tahun 2020 sebanayak 140 orang. Data ini menunjukan telah terjadi
peningkatan kasus DBD dari tahun 2018, 2019 sampai tahun 2020 (Puskesmas
Kolonedale, 2020).
Desa Korololama, jumlah penderita DBD pada tahun 2018 sebanyak 2 orang,
tahun 2019 sebanyak 29 orang dan pada tahun 2020 sebanyak 40 orang. Data
ini menunjukan telah terjadi peningkatan kasus DBD dari tahun 2018, 2019
4
Berdasarkan survei peneliti pada tanggal 20 mei 2021 di Desa
wawancara pada 5 orang kepala keluarga tentang apa yang dimaksud dengan
Sarang Nyamuk itu dilakukan oleh petugas Puskesmas saja dan 2 orang
B. Rumusan Masalah
Morowali Utara?
5
2. Bagaimanakah sikap Kepala Keluarga tentang Pemberantasan Sarang
Morowali Utara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Morowali Utara
D. Manfaat Penelitian
6
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu
3. Bagi Peneliti
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui nyamuk Aedes aegypti
yang disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nysmuk
klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam,
2. Penyebab
serotipe yaitu DEN -1, DEN -2, DEN -3 dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu
8
3. Cara Penularan
selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut
digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap dalam
siap menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus ini akan
tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu,
nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue ini menjadi
mengeluarkan air liur melaluai saluran alat tusuknya (probosic), agar darah
yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue di
yang kemasukan virus dengue, maka dalam tubunya terbentuk zat anti
(antibody) yang spesifik sesuai dengan tipe virus dengue yang masuk
(Soegijanto, 2012).
Tanda dan gejala yang timbul ditentukan reaksi antara zat anti yang
ada dalam tubuh dengan antigen yang ada dalam virus dengue yang baru
masuk. Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat. Menurut teori infeksi
9
sekunder, seseorang dapat terserang DBD, jika mendapat infeksi ulangan
dengan virus dengue tipe yang berlaianan dengan infeksi sebelumnya (misal
infeksi pertama dengan virus dengue-1 infeksi kedua dengan dengue -2).
Infeksi dengan satu tipe virus dengue saja, paling berat hanya menimbulkan
2) Telur warna hitam dengan ukuran ± 0,8 mm, di tempat kering (tanpa
air) dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur akan menetas menjadi jentik
1) Jentik yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi besar, panjang
0,5-1 cm.
10
5) Jentik memerlukan 4 tahap berkembang.
tempayan, drum, ban bekas, perangkap semut, vas bunga, dan lain-
lain.
(Soegijanto, 2012).
6. Patogenenis
Teori yang banyak dianut pada DBD adalah hipotesis infeksi sekunder yang
heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan
makrofag. Dalam perjalan penyakit DBD terdapat tiga fase yaitu fase
demam (berlangsung antara 2-7 hari), fase kritis (berlangsung antara 24-48
a. Fase demam
11
24 jam tanpa obat penurun panas, selanjutnya akan memasuki pada fase
kritis, dan pada keadaan lebih parah penderita akan jatuh pada keadaan
shock.
b. Fase Kritis
penanganan yang intensif. Fase ini umumnya pada hari ketiga sampai
c. Fase Penyembuhan
kritis akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu kurang lebih 24-48
jam.
Gejala klinik:
b. Manifestasi perdarahan.
12
2) Perdarahan spontan berbentuk petek, purpura, ekimosis, epistaksis,
c. Hepatomegali.
d. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)
namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang
b. Pemeriksaan Radiologis
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat
sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (posisi tidur pada sisi
13
badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi
9. Penatalaksanaan
(DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Dengue Syok Syndrome (DSS) dan
yaitu saat suhu turun yang merupakan fase awal terjadinya kegagalan
kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit. Penurunan jumlah
cairan. Larutan garam isotonik atau ringer lactat sebagai cairan awal
dengan Divisi penyakit Tropik dan infeksi dan Divisi Hematologi dan
14
a. Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang dibuat
1) Protokol 1
2) Protokol 2
3) Protokol 3
4) Protokol 4
5) Protokol 5
10. Pencegahan
15
a. Menguras Kegiatan menguras diantaranya yaitu dengan menguras dan
menyikat dinding tempat penampungan air (bak mandi, bak air, tempat
2020)
nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan menutup lubang bambu atau besi pada pagar dengan
menampung air hujan seperti kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, dan
16
Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam
menyikat dinding tempat penampungan air (bak mandi, bak air, tempat
2020)
tidak dapat masuk dan berkembang biak. Selain itu juga dapat dilakukan
dengan menutup lubang bambu atau besi pada pagar dengan tanah atau
menampung air hujan seperti kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, dan
yaitu tempat yang sulit atau tidak mungkin dikuras. Cara melakukan
17
larvasidasi yaitu dengan menaburkan bubuk larvasida
air yang terisi air sebanyak 100 liter setiap 2-3 bulan sekali
wadah atau tempat perangkap nyamuk yang berwarna gelap yang ditutup
dengan kain kasa dan diisi air jernih sampai penuh. Ovitrap diletakkan di
ikan kepala timah, ikan gupi, ikan tempalo, ikan cupang, dan lain-lain
18
antara lain populasi nyamuk aedes aegypty dapat dikendalikan sehingga
1. Pengertian
2014).
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
2. Tingkatan Pengetahuan
kognitif, yaitu:
19
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
d. Analisis (analysis)
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
20
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
a. Pendidikan
21
b. Pekerjaan
langsung
c. Umur
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
d. Minat
mendalam.
e. Pengalaman
22
f. Kebudayaan
lingkungan.
g. Informasi
1. Pengertian
Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap adalah pandangan atau perasaan
yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tadi
(Notoatmodjo, 2014).
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur
23
terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
3. Komponen Sikap
24
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:
(Notoatmodjo, 2014).
a. Pengalaman Pribadi
c. Pengaruh Kebudayaan
d. Media Massa
5. Pengukuran Sikap
25
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
E. Landasan Teori
dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang
26
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,
2012).
oleh virus dengue dan di tularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti betina.
disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan atau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
dengan menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air (bak mandi,
bak air, tempat wudhu, WC/toilet, gentong, tempayan, drum, dan lain-lain)
seminggu sekali ataupun dengan mengganti air di vas bunga, tempat minum
drum, gentong, dan lain-lain) agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang
biak. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menutup lubang bambu atau besi
27
pada pagar dengan tanah atau adonan. Mengubur Kegiatan mengubur
barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, ban
F. Kerangka Pikir
Nyamuk DBD. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat di jabarkan sebagai
berikut.
Pengetahuan Kepala
Keluarga
Pemberantasan Sarang
Nyamuk
Sikap Kepala
Keluarga
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Utara.
1. Variabel
2. Definisi Operasional
a. Pengetahuan
29
Cara ukur : Wawancara
b. Sikap
1. Jenis Data
berikut :
a. Data Primer
30
kepada kepala keluarga di Desa Korololama Kecamatan Petasia
b. Data Sekunder
pernyataan negatif 4 item (3, 6, 8 dan 10). Teknik penentuan skor yaitu
dan jika “salah” diberi nilai 0, dan untuk pernyataan, jika responden
31
menjawab “benar” diberi nilai 0 dan jika jawaban responden “salah”
(setuju) “S”, (tidak setuju), “TS”, dan (sangat tidak setuju), “STS”.
(sangat setuju) =4, S (setuju)=3, TS (tidak setuju) =2, STS (sangat tidak
setuju)=1. Pernyataan Negatif terdiri dari3 item (8, 9, dan 10) dengan
penilaiaannya SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.
E. Pengolahan Data
yaitu:
kode.
selanjutnya dianalisa.
32
5. Cleaning (pembersihan data), yaitu memeriksa kembali data bila terjadi
kesalahan.
F. Analisis Data
diteliti . Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan
Utara
f
p= × 100%
n
Keterangan
P = Persentase
n = jumlah soal
G. Penyajian Data
Data yang sudah diolah dan dianalisa disajikan dalam bentuk tabel
33
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Besar Sampel
n
n=
1+ N (e)2
n = Besar Sampel
N = Besar populasi
269
n= 2
1+ 269(0,01)
269
n = 3,69
= 72,89
34
= 73 Sampel
Besar Populasi
Ni = x Besar sampel
Besar populasi total
63
x 73 = 17 KK
269
69
x 73 = 19 KK
269
70
x 73 = 19 KK
269
35
67
x 73 = 18 KK
269
c. Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi :
2) Kriteria Eksklusi
36
BAB IV
1. Sejarah Desa
besrsama-sama pergi berburu babi hutan dan sapi hutan, disana ada satu
tempat itu sangat bagus dan cocok untuk membuka lahan Perkebunan dan
akan pindah ketempat itu. Namun setelah mereka mau berangkat bersama-
37
Masyarakat kampung BALABA telah menuju tempat itu diabawah
dan ue Nggomewo. Dan setelah tiba ditempat itu mereka langsung bekerja
Tamungku.
