Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga berencana merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk

memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Dalam Garis-Garis

Besar Haluan Negara ditegaskan bahwa tujuan program keluarga berencana

nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran

dan pertumbuhan penduduk (Hartanto. H,1996).

“Laju pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang termasuk

Indonesia masih sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia sesuai hasil sensus

penduduk (SP) 2000 mencapai 203,46 juta orang atau tepatnya 203.456.005

orang, penduduk laki-laki 101.641.570 orang dan penduduk perempuan

101.814.435 orang, dengan tingkat pertumbuhan 1,35% per tahun atau sekitar 3,2

juta jiwa pertahun”. Sedangkan di NTT laju pertumbuhan penduduk pada periode

1980-1990 sebesar 1,79% per tahun, dan pada periode 1990-2000 menjadi 1,92%

per tahun. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan

laju pertumbuhan penduduk salah satunya dengan menggalakkan program

keluarga berencana.

“Jumlah akseptor keluarga berencana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

(2000 s/d April 2004) naik 16.869.887 orang atau 3,9 juta per tahun, sehingga

total akseptor KB nasional 25 juta orang. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SKDI) tahun 2002/2003 menunjukkan pasangan usia subur (PUS)

ix
yang menjadi peserta Keluarga Berencana (KB) dari 57% (1997) menjadi 60,3%

(2003). Jumlah PUS mencapai sekitar 4 juta. Meskipun cara KB berhasil untuk

wanita dan mencapai angka 95% dari peserta KB, bukan berarti pria sama sekali

tidak bisa ikut ambil bagian dalam ber-KB dengan salah satu cara KB yang

memang efektif untuk pria” (Dian, 2004).

Berdasarkan wawancara dengan beberapa suami yang datang mengunjungi

keluarga mereka yang sakit di RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, mereka

mengatakan bahwa apabila mereka mengikuti program keluarga berencana maka

kenikmatan seksual bisa berkurang/kurang puas, ada juga yang mengatakan

bahwa mereka belum pernah mendengar informasi bahwa pria juga boleh ikut

program keluarga berencana, tidak tahu harus kemana mencari informasi,

mereka juga tidak tahu tempat pelayanan KB untuk pria, ada juga yang

mengatakan bahwa perempuan yang melahirkan maka perempuan yang harus

mengikuti program KB, dan juga ada suami yang mengatakan bahwa mereka

ingin mengikuti program KB tapi mereka tidak tahu metode KB yang memang

sangat efektif untuk pria.

Jika di masa sebelumnya wanita yang menjadi fokus penelitian kesehatan

reproduksi, kini justru berbagai penelitian ditujukan pada kaum pria. Sebuah

survey yang dilakukan oleh Kaiser Family Foundation di Amerika terhadap dua

kelompok responden pria dan wanita, terdapat bahwa wanita merasa lebih

bertanggung jawab untuk membesarkan anak dibanding pria. Mereka juga

mendapati bahwa wanita memiliki pengaruh lebih besar dibanding pasangannya

dalam memutuskan apakah memiliki anak atau tidak. Bahkan sepertiga

ix
responden pria dan 35% wanita mengakui bahwa pria kerapkali merasa tersingkir

jika topik diskusi berkenaan dengan perencanaan kehamilan dan kontrasepsi.

Pada kenyataannya lebih dari 50% responden pria menyatakan kurang memiliki

informasi tentang berbagai pilihan kontraseptif. Satu dari 50% responden pria

menyatakan bahwa mereka hanya sedikit bahkan tidak sama sekali memiliki

pengetahuan tentang topik tersebut. Padahal sebagian besar responden baik pria

maupun wanita, mengakui bahwa pria seharusnya memainkan peranan yang lebih

besar lagi dalam memilih dan menggunakan kontrasepsi. Pada kebudayaan Sub-

Sahara di Ethiopia-Afrika, pria cenderung dominan dalam memutuskan jumlah

anak dalam keluarga dan pemakaian kontrasepsi. Di Amerika Latin, Afrika dan

Asia berbagai program penelitian telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan

bahwa partisipasi pria sangat diperlukan dalam pemeliharaan kesehatan

reproduksi keluarganya (Endang, 2004).

Di Indonesia partisipasi pria dalam KB dinilai masih rendah. Berdasarkan

SKDI (Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia) pada tahun 1997 hanya 1,1%

peserta KB pria secara nasional. Selanjutnya pada tahun 2003 pencapaiannya

hanya sedikit yakni 1,3% dengan perincian kondom 0,9% dan MOP (Medis

Operatif Pria) 0,4% (Farida, 2005), sedangkan di NTT partisipasi pria dalam

program KB 2,03% melampaui angka Nasional.

Meningkatnya partisipasi pria dalam KB diharapkan memberi kontribusi

terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk dan penanganan masalah

kesehatan reproduksi yang pada akhirnya berdampak pada penurunan angka

kematian ibu dan janin. Oleh karena keberadaan partisipasi pria dalam KB masih

ix
sangat rendah, maka perlu dicari faktor-faktor yang menjadi penyebabnya atau

yang dapat mempengaruhinya. Berdasarkan hasil studi kualitatif yang dilakukan

oleh LDFE UI bersama UNFPA, menunjukkan bahwa upaya meningkatkan

partisipasi pria dalam KB mendapat hambatan yaitu kurangnya sosialisasi,

keragaman alat atau metode KB pria terbatas, kesulitan aksesbilitas ke tempat

pelayanan, serta biaya untuk memperoleh KB yang masih mahal.

Oleh karena itu, penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan

meningkatkan motivasi pria, peningkatan kualitas penyuluhan, peningkatan

keragaman alat kontrasepsi, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan

peran ekonomi sehingga meningkatkan posisi tawar menawar perempuan dalam

hal pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi. Pemberdayaan juga

dilakukan untuk menyadarkan perempuan bahwa kesehatan reproduksi

merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri, membuat kampanye-

kampanye yang tepat untuk sosialisasi melalui penyuluhan dalam perkawinan

maupun kegiatan sosial lainnya, peningkatan akses pelayanan KB pria serta

advokasi kepada pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama (Farida,

2004).

Berdasarkan data-data di atas, dimana masih rendahnya partisipasi pria

dalam mengikuti program keluarga berencana, maka penulis ingin menelusuri

lebih jauh studi tentang persepsi suami dalam mengikuti program keluarga

berencana di poli kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tahun

2006.

ix
1.2 Rumusan Masalah

1.1 Pernyataan Masalah

KB dan kesehatan reproduksi merupakan tanggung jawab bersama

suami dan istri. Pria atau suami tidak hanya memberikan dukungan penuh

kepada istrinya menjadi peserta keluarga berencana tetapi dapat langsung

berperan menjadi peserta keluarga berencana. Berdasarkan SKDI (Survei

Kesehatan dan Demografi Indonesia)pada tahun 2003 partisipasi pria dalam

mengikuti program keluarga berencana dinilai masih rendah yakni baru

mencapai 1,3% dengan perincian kondom 0,9% dan MOP (Modus Operatif

Pria) 0,4%, sedangkan di NTT partisipasi pria dalam program KB mencapai

2,03% melampaui angka Nasional.

