PENDAHULUAN
1
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi
nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya
terjadi pada musim penghujan (Kemenkes,2015).
2
Untuk meningkatkan perilaku dan tindakan masyarakat diwilayah
kerja puskesmas pasar merah terhadap penyakit DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
3
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Nyamuk Aedes aegypti aktif mengigit pada waktu pagi hari (pukul
08.0012.00) dan sore hari (pukul 15.00-17.00). Nyamuk Aedes aegypti ini hidup
dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak
langsung berhubungan dengan tanah seperti: vas bunga, toren air, bak mandi,
tempayan, ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dll (Depkes RI 2012)
Kepadatan nyamuk akan meningkat pada waktu musim hujan, dimana terdapat
benyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat perkembangbiakaan
nyamuk Aedes aegypti. Vektor lain penyebab demam berdarah juga dapat
ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus, namun nyamuk ini kurang berperan
dalam menyebarkan penyakit demam berdarah, jika dibanding-kan dengan
nyamuk Aedes aegypti. Hal ini karena nyamuk Aedes albopictus hidup dan
berkembangbiak dikebun atau semak-semak, sehingga lebih jarang kontak
dengan manusia dibandingkan dengan nyamuk Aedes aegypti yang berada
didalam dan sekitar rumah (Zulaikhah, 2014)
5
berlangsung maksimal 48 jam. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa cairan
diberikan maksimal 48 jam.
6
Virus dengue ditransmisikan dari manusia ke manusia oleh gigitan
nyamuk. Manusia adalah hospes definitif dari virus tersebut. Ditemukan juga
bahwa di daerah hutan Malaysia dan Afrika, monyet menjadi hospes utama dari
virus ini.Aedes aegepty adalah vektor nyamuk yang paling efisien dalam
menyebarkan virus dengue karena kebiasaan hidupnya. Nyamuk betina mencari
menggigit manusia di siang hari. Setelah menggigit manusia yang terjangkit virus
dengue, Aedes aegepty dapat menularkan dengue secara segera setelah menggigit
manusia yang sudah terinfeksi atau setelah menunggu waktu inkubasi (8-10 hari)
sehingga virus telah bertambah banyak di kelenjar ludah nyamuk. Sekali
terinfeksi, selama daur hidup nyamuk (30-45 hari) dapat tetap menginfeksi
manusia
Nyamuk Aedes lain yang memiliki kemampuan menularkan dengue adalah
Aedes albopitecus, Aedes polynesiensis dan Aedes scutellaris.2,3 Masing-masing
spesies punya distribusi geografik yang berbeda dan spesies-spesies tersebut
kurang efisien dalam menyebarkan dengue dibanding dengan Aedes aegepty.
7
c. Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, pelapah daun,
tempurung kelapa, dan lain-lain. Nyamuk Ae.aegypti disebut black-white
karena tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan diatas
dasar hitam, nyamuk ini sering disebut nyamuk rumah. Masa pertumbuhan
dan perkembangan nyamuk Ae.Aegypti mengalami metamorfosa sempurna
melalui 4 tahap yitu telur, larva, pupa, dan dewasa.
8
kelambu dan handuk. Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat
mencari mangsa dan ke tempat istirahat ditentukan oleh kemampuan terbang
nyamuk betina, yaitu rata – rata 40–100 meter. Namun secara pasif misalnya
karena angin atau terbawa kenderaan, nyamuk ini dapat berpindah lebih jauh.
Untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuh nyamuk dari penguapan oleh
karena aktivitasnya,maka jarak terbang nyamuk terbatas, sehingga
penyebarannya tidak jauh dari tempat perindukan, tempat mencari mangsa dan
tempat istirahat, terutama di daerah yang padat penduduk (Soeroso dalam Ummi
Zulaikha 2014 dalam Azhari ayu, 2015 )
10
2. Manajemen DBD Derajat III (kasus syok)
Keluaran urin ↓
- Transfusi
whole blood
10
ml/kgBB/jam
atau PRC 5
ml/kgBB
Perbaikan
11
a. Pemberian cairan dilakukan lebih agresif : 10 ml/kgBB bolus selama
10-15 menit. Evaluasi tekanan darah; bila ada perbaikan lanjutkan
terapi seperti manajemen kasus grade III.
b. Bila syok belum teratasi, ulangi pemberian cairan bolus 10 ml/kgBB,
serta evaluasi dan atasi abnormalitas hasil laboratorium (asidosis,
gangguan keseimbangan elektrolit, hipoglikemia).
c. Transfusi segera (mempertimbangkan kadar hematokrit sebelum
resusitasi) dapat diberikan.
d. Bila syok belum teratasi, pertimbangkan pemberian inotropik dan
rawat intensif bila jumlah cairan diberikan sudah adekuat.
Kerangka konsep
2.10 Kerangka Konsep
Independent Variabel yaitu :
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti melakukan observasi
atau pengukuran variabel pada saat yang sama.
14
3.6. Instrumen penelitian
3.6.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner penelitian untuk
mengukur Perilaku masyarakat dengan penyebaran penyakit dbd di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Merah.
15
Kuesioner diberikan kepada responden berada di wilayah ke Puskesmas
Pasar Merah.
3.8.2. Coding
Adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kreteria
tertentu, Klasifikasin pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang
biasanya berupa angka .
3.8.3. Scoring
Adalah penentuan skor, dalam penelitian ini menggunakan sekala
ordinal.
3.8.4. Tabulating
Adalah penyususnan data dalam bentuk distribusi frekuensi (Nazir,
2005).
16
Untuk indeks korelasi dapat diketahui yaitu:
Arah positif (+) dan arah negatif(-). Tanda positif menunjukkan adanya
korelasi sejajar searah, sedangkan tanda negatif menunjukkan berlawanan arah.
1. Kolerasi (+) makin tinggi nilai X makin tinggi nilai Y atau kenaikan X
diikuti kenaikan Y
2. Kolerasi (-) makin tinggi nilai X makin rendah nilai Y atau kenaikan
diikuti penurunan Y
Ada tidaknya korelasi dinyatakan dalam angka pada indeks. Berapapun
kecilnya indeks korelasi jika p< 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak. Artinya
ada hubungan antara Perilaku masyarakat dengan Penyakit DBD di Puskesmas
Pasar merah. Tinggi rendahnya korelasi dapat diketahui juga dari besar kecilnya
angka dalam indeks Coefficient corelation . makin besar angka dalam korelasi,
makin tinggilah korelasi kedua variabel (Sastroasmoro, 2014)
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Distribusi Jenis Kelamin di Puskesmas Pasar Merah Tahun 2018
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
18
Dari table 4.1 didapatkan jenis kelamin perempuan sebanyak 22
orang (55.0%), dan laki-laki sebanyak 18 orang (45.0%).
tPerilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Correlations
Perilaku Tindakan
N 40 40
19
Tindakan Pearson Correlation .021 1
N 40 40
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jenis Jelamin
Dari hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas pasar Merah
Kecamatan Medan Timur didapati jenis kelamin terbanyak adalah perempuan
sebanyak 22 orang (55.0%), sedangkan pada laki-laki sebanyak 18 orang
(45.0%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ayu,2015) dengan didapati
jenis kelamin perempuan sebanyak 162 responden (100%).
4.2.2 Perilaku
Dari hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas pasar Merah
Kecamatan Medan Timur didapati perilaku masyarakat yang baik sebanyak 23
orang (57,5%), sedangkan perilaku masyrakat yang kurang 17 orang (42,5%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (heriati, 2014) didapatkan bahwa perilaku
kelompok yang baik tentang DBD lebih tinggi yaitu 82%.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiawati (2008) bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah informasi.
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat diperoleh dari
beberapa sumber antara lain televisi, radio, koran, kader, bidan, Puskesmas,
majalah. Masyarakat di wilayah puskesmas pasar merah diharapkan agar lebih
menjaga lingkungan sekitarnya, sebagaimana diungkapkan George & John
(2004) bahwa dengan pendidikan kesehatan bertujuan menanamkan
pengetahuan, dengan harapan agar pengetahuan tersebut dapat membentuk
sikap yang pada gilirannya akan membentuk perilaku.
4.2.2 Tindakan
Dari hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas pasar Merah
Kecamatan Medan Timur didapati tindakan masyarakat yang baik sebanyak 24
orang (60.0%), sedangkan tindakan masyrakat yang kurang 16 orang (40,0%).
20
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (heriati, 2014) didapatkan bahwa perilaku
kelompok yang baik tentang DBD lebih tinggi yaitu 82%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mencari hubungan
antarperilaku dan tindakan masyarakat di puskesmas Pasar Mearah Medan
timur, Maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan perempuan sebanyak 22 orang
(55.0%), dan laki-laki sebanyak 18 orang (45.0%).
5. Saran
1 Bagi peneliti selanjutnya
21
Kepada peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan penelitian ini
lebih mendalam mengenai perilaku dan tindakan masyarakat Bagi
puskesmas
Diharapkan dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang
penyakit demam berdarah cara pencegahannya
DAFTAR PUSTAKA
22
Siswanto. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta:
Bursa Ilmu. 2014.
23