2. Geografis
3. Batas Wilayah
38
4. Kependudukan
dari laki-laki berjumlah 569 orang dan perempuan berjumlah 494 orang.
pada umumnya adalah rumah permanen dan sedikit rumah yang masih dari
mayoritas Suku Mori dan sebagian kecil Suku Toraja dengan agama yang
B. Hasil Penelitian
pendidikan.
a. Umur Responden
39
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa
Korololama Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali
Utara
NO Umur Jumlah Persentase
1 22-25 tahun 7 9,6
2 26-35 tahun 37 50,7
3 36-45 tahun 19 26
4 46-55 tahun 9 12,3
5 57 tahun 1 1,4
Total 73 100.0
Sumber: Data Primer, 2021
awal yaitu umur 26-35 tahun sebanyak 50,7% dan kelompok umur
sebanyak 1,4%.
b. Pendidikan Responden
40
Tabel 4.2 menunjukkan dari 73 responden yang ada di Desa
1,4%.
2. Analisis Univariat
a. Pengetahuan Responden
41
sebanyak 43,8% dan kategori terkecil yaitu pengetahuan kurang
b. Sikap Responden
kategori yaitu sikap kurang (jika total skor jawaban responden <
56%), sikap cukup (jika total skor jawaban responden 56-75%) dan
sikap baik (jika jika total skor jawaban responden 76-100%), dapat
kategori terkecil yaitu sikap kurang sebanyak 8,2% dan sikap baik
sebanyak 37,0%.
C. Pembahasan
42
43,8% dan kategori terkecil yaitu pengetahuan kurang sebanyak 17,8 dan
di tempat-tempat berkembangbiak.
responden yang berada pada umur 26-35 tahun dan 36-45 tahun dimana
dapat lebih memahami tentang PSN. Namun ada juga sebagian kecil
berada pada umur 22-25 tahun (Remaja Akhir), 46-55 tahun (lansia awal)
43
masih susah untuk memahami dimana umurnya belum cukup matang
dalam berpikir sedangkan yang sudah memasuki lansia awal dan akhir
kemampuan untuk berpikir sudah semakin menurun dan dengan hal itu,
kurang baik adalah berepndidikan SMP dan SD. Namun tidak semuanya
pada pendidikan SD, SMP. Dengan pendidikan yang rendah maka untuk
didapat.
aspek psikis dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis dan mental
44
taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Selain itu jga daya
ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Umur dapat
diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka
Gibson (2012), orang yang punya pengalaman akan selalu lebih pandai
menyikapi dari segala hal daripada mereka yang sama sekali tidak
memiliki pengalaman.
menunjukan hal yang sama Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
yang mendukung PSN, maka akan dilakukan perilaku PSN yang benar.
45
Berdasarkan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
terkecil yaitu sikap kurang sebanyak 8,2% dan sikap baik sebanyak
37,0%.
pengetahuan seseorang semakin baik pula sikap seseorang dalam hal ini
46
semakin baik pengetahuan responden, semakin baik pula sikap responden
responden kurang sikapnya bisa cukup dan baik. Karena sikap dapat
yang baik dapat ditunjang oleh pengetahuan yang baik artinya bila
masa, pengaruh budaya, lemabaga agama dan pengaruh orang lain yang
dianggap penting.
kurang baik (negatif) sebanyak 45,5% dan sikap baik (positif) sebanyak
47
sikap masyarakat terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
cukup
B. Saran
49
3. Peneliti Selanjutnya
50
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Sulteng. 2019. Data Penyakit DBD. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah.
Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
51
Panggabean PASH, Wartana Kadek, Sirait Esron., AB Subardin., Rasiman
Noviany, Pelima Robert., 2017. Pedoman Penulisan Proposal/Skripsi,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya. Palu.
52
53