1.2 Pertanyaan Masalah

Bagaimana persepsi suami dalam mengikuti program keluarga

berencana ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui persepsi suami dalam mengikuti program Keluarga Berencana.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Teridentifikasinya persepsi suami dalam mengikuti program keluarga

berencana

1.3.2.2 Teridentifikasinya pengetahuan suami tentang program keluarga

berencana.

ix
1.3.2.3 Teridentifikasinya motivasi suami dalam mengikuti program keluarga

berencana.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit terhadap pentingnya

partisipasi pria dalam mengikuti program keluarga berencana.

1.4.2 Bagi Para Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi responden sebagai

awal untuk meningkatkan partisipasinya sebagai suami sekaligus sebagai

kepala keluarga dalam melaksanakan peranannya dalam mengikuti program

keluarga berencana.

1.4.3 Bagi Peneliti

Dapat digunakan untuk proses belajar dan menambah wawasan dalam

mengetahui persepsi suami dalam mengikuti program keluarga berencana.

ix
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas tentang konsep persepsi, konsep pengetahuan, konsep

motivasi dan keluarga berencana

2.1 Konsep Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri

manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,

merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) di sekitar kita

(Widayutan,T.S., 1999). William James mengatakan persepsi adalah suatu

pengalaman yang berbentuk berupa data-data yang didapat melalui indera,

hasil pengolahan otak dan ingatan.

Persepsi dihayati melalui ilusi dan mispersepsi atau trik atau tipuan

dan juga bukan salah tanggapan. Persepsi adalah pengamatan yang

merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman serta

pengalaman masa lalu. Suatu obyek yang sama dapat dipersepsikan secara

berbeda oleh beberapa orang (Sarwono,S., 1997).

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi

Pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya obyek (stimulus)

yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (obyek tersebut

menjadi perhatian panca indera), kemudian stimulus atau obyek perhatian

tadi di bawah ke otak. Dari otak terjadi adanya “kesan” atau jawaban

(respon) adanya stimulus, berupa kesan atau respon dibalikkan ke indera

ix
kembali berupa “tanggapan” atau persepsi atau hasil kerja indera berupa

pengalaman hasil pengolahan otak.


Sensoris Diproses indera Output Indera di otak Berupa persepsi
Obyek/
(input) (pusat syaraf) rangsangan
stimulus
pengalaman /respon

Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena dan yang terpenting

fenomena dari persepsi ini adalah “perhatian” atau “attention”. Pengertian

perhatian itu sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada proses

persepsi yang mengoleksi input-input tertentu diikutsertakan dalam suatu

waktu tertentu. Perhatian sendiri mempunyai ciri khusus yaitu terfokus dan

margin serta berubah-ubah.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang didapatkan lewat

penginderaan obyek (Notoadmodjo,2003).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Tradisi

Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak

dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah.

2. Autoritas

Ketergantungan terhadap suatu autoritas tidak dapat dihindarkan karena

itu tidak dapat secara otomatis menjadi seorang ahli dalam mengatasi

setiap permasalahan yang dihadapi.

ix
3. Pengalaman seseorang

Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat

kesimpulan yang valid tentang situasi dan pengalaman seseorang

diwarnai dengan penilaian yang bersifat subyektif.

4. Penelitian ilmiah

Penelitian ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin

tahu yang telah mencapai hasrat keilmuan, yang disertai dengan

keyakinan bahwa setiap gejala dapat ditelaah dan cari sebab akibatnya.

5. Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah mengunakan

jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

(Nursalam,2002).

2.3 Konsep Motivasi

2.3.1 Pengertian

Motivasi berasal dari kata latin ”movere” yang berarti dorongan.

Motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang menimbulkan

dorongan (motif) pada individu (kelompok) agar bertindak (melakukan

sesuatu).

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

1. Perbedaan karakteristik individu meliputi: nilai, sikap dan moral.

2. Perbedaan karakteristik pekerjaan meliputi persyaratan ketrampilan,

identitas tugas, signifikasi tugas dan otonomi.

ix
3. Perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi meliputi :

perbedaan aturan, kebijakan, sistem pemberian hadiah dan misi

organisasi.

2.4 Konsep Keluarga Berencana

2.4.1 Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan

untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Stright,

B.R., 2004).

Menurut World Health Organization (WHO) 1970, Keluarga Berencana

adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

1. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu

2. Mendapatkan kelahiran yang tidak diinginkan

3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

4. Mengatur jumlah diantara kehamilan

5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

6. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

istri

Secara garis besar defenisi ini mencakup beberapa komponen dalam

layanan kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

2. Konseling

3. Pelayanan kontrasepsi

4. Pelayanan infertilitas

ix
5. Pendidikan sex

6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

7. Konsultasi genetik

8. Tes keganasan

9. Adopsi

Pada zaman PKBI tahun 1950-an dan 1960-an, tujuan KB yang utama

adalah menjarangkan kelahiran. Upaya ini dikaitkan dengan kesehatan dan

kesejahteraan ibu dan anak. Juga diusahakan agar pasangan suami istri yang

mandul mendapatkan keturunan yang diinginkan.

Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk

Indonesi. Sasaran Gerakan KB Nasional adalah :

1. Pasangan usia subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah

2. Generasi muda dan purna PUS

3. Pelaksana dan pengelola KB

4. Sasaran wilayah adalah wilayah dengan pertumbuhan penduduk tinggi

dan wilayah khusus seperti sentra industri, pemukiman padat, daerah

kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.

Tujuan spesifik keluarga berencana meliputi :

1. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan melalui kontrasepsi.

2. Mengatur jarak antar kelahiran

3. Memutuskan jumlah anak yang akan diharapkan dalam keluarga

ix
4. Mengontrol waktu terjadi kehamilan

5. Mencegah kehamilan para wanita yang menderita penyakit serius

sehingga kehamilan dapat menempatkan wanita tersebut pada resiko

kesehatan

6. Memberikan pilihan untuk menghindari kehamilan pada waktu penyakit

genetik

2.4.2 Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya itu dapat bersifat permanen, dapat pula bersifat sementara.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi

fertilitas (Wikjonsastro,S., 1999).

Ketika memilih metode kontrasepsi yang sesuai, klien harus

mempertimbangkan banyak faktor meliputi :

1. Orientasi agama

2. Nilai-nilai sosial dan budaya

3. Kontraindikasi psikologis

4. Ekspresi sexual individu

5. Biaya

6. Ketersediaan fasilitas kamar mandi dan kerahasiaan

7. Dukungan pasangan dan kerelaan untuk bekerja sama

8. Gaya hidup sosial

Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau fisiologik

(theovetical efffectiveness), daya guna pemakaian (use efffectiveness) dan

ix
gaya guna demografik (demographic efffectiveness). Daya guna teoritis

merupakan kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai dengan tepat,

sesuai dengan instruksi dan tanpa kelalaian. Daya guna pemakaian adalah

perlindungan terhadap konsepsi yang ternyata pada keadaan sehari-hari

yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ketidakhati-hatian, tidak taat asas,

motivasi, keadaan ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain-lain. Daya

guna demografik menunjukkan berapa banyak kontrasepsi diperlukan untuk

mencegah suatu kelahiran.

Efektivitas kontrasepsi dijelaskan dengan istilah efektivitas maksimal

dan efektivitas tipikal.

1. Efektivitas maksimal adalah efektivitas metode dalam kondisi ideal

(misalnya, bila metode secara lengkap dipahami dan digunakan secara

rekomendasi).

2. Efektivitas tipikal adalah efektivitas metode pada penggunaan aktual,

saat beberapa orang mengunakan metode tersebut dengan benar dan

yang lainnya menggunakan metode tersebut secara sembarang dan tidak

tepat.

Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi :

1. Daya guna

2. Aman

3. Murah

4. Estetik

5. Mudah didapat

ix
6. Tidak memerlukan motivasi terus menerus

7. Efek samping, maksimal

Dalam hal strategi pelayanan kontrasepsi dianut pokok-pokok sebagai

berikut :

1. Menggunakan pola pelayanan kontrasepsi rasional sebagai pola

pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat, berdasarkan kurun

reproduksi sehat serta paritas.

2. Penyediaan sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dalam jumlah

yang cukup dan merata dengan prinsip pelayanan kafetaria.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi agar sesuai dengan standar

pelayanan baku, mulai dari pelayanan penyaringan calon akseptor baru,

konseling, pelayanan kontrasepsi, pelayanan rujukan, kunjungan ulang,

termasuk pelayanan efek samping, komplikasi dan kegagalan.

4. Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan pelayanan

kontrasepsi maupun dalam mengelola pelayanan kontrasepsi.

2.4.3 Beberapa Jenis Metode Kontrasepsi Untuk Pria/Suami

Metode kontrasepsi yang paling baik adalah metode yang paling

nyaman dan alamiah bagi pasangan tersebut, dan metode yang akan mereka

gunakan dengan benar dan konsisten (Stright,B.R., 2005).

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang

baik adalah :

1. Aman/tidak berbahaya

2. Dapat diandalkan

ix
3. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.

4. Murah

5. Dapat diterima oleh banyak orang

6. Pemakaian jangka lama (contovation rate tinggi)

Jenis-jenis metode kontrasepsi untuk pria/suami

1. Vasektomi

Vasektomi (sterilisasi pria) adalah ligasi dan transeksi suatu bagian dari

vas deferen, dengan atau tanpa pengangkatan segmen vas deferen,

(Smeltzer, S.C., 2002). Untuk mencegah mengalirnya sperma dari testis,

vas deferen dipanjangkan dengan cara membedah skrotum atau dengan

menggunakan hemostat lengkung yang tajam. Ujung dari vas diikat

dengan tali atau klip, atau lumen dari vas dirapatkan melalui kauterisasi.

Spermatozoa yang dihasilkan didalam testis, tidak dapat berjalan keatas

ke arah vas deferen setelah pembedahan ini dilakukan. Hubungan

seksual mungkin dapat dilakukan kembali sesuai keinginan, meskipun

tetap ada selama beberapa waktu setelah vasektomi sehingga

spermatozoa disimpan disebelah distal dari bagian vas yang telah

dievakuasi. Metode ini hampir 100% efektif.

Keuntungan vasektomi :

1) Efektif

2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.

3) Sederhana

4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

ix
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal

saja.

6) Biaya rendah.

7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita

merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia

dokter wanita dan paramedis wanita.

Kerugian vasektomi :

1) Diperlukan suatu tindakan operatif

2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau

infeksi

3) Vasektomi belum memberikan perlindungan total sampai semua

sprematozoa, yang sudah ada didalam sistem reproduksi distal dari

tempat oklusi vasdeferens, dikeluarkan.

4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku sexual

mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang

menyangkut sistem reproduksi pria.

Kontra indikasi vasektomi

1) Infeksi kulit lokal, misalnya scabies

2) Infeksi traktus genitalia

3) Kelainan skrotum dan sekitarnya seperti varicocele, hydrocele besar,

filariasis, hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi

hernia dan skrotum yang sangat tebal.

ix
4) Penyakit sistemik misalnya penyakit-penyakit perdarahan, diabetes

melitus serta penyakit jantung koroner yang baru.

5) Riwayat perkawinan, psikologis atau sexual yang tidak stabil

2. Kondom

Kondom merupakan sarung karet yang dipasang sesuai pada penis yang

ereksi dan mencegah sperma masuk vagina (Stright,B.R., 2005).

Kondom efektif sekitar 86%.

Keuntungan kondom :

1) Membantu mencegah konsepsi dan penularan penyakit menular

sexual

2) Dapat dibeli bebas

3) Tidak memiliki efek samping

4) Membantu pria mempertahankan ereksi lebih lama

5) Mencegah ejakulasi dini

6) Mencegah alergi pada sperma

7) Praktis dan mudah dibawah oleh pria/wanita

Kerugian :

1) Kondom dapat menurunkan spontanitas dan sensasi

2) Tidak dapat digunakan pada kasus alergi lateks pada pria atau pada

wanita.

3) Angka kegagalan relatif tinggi

ix
Kontraindikasi :

1) Absolut yaitu pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syock

septic, tidak bertanggung jawab secara sexual, interupsi sexual

foreplay menghalangi minat seksual dan alergi terhadap

karet/lubrikan pada partner sexual.

2) Relatif yaitu interupsi sexual foreplay yang mengganggu expresi

sexual.

3. Senggama terputus (coitus interputus)

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum

terjadi ejakulasi intra-vagina (Hartono,H.,1994). Efektif sekitar 19%.

Keuntungan :

1) Tidak memerlukan alat/murah

2) Tidak menggunakan zat-zat kimiawi

3) Selalu tersedia setiap saat

4) Tidak mempunyai efek samping

Kerugian :

1) Angka kegagalan cukup tinggi

2) Kenikmatan sexual berkurang bagi suami-istri, sehingga dapat

mempengaruhi perkawinan.

Kontraindikasi :

1) Ejakulasi prematur pada pria

ix
4. Pantang berkala (simptotermal)

Pantang berkala adalah cara ber-KB yang sangat sederhana, dimana pria

atau wanita diharapkan tidak melakukan hubungan sexual pada masa

subur istri.

Keuntungan :

1) Tidak mahal

2) Memberikan pasangan lebih banyak informasi

3) Mendorong komunikasi

4) Tidak memiliki efek samping

Kerugian :

1) Metode ini lebih rumit dan sulit untuk dipelajari dan memerlukan

usaha setiap hari secara teratur.

ix
2.5 Kerangka Konsep

 Tingkat Pengetahuan Persepsi Suami


 Motivasi tentang keluarga
berencana

Negatif Positif

Tidak berKB Suami berpartisipasi


dalam KB

Resiko penyakit pada


wanita bertambah Resiko penyakit pada
Rendahnya derajat wanita berkurang
kesehatan ibu dan anak Kesehatan ibu dan
janin baik

Keterangan

: Diteliti

: Tidak diteliti

ix
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

rancangan penelitian deskripsi untuk mengetahui persepsi suami dalam mengikuti

program keluarga berencana.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli Kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 2-16 Mei 2006

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah para suami/pria yang datang mendampingi

istrinya kontrol KB di Poli Kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.

Sampel yang diambil dengan cara purposive non random sampling, dan

memenuhi kriteria yakni bersedia menjadi responden serta dapat membaca dan

menulis. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 orang.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu persepsi suami dalam

mengikuti program keluarga berencana.

ix
3.6 Defenisi Operasional

Alat
No Variabel Defenisi Skala Skor
Ukur
1. Persepsi suami Penilaian/tanggapan suami Kuesioner Ordinal Baik 61 - 80
dalam mengikuti tentang program KB yang Cukup 40 -
program keluarga dipengaruhi oleh 60
berencana. pengetahuan dan motivasi. Kurang <
40
2. Pengetahuan Kemampuan suami Kuesioner Ordinal Baik 15-20
mengingat apa yang ia benar,
ketahui tentang program Cukup 11-14
keluarga berencana. benar,
Kurang < 11
benar

3. Motivasi Dorongan yang timbul Kuesioner Ordinal Baik 8-10


dalam diri untuk Cukup 5-7
mengukuti program Kurang < 5
keluarga berencana

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan setelah mendapat ijin dari direktur rumah sakit, setelah

itu melakukan kontrak dengan para responden dan menjelaskan tujuan dari

penelitian ini. Responden menyetujui untuk bekerja sama dalam penelitian ini

maka diminta untuk menandatangani inform consent, kemudian menyebarkan

kuesioner untuk diisi oleh responden dan menjelaskan tentang cara pengisian

kuesioner. Setelah kuesioner diisi oleh para responden maka dikumpulkan

kembali untuk dianalisis.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Suami Tentang Program Keluarga Berencana

Untuk mengetahui persepsi suami/pria dalam mengikuti program

keluaraga berencana dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh

ix
peneliti sendiri, dengan mengacu pada teori keluarga berencana menurut

Hartanto.H.,(1996) hal. 27-67, 307-325. Jumlah pertanyaan sebanyak 20

nomor dengan alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak

setuju” (TS), dan “Sangat Tidak Setuju” (STS). Dengan menggunakan skor

sebagai berikut :

Positif Negatif
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Secara total bobot tertinggi 80 (baik : 61-80, cukup : 40-60, kurang : < 40).

2. Tingkat Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner

yang dimodifikasi dari kuesioner pengetahuan menurut Hartono. H (1996).

Jumlah pertanyaan sebanyak 20 soal obyektif dengan kriteria baik : 15-20

benar, cukup : 11-14 benar, kurang : < 11 benar.

3. Motivasi Suami

Untuk mengetahui motivasi suami dalam mengikuti program KB dengan

menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner motivasi menurut

Nursalam (2002, hal. 170). Jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan dan

masing-masing pertanyaan pada masing-masing item mempunyai skor satu

untuk jawaban “ya” dan skor nol untuk jawaban “tidak” dengan kriteria

motivasi baik 8-10, motivasi cukup 5-7 dan motivasi kurang <5.

3.9 Pengolahan dan Analisa Data

Data diolah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dianalisa

secara deskriptif.

ix
3.10 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Penyusunan proposal  
2 Seminar proposal 
3 Persiapan lapangan 
4 Pengumpulan data 
5 Pengolahan data 
6 Analisa data 
7 Penyusunan laporan 
8 Seminar hasil penelitian 

3.11 Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah menerima surat ijin penelitian yang

ditandatangani oleh Ketua Jurusan Keperawatan Kupang dan diteruskan ke

Kepala Poli Kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, kemudian

peneliti menghubungi subyek penelitian dengan menjelaskan tujuan dan

manfaat penelitian. Apabila subyek penelitian setuju, maka peneliti

memberikan inform consent untuk ditanda tangani. Peneliti memberitahukan

kepada subyek bahwa segala kerahasiaan akan dijaga walaupun hasil penelitian

dipublikasikan.

3.12 Organisasi Penelitian

Peneliti : Semuel Mige Rohi

NIM : PO.0320103071

Pembimbing : Margaretha Telly, SKep, Ns

NIP : 140 354 394

3.13 Biaya Penelitian

Semua pembiayaan penelitian ditanggung oleh peneliti.

ix
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan di bahas tentang: 1) Hasil penelitian, gambaran lokasi penelitian,

karakteristik responden menurut tingkat pendidikan, karakteristik responden menurut

pekerjaan, gambaran persepsi suami dalam mengikuti program keluarga berencana,

gambaran tingkat pengetahuan responden dalam mengikuti program keluarga

berencana, gambaran tingkat motivasi responden dalam mengikuti program keluarga

berencana. 2). Pembahasan.

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang

khususnya di poliklinik kebidanan yang melayani pemeriksaan kehamilan,

pelayanan KB, melayani konsultasi kesehatan reproduksi serta control post

partum. Jumlah petugas yang berada di poliklinik kebidanan sebanyak 11

orang yang terdiri dari : 3 orang dokter, 5 orang bidan/perawat dengan

pendidikan DIII Keperawatan 1 orang dan bidan/SPK 4 orang serta tenaga

administrasi sebanyak 3 orang.

Penelitian yang dilakukan di poliklinik kebidanan RSUD Prof. Dr. W.

Z. Johannes Kupang dimulai pada tanggal 2-16 Mei 2006. Dalam penelitian

ini peneliti berhasil mendapatkan 20 responden yang diperoleh dalam hari

yang berbeda.

ix
4.1.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah %


1 SMA 12 60
2 S1 8 40
Jumlah 20 100

Tabel diatas mengambarkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMA.

4.1.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan pekerjaan

No Jenis pekerjaan Jumlah %


1 PNS 6 30
2 Wiraswata 10 50
3 Petani 4 20
Jumlah 20 100

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai

wiraswasta.

4.1.4 Gambaran Persepsi Responden Dalam Mengikuti Program Keluarga

Berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Tabel 4.3 Gambaran persepsi responden dalam mengikuti program KB di


poli kebidanan RSUD. Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang
No Tingkat persepsi Frekuensi %
1 Baik 12 60
2 Cukup 8 40
3 Kurang - -
Jumlah 20 100

Tabel diatas menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi

baik.

ix
4.1.5 Gambaran Pengetahuan Responden Dalam Mengikuti Program Keluarga

Berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes-Kupang.

Tabel 4.4 Gambaran tingkat pengetahuan responden dalam mengikuti


program keluarga berencana di poli kebidanan RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes Kupang.
No Tingkat pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 13 65
2 Cukup 5 25
3 Kurang 2 10
Jumlah 20 100

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan

baik.

4.1.6 Gambaran Motivasi Responden Dalam Mengikuti Program Keluarga

Berencana di Poli kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes-Kupang

Tabel 4.5 Gambaran motivasi responden dalam mengikuti program


keluarga berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z.
Johannes Kupang.
No Tingkat motivasi Frekuensi %
1 Baik - -
2 Cukup 8 40
3 Kurang 12 60
Jumlah 20 100

Tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar responden bermotivasi

kurang.

ix
4.2 PEMBAHASAN

Pembahasan akan berfokus pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi persepsi suami dalam mengikuti

program keluarga berncana, mengidentifikasi pengetahuan suami tentang program

keluarga berencana dan mengidentifikasi motivasi suami dalam mengikuti program

keluarga berencana.

4.2.1 Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana.

Persepsi adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan

menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba

(kerja indera) di sekitar kita (Widayatun T. S, 1999). Proses terjadinya persepsi

terbentuk dari stimulus yang ditangkap oleh indera terhadap fenomena-fenomena di

alam. Menurut Widayatun, persepsi terbentuk dari proses melihat, mendengar,

merasakan, memberi serta meraba. Persepsi suami dalam mengikuti program

keluarga berencana merupakan penilaian atau tanggapan suami tentang program

keluarga berencana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden

tentang program KB di poli kebidanan RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang

adalah 60% baik, hal ini mendukung teori dari Widayatun bahwa persepsi itu

dibentuk dari fenomena yang ada dimana topik mengenai KB merupakan topik yang

sangat menarik dan sangat familier serta menjadi isu nasional. Persepsi yang baik

juga ditunjukkan oleh dukungan yang diberikan oleh para suami memantapkan

pemakaian kontrasepsi dan bahkan untuk sebagian pasangan, dukungan aktif suami

ditunjukkan dengan menjadi peserta KB, memberikan dukungan penuh termasuk

menemani ketika konseling, pemasangan alat kontrasepsi, menemani kontrol dan

ix
selalu mengayomi istri. Persepsi yang baik dari para suami membuat istri merasa

tenang karena dapat diajak bicara, tempat berbagai rasa termasuk keluhan yang

dialaminya. Tanpa dukungan ini, istri merasa sendiri dalam menghadapi masalah

kesehatan reproduksinya, seolah kesehatan reproduksi memang hanya merupakan

urusan perempuan semata. Peran pria dalam program keluarga berencana mendukung

teori dari Dian (2004) tentang Pria Mitra KB Yang Tertinggal dalam situs internet

Yos @ bkkbn.go.id. dimana jumlah pria yang berpartisipasi dalam program KB

mencapai 1,3% secara Nasional.

4.2.2 Pengetahuan Suami Tentang Program Keluarga Berencana.

Pengetahuan suami tentang program keluarga berencana merupakan apa

yang diketahui oleh suami tentang program Keluarga berencana. Menurut

Notoadmodjo (2003) pengetahuan juga di peroleh dari berbagai macam sumber

misalnya media cetak, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media

poster, kerabat dekat dan sebagainya. Selanjutnya Notoadmodjo juga mengatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat

pengetahuannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa total pengetahuan responden

tentang program KB di Poli kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang

adalah 65% baik, 25% cukup dan 10% kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dari 13 responden yang berpengetahuan baik, 46,15% responden berpendidikan S!

dan 53,85 responden berpendidikan SMA. Pengetahuan responden tentang KB tidak

mendukung teori dari Notoadmodjo yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Pendidikan

seseorang tidak cukup untuk meningkatkan pengetahuan tentang KB yaitu tentang

ix
jenis-jenis alat kontrasepsi untuk pria, cara penggunaan serta efek samping dari alat

kontrasepsi tersebut, tetapi dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman, sering

terpapar terhadap informasi baik melalui media cetak maupun elektronik seperti

majalah kesehatan maupun non kesehatan, surat kabar, radio, televisi, internet,

ataupun sering mendengar penyuluhan kesehatan tentang KB oleh petugas kesehatan

di poli kebidanan dimana dilakukan penyuluhan tentang KB 2x seminggu,

Puskesmas, Posyandu maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya, banyaknya

brosur yang dikeluarkan oleh BKKBN dan juga merupakan produk unggulan dari

BKKBN, serta adanya kepedulian terhadap masalah kesehatan keluarga.

4.2.3 Motivasi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana

Menurut Stoner dan Friedman (1995 dalam Hasibuan 2000), motivasi

adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat

komitmen seseorang. Motivasi suami dalam mengikuti program keluarga berencana

merupakan dorongan/keinginan dari para suami untuk berpartisipasi aktif dalam

program keluarga berencana. Ada berbagai hal yang dapat mempengaruhi motivasi

suami dalam mengikuti program KB antara lain adanya kesadaran dari para suami

bahwa program KB merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri,

adanya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, adanya keinginan

untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga sehingga anak-anak dapat mencapai

kesehatan yang optimal serta kebutuhan mereka dapat terpenuhi semuanya dan juga

mereka dapat disekolahkan sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai

dengan kemampuan, serta adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi suami dalam mengikuti program

ix
keluarga berencana di poli kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang adalah

40% cukup dan 60% kurang. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi

suami dalam mengikuti program keluarga berencana di poli kebidanan RSUD Prof.

Dr. W. Z. Johannes Kupang masih jauh dari harapan. Hal ini sesuai dengan teori

menurut Farida (2004) tentang KB Pria Kurang Sosialisasi dalam situs internet Yos

@ bkkbn.go.id. yang mengatakan bahwa kurangnya motivasi suami dalam

mengikuti program KB disebabkan karena tidak adanya kemauan untuk turut serta

dalam mengikuti program keluarga berencana, alat atau jenis kontrasepsi untuk pria

yang terbatas, serta kurangnya sosialisasi tentang KB pria.

4.3 KELEMAHAN PENELITIAN

Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dan mengacu pada berbagai literatur dan

belum pernah diujicobakan.

4.4 KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan waktu penelitian.

BAB V

ix
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana di Poli

Kebidanan RSUD Prof Dr W.Z Johannes Kupang adalah 60% baik dan 40%

cukup.

2. Pengetahuan Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana di Poli

Kebidanan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang adalah 65% baik, 25%

cukup dan 10% kurang.

3. Motivasi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana di Poli

Kebidanan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang adalah 40% cukup dan

60% kurang.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi poli kebidanan

Memberikan masukan kepada perawat atau bidan agar melakukan pendekatan

kepada pria baik informasi maupun melalui pelayanan dengan cara yang lebih

efektif melalui berbagai upaya seperti penyebaran informasi mengenai KB

dan kesehatan reproduksi kepada pasangan suami-istri.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Agar lebih memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

motivasi suami untuk mengikuti program keluarga berencana.

DAFTAR PUSTAKA

ix
Dian., (2004). “Pria Mitra KB Yang Tertinggal”. Yos @ bkkbn.go.id.

Dian., (2004). “Seputar Metode KB Pria”. Yos @ bkkbn.go.id.

Endang., (2004). “Pria Dan Pengaruhnya Terhadap Pemakaian Kontrasepsi”.


Yos @ bkkbn.go.id.

Farida., (20004). “KB Pria Kurang Sosialisasi”. Yos @ bkkbn.go.id.

Hartanto,H., (1994) “Keluarga Berencana dan Kontrasepsi”, Cetakan I. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Hasibuan, S.P., (2000). “Manajemen: Dasar Pengertian Dan Masalah” , Edisi Revisi
, Jakarta: Bumi Aksara.

Notoadmodjo., (2003). “Pendidikan daan perilaku kesehatan”. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Nursalam., (2002). “Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan”. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.

Sarwono,S., (1997). “Sosiologi Kesehatan”. Jogyakarta: Penerbit Gadja Mada


University Press.

Smeltzer,Suzanne C. dkk, 2002, “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Brunner


and Suddarth, Edisi 8, Vol 2, Cetakan I, . Jakarta: EGC.

Soekanto, S.P., (1990). “Sosiologi Suatu Pengantar”, Edisi IV. Jakarta: PT. Radja
Grafindo persada.

Strigh,B.R., (2004). Panduan Belajar : “Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”, Edisi


III. Jakarta: EGC.

Widayatun,T. R., (1999). “Ilmu Perilaku”. Jakarta: Penerbit CV. Sagung Seto.

Wiknjosastro, H, dkk., (1990).”Ilmu Kebidanan”, Edisi II. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo ( YBPSP ).

.............,. (2004). “Akseptor KB Baru Naik”. Kompas.com.

.............,. (2002). “Program Keluarga Berencana Di NTT”. Pos Kupang. 28


November.

ix
.............,. (2001). “Penduduk Indonesia Mencapai 203,46 Juta Jiwa”. Liputan 6
SCTV.com.

ix
Lampiran I

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Bapak Calon Responden Penelitian
Di Poli Kebidanan
RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Dengan hormat !
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kupang Jurusan Keperawatan :
Nama : Semuel Mige Rohi
NIM : PO.0320103071
Alamat : Politeknik Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan Jl. Eltari II Liliba
Akan mengadakan penelitian dengan judul: “Persepsi Suami Dalam Mengikuti
Program Keluarga Berencana Di Poli Kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan Bapak sebagai responden.
Kerahasiaan segala informasi yang diberikan akan dijaga dengan baik dan hanya
digunakan untuk kepentingan peneliti sendiri.
Apabila Bapak menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan saya ini dan dapat menjawab pertanyaan yang
saya berikan.

Peneliti

(Semuel Mige Rohi)

ix
Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca penjelasan pada lembar pertama, saya bersedia turut


berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan dengan judul:
“Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana Di Poli
Kebidanan RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang“. Saya mengerti bahwa
penelitian ini tidak akan berakibat negatif bagi saya, sehingga jawaban yang saya
berikan adalah yang sebenarnya dan tanpa paksaan.
Dengan demikian saya bersedia menjadi reponden.

Kupang, Mei 2006


Responden

(.......…………..................)

ix
Lampiran III
LEMBARAN KUESIONER
I. Identitas
No. Responden :
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
II. Berilah tanda check list ()
pada salah satu jawaban yang anda anggap benar. Untuk diketahui bahwa semua
jawaban yang anda berikan tidak dinilai benar atau salah.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju dan STS : Sangat Tidak Setuju
N Pertanyaan S S T STS
o S S
1 Menurut Bapak KB membantu menentukan jumlah anak
dalam keluarga
2 Menurut Bapak KB dapat meningkatkan kesehatan serta
kesejahteraan ibu dan anak
3 Menurut Bapak tujuan program KB membantu mengontrol
waktu terjadinya kelahiran
4 Menurut Bapak vasektomi efektif, aman dan menyenangkan
5 Menurut Bapak vasektomi dapat menurunkan kepuasan
6 Menurut Bapak kondom dapat membantu mempertahankan
ereksi yang lama
7 Menurut Bapak kondom dapat menurunkan spontanitas dan
sensasi dalam melakukan hubungan sex
8 Menurut Bapak senggama terputus dapat mengurangi
kenikmatan sexual
9 Menurut Bapak pantang berkala rumit dan memerlukan
usaha setiap hari secara teratur
10 Dalam memilih kontrasepsi, Bapak perlu
mempertimbangkan biaya serta dukungan dari pasangan
11 Menurut Bapak kondom tidak dapat mencegah penularan
penyakit menular seksual.

ix
12 Seorang pria/suami yang alergi terhadap karet boleh
memakai kondom
13 Apabila Bapak ingin melakukan sanggama terputus maka
sebelumnya tidak perlu membersihkan terlebih dahulu cairan
pra-ejakulasi pada ujung penis
14 Menurut Bapak, kondom tidak baik karena bisa melakukan
hubungan seks dengan perempuan lain
15 Menurut Bapak kondom tidak perlu dipakai secara hati-hati
dan terus menerus pada setiap sanggama
16 Bapak tidak melibatkan diri dalam program KB karena
menurut Bapak KB itu urusan perempuan !
17 Bapak tidak mau mengikuti program KB karena hanya
buang-buang waktu saja
18 Menurut Bapak program KB itu tidak penting hanya untuk
orang kaya
19 Bapak tidak mau ikut program KB karena Bapak merasa
malu
20 Menurut Bapak program KB itu tidak ada manfaatnya bagi
Bapak

Lampiran III
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN

1. Apa yang bapak ketahui tentang KB?


a. KB adalah suatu proses untuk memutuskan jumlah anak dan jarak
anak serta waktu kelahiran
b. KB merupakan suatu cara untuk memperoleh keturunan

ix
c. KB merupakan suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan
2. Menurut Bapak tujuan gerakan KB nasional adalah
a. Memperoleh keturunan yang banyak
b. Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
c. Meningkatkan pendapatan keluaraga kurang mampu
3. Menurut Bapak yang menjadi sasaran gerakan KB nasional adalah
a. Lanjut usia
b. Penduduk didaerah perkotaan
c. Generasi muda dan PUS (pasangan usia subur)
4. Menurut Bapak yang tidak termasuk tujuan spesifik dari keluaraga berencana
adalah
a. Memperoleh keturunan yang banyak
b. Mengatur jarak antara kelahiran
c. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
5. Menurut Bapak kontrasepsi adalah....
a. Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencapai tujuan hidup sehat
b. Kontrasepsi merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
keluaraga
c. Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinga
kehamilan
6. Ketika memilih metode kontrasepsi yang sesuai, Bapak harus
mempertimbangkan berbagai faktor salah satunya adalah
a. Orientasi agama dan nilai budaya
b. Atas dasar kepentingan banyak orang
c. Atas kemauan sendiri

7. Menurut Bapak, yang tidak termasuk ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal adalah
a. Berdaya guna, aman dan murah
b. Kontrasepsi yang mahal
c. Mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus

ix
8. Menurut bapak ciri-ciri alat kontrasepsi yang aman adalah
a. Nyaman dan alamiah
b. Yang penting bisa dipakai
c. Asal jadi
9. Apa yang Bapak ketahui tentang vasektomi ?
a. Pengangkatan testis
b. Pengangkatan rahim
c. Pemotongan saluran mani (vas deferens)
10. Menurut Bapak yang tidak termasuk kerugian apabila dilakukan vasektomi
adalah
a. Dapat menyebabkan perdarahan atau infeksi
b. Menyebabkan perubahan psikologis yang berhubungan dengan
perilaku seksual
c. Dapat menambah tenaga
11. Menurut Bapak yang dimaksud dengan kondom adalah
a. Kondom merupakan sarung karet yang dipasang divagina
b. Kondom merupakan sarung karet yang dipasang pada penis yang ereksi
c. Kondom merupakan sarung karet yang dipasang dimulut pada saat melakukan
oral seks
12. Menurut Bapak yang tidak termasuk keuntungan dari pemakaian kondom adalah
a. Membantu mencegah konsepsi
b. Membantu mencegah penyakit menular
c. Angka kegagalan cukup tinggi
13. Menurut Bapak kerugian dari pemakaian kondom adalah
a. Mencegah ejakulasi dini
b. Mencegah alergi pada sperma
c. Tidak dapat digunakan pada kasus alergi lateks pada pria/wanita
14. Seorang pria/suami tidak boleh memakai kondom apabila
a. Pria yang ereksi tidak baik
b. Pria yang pekerjaanya sebagai sopir
c. Pria yang pekerjaannya sebagai petani

ix
15. Apa yang bapak ketahui tentang sanggama terputus ?
a. Suatu metode kontrasepsi dimana sanggama dilakukan lewat mulut
b. Suatu metode kontrasepsi dimana sanggama dilakukan lewat anus
c. Suatu metode kontrasepsi dimana sanggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
didalam vagina
16. Menurut Bapak keuntungan dari melakukan hubungan seks dengan cara
senggama terputus adalah
a. Tidak memerlukan alat
b. Kenikmatan seksual berkurang
c. Angka kegagalan cukup tinggi
17. Apabila melakukan hubungan seks dengan cara senggama terputus, menurut
Bapak apakah kerugiannya ?
a. Kenikmatan seksual berkurang
b. Tidak mempunyai efek samping
c. Tidak menggunakan zat kimiawi
18. Seorang pria/suami tidak boleh melakukan senggama terputus apabila
a. Baru menikah
b. Lanjut usia
c. Ejakulasi yang prematur
19. Menurut Bapak apa itu pantang berkala ?
a. Tidak melakukan hubungan seks apabila istri mendapat haid
b. Tidak melakukan hubungan seks pada saat istri hamil
c. Tidak melakukan hubungan seks pada masa subur istri
20. Menurut Bapak yang tidak termasuk kerugian metode pantang berkala adalah
a. Rumit dan sulit dipelajari
b. Memerlukan usaha setiap hari secara teratur
c. Membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan hubungan seks
Lampiran III
KUESIONER TENTANG MOTIVASI

No Pertanyaan Masalah Ya Tidak


1 Dalam mengikuti program KB, Bapak mendapat dukungan

ix
dari istri
2 Keinginan Bapak sendiri untuk mengikuti program KB
karena menurut Bapak KB itu merupakan tanggungjawab
bersama suami dan istri
3 Bapak ikut program KB karena ada dukungan dari
tokoh/pemuka agama
4 Mengikuti program KB karena ada dukungan dari orang
sekitar atau tetangga
5 Bapak mendengar informasi bahwa pria juga boleh ikut
program KB
6 Bapak ikut program KB karena merasa senang karena
Bapak dipuji oleh orang lain sebagai suami yang
bertanggungjawab
7 Mengikuti progran KB karena gaji/pendapatan Bapak besar
8 Dengan menjadi peserta KB Bapak mengurangi beban
dalam keluaraga
9 Dengan menjadi pesereta KB bisa dihargai oleh orang lain
10 Dengan mengikuti program KB, Bapak ingin membuktikan
mitos yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rejeki.

ix
Lampiran IV
DAFTAR TABEL SKORE
BERDASARKAN LEMBAR KUESIONER UNTUK
PERSEPSI SUAMI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

NO PERTANYAAN
SKOR KRITERIA
RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 64 BAIK
2 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 68 BAIK
3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 54 CUKUP
4 3 4 4 2 3 2 1 3 3 4 4 3 4 3 1 3 4 4 3 4 62 BAIK
5 3 3 3 2 1 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 55 CUKUP
6 3 4 4 2 2 3 2 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 65 BAIK
7 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 4 4 59 CUKUP
8 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 62 BAIK
9 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 1 4 4 2 2 2 3 4 4 4 60 CUKUP
10 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 57 CUKUP
11 2 4 4 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 CUKUP
12 3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 62 BAIK
13 4 3 4 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 62 BAIK
14 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 67 BAIK
15 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 66 BAIK
16 4 3 2 2 1 2 3 2 4 4 4 1 4 1 3 4 4 4 4 4 56 CUKUP
17 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 63 BAIK
18 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 66 BAIK
19 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 61 BAIK
20 4 2 2 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 60 CUKUP
TOTAL 67 66 66 52 44 52 47 66 58 64 59 56 67 58 58 64 70 71 71 79

KETERANGAN:
BAIK : 61-80
CUKUP : 40-60
KURANG : < 40

Lampiran IV
DAFTAR TABEL SKORE

ix
BERDASARKAN LEMBAR KUESIONER UNTUK
PENGETAHUAN SUAMI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

NO PERTANYAAN SKOR CRITERIA


RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 12 CUKUP
2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 BAIK
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15 BAIK
4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 13 CUKUP
5 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 BAIK
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 BAIK
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 BAIK
8 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 BAIK
9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 BAIK
10 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 CUKUP
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 BAIK
12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 10 KURANG
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 BAIK
14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 BAIK
15 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 10 KURANG
16 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 14 CUKUP
17 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 BAIK
18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 BAIK
19 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 `1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 BAIK
20 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12 CUKUP
Total 14 20 20 17 16 3 16 15 9 16 17 16 14 20 20 15 18 15 12 8

KETERANGAN :
BAIK : 16-20 benar
CUKUP : 11-15 benar
KURANG : < 11 benar

Lampiran IV
DAFTAR TABEL SKOR

ix
BERDASARKAN LEMBAR KUESIONER UNTUK
MOTIVASI SUAMI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

NO PERTANYAAN SKOR KRITERI


RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A
1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 KURANG
2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 CUKUP
3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 KURANG
4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 KURANG
5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 KURANG
6 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 KURANG
7 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 CUKUP
8 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 KURANG
9 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 KURANG
10 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 CUKUP
11 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 KURANG
12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 KURANG
13 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 CUKUP
14 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 CUKUP
15 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 KURANG
16 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 KURANG
17 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 CUKUP
18 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 CUKUP
19 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6 CUKUP
20 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 KURANG
TOTAL 20 19 - 1 13 3 - 15 4 6

KETERANGAN :
BAIK : 8-10
CUKUP : 5-7
KURANG : < 5

ix
Kupang, 13 Maret 2006

Kepada Yth.
Ibu M. Margaretha U. W, SKp., MHSc
Di
Tempat

Dengan ini, saya mahasiswa yang bernama Semuel Mige Rohi , Tingkat III Ekstensi
Semester VI Politeknik Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan, memohon
kesediaan ibu untuk menjadi penguji proposal penelitian yang sedianya akan
dilaksanakan pada
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2006
Tempat : Ruang Tingkat II Reguler
Waktu : Disesuaikan
Atas kesediaan ibu saya ucapkan limpah terima kasih.

Pemohon

(Semuel Mige Rohi)


NIM : PO.0320103071

ix
KARYA TULIS ILMIAH

SURVEY PERSEPSI SUAMI DALAM MENGIKUTI


PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI POLI KEBIDANAN
RSUD PROF. DR. W. Z JOHANNES KUPANG

SEMUEL MIGE ROHI


PO. 0320103071

POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2006

ix
LEMBARAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

SURVEY PERSEPSI SUAMI DALAM MENGIKUTI


PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI POLI KEBIDANAN
RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

Telah disetujui Untuk Diseminarkan tanggal 28 Juli 2006

Oleh
Pembimbing

Margaretha Telly, SKep, Ns


NIP 140 354 394

ix
LEMBARAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

SURVEY PERSEPSI SUAMI DALAM MENGIKUTI


PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI POLI KEBIDANAN
RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

Disusun Oleh

SEMUEL MIGE ROHI


Telah Diuji di Depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Politeknik Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan
Pada Tanggal 28 Juli 2006

Pembimbing/Penguji

Margaretha Telly, SKep, Ns


NIP : 140 354 394

Penguji I Penguji II

M. Margaretha U. W. SKp., MHSc Mariana Oni Bethan, SKep. Ns


NIP : 140 181 524 NIP : 140 338 176

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Kupang

M. Margaretha U. W. SKp., MHSc


NIP : 140 181 524

ix
LEMBARAN PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
pada Karya tulis yang pernah diajukan untuk tugas akhir, untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan di suatu Perguruan Tinggi atau sederajat dan
sepengetahuan peneliti tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diajukan dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2006


Peneliti

(Semuel Mige Rohi)

ix
BIODATA PENULIS

Nama : Semuel Mige Rohi


Tempat tanggal lahir : Bolouw Sabu, 05 Pebruari 1984
Jenis kelamin : Laki – Laki
Alamat : RSS Liliba
Riwayat Pendidikan : 1. Tamat SD Negeri Kejoboloko pada tahun 1997
2. Tamat SMP Negeri 1 Sabu Timur pada tahun 2000
3. Tamat SMU Negeri 1 Sabu Timur pada tahun 2003



“Tuhan Tidak Pernah Menjanjikan Pelayaran Yang Indah


Tapi Pelabuhan Yang Indah”.

ix
ABSTRAK
Politeknik Kesehatan Kupang
Jurusan Keperawatan
Departemen Kesehatan RI
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2006

Semuel Mige Rohi


Survey Tingkat Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana di
Poli Kebidanan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
xi + 32 halaman + 5 tabel + 5 lampiran
`
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi suami dalam
mengikuti program keluarga berencana, mengetahui tingkat pengetahuan suami
dalam mengikuti program keluarga berencana serta motivasi suami dalam mengikuti
program keluarga berencana.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian survey untuk mengetahui tingkat persepsi, pengetahuan serta motivasi
suami dalam mengikuti program keluarga berencana. Populasi dan sampel adalah
para suami/pria yang datang mendampingi istrinya untuk kontrol KB di poli
kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang.
Responden yang berpersepsi baik berjumlah 12 orang (60%) dan responden
yang berpersepsi cukup berjumlah 8 orang (40%). Responden yang berpengetahuan
baik berjumlah 13 orang (65%), responden yang berpengetahuan cukup berjumlah 5
orang (25%) dan responden yang berpengetahuan kurang berjumlah 2 orang (10%).
Responden yang bermotivasi cukup berjumlah 8 orang (40%) dan responden yang
bermotivasi kurang berjumlah 12 orang (60%). Oleh karena itu, maka disarankan
agar para suami lebih meningkatkan motivasinya dalam mengikuti program keluarga
berencana serta diperlukan adanya perwujudan dalam bentuk tindakan nyata untuk
turut serta berpartisipasi aktif dalam mengikuit program keluarga berencana.

Kata Kunci : Persepsi Suami, Pengetahuan Suami, Motivasi Suami, Program


Keluarga Berencana
Kepustakaan : 17 (1990-2004)

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Anugerah dan
rahmatNya yang berlimpah sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Survey
Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga Berencana di Poli Kebidanan
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karya Tulis ini merupakan salah satu persyaratan Akademi dalam rangka
menyelesaikan study di Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan Kupang. Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi
namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Disadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini belum
sempurna namun berkat bimbingan dan arahan yang intensif maka dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan limpah terima kasih dari hati yang tulus dan
hormat yang sebesar-besarnya disampaikan :
1. Ibu Margaretha Telly., S.Kep. Ns selaku pembimbing yang telah setia, tulus
dan sabar untuk membimbing dalam menyelesaikan karya tulis ini.
2. Ibu M. Margaretha U. W. SKp., MHSc selaku penguji proposal dan penguji I
hasil penelitian yang telah memberikan masukan demi perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Ibu Mariana Oni Bethan, S.Kep.Ns selaku penguji II yang telah memberikan
masukan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Direktur Politeknik Kesehatan Kupang yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
5. Direktur RSUD. Prof.Dr. W. Z. Johannes Kupang yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian.
6. Kepala Ruangan Poliklinik Kebidanan RSUD. Prof. W. Z. Johannes Kupang
beserta staf yang telah membantu dan memberi arahan hingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Bapak/ibu dosen yang telah membekali dengan pengetahuan selama dibangku
kuliah.

ix
8. Papa dan Mama tercinta serta adik Nelci yang selalu mendoakan dan
mendukung baik secara spiritual, materi dan moril pada penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Bapak Mige, Kak Roni, Kak Adhy, Kak Erwin, Kak Gusti, Kak Dona, Kak
Wayan, Kak Max yang telah memberikan dukungan baik secara moril
maupun materil dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.
10. Kak Maradja, Mama Rihi, Kak Mapannu, Kak Mape, Mama Willa, Kak
Madope, Bapa Dilla, Mama Rae serta semua keluarga di sabu yang telah
memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam
menyelesaikan Karya tulis Ilmiah Ini.
11. Teman-Teman seperjuangan : Kak Udin, Kak Simson, Kak Amki, Eben,
Noeh, Eman, Polce, Deny, Bertha, Iwan, Tilda, Ansi, Venta, Meder, Anas,
Veny, Santhy, Edy, Nando dan Ima yang telah mendukung dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kupang, Juli 2006

ix
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


LEMBARAN PERSETUJUAN ................................................................
ii
LEMBARAN PENGESAHAN..................................................................
iii
LEMBARAN PERNYATAAN .................................................................
iv
BIODATA PENULIS ....................................... ........................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
ABSTRAK .................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..............................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ix
2.1 Konsep Persepsi ...................................................................
7
2.2 Konsep Pengetahuan ............................................................
8
2.3 Konsep Motivasi ..................................................................
9
2.4 Konsep Keluarga Berencana ................................................
10
2.5 Kerangka Konsep ..................................................................
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .....................................................................
21
3.2 Lokasi Penelitian ..................................................................
21
3.3 Waktu Penelitian ..................................................................
21
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................
21
3.5 Variabel Penelitian ...............................................................
21
3.6 Definisi Operasional .............................................................
22
3.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................
22
3.8 Instrumen Penelitian ............................................................
22
3.9 Pengolahan dan Analisa Data ..............................................
23
3.10 Jadwal Kegiatan ................................................................
24

ix
3.11 Etika Penelitian .................................................................
24
3.12 Organisasi Penelitian ........................................................
24
3.13 Biaya Penelitian ................................................................
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
25
4.1 Hasil Penelitian......................................................................
25
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian.........................................
25
4.1.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
26
4.1.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan .............
26
4.1.4 Gambaran Persepsi Responden Dalam Mengikuti
Program Keluarga Berencana ......................................
26
4.1.5 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Dalam
Mengikuti Program Keluarga Berencana......................
27
4.1.6 Gambaran Tingkat Motivasi Suami Dalam Mengikuti
Program Keluarga Berencana ......................................
27
4.2 Pembahasan............................................................................
28
4.2.1 Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga
Berencana .....................................................................
28

ix
4.2.2 Pengetahuan Suami Dalam Mengikuti Program
Keluarga Berencana ....................................................
29
4.2.3 Motivasi Suami Dalam Mengikuti Program Keluarga
Berencana......................................................................
30
4.3 Kelemahan penelitian ...........................................................
31

4.4 Keterbatasan penelitian .........................................................


31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
32
5.1 Kesimpulan...............................................................................
32
5.2 Saran.........................................................................................
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .........


26
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................
26
Tabel 4.3 Gambaran Persepsi Suami Dalam Mengikuti Program
Keluarga Berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof Dr. W.
Z. Johannes Kupang ................................................................
26

ix
Tabel 4.4 Gambaran Pengetahuan Responden Dalam Mengikuti
Program Keluarga Berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof
Dr. W. Z. Johannes Kupang ....................................................
27
Tabel 4.5 Gambaran Motivasi Responden Dalam Mengikuti Program
Keluarga Berencana di Poli Kebidanan RSUD Prof Dr. W. Z.
Johannes Kupang .....................................................................
27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Permintaan Menjadi Responden


Lampiran II Lembar Persetujuan
Lampiran III Lembar Kuesioner
Lampiran IV Daftar Tabel Score

ix
Lampiran V Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

ix

Anda mungkin juga menyukai