PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang ingin diketahui oleh peneiti dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Tingkat pengetahuan dan perilaku Remaja Terhadap
pencegahan DBD pada Siswa SMK 2 palu Tahun 2017”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuaan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat
pengetahuan dan perilaku remaja terhadap pencegahan DBD
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat penegetahuan mengenai DBD pada Remaja
b. Untuk mengetahui perilaku mengenai DBD pada Remaja
c. Untuk mengetahui hubungan perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku
remaja terhadap pencegahan DBD
D. Manfaat penelitian
1. Bagi M asyarakat
a. Menambah pengetahuan Masyarakat khususnya Remaja terhadap
pencegahan DBD
b. Sebagai informasi untuk lebih menggiatkan kegiatan yang dapat
menurunkan angka kejadian DBD
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Definisi DBD
Demam berdarah dengue merupakan suaatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkanoleh nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus sehingga menyebabkan demam selamaa 2-7 hari
diserta gejala penyerta seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri
diblakaang bola mata dan tanda perdarahan dikulit berupa bintik
perdarahan (Ndraha, 2017)
2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdaraah Dengue (DBD) adalah virus
dengue yang termasuk kedalam Arboviruses atau yang dikenal dengan
genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan terdapat 4 serotip virus, yaitu;
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 daan dapat menyebabkan demam
berdarah dengue. Keempat dari serotype ditemukan dii Indonesia dengan
DEN-3 merupakan serotype terbanyakb (Setiati, 2015).
4. Penularan
Virus DBD diduga menyebar secara cepat dari satu daerah ke
daerah lainnya yang berdekatan sehingga dapat mempengaruhi
penyebaran kasusu DBD. Penularan DBD dapaat terjadi disemua tempat
yang terdapat nyamuk penularannya sperti wilayah yang banyak kasus
DBD atau rawan endemis DBD. Tempat-tempat umum yang merupakan
tempat perkumpulan orang-orang dataang dari berbagaai Wilayah
sehingga kemungkinan besar terjadinya pertukaran tipe virus dengue
seperti sekolah, hotel, pasar, puskesmas, rumah saakit dan sebagainya.
Daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi kemungkinan menjadi
salah satu factor risiko penyyebaran kasus DBD (Jayanti, 2017)
5. Penatalaksanan
Pada penderita demam berdarah dengue (DBD) sebaiknya dirawat
ditempat yang terpisah dengan penderita penyakit lain, dimanapada
setiap kamar yang bebas Nyamuk diberi kelambu (Hendrawanto, 2013).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh keluarga apabila terdapat
slah satu atau lebih anggota keluarganya diduga terkena DBD yaitu
diberi minum sebanyak-banyaknya dengan air yang telahdimassak seperi
the,air susu atau oralit. Untuk menurunkan demam, beri kompres air
dingin atau air es dan berikan obat penurun panas misalnya parasetamol
(Jayanti, 2017)
2.2 Pengetahuan
1. Pengertian
“Pengetahuan adalah hasil dari Tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang saangat penting untuk
terbentuknya perilaku terbuka” (overt, 2013). “pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap onjek melalui
indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Dengan sendirinya, pada waktu pengideraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui
indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)”
(Notoatmodjo, 2012)
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai ena,
tingktan sebagai berikut ini :
2.1 Tahu (Know)
Tahu djadikan sebagai pengingat atas suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini termasuk kedalam
yakni mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan yang telah dipelajari. Oleh Karen itu, tahumerupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerjauntuk mengukur
bahwa seseorang tahu mengenai apa yang dipelajarinya antara lain
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan
dan sebagainya. Contohnya”…dapat menyebutkan tanda-tanda
bahaya pada penderita demam berdarah degue”
2.2 Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang suatu objek yang telah diketahui, dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Oaring yang
sudah paham terhadap suatu objek atau materi tersebut harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contohnya: menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
2.3 Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikanseagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikassi atau penggunaan hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam suatu konteks
atau situasi yang lain.
2.4 Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuanuntuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
satu struktur organisasi, dan masih ada hubungannya satu sam lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), memisahkan,
mengelompokkan,membedakan dan sebagainya.
2.5 sintesis (synthesis)
sintesis marujuk pada suatu kemmpuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentukkeseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatukemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah
ada.
2.6 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikassi atau penilaian terhadap materi atau objek . penilain-
penilain ini didassarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri,
taua menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.
(Notoatmodjo, 2012).
2.3 Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dari organism yang
saling bersangkutan jadi, perilaku Manusia merupakan suatu aktivitas dari
Manusai itu sendiri. Ada dua hal yang mempengaruhi perilaku manusia
yaitu factor genetic (keturunan) dan lingkungan. Fakor keturunan adalah
konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku dari mahluk hidup
selanjutnya, sedangkan Lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk
perkembangan perilaku Manusia tersebut.
Menurut Skinner mengemukakan bahwa bahwa perilaku merupakan
hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon), yang
dibedakan menjadi dua yakni:
a. Respondent respons: merupakan respon yang timbul akibat dari
rangsangan-rangsangan tertentu. Respon-respon yang timbul umumnya
relative sama.
b. Operant respons: merupaka respon yang timbul dan berkembangnya
diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsangan seperti ini disebut
reinforcing stimuli Karena perangsangan-perangsangan tersebut
memperkuat respon yang telah dilakukan organism.
