PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah oleh Aedes, Filariasis dan Japanese Encephlitis ditularkan oleh
Schistosomiasis, 2001 ).
Salah satu butirnya menyatakan bahwa J E adalah penyakit zoonosa yang bersifat
diterapkan system kewaspadaan dini khusus untuk daerah yang berpotensi terjadi
penularan J E.
Lain halnya dengan penyakit filariasis penyakit ini lebih tingghi angka
yaitu Kabupaten Belu, Sumba Timur, Sikka, Ende, Alor, Sumba Barat dan TTU,
Daerah Kelurahan Oeba Kecamatan Kelapa Lima merupakan daerah yang banyak
terdapat genangan air serta got-got yang berportensi sebagai tempat perindukan
nyamuk terutama jenis Culex Sp yang merupakan penyebap penyakit filariasis dan
Japanese Encephalitis.
disukai oleh nyamuk tersebut. Sehubungan dengan hal diatas maka penulis ingin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Institusi
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Peneliti
dan Entomologi.
Vektor.
E. Ruang lingkup
1. Lingkup Ilmu
2. Lingkup Waktu
3. Lingkup Lokasi
4. Lingkup Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada fauna jentik Culex Sp
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gigitan nyamuk dari genus Culex dan Anopheles. Penyakit ini bersifat kronis dan
nyamuk akan mengeluarkan air liurnya untuk menghentikan pembekuan darah agar
mudah diisap. Saat itu parasit – parasit yang ada pada air liurnya akan masuk kedalam
tubuh manusia.
Philum : arthropoda
Klass : hexapoda
Ordo : diptera
Familia : culicidae
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
yaitu dari stadium telur, stadium jentik, stadium pupa, dan stadium dewasa.
Stadium telur, stadium jentik dan stadium pupa berlangsung didalam air.
1. Stadium Telur
Telur nyamuk dari genus Culex umumnya berukuran sama. Ukuran telurnya
sangat kecil kurang lebih 1 mm, berwarna hitam, berbentuk oval dan
Telur nyamuk Culex tahan sampai dengan 6 bulan pada tempat yang kering
Setelah menetas, telur akan berubah menjadi jentik dengan waktu kurang
pergantian kulit ( Instar ) dengan lama waktu 7-9 hari, ( Instar I, Instar II,
Instar III, dan Instar IV ). Pada tahapan atau Instar IV nyamuk Culex lebaih
mudah di identifikasi, sebab pada Instar IV semua bulu - bulu dan alat tubuh
- terdapat pectin pada siphon yang tumbuh dari pangkal siphon sampai
3. Stadium Pupa
Perubahan dari bentuk jentik menjadi pupa membutuhkan waktu 2-5 hari.
Pada stadium ini pupa tidak membutuhkan makanan. Pupa akan menetas
4. Stadium Nyamuk
berlangsung pada sore hari lalu nyamuk betina pergi mencari mangsa
( darah ). Nyamuk jantan umurnya lebih pendek dari pada nyamuk betina
yaitu kurang lebih 1 minggu. Makannya berupa cairan buah – buahan atau
tumbuhan. Dalam sekali bertelur nyamuk betina mampu mengelurkan kira
mempunyai tipe tempat untuk berkembang biak yang berbeda misalnya pada
nyamuk Aedes lebih suka berkembang biak pada air yamg bersih, jernih, dan
yang mempunyai tipe berkembamg biak pada air yang keruh, polusi air tinggi
atau pada air yang sudah lama tergenang. Untuk nyamuk Mansonia lebih pada
kolam, rawa-rawa dan danau yang banyak mengandung tanaman air. Dan
Selain air faktor pencahayaan dan lama genangan air juga sangat berpengaruh
dalam perkembang biakan nyamuk. Untuk jenis jenis nyamuk tertentu suka
berkembang biak pada genamgan air terbuka, terkena sinar matahari langsung
dan ada pula jenis nyamuk yang suka berkembang biak pada genangan
genangan air yang terlindung tidak terkena sinar matahari langsung. Lama
genangan air juga menentukan jenis jentik dan jumlah jentik yang di tentukan.
Jentik nyamuk Mansonia dan Culex lebih menyukai genangan air yang sudah
lama, tetapi jentik nyamuk Anopeles ada yang menyukai genangan air yang
baru. Pada genangan air tersebut jentik akan ditemukan dengan kepadatan
tinggi dibandingkan degan yang ditemukan pada genangan air yang sudah
lama. Masa dalam air bagi nyamu memerlukan waktu 8-12 hari terhitung dari
telur sampai nyamuk keluar dari kepomong. Pendekatnya waktu tergantung
sinar matahari langsung dan kecepat angin yang rendah seperti pada gua-
nyamuk tersebut tidak mendapat binatang maka bias menggigit manusia atau
sebaliknya. Bila dikaitkan dengan waktu maka nyamuk Aedes Sp lebih aktif
lebih aktif mencari darah pada malam hari. Frekwensi menggigit yang tinggi
setiap dua hari sekali, ada yang tiga sampai lima hari sekali dan adapula
yang menggigit beberapa kali untuk satu siklus bertelurnya. Waktu dan
Bila dikaitan dengan sumber darah ada yang bersifat antrofilik yaitu lebih
senang mencari darah pada manusia dan ada yang bersifat zoofilik yaitu
mudah.
Perkawinan biasanya berlangsung pada sore hari lalu nyamuk betina pergi
mencari mangsa ( darah ). Telur yang berasal dari hasil perkawinan akan
menjadi steril atau mandul tanpa darah. Nyamuk Culex ada yang bersifat
antrofilik yakni lebih senang mencari darah manusia dan yang bersifat
masuk rumah pada siang hari, sore hari, tengah malam dan menjelang
siang. Pada saat memasuki rumah tidak berarti bahwa nyamuk tersebut
betina. Yang menjadi makanan nyamuk adalah cairan atau sari sari tumbuhan.
1. Secara mekanis.
2. Secara biologis
Cara ini dilakukan dengan memanfatkan musuh alami dari nyamuk culex
air.
3. secara kimiawi.
1. Filariasasi
penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu Wucheria
b. Cara penularan
d. Gejala filariasis
ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
atau rawa-rawa, nyamuk itu mengisap darah mereka yang berada diluar
Kesos ) akhir tahun 2001 lalu di kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur
pun yang mengalami gejala klinis atau terserang radang otak ( Survei sub
demikian densitasnya tidak sama dengan untuk setiap wilayah. ( Prof. Dr.
Kedokteran UI ).
dan apabila nyamuk yang efektif ini menggigit manusia lewat tusukan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitia ini adalah penelitian yang bersifat Deskritif. Dalam penelitian ini,
B. Rancangan Penelitian
C. Lokasi Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah jentik nyamuk Culex Sp pada wilayah
tertentu
2. Sampel
Sample dari penelitian ini adalah jentik Culex Sp yang terdapat dari kelurahan
yang mempunyai resiko pencemaran yang tinggi di mana jentik Culex Sp biasa
berkembang biak.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
3. Variabel pengganggu
F. Defenisi Operasional
perkembang biakanya.
2. Jentik Culex adalah stadium kedua dari nyamuk genus Culex Sp yang
Data primer
pipet tetes untuk memipet, jentik nyamuk, wadah atau gelas yang diisi air
untuk tempat penampungan jentik, kain kasa untuk menutup wadah atau
penangkapan.
G. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap persiapan