A. Skenario
Environmental Burden Disease
Seorang dokter Puskesmas memberikan penyuluhan mengenai pentingnya peran
lingkungan dalam menyumbang tingginya tingkat kejadian penyakit di daerahnya.
Dalam presentasiny, dokter tersebut mengambil environmental burden disease dari
WHO dan member contoh gambar lingkungan yang sering ditemui di wilayahnya
sebagai berikut :
: proses
pemberian
bantuan
berupa
yang bermasalah.
: sesuatu yang berada di luar atau di sekitar
3. WHO
makhluk hidup.
: (World Health Organization) salah satu
badan PBB yang bertindak sebagai
koordinator
internasional.
: masalah yang
kesehatan
dikaitkan
umum
dengan
puskesmas tersebut?
Apa yang disebut sebagai kesehatan lingkungan?
Bagaimana standar lingkungan sehat?
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap proses penularan penyakit?
Penyakit apa saja yang termasuk EBD?
Apa saja upaya pencegahan EBD?
Apa peran tenaga kesehatan dalam menangani kasus EBD?
E
A
H
a. Fisik:
- Air
- Udara
- Tanah
b. Sosial:
- Status sosial
- Adat istiadat
- Agama
c. Biologi:
- Serangga
- Vektor
5. Penyakit EBD:
- ISPA
- TBC
- Influenza
- Cholera
- Filariasis
- DBD
- Malaria
- Diare
- Disentri
- Cacingan
- Demam Tifoid
6. Pencegahan:
- Primer
- Sekunder
- Tersier
7. Upaya tenaga kesehatan:
- Skrining kesehatan
- Rumah sehat
- Larvasida
- Pemberontakan sarang nyamuk (PIN)
- Imunisasi
- Pemberian obat cacing
Skema
UAKWTFPDEIBSRVNL
adieHBPUnuo
narmOstfDdk
areiotcg
hankfyroLe
kitealvrgu
esaoun
siragh
oarnk
lPSn
oehS
gnte
iyh
a
kt
i
t
a
n
k
n
a
e
a
t
F. Sasaran Belajar (STEP 5)
1.
2.
3.
4.
H. Penjelasan (STEP 7)
1. Macam-macam penyakit EBD dan pendekatan klinis
A. Infeksi Virus
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya
cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD
merupakan
penyakit
menular
yang
terutama
menyerang
anak-anak.
(widoyono, 2011)
Di Indonesia penyaakit DBD masih merupakan masalah kesehatan
karena masih banyak daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada
umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke wilayah lain. Penyakit
DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal
karena banyak pasien yang meninggal akibat penangannya yang terlambat.
Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD), dan dengue shock (DSS).
(widoyono, 2011)
Etiologi dan penularan
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau yang disebarkan oleh
arthropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili flaviviridae.
(widoyono, 2011)
Ada 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serotipe
DEN-3 merupakan jenis yang sering dihubungkan dengan kasus-kasus parah.
Infeksi oleh salah satu serotipe yang bersangkutan, tetapi tidak untuk serotipe
yang lain. Keempat jenis virus tersebut semuanya terdapat di Indonesia. David
Bylon (1779) melaporkan bahwa epidemiologi dengue disebabkan oleh tiga
faktor utama, yaitu virus, manusia, dan nyamuk. Vektor utama penyakit DBD
adalah nyamuk Aedes aegypti ( di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus ( di
daerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah
nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit
dan viremia ( terdapat virus dalam darahnya). (widoyono, 2011)
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama
dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka
virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh
manusia, virus ini akan berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan
mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri
dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu minggu.
(widoyono, 2011)
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah :
Berkembang biar di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak
mandi, wc, tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air
seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, serta tempat minum
burung.
Pertumbuhan penduduk
Transportasi
B. Kriteria laboratoris
1. Trombositopenia ( <100.000/ mm3)
2. Hemokonsentrasi ( Ht meningkat >20 %)
PROGRAM PEMBERANTASAN
1. Tujuan
10
Meningkatkan
peran
serta
masyarakat
PSM
dalam
3. Strategi
Kewaspadaan dini
Penanggulangan KLB
Penyuluhan
4. Kegiatan
a. Pelacakan penderita ( penyelidikan epidemiologis, PE), yaitu
kegiatan mendatangi rumah-rumah dari kasus yang dilaporkan
(indeks kasus) untuk mencari penderita lain dan memeriksa angka
jentik dalam radius kurang lebih 100m dari rumah indeks.
b. Penemuan dan pertolongan penderita, yaitu kegiatan mencari
penderita lain. Jika terdapat tersangka kasus DBD maka harus
segera dilakukan penanganan kasus termasuk merujuk ke unit
pelayanan kesehatan (UPK) terdekat.
11
sekali,
dengan
cara
mengambil
sampel
100
12
2. CHIKUNGUNYA
Chikungunya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan
oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan aedes
africanus. Untuk pertama kalinya, virus chikungunya berhasil diidentifikasi di
afrika timur pada tahun 1952.chikungunya ditandai dengan demam, mialgia,
atau atralgia, ruam-ruam, leukopeni, dan limfadenopati. Meskipun wilayah
serangannya luas dan penyebarannya cepat, chikungunya jarang menimbulkan
kematian, setidaknya dari berbagai laporan KLB yang terjadi di Indonesia.
Penyakit ini akan sembuh sendiri (self-limiting disease). Karena vektornya
nyamuk, chikungunya tergolong arthropod-borne disease, yaitu penyakit
byang disebarkan oleh arthropoda. (widoyono, 2011)
Etiologi
Virus chikungunya adlaah virus yang termasuk dalam genus virus alfa
dari famili togaviridae. Virus ini berbentuk sferis dengan ukuran diameter
sekitar 42nm. Virus ini bersama dengan virus Onyong-nyong dari genus virus
alfa dan virus penyebab Demam Nil Barat dari genus virus flavi
menyebabkan gejala penyakit mirip dengue. (widoyono, 2011)
Sebelum menyerang manusia, 200-300 tahun yang lalu, virus ini telah
menyerang primata di hutan dan padang savana di Afrika. Hewan primata
yang sering terjangkit adalah baboon (papio sp.) dan cercophitecus sp.
Penularan
Seperti DBD, chikungunya endemik di daerah yang banyak ditemukan
kasus DBD. Kasus DBD pada wanita dan anak-anak lebih tinggi dengan
alasan mereka lebih banyak berada di rumah pada siang hari saat nyamuk
menggigit. KLB chikungunya bersifat mendadak dengan jumlah penderita
relatif banyak. Selain manusia, virus chikungunya juga dapat menyerang
tikus, kelinci, monyet, dan simpanse. (widoyono, 2011)
13
lingkungan
yang
berhubungan
dengan
tempat
14
Isolasi virus
Hasil
pemeriksaan
RT-PCR
positif
asam
nukleat
virus
chikungunya.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis,
dengan bahan darah vena 5cc pada fase akut (utama) dan fase penyembuhan.
Pada pemeriksaan hematologi rutin dapat dijumpai kadar hemoglobin yang
normal, trombositopenia, leukopenia, atau leukositosis, relatif limfositosis
pada hitung jenis dan peningkatan laju endap darah (LED). Pemeriksaan
kimia klinis menunjukkan fungsi hati yang bisa terganggu apabila terjadi
hepatomegali yang ditandai dengan SGOT/SGPT dan bilirubin direk atau total
yang meningkat. (widoyono, 2011)
15
test
(RDT),
ELISA,
hemaglutinase
inhibisi
(HI),
dan
immunofluorescent assay (IFA) utnuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG atau
dengan plymerase chaim reaction (PCR) untuk memeriksa materi genetik
virus. (widoyono, 2011)
PENCEGAHAN
Upaya pencegahan chikungunya hampir sama dengan pencegahan
untuk penyakit DBD. Penting bagi masyarakat untuk melakukkan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, menggunakan obat anti-nyamuk
pada jam-jam saat nyamuk banyak menggigit, dan mengoleskan losion antinyamuk pada anak sekolah. Karena penyakit ini berpotensi menyebabkan
KLB, penderita chikungunya perlu diisolasi meskipun tidak dirawat di rumah
sakit. Isolasi yang tepat akan sangat berguna untuk mencegah penularan cepat
penyakit ini. (widoyono, 2011)
Secara umum, upaya pengendalian penyakit ini terdiri dari :
1. Pencegahan gigitan nyamuk
Ini bisa dilakukan dengan pemasangan kelambu, penggunaan kasa
antinyamuk, dan pemakaian obat nyamuk oles, bakar atau semprot.
2. Pemberantasan jentik
Istilah pemberantasan sarang nmyamuk (PSN) sebenarnya kurang tepat
karena nyamuk beristirahat di semak-semak, gantungan baju bekas pakai,
gorden, dan tempat sejuk dan lembab lainnya. Nyamuk aedes sp. Akan
bertelur di permukaan air yang jernih, seperti tempat penampungan air,
vas atau pot bunga, air buangan dispenser, pemberantasan jentik dibagi
menjadi 3cara, yaitu :
16
3. Pemberantasan nyamuk
ini dilakukan untuk memutus rantai penularan dengan penyemprotan
(fogging) massal menggunakan insektisida cair 2kali