Anda di halaman 1dari 34

BAB.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang pokok kesehatan No. 23 tahun 1992 bahwa

pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan

Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan keadarn, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setipa orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah perilaku manusia akan hidup

bersih dan sehat. (Depkes. RI. 1999)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh Virus Dengue yang sangat berbahaya, yang dapat

mengakibatkan dalam waktu yang sangat pendek dan ditularkan oleh nyamuk

Aedes aegypti melalui gigitannya. Penyakit DBD biasanya menyerang semua

orang dan segala golongan umur, namun lebih banyak menyerang anank-anak.

Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Manila (Filiphina) pada

tahun 1953, selanjutnya menyebar keberbagai negara (KEP. Dirjen PPM-PLP,

1997. h. xix).

Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2000 menyebutkan bahwa

Penyebaran DBD didunia ini semakin meningkat antara tahun 1975 dan 1995

ditemukan menyerang 102 negara dari lima (5) wilayah World Health

Organization (WHO) yaitu 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7


negara Asia Tenggara, 4 negara Mediterania timur dan 29 negara di Pasifik

barat. Menurut hasil perkiraan terdapat sedikitnya 100 juta kasus Demam

Berdarah Dengue terjadi setiap tahunnya dan 500.000 kasus Demam Berdarah

Dengue yang memerlukan rawat inap, dimana dari kasus tersebut 90%

diantaranya merupakan anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun (WHO,

2002, h.6)

Di Indonesia penyakit DBD ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya

dan DKI Jakarta kini seluruh Propinsi sudah terjangkit penyakit ini. Dalam

kurun waktu 1968 – 1993 di Indonesia, setiap tahun rata – rata 18.000 orang

dirawat di rumah sakit karena terserang penyakit Demam Berdarah Dengue,

dan 700-750 orang diantaranya meninggal.(KEP. Dirjen PPM-PLP, 1997.

h.xix)

Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkitnya

penyakit DBD karena nyamuk penularannya (Aedes aegypti) tersebar luas di

pelosok tanah air, kecuali yang ketinggianya lebih dari 1.000 meter diatas

permukaan air laut.(KEP. Dirjen, PPM-PLP, 1995. h. i)

Pada tahun 2004 penyakit DBD menjadi berita utama dihampir

semua surat kabar nasional. Semua rumah sakit menampung penderita Demam

Berdarah Dengue dan tidak sedikit kasus yang berakhir dengan kematian.

Penelitian menunjukkan bahwa Demam Berdarah Dengue ditemukan di

seluruh Propinsi di Indonesia, dimana 200 kota melaporkan adanya Kejadian

Luar Biasa (KLB) dengan kejadian kesakitan meningkat dari 500 per 100.000

penduduk dan secara dratis melonjak menjadi 627 per 100.000 penduduk,
biasanya jumlah penderita meningkat saat memasuki bulan April (Mellisari,

2004. h. 2)

Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah Endemis

penyakit DBD di Indonesia, dapat dilihat dari data Dinas kesehatan propinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT), Penyakit DBD selama 5 tahun terahkir yang

menunjukkan bahwa kota Kupang merupakan daerah yang tertinggi kasus

dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Propinsi Nusa Tenggara Timur

cenderung meningkat angka kesakitan. Terlihat ditahun 2000 jumlah kasus

sebanyak 67 orang dan 2 orang meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR)

sebesar 2,98 %, tahun 2001 jumlah kasus sebanyak 206 orang dan 3 orang

meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 1,46 %, tahun 2002

jumlah kasus sebanyak 28 orang dan 1 orang meninggal dengan Case Fatality

Rate (CFR) sebesar 3,57 %, tahun 2003 jumlah kasus sebanyak 140 orang dan

4 orang meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,86 %. (Dinkes.

Propinsi NTT)

Berdasarkan data Morbalitas DBD per tahun per Kelurahan di kota

Kupang selama 8 tahun terahkir menunjukkan bahwa Kelurahan Liliba

merupakan daerah yang cukup tinggi kasus DBD dibandingkan dengan

Kelurahan lainnya di Kecamatan Oebobo dan cenderung meningkat angka

kesakitan.Terlihat di tahun 1998 jumlah kasus sebanyak 2 orang, tahun 1999

jumlah kasus sebanyak 2 orang, tahun 2000 dan 2001 tidak terdapat kasus,

tahun 2002 jumlah kasus sebanyak 1 orang, tahun 2003 jumlah kasus
sebanyak 9 orang, tahun 2004 jumlah kasus sebanyak 17 orang, dan tahun

2005 jumlah kasus sebanyak 14 orang. (Dinkes kota Kupang)

Dalam tiga bulan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006, empat

pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) meninggal dunia di rumah sakit

umum (RSU) Prof.Dr.WZ Johannes-Kupang. Keempat pasien itu, satu pasien

meninggal pada bulan Desember 2005, satu pasien meninggal pada awal

Januari 2006, dan pasien yang lainnya meninggal bulan Februari di Kelurahan

Liliba. (Pos Kupang, Kamis 2 Maret.h.3)

Sudah banyak upaya dan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah

untuk memberantas penyakit tersebut diatas, diantaranya yaitu dengan

melakukan penggendalian terhadap populasi nyamuk Aedes aegipty sebagai

salah satu penularannya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan secara

mekanik melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN – DBD)

misalnya : menutup rapat tempat penampungan air, menguras dan

membersihkan tempat penampungan air, mengganti air vas bunga atau

tanaman, menimbun barang - barang bekas yang dapat menampung air dan

memanipulasi lingkungan seperti memutuskan atau menghilangkan habitat

nyamuk Aedes aegypti. Secara bioligik dengan pelepasan musuh alami seperti

ikan kepala timah untuk memakan jentik nyamuk Aedes aegypti dan secara

kimia dengan penaburan larvasida pada tempat perkembangbiakannya untuk

stadium jentik dan menyemprotkan pestisida cair pada nyamuk dewasa.


Berdasarkan uraian masalah-masalah diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul : “STUDY TINGKAT

PENGETAHUAN DAN PRAKTEK MASYARAKAT TENTANG

KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI

KELURAHAN LILIBA KECAMATAN OEBOBO KOTA KUPANG”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan praktek masyarakat tentang kejadian

penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Liliba Kecamatan Oebobo

Kota Kupang ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan praktek masyarakat tentang

kejadian penyakit DBD di Kelurahan Liliba kecamatan Oebobo Kota

Kupang

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat di Kelurahan Liliba tentang kejadian penyakit Demam

Berdarah Dengue

b. Untuk mengetahui praktek masyarakat di

Kelurahan Liliba tentang kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue


D. Manfaat

1.Bagi Pendidikan

Sebagai bahan masukan untuk menambah kepustakaan tentang penyakit

Demam Berdarah Dengue

2.Bagi Instansi terkait

Sebagai bahan informasi tentang tingkat pengetahuan dan praktek

masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue

3.Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan tentang tingkat pengetahuan dan praktek

masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.

4.Bagi Peniliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang

pemberantasan vector dan Entomologi.

E. Ruang Lingkup

1.Lingkup Ilmu

Mengenai bidang pemberantasan vector dan binatang pengganggu dalam hal

ini nyamuk Aedes aegypti

2.Lingkup Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan …….s/d …….

3.Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Liliba


4.Lingkup Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah terbatas pada tingkat

pengetahuan dan praktek masyarakat tentang kejadian penyakit Demam

Berdarah Dengue
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdarah Dengue

1. Pengertian penyakit DBD

Penyakit Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus Dengue yang sangat berbahaya, yang dapat

mengakibatkan kematian dalam waktu yang sangat pendek dan ditularkan

oleh nyamuk Aedes aegypti. Agent penyebab penyakit DBD adalah Virus

dengue yang tergolong dalam ARBOVIRUS, ada empat serotype yaitu :

den-1, den-2, den-3, dan den-4.reservoirnya adalah manusia dan nyamuk

(aedes aegypti dan aedes albopitus). Penyakit ini ditandai dengan

mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, letih, lesu, gelisah,

nyeri ulu hati, muntah, nafsu makan berkurang, sakit kepala yang hebat

dan sakit perut, nyeri pada pergerakan bola mata, nyeri anggota badan,

nyeri otot, nyeri punggung disertai pendarahan dikulit berupa bintik-bintik

pendarahan (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam (pupura), kadang-

kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau

rejatan (shock). Penyakit DBD dapat menyerang semua orang dan segala

golongan umur. Sampai saat ini penyakit DBD lebih banyak menyerang

anak-anak, tetapi pada decade terahkir terdapat kecenderungan adanya

kenaikan populasi penderita DBD pada orang dewasa. Penyebab penyakit


DBD ini adalah virus Dengue, yang sampai sekarang dikenal 4 tipe (1,2,3,

dan 4) Keempat virus ini sudah pernah ditemukan diwilayah Indonesia.

Penilitian di Indonesia menyatakan bahwa virus Dengue tipe 3 merupakan

serotype virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat. Masa

Inkubasi dari penyakit DBD adalah 3-14 hari, tetapi 7-10 hari.

2. Gejala penyakit Demam Berdarah Dengue

Terdiri dari 3 Fase :

a. Fase Demam

Suhu badan naik 2-7 hari kemudian turun ke normal/sub normal,

diikuti muka kemerahan gejala non spesifik seperti nyeri kepala, nyeri

otot, nyeri persendian dan muntah.

b. Fase Renjatan ( pada hari ketiga dan keenam)

Penderita gelisah dan mengantuk, nyeri abdomina sesaat timbulnya

Renjatan, pada pemeriksaan didapatkan suhu turun dengan cepat, pada

fase ini umumnya dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan

dalam waktu 2-3 hari tanpa komplikasi, bila tidak ditangani dengan

tepat dapat menyebabkan kematian.

c. Fase Penyembuhan

Pada fase ini perlu diperhatikan akan bahaya hidrazi berlebihan maka

dalam hal ini kecepatan Infus perlu diperhatikan.

3. Penularan penyakit DBD

Seorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue

merupakan sumber penularan penyakit DBD. Virus Dengue berada dalam


darah selama 4-7 hari sebelum demam. Bila penderita itu digigit nyamuk

penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam

lambing nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar

di berbagai bagian tubuh nyamuk, termasuk juga di dalam kelenjer ludah,

kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut

siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan berada di dalam

tubuh nyamuk sepanjang hidupnya, oleh sebab itu nyamuk yang telah

menghisap virus Dengue ini menjadi penular sepanjang hidupnya.

4. Faktor-Faktor Resiko Untuk Terjangkit Penyakit DBD

Penularan DBD dapat terjadi disemua tempat yang terdapat nyamuk

penularanya. Menurut teori infeksi sekunder, seorang dapat tersangka

DBD, jika mendapat infeksi ulangan dengan virus Dengue tipe berlainan

dengan infeksi sebelumnya.

Tempat yang berpotensi untuk terjadinya penularan DBD adalah :

a. Wilayah yang banyak kasus DBD (daerah

rawan / endemis)

b. Tempat-tempat umum merupakan tempat “

berkumpul “orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga

kemungkinan terjadi pertukaran beberapa tipe virus Dengue cukup

besar, tempat-tempat umum itu antara lain :

1) Sekolah
Anak-anak atau murid-murid sekolah berasal dari berbagai

wilayah, dan merupakan kelompok umur yang paling susceptible

untuk terserang penyakit DBD.

2) Rumah Sakit, Puskesmas, dan Sarana Kesehatan Lain.

Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya

adalah penderita DBD, Demam Dengue karier virus Dengue.

c. Pemukiman Baru Pinggiran Di Kota

Karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah,

maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita, atau “karier” yang

membawa tipe Virus Dengue yang berlainan dari masing-masing

lokasi asal.

5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit

Empat prinsip strategi pencegahan penyakit DBD yang harus diperhatikan

adalah:

a. Adanya perubahan manusia dan kepadatan nyamuk oleh alam pada

musim nyamuk aedes bertambah sehingga kepadatan meningkat.

b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menekankan kepadatan

vektor pada tingkat kepadatan rendah yakni sebelum masa penularan

yang tinggi

c. Memberantas vector pada pusat- pusat penularan (sekolah, rumah

dan daerah berair disekitarnya)


d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah dengan

potensi penularan yang tinggi.

Pemberantasan DBD pada saat ini baru melalui pemutusan siklus

penularan. Ada 5 (lima) cara yang digunakan sebagai pemutusan rantai

penularan adalah sebagai berikut :

1) Pemberantasan terhadap virus

2) Isolasi penderita

3) Pencegahan perorangan dari

gigitan nyamuk

4) Imunisasi

5) Pemberantasan vektor

B. Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes aegypti merupakan spesies nyamuk yang berukuran

kecil, berwarna gelap, mempunyai garis putih keperakan yang tajam dengan

bentuk lyre pada thoraknya, dan mempunyai gelang putih pada bagian pangkal

kaki, nyamuk dengan cirri-ciri seperti ini adalah nyamuk yang berpotensi

menularkan penyakit Demam Berdarah Dengue. Menurut penjelasan symne

bahwa nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang paling

penting dari penyakit Demam Berdarah Dengue karena hidupnya di dalam dan

disekitar rumah, bahkan menjadi vektor utama penyakit tersebut pada tempat

dimana terjadi kasus.

1. Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti diklasifikasikan sebagai berikut :


Phylum : Arthropoda

Klass : Insekta

Ordo : Diphtera

Familia : Culicidae

Sub Familia : Culicinae

Genus : Aedes

Spesies : Aegypti (Richard dan Davis, 1977)

2. Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk ini mempunyai empat stadium yang nyata dalam riwayat

hidupnya yaitu telur, larva, pupa, dewasa.

1) Ciri-ciri Telur :

1) Bentuk bulat lonjong

2) Warna coklat tua

3) Telur diletakan sendiri-sendiri

4) Menyukai air bersih

5) Telur tahan kering sampai berbulan-bulan

6) Tahan sampai 6 bulan di tempat kering

7) Ukuran sangat kecil

2) Ciri-ciri Larva :

1) Shipon pendek gemuk dan lebar

2) Memiliki satu pasang Hair Taff

3) Di bagian dorsal dari thorak terdapat dua garis sejajar di tengah dan

dua garis lengkung di tepi


4) Selalu bergerak aktif dalam air

5) Ukuran 0,5-1 cm

6) Waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air

3) Ciri-ciri pupa :

a. Mempunyai corong nafas diujung kepala

b. Dada menempel pada permukaan air

4) Ciri-ciri nyamuk dewasa :

1) Tubuh terdapat bercak putih kecuali sayap

2) Pada jantan sepasang antena berbulu lebat, palpus maksilarisnya tidak

membesar

3) Palpus maksilaris yang dimiliki sama panjangnya dengan

probosisinya.

4) Pada betina mempunyai sepasang antena berbulu jarang, sepasang

palpus maksilaris yang tidak membesar pada ujungnya, dan pajangnya

tidak sama dengan probosisnya.

5) Berkembangbiakan di tempat penampungan air (TPA) dan barang-

barang yang air tergenang misalnya :

(1) Bak mandi/wc, tempayan, drum.

(2) Tempat minum burung.

(3) Vas bunga, pot tanaman air

(4) Kaleng, ban bekas, botol, plastic yang dibuang

disembarang tempat.

6) Mampu terbang sampai 100 meter


7) Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembangbiak diselokan/got,

atau kolam airnya langsung berhubungan dengan tanah.

8) Biasanya mengigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari

Tipe stadium,telur, larva, dan pupa terjadi dalam air,

sedangkan stadium dewasa merupakan seekor serangga yang aktif

terbang dan mencari makanan dari darah manusia,.darah binatang, sari

tumbuh-tumbuhan.

Di sebagian tempat wilayah Indonesia nyamuk Aedes aegypti mengigit

manusia sepanjang waktu siang hari, antara jam 08.00 sampai jam 12.00,

diwaktu sore hari kira-kira pada jam 15.00 sampai dengan jam 17.00, darah

yang di hisap digunakan untuk proses reproduksi, yaitu digunakan untuk

kesempurnaan dan kelangsungan telurnya.

3. Tempat–tempat berkembang biak Nyamuk Aedes aegypti.

Tempat berkembang biak Nyamuk Aedes aegypti, antara lain :

a. Tempat-tempat

penampungan air, seperti :

1) Bak mandi

2) Tempayan

3) Drum

4) Bak WC

b. Barang-barang yang memungkinkan air tergenang, seperti :

1) Tempat minum burung

2) Vas bunga
3) Pot tanaman air

4) Ban bekas

5) Plastic bekas

6) Sampah- sampah yang dibuang sembarangan

4. Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti

1) Secara mekanik

Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti secara mekanis

merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam memutuskan

mata rantai perkembangbiakannya, sebab cara ini tidak berpengaruh

terhadap keseimbangan lingkungan sekitar. Cara ini dapat dilakukan

dengan trap atau bahan-bahan perekat, oiling (penyiraman dengan

minyak), perbaikan lingkungan untuk tidak menjadi sarang nyamuk,

misalnya menutup penampungan air, membersihkan penampungan air

minimal seminggu sekali.

2) Secara biologis

Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami dari nyamuk

Aedes aegypti

yaitu dengan cara :

1) Memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah dan ikan

mujair) dalam tempat penampungan air.


2) Menggunakan pemangsa alamiah lainnya seperti burung,

kelelawar, atau pun parasit-parasit vektor nyamuk yang tergolong

protozoa, dan jamur.

3) Secara kimawi

Dilakukan dengan cara :

1) Abatesasi

Ialah menaburkan granula abate ke dalam tempat perindukan

nyamuk dengan dosis 1 ppm (1 gram abate S. G. 1 %) per 10 liter

air.

2) Fogging (memberantas nyamuk dewasa)

Menggunakan Malathion dengan pengkabutan atau pengasapan.

4) Secara Memanipulasi lingkungan

Dapat dilakukan dengan Cara :

1) Memutuskan/menghilangkan tempat penampungan air yang

menjadi breeding /habitat nyamuk Aedes.

2) Mengubah kebutuhan fisiologis larva dengan kadar garam tempat

bertelur.

3) Mengubah tinggi permukaan air untuk merusak lingkungan larva

dan pupa.

4) Mengubah kecepatan air

5) Merusak ekologi yang disukai nyamuk.

C. Pengetahuan Dan Praktek


Untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan dua dominan tersebut diukur

dari dua aspek yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penciuman,

pendengaran, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan akan meningkat motorik

seseorang. Beberapa tingkatan pengetahuan didalam dominan kognitif

mempunyai empat tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang ia ketahui dan dapat

menginterpretasikan dengan benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang

telah dipelajari, pada situasi atau kondisi yang sebenarnya

d. Analisa
Analisa dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada

kaitan satu sama lain.

Pengetahauan/ kognitif merupakan dominan yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 1997. h. 28).

Proses Adopsi perilaku :

Di dalam diri orang terjadi proses yang berurutan yaitu :

1) Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subyek mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

4) Trial, di mana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption, di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. (Rogers)

(Notoatmodjo, 1996. h.128)

2. Praktek dan Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (Overt

Behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,


antatra lain adalah fasilitas.sikap ibu yang sudah positif terhadap

Imunisasi tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada

fasilitas Imunisasi yang mudah dicapai,agar ibu tersebut

mengimunisasikan anaknya. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan

faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang

tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga

berencana.

Praktek atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin (Guided Respont)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua.

c. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa

mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

D. Perubahan Pengetahuan dan Praktek/Tindakan

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks

dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan perilaku

atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya

melalui dua tahap :

1. Pengetahuan

Sebelum mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu

terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya

atau keluarganya. Orang akan melakukan pemberantasan sarang

nyamuk (PSN) apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi

kesehatan atau keluarganya, dan apa bahaya-bahayanya bila tidak

melakukan PSN tersebut. Indicator-indikator apa yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran

terhadap kesehatan, dapat dikelompokan menjadi :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang

meliputi :

1) Penyebab penyakit

2) Gejala atau tanda-tanda penyakit

3) Bagaimana cara pengobatan, atau ke mana mencari

pengobatan
4) Bagaimana cara penularannya.

5) Bagaimana cara pencegahannya termasuk Imunisasi, dan

sebagainya

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan

dan cara hidup sehat, meliputi :

1) Jenis-jenis makanan bergizi.

2) Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya.

3) Pentingnya bagi kesehatan

4) Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-

minuman keras, narkoba, dan sebagainya.

5) Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan

sebagainyabagi kesehatan, dan sebagainya.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

1) Manfaat air bersih

2) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk

pembuangan kotoran yang sehat, dan sampah

3) Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat

4) Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan

sebagainya

2. Praktek atau Tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau onjek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau


mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).

Inilah yang disebut praktek (practice) kesehatan, atau dapat juga

dikatakan perilaku kesehatan (Overt behavior). Oleh seba itu indikator

praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut diatas, yakni :

a. Praktek (tindakan) sehubungan dengan penyakit

Praktek atau tindakan ini mencakup :

1) Pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan

pengurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker

pada waktu kerja di tempat yang berdebu, dan sebagainya.

2) Peyembuhan penyakit, misalnya : minumobat sesuai petunjuk

dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat ke fasilitas

pelayanan kesehatan yaamg tepat, dan sebagainya.

b. Praktek (tindakan) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Praktek arau tindakan ini mencakup antara lain : mengkonsumsi

makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur,

tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan narkoba, dan

sebagainya.

c. Praktek (tindakan) kesehatan lingkungan.

praktek atau tindakan ini antara lain mencakup : membuang air

besar di jamban (WC), membuang sampah di tempat sampah,

menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak, dan sebagainya


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang

menggambarkan bagaimana tingkat pengetahuan dan praktek masyarakat.

B. Kerangka Konsep Penelitian


Variabel Bebas :
1.Pengetahuan : Variabel Terikat
- Penyakit DBD
Tentang kejadian
- Gejala dan tanda klinis
penyakit DBD
penyakit DBD
- Pencegahan/
pemberantasan sarang
nyamuk.
- Vektor pembawa penyakit
DBD
2.Praktek :
- praktek
pencegahan
pemberantasan
- Praktek/ tindakan
masyarakat pada saat
terkenabebas
Variabel penyakit DBD

Variabel Penganggu :
- Sosial ekonomi
- Adat istiadat
- Sikap masyarakat
- Keturunan
- Kebijakan petugas
kesehatan
Keterangan : : Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel Bebasnya adalah tingkat pengetahuan dan praktek masyarakat

2. Variabel Terikat

Variabel Terikatnya adalah Kejadian DBD di Kelurahan Liliba .


3. Variabel Penganggu

Variabel Penganggunya adalah sosial-ekonomi, sikap masyarakat,

keturunan, adat istiadat, dan sikap petugas kesehatan.

D. Defenisi Operasional

1. Tingkat pengetahuan adalah kemampuan masyarakat di kelurahan Liliba

dalam memahami pengetahuan yang berkaitan tentang kejadian penyakit

Demam Berdarah Dengue yang diukur menggunakan kuesioner dengan

ketentuan jawaban benar : 2, jawaban kurang benar : 1, dan jawaban salah

:0

2. Praktek atau Tindakan adalah praktek atau tindakan nyata yang dilakukan

oleh masyarakat di kelurahan Liliba yang berkaitan tentang kejadian

penyakit Demam Berdarah Dengue yang diukur menggunakan kuesioner

dengan ketentuan jawaban Ya : 2 dan jawaban tidak : 0

3. Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue adalah suatu kejadian karena

penyakit Demam Berdarah Dengue sehinggan seseorang sakit atau mati.

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga atau kepalal

rumah tangga yang bertempat tinggal di kelurahan Liliba kecamatan

Oebobo yang berjumlah : 600 KK(kepala keluarga)

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah kepala keluarga atau kepala

rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Liliba kecamatan

Oebobo Kota Kupang.

Teknik pengambilan sampel secara dengan acak atau randomisasi dengan

melakukan pendapatan semua semua kepala keluarga atau kepala rumah

tangga, lalu ditentukan besarnya sampel 15% dari jumlah kepala keluarga.

Cara radomisasi yang digunakan adalah cara undian. Cara ini dilakukan

sebaigaimana jika kita mengadakan udian.

Rumus : n = N x 15%

n = 600 x 15%

n = 90 KK (kepala keluarga)

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan:

1. Data primer

Data tingkat pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara yang

dilakukan di lapangan pada saat peneliti dengan menggunakan panduan

kuesioner dan data praktek masyarakat yang diperoleh dari hasil

wawancara yang dilakukan di lapangan pada saat peneliti dengan

menggunakan panduan kuesioner. Data primer ini meliputi : tingkat

pengetahuan dan praktek masyarakat di Kelurahan Liliba Kecamatan

Oebobo
2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait

sebagai penunjang dalam penelitian ini yaitu : kantor Lurah Liliba berupa

keadaan geografis, jumlah penduduk dan jenis pekerjaan

G. Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa secara deskriptif

dan interprestasi serta pengambilan kesimpulan yaitu hanya tingkat

pengetahuan dan praktek masyarakat terhadap kejadian DBD dalam bentuk

tabel frekuensi tanpa meneliti hubungan sebab-akibat

Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan.

Tiap jawaban benar skornya =2

Tiap jawaban kurang benar skornya =1

Tiap jawaban salah skornya =0

2. Praktek

Tiap jawaban Ya skornya =2

Tiap jawaban Tidak skornya =0

Klasifikasi hasil penelitian menurut Pranoto dan Sudarti (1987) tentang

tingkat pengetahuan dan praktek adalah sebagai berikut :

a. Lebih dari 75 % = baik

b. 45 % - 75 % = sedang

c. kurang dari 45 % = rendah


PROPOSAL PENELITIAN

STUDY TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTEK MASYARAKAT


TENTANG KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI KELURAHAN LILIBA KECAMATAN OEBOBO
KOTA KUPANG

OLEH

DOMINIKUS DESILATA
NIM : PO 0333003330

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2006
LAMPIRAN

KUESIONER

Penilaian terhadap pengetahuan dan Praktek masyarakat


di Kelurahan Liliba Kecamatan Oebobo

A. Data Umum
Nama kepala keluarga :
Umur :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jumlah Penghuni :
Nama petugas :

B. Pengetahuan

1. Menurut Anda. Apa Pengertian penyakit DBD


a. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab
dan disertai gejala lain : lemah, nafsu makan berkurang, muntah,
sakit kepala, nyeri anggota badan, dan nyeri pada pergerakan
bola mata.
b. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue
c. Tidak tahu
2. Menurut Anda. Apa gejala penyakit DBD
a. Lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri anggota badan,
nyeri otot, nyeri punggung, sakit kepala, nyeri pada pergerakan
bola mata, dan lidahsterasa terganggu
b. Lemah, muntah, dan nafsu makan kurang.
c. Tidak tahu
3. Menurut Anda. Nyamuk apa yang menjadi sumber penularan
penyakit DBD
a. Nyamuk aedes aegypti
b. Nyamuk anopheles
c. Tidak tahu
4. Menurut Anda. Apa penyebab penyakit DBD
a. Virus
b. Bakteri
c. Tidak tahu
5. Menurut Anda. Penyakit DBD itu …….
a. Berbahaya dan dapat menimbulkan kematian
b. Berbahaya
c. Tidak tahu
6. Menurut Anda. Penyakit DBD biasanya menyerang…….
a. Anak-anak dan dewasa
b. Anak-anak
c. Tidak tahu
7. Menurut Anda. Apa yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD
a. Kondisi lingkungan yang tidak bersih dan sehat, misalkan :
lingkungan kotor (sampah yang berserakan), terdapat genangan
air dan kurang membersihkan/menguras tempat penampungan
air.
b. Kondisi lingkungan
c. Tidak tahu
8. Menurut Anda. Apakah sarang perkembangbiakan nyamuk dapat
diberantas.
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
9. Apakah Anda mendengar tentang gerakan pemberantasan sarang
nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD). (Jawaban pernah,
lanjutan No.10)
a. Pernah
b. Tidak pernah
c. Tidak tahu
10. Menurut Anda. Bagaimana cara pemberantasan nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN-DBD)
a. Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali,
menutup rapat tempat penampungan air, menimbun barang-
barang bekas yang dapat menampung air
b. Membersihkan bak mandi dan menutup tempat penampungan air
c. Tidak tahu.
11. Menurut Anda. Selain Anda mendengar/mengetahui cara
pemberantasan diatas, apakah ada cara lain untuk memberantas
sarang nyamuk (jentik) dan nyamuk dewasa. (Jika jawaban ada)
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
12. Menurut Anda. Cara lain untuk pemberantasan sarang nyamuk
(jentik) dan nyamuk dewasa adalah ……
a. Abatesasi dan fogging/pengabutan
b. Abatesasi
c. Tidak tahu
13. Menurut Anda. Di mana tempat bertelur dan berkembangbiak
nyamuk Aedes aegypti ( jentik)
a. Di tempat penampungan air seperti : bak mandi/WC, drum,
tempayan dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang
seperti : tempat minum burung, vas bunga, pot tanaman air, ban
bekas dan sampah yang berserakan
b. Bak mandi/WC dan drum
c. Tidak tahu
14. Menurut Anda. Apabila terkena DBD tindakan pertama apa yang
saudara lakukan
a. Dikompres, diberi minum air sebanyak-banyaknya, diberi obat
penurunan panas, dan selanjutnya dibawa ke RS/puskesmas
b. Diberi obat
c. Tidak tahu
15. Menurut anda. Kapan nyamuk menggigit kita
a. Siang dan sore hari
b. Sore
c. Tidak tahu
16. Menurut anda. Bagaimana cara nyamuk menularkan penyakit
a. Menggigit dan menghisap
b. Menghisap
c. Tidak taahu

C. Praktek atau Tindakan

1. Apakah anda selalu menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1


minggu sekali
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda selalu menutup rapat tempat penampungan air
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda selalu mengganti air vas bunga/tanaman air seminggu
sekali
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda selalu mengganti tempat minuman burung (jika ada
piaraan burung)
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda selalu menimbun barang-barang bekas yang dapat
menampung air.
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda selalu menggantung pakaian jika setelah menggunakan
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda selalu membuang sampah (botol, kaleng, dan ban
bekas) di sembarang tempat.
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda selalu menaburkan bubuk abate ke dalam tempat-
tempat penampungan air.
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda waktu tidur mnggunakan kelambu
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda waktu tidur menggunakan obat bakar nyamuk
a. Ya
b. Tidak
11. Bila anda terkena penyakit DBD segera dibawah Puskesmas/RS
a. Ya
b. Tidak

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S, Prof, Dr, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT.


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S, Prof, Dr, 1996, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta : PT. Rineka Cipta

R. H. Kristina, SKM, M.Kes, 2005, Bahan Ajar Pemberantas Pennyakit


Menular. Kupang

Departemen Kesehatan RI, 1995, Membina Gerakan Pemberantas Sarang


Nyamuk Demam Berdarah. Jakarta : KEP. DIRJEN PPM-PLP
Departemen Kesehatan RI, 1995, Pokok-Pokok Kegiatan Dan Pengelolaan
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam BerdarahDengue.
Jakarta : KEP. DIRJEN PPM-PLP

Departemen Kesehatan RI, 1992, Kumpulan Surat Keputusan/Edaran


Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta
: KEP. DIRJEN PPM-PLP

Departeman Kesehatan RI, 1997, Mennuju Desa Bebas Demam Berdarah


Dengue. Jakarta : KEP. DIRJEN PPM-PLP

Departeman Kesehatan RI, 1997, Menggerakan Masyarakat Dalam


Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
KEP. DIRJEN PPM-PLP

Data DinKes Propinsi NNT, 2005, Data Demam Berdarah di Kota Kupang.

Data DinKes Kota kupang, 2005, Data Morbiditas DBD Per Tahun Per
Kelurahan di Kota Kupang.

Meilisari, Mila, 2004, Demam Bredrah Perawatan di Rumah dan Rumah


Sakit, Depok, Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara.

Notoadmojo, Soekitdjo, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai