Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Talipusat merupakan organ vital yang menghubungkan ibu dan janin
melalui placenta selama berada didalam kandungan. Organ ini berfungsi untuk
menyalurkan makanan dan darah yang mengandung O2 dari ibu kejanin. Pada
waktu lahir fungsi ini tidak berlangsung lagi karena untuk kebutuhan makanan
bayi, dapat diperoleh dari air susu ibu sedangkan untuk kebutuhan O2 dapat
diperoleh dengan proses pernapasan (setelah bayi lahir paru-parunya sudah
dapat berfungsi dengan baik).
Talipusat yang sudah tidak berfungsi ini, pada saat lahir akan dipotong
sesuai dengan prosedur dan teknik steril. Biasanya talipusat ini tidak seluruhnya
dipotong melainkan disisakan sedikit pada perut bayi. Sisa talipusat ini, nantinya
akan dirawat dengan teknik aseptik sehingga pelan-pelan talipusat akan
menyusut, mengering dan pada akhirnya terlepas dengan sendirinya.
Perawatan talipusat adalah aktifitas yang mudah dilakukan, tapi jika
perawatannya salah dapat menyebabkan infeksi. Perawatan talipusat yang
mempunyai pengaruh terhadap resiko timbulnya infeksi yaitu pemotongan
talipusat yang belum kering, maka dengan ini bakteri akan memasuki areal
sebelum terjadinya penyembuhan, karena hal ini dapat mengakibatkan luka baru
dan memperlambat proses pengeringan talipusat. Salah satu tindakan
kewaspadaan dapat menghindari hal tersebut dari bahaya infeksi yaitu dapat
dilakukan dengan memberikan perawatan yang tepat.
Perawatan talipusat yang benar adalah talipusat dirawat dan dijaga
kebersihannya dengan menggunakan larutan alkohol 70% dua kali sehari dan
lebih sering lagi jika tampak basah dan lengket. Untuk membersihkan talipusat,
ujungnya harus dijauhkan dari kulit dengan cara memegangnya dengan tangan
yang satu sementara bagian pangkalnya dibersihkan dengan tangan lain memakai
lidi kapas yang sudah dicelup kedalam larutan alkohol. Talipusat harus selalu
dilihat untuk mengetahui perdarahan. Penggunaan lidi kapas untuk keperluan ini
kadang-kadang dapat mencederai umbilikus yang masih belum sempurna. Setiap
kemerahan pada umbilikus harus segera dilaporkan karena vena umbilikus
berjalan langsung kedalam hepar sehingga infeksi umbilikus yang berat
(omfalitis) dapat membawa kematian.
Perawatan talipusat yang benar sangat membutuhkan pengetahuan yang
adekuat dari orang yang merawat termasuk ibu kandungnya. Pengetahuan yang
dimaksud adalah informasi, kesan-kesan penerangan tentang perawatan talipusat
yang dimiliki seseorang. Pengetahuan ini sangat penting karena dapat
menentukan bagaimana ibu-ibu menyikapi dan melakukan perawatan talipusat.
Ruang perawatan nifas II-III adalah satu ruang perawatan pada RSUD
Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang yang merawat ibu postpartum. Di ruangan ini
perawatan talipusat dilakukan oleh perawat dengan teknik steril. Pada hari ketiga
ibu dan bayi akan kembali kerumah dan selanjutnya perawatan talipusat akan
dirawat oleh ibunya dirumah. Pada kondisi ini idealnya ibu harus dibekali dengan
pengetahuan tentang cara merawat talipusat dengan benar. Pemberian informasi
perlu disesuaikan dengan kebutuhan individu, untuk itu perlu dilakukan suatu
kajian ilmiah mengenai “Survei Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang
Perawatan Talipusat Pada Bayi” diruang II-III Kebidanan RSUD Prof Dr. W. Z.
Johannes Kupang.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1.2.1 Pernyataan Masalah
Perawatan talipusat secara baik dan benar sangatlah penting karena
selain mempercepat proses penyembuhan juga dapat mencegah terjadinya
infeksi. Oleh karena itu, perlu didukung oleh pengetahuan dari ibu sendiri
terutama ibu primipara. Pengetahuan yang memadai tentang cara perawatan
talipusat sangat menentukan ibu ibu dalam bersikap dan bertindak untuk
merawat tali pusat bayi.
1.2.2 Pertanyaan Masalah
Sejauh mana pengetahuan ibu primipara mengetahui tentang
perawatan talipusat yang benar pada bayinya ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
yang jelas tentang pengetahuan ibu primipara tentang perawatan talipusat
yang benar pada bayi.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan Ibu tentang perawatan talipusat.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu primipara tentang persiapan alat
dalam merawat talipusat.
c. Mengidentifikasi pengeahuan ibu tentang tanda-tanda infeksi pada
talipusat.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1.4.1 Untuk Institusi
Dapat digunakan untuk menambah wawasan Ilmu Pengetahuan Ibu
Primipara tentang cara perawatan tali pusat yang benar pada bayi.
1.4.2 Untuk Rumah Sakit
Digunakan untuk masukan dalam rangka peningkatan upaya pencegahan
terjadinya infeksi talipusat pada bayi selama dirumah sakit.
1.4.3 Untuk Peneliti
Sebagai pengalaman belajar khususnya dalam bidang penelitian
1.4.4 Untuk Responden :
Sebagai informasi penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang
parawatan tali pusat yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan


2.1.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan kumpulan kesan-kesan dan penerangan yang
terhimpun dari pengalaman yang siap untuk digunakan. Adapun
pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu”dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindaran terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo, 1997).
Pengetahuan tentang seseorang suatu obyek mengandung dua aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari
obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap
obyek tersebut.

2.1.2 Tahap-Tahap Memperoleh Pengetahuan


Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (perilaku). Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Rogers mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku
baru dalam diri seseorang akan terjadi proses yang berurutan yaitu :
1. Awareness (Kesadaran)
Dimana orang menyadari dalam arti mengetahui lebih dahulu terhadap
stimulus.
2. Interest
Subyek muali tertarik terhadap stimulus /obyek tersebut. Disini sikap
subyek sudah mulai timbul. Pengunaan, hukum-hukum, rumus-rumus
metode prinsip dalam konteks/situasi yang lain.
3. Evaluation
Pada tahap ini subyek mulai menimbang-nimbang baik buruknya
stimulus terhadap dirinya.
4. Trial
Dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5. Adaption
Dimana subyek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan


Adapun pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki enam
tingkatan antara lain:
1. Tahu
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk didalamnya adalah mengingat kembali terhadap
sesuatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah, kata kerja untuk mengukurnya antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampun menjalankan secara
benar obyek yang diketahui dan cara menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Apalikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengunakan
materi yang telah dipelajari. Pada situasi atau kondisi sebenarnya
aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus-
rumus, metode, prinsip dalam konteks/situasi yang lain.
4. Analisis
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek ke dalam
suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
Sisntesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru atau suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Penelitian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria
yang ada.

2.2 Konsep Perawatan Talipusat


2.2.1 Pengertian
Merawat talipusat bayi adalah memberikan perawatan terhadap
talipusat bayi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempercepat proses pengeringan talipusat, dan mempercepat terlepasnya
talipusat. Tebal talipusat kira-kira sebesar jari, panjangnya kira-kira 50 cm,
berwarna putih kuning, tampak berpilin dan tidak pada semua tempat
tebalnya sama. Di dalam talipusat terdapat tiga pembuluh darah ; 1
pembuluh balik dan dua pembuluh nadi. Pembuluh darah balik mengalirkan
darah yang mengandung makanan dan zat asam dari uri kejanin, sedangkan
pembuluh nadi mengalirkan darah yang mengandung “sampah pertukaran
zat” dan zat asam arang dari janin ke uri.
2.2.2 Cara Merawat Talipusat
1. Persiapan Alat
Pertama kita menyiapkan Alkohol 70% dan bethadine 10% dalam
tempatnya kemudian kasa, kapas steril dan juga korentang dalam
tempatnya. Semua ini harus dalam keadaan steril. Kita juga menyiapkan
pengikat talipusat steril, aquadest steril secukupnya dan tak lupa gunting
perban untuk membuat pengikat talipusat. Hal lain yang perlu disiapkan
juga yaitu perlengkapan pakaian bayi (Gurita, Popok dan Baju).
2. Prosedur
 Mencuci tangan dengan sabun
 Kasa pembungkus talipusat ditetesi aquades steril dan dibuka
 Mengambil kapas steril atau kapas bertangkai ( kapas lidi ) dengan
mengunakan korentang kemudian dibasahi dengan alkohol 70 %.
 Bersihkan talipusat dengan kapas alkohol – mulai dari ujung sampai
pangkal talipusat dan daerah sekitarnya sambil memegang ujung tali
pusat.
 Olesi talipusat dengan bethadine atau obat sejenisnya dengan cara
yang sama seperti diatas.
 Selanjutnya talipusat ditutup dengan menggunakan kasa steril.
 Caranya : kasah dibuka, dilipat dalam bentuk segi tiga. Letakan
kasah tersebut dibawah talipusat, ujungnya dilipat keatas ujung
talipusat agar talipusatnya tetap, lalu kedua ujung kasa diikat dan
ikatanya jangan terlalu kuat.
 Pakaian bayi di pakaikan kembali, alat-alat dirapikan, tidurkan
kembali bayi dengan posisi sesuai dengan kebutuhan.

2.2.3 Infeksi Talipusat


Mula-mula terlihat sebagai keadaan talipusat yang basah atau
lengket-lengket dengan bau yang tidak enak. Infeksi ini dapat disebabkan
oleh staphylococus, streptococus atau basil gram negatif. Jika infeksi ini
tidak segera diobati akan dijumpai tanda-tanda pertama, penyebaran akan
terjadi kedaerah sekitar talipusat yang kemudian menjadi merah dan
membengkak. Infeksi ini dapat pula menyebar kebagian dalam tubuh
disepanjang vena umbilikus dan mengakibatkan trombosis venaporta,
abseshepar serta septikemia. Sehingga perlu ditekankan pentingnya
perawatan talipusat secara rutin dan cermat dan pelaporan serta
pengobatan secara dini terhadap setiap kemerahan atau pengeluaran secret
dari puntung talipusat.
2.2.4 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
Yang harus diperhatikan seorang ibu dalam merawat talipusat antara lain :
 Perawatan talipusat harus dilakukan setiap hari sesuai dengan
dimandikan/sewaktu-waktu bila diperlukan.
 Daerah talipusat harus dalam keadaan bersih dan kering untuk
mencegah infeksi.
 Jangan mengunakan plester biasa sebagai penutup/fiksasi talipusat
2.3 Kerangka Konsep
Berdasarkan uaraian diatas, maka variabel-variabel konsep tersebut akan
ditaati berdasarkan pengetahuan Ibu primipara dan cara perawatan tali pusat.

Baik

Ibu Pengetahuan tentang Cara Penyembuhan


Cukup
Primipara Perawatan Talipusat Talipusat

Kurang

Keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitan


Jenis penelitian yang digunakan ialah penilitian kualitatif dengan rancangan
penelitian survey accident sampling (convinience sampling) yaitu dilaksanakan
apabila kurangnya pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias.
Subjects dijadikan sample karena kebetulan dijumpai ditempat dan waktu secara
bersamaan pada pengumpulan data. Pada cara ini sample diambil tanpa
sistematika sistematika tertentu, sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi
sumber, apalagi populasi target.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi yang diambil adalah ibu-ibu primipara yang dirawat di ruang II – III
kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z Johanes Kupang. Sampel yang digunakan adalah
accidental sampling (convinience sampling) yaitu dilaksanakan apabila
kurangnya pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias. Subjects
dijadikan sample karena kebetulan dijumpai ditempat dan waktu secara besamaan
pada pengumpulan data. Pada cara ini sampel diambil secara sistematika tertentu,
sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi sumber, apalagi populasi target.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilokasi dan rungan II-III kebidanan RSUD Prof. Dr. W.Z Johanes
Kupang. Pada bulan maret 2006.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu
primipara tentang perawatan talipusat.
3.5 Definisi Operasional
Pengetahuan ibu primipara tentang perawatan talipusat bayi adalah tentang
bagaimana cara merawat talipusat yang benar sehingga bayi bisa terhindar dari
infeksi.

3.6 Cara Pengumpulan Data


Dengan mendapatkan izin dari direktur RSUD Prof. Dr W. Z Johanes Kupang
peneliti mengadakan pendekatan pada pasien untuk mendapatkan persetujuan
menjadi responden penelitian. Setelah mendapat persetujuan, quisioner dibagikan
untuk di isi untuk mendapatkan data. Cara pengumpulan data melalui quesioner
yang berisi pertanyaan tertutup. Peneliti memilih ibu-ibu primipara yang dirawat
diruang II-III kebidanan, untuk dijadikan responden.

3.7 Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
quisioner dalam bentuk pertanyaan multipel choisce. Questioner sebanyak 15
pertanyaan, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu
primipara (sebagai responden).

3.8 Analisa Data


Data yang telah dikumpulkan diolah secara deskriptif denan menggunakan tabel
distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk narasi dan presentasi. Analisa data
dilakukan dengan menganalisis hasil pertanyaan secara manual melalui
presentase.

3.9 Etika Penelitian


Surat ijin untuk melakukan penelitian diperoleh dan ditandatangani oleh
Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan Kupang. Yang ditujukan pada kepala rungan
II – III Kebidanan dan kepala Ruangan II-III Anak dengan tembusan Direktur
Politeknik Kesehatan Kupang. Selain itu untuk menjaga kerahasiaan subyek
maka dalam lembaran pengumpulan data penelitian tidak dicantumkan nama
tetapi diberikan nomor kode.
3.10 Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Feb Mar April Mei Juni
1 Penyusunan Proposal.  
2 Seminar Proposal. 
3 Penelitian. 
4 Pengolahan dan Analisa Data. 
5 Penyusunan Laporan. 
6 Seminar Hasil Penelitian 

3.11 Biaya Penelitian


Biaya sepenuhnya akan ditanggung oleh peneliti.
Persiapan
Penyusunan proposal : Rp. 100.000
Pengetikan proposal : Rp. 75.000
Pengeditan : Rp. 50.000
Pelaksanaan
Pengumpulan data : Rp. 75.000
Pelaporan hasil
Pengolahan data : Rp. 50.000
Penjilidan : Rp. 30.000
Lain-lain : Rp. 100.000
Total : Rp. 480.000,-

3.12 Organisasi Penelitian


Peneliti Utama
Nama : Yoseph Hareomus Rada
NIM : 038.kp.01.2002
Pembimbing
Nama : Pius Selasa SKp,Ns
NIP : 140 337 424
DAFTAR PUSTAKA

1. Http://cyberwoman.cbn.net. id / detil.asp?kategori:mother&newsno=409.
2. Dr. Hartono. Andry. 1996. Perawatan Maternitas, Edisi 2 EGC. Jakarta
3. Prockoop. D.Y. Hasting. T.M. 1999. Dasar-Dasar Riset Keperawatan, Edisi 2
EGC; Jakarta.
4. Anne, H . 2003 . Asuhan Bayi Baru Lahir. Pusdiknakes. WHO.Jhpiego
5. Http://www.parentsquide.co.id/discussioncontent.php?
kat=2&Pg=hns&emonth=01% & eyear=2006
6. Http://www. Balita-anda.Indoglobal.com/ perawatan bayi.html
7. Http://cyberwomen.cbn.net.id/detil.asp? kategori=mother&newsno=507
8. Staf Pengajar Universitas Pajajaran.1989.Obstetri Patologi. Elstar Off Set
Eleman ; Bandung
9. Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi II. EGC ; Jakarta
10. R.H Pardoko.1977. Perawatan Ibu di Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan;Surabaya
11. Jumiarni,dkk. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. EGC.; Jakarta
12. Saifudin Abdul.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; Jakarta
13. Nursalam, Priani S.2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan,
Infomedika; Jakarta
14. Sackarin, M.R.1996.prinsip keperawatan pediatrik, Edisi 2. EGC; Jakarta

LAMPIRAN I

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Ibu Responden
Di ruangan II-III Nifas
RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes KUPANG-NTT

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Politeknik


Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan yang telah mengikuti kuliah Riset
Keperawatan:

Nama : Yoseph Hareomus Rada


Nim : 038.kp.01.2002
Alamat: Politeknik Kesehatan Kupang, Jurusan Keperawatan
JL. Eltari II Liliba Kupang.

Akan mengadakan penelitian dengan judul: “Survey Tingkat Pengetahuan


Ibu Primipara Tentang Perawatan Talipusat Bayi Baru Lahir” di Ruangan
II-III Nifas RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang-NTT.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat
pengetahuan Ibu primipara dalam merawat talipusat bayinya sesuai teknik
aseptik. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang membahayakan
atau merugikan ibu sebagai responden. Sebaliknya penelitian ini bertujuan
untuk membantu memberikan informasi yang bermanfaat bagi responden.
Segala informasi yang diberikan akan dijaga dengan baik dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Identitas Ibu responden pun tidak
akan disebutkan walaupun nantinya hasil penelitian ini akan dipublikasikan.
Apabila ibu menyetujuinya maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan ini dan bersedia menjawab semua
pertanyaan quisioner yang akan saya berikan.

Kupang, 2006

Peneliti,

Yoseph Hareomus Rada


038.Kp.01.2002
LAMPIRAN II

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk


berpartisipasi dalam pengumpulan data tentang “Survey Tingkat Pengetahuan Ibu
Primipara Tentang Perawatan Talipusat Bayi Baru Lahir” di Ruangan II-III Nifas
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang-NTT, yang dilakukan oleh Yoseph
Hareomus Rada, mahasiswa Politeknik Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan.
Saya mengetahui informasi, saya dibutuhkan untuk penelitian ini. Oleh karena
itu, saya berharap informasi yang akan saya berikan besar manfaatnya dalam
mencapai tujuan penelitian.

Kupang, 2006

Responden Peneliti,

(.................................) Yoseph Hareomus Rada


038.Kp.01.2002
LAMPIRAN III

QUISIONER
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku bangsa :
Bentuk Pertanyaan
1. Berapa kali biasanya talipusat dibersihkan?
a. Seminggu sekali
b. Tiga hari sekali
c. Dua kali sehari
2. Larutan apa yang biasa digunakan untuk merawat talipusat?
a. Alkohol 70%
b. Air biasa
c. Minyak kayu putih
3. Tanda-tanda apakah yang .menunjukan talipusat mengalami infeksi? Kecuali
a. Talipusat tampak basah dan lengket
b. Talipusat berdarah
c. Talipusat dalam keadaan kering
4. Apa yang ibu ketahui tentang tujuan dari merawat talipusat?
a. Mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses pengeringan serta
mempercepat terlepasnya talipusat
b. Memperlambat proses pengeringan dan terlepasnya talipusat
c. Bisa membuat bayi cepat besar dan sehat.
5. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh ibu dalam merawat talipusat
bayinya,… kecuali?
a. Perawatan talipusat bayi harus dilakukan setiap hari sesudah dimandikan/
sewaktu-waktu bila diperlukan.
b. Daerah talipusat harus selalu dalam keadaan bersih dan kering untuk
mencegah infeksi.
c. Perawatan talipusat hanya satu kali saja dalam sehari dan tetap perhatikan
adanya gejala infeksi talipusat.
6. Apa yang harus ibu lakukan bila pangkal talipusat bayi bernanah/ berwarnah
kemerahan, dan juga bayi menangis setiap kali bagian itu tersentuh?
a. Kemungkinan talipusat sudah terinfeksi, segera bawa kedokter.
b. Kemungkinan talipusatnya sudah mulai kering, maka ibu segera
membersihkan talipusat bayinya.
c. Segera gunakan gurita pada bayi agar penutup talipusat tidak lepas.
7. Alat-alat apa saja yang perlu disiapkan untuk merawat talipusat? Kecuali
a. Alkohol 70%, kasa steril
b. Perlengkapan bayi ( gurita, popok, baju ) aquadest steril
c. Plester
8. Bagaimana cara merawat talipusat yang baik dan benar?
a. Mengambil kasa steril dan langsung ditutup pada talipusat tanpa dibasahi
dengan alkohol 70%
b. Mencuci tangan, kasa pembungkus ditetesi aquadest dan dibuka lalu talipusat
mulai dibersihkan dengan kapas alkohol selanjutnya ditutup dengan
menggunakan kasa steril dan pakaian bayi dipakaikan kembali
c. Setelah pembungkus talipusat dibuka, talipusat dibersihkan dengan alkohol
mulai dari pangkal sampai ujung talipusat sambil tangan tidak memegang
ujung talipusat.
9. Pada talipusat akan ditutup, bagaimana cara menutupnya yang benar?
a. Kasa dilipat dalam bentuk segi empat, diletakan diatas talipusat dan langsung
dililitkan kemudian kasa diikat dengan sangat kuat agar tidak mudah terlepas
b. Langsung dibungkus saja
c. Kasa dibuka dilipat dalam bentuk segitiga, diletakan dibawah talipusat,
ujungnya dilipat keatas lalu kedua ujung kasa diikat dan ikatannya jangan
terlalu kuat
10. Kapan waktu yang tepat kita merawat talipusat?
a. Setiap bayi habis mandi
b. Sebelum bayi mandi
c. Setelah bayi buang air
11. Apa yang menyebabkan infeksi pada talipusat?
a. Talipusatnya bodong
b. Sisa talipusat tidak dijaga kebersihannya sehingga memungkinkan timbulnya
bakteri atau jamur
c. Bayi terlalu dimandikan sehingga pusatnya basah
12. Apa yang dilakukan seorang ibu jika melihat talipusat bayinya bodong?
a. Menaruh mata uang logam yang lebar dan berat diatas pusat bayi agar
lubangnya dapat tertutup dengan sempurna dan jika menangis isi perutnya
tidak keluar
b. Perawatan dengan pengikatan perut, pembalut atau plester
c. Tutup saja dengan kapas yang sudah diolesi antiseptik lalu tempel kain kasa
sebagai pelindungnya.
13. Apa yang harus ibu lakukan setelah selesai membersihkan talipusat bayi ?
a. Menyusui bayi agar bayi cukup mendapatkan asi.
b. Membaringkan bayi ditempat tidur kemudian membelai bayinya sebagai
sentuhan kasih sayang ibu pada anak.
c. Mencuci tangan, kemudian meneteki bayi bila perlu.
14. Pada usia berapa talipusat bayi akan mengering dan terlepas?
a. Enam sampai delapan hari
b. Enam sampai delapan minggu
c. Enam sampai delapan bulan
15. Apa yang harus dilakukan seorang ibu jika bayinya terkena infeksi talipusat?
a. Memberikan serbuk antibiotik
b. Menaburkan bedak kesisa talipusat yang basah
c. Membersihkan talipusat setiap hari dengan air.
PROPOSAL PENELITIAN

SURVEY TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG


PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI DI RUANGAN II-III
KEBIDANAN RSUD. PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG

OLEH :

YOSEPH HAREOMUS RADA


NIM . 038 . Kp . 01 . 2002

POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2006

Anda mungkin juga menyukai