Perilaku kesehatan merupakan suatu proses seseorang terhapad stimulus
yang berkaitan dengan suatu sakit dan penyakit, system
pelayanankesehatan dan makanan sreta lingkungan.
(Notoatmodjo, 2012).
2.4 kerangka teori
Demam Berra
Pencegahan DBD prilaku
Dengue (DBD)
Tingkat
Pengetahuan
1. Pendidikan
2. pekerjaan
3. umur
4. faktor Lingkungan
5. sosial budaya
Keterangan:
= diteliti
=tidak diteliti
2.5 Kerangka Konsep
pengetahuan
Pencegahan DBD
perilaku
B. Landassan Teori
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi
pada Wilayah tropis yang meyerang sebagian besar anak berusia diabawah 15
Tahun dinegara yang berkembang dan memmpunyai penghasilan menengah
kebawah. Indonesia sebagai Negara tropis dan berkembang masih memiliki angka
Morbiditas dan Mortalitas yang tinggi akibat penyakit Demam Berdarah dengue
(DBD) dimana selama tahun 2011 terdapat 13 Kabupaten/kota dari tujuh provinsi
yang melaporkan timbulnya kejadian luar biasa (KLB) (Pranata, 2017).
Virus DBD diduga menyebar secara cepat dari satu daerah ke daerah
lainnya yang berdekatan sehingga dapat mempengaruhi penyebaran kasusu DBD.
Penularan DBD dapaat terjadi disemua tempat yang terdapat nyamuk
penularannya sperti wilayah yang banyak kasus DBD atau rawan endemis DBD
(Jayanti, 2017). Kementrian kesehatan RI mencatat jumlah penderita penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada bulan Januari-Februari tahun
2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah kematian 108 orang.
Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia yaitu pada usia 5-14
tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25% (infodatin, 2016).
C. Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan dan perilaku remaja
terhadap pencegahan DBD
H1 : ada perbedaan antara tingkat pengetahuan dan perilaku remaja terhadap
pencegahan DBD
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penliian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada masa kini. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang
digunakan untuk mengolah data berbentuk angka, baik sebagai hasil
pengukuran atau pun hasil hasil konvensi (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cross sectional dimana data yang
menyangkut variabel indenpenden dan variabel denpenden dikumpulkan
dalam waktu secara bersamaan dengan cara menyebarkan kuesioner pada
responden.
N
n=
1+ Ne2
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
e = tingkat kesalahan (peneliti menggunakan e = 0,1 atau 10%; 0.05 atau 5%).
E. Instrumen penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data sehingga kegiatan tersebut
menjadi sistematis. Instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner.
Kuesioner berisiskan daftar pertanyaan dan soal untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan perilaku terhadap pencegahan DBD yang ditujukan kepada
responden(Ridwaan, 2012).
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat hanya dapat menghassilkan Distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap Variabel (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini analisis
univariat yang digunakan untuk menjelaskan atau menilai karakteristik
responden, pengetahuan dan perilaku terhadap pencegahan DBD.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan
perilaku remaja terhadap pencegahan DBD. Teknik analisis pada penelitian
ini dengan skala data ordinal, diamana data dari kuesioner akan dimasukkan
kedalam program komputer dengan menggunakan SPSS versi 16.0, hasil
penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.
H. Pengolahan data
Teknik pengolahan daata, merupakan langkah terpenting untuk
memperoleh hasil atau simpulan dari suatu masalah yang diteliti. Data yang telah
terkempul sebelum dianalisis harus melalui pengolahan data terlebih dahulu.
Stelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Proses
pengolahan data (Notoatmodjo, 2012) yaitu:
3.1 Editing
kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data dari hasil jawaban
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden dan setelah itu dilakukan
koreksi apakah sudah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangn
sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
3.2 Coding
kegiatan ini memberikan kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
berikutnya. Untuk variabel pengetahuan dan perilaku remaja terhadap
pencegahan DBD diukur dengan kuesioner.
3.3 Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung daata dari jawban
kuesioner responden yang telah diberikan kode, kemudian dimasukkan
kedalam Tabel.
3.4 memasukkan data (processing)
memasukkan data jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk
kode (huruf atau angka) dimasukkan kedalam program atau Software
komputer.
3.5 pembersihan data (Cleaning)
apabila semua data dari responden selesai dimasukkan, harus dicek kembali
untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, dan ketidak
lengkapan dan lain sebagainya, setelah itu dilakukan perbaikan atau koreksi.
I. Alur Peneliitian
J. Etika Penelitian
Manusia memiliki Hak kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian
yang akan dilaksanakan berpedoman pada etika penelitian menurut Hidayat
(2011) yang meliputi yaitu:
1. Informed consent
Informed consent adalah bentuk persetujuan antara penelitia dan
responden peneliti dengan cara memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum melakukan penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent yaitu agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya,
jika subjek bersedia maka responden harus menandatangani lembar
persetujuan. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama
responden dalam lembar aalat ukur dan hanya memberi kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasian)
Masalah ini merupakan suatu masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupu masalah-masalah lainya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset
(Hidayat, 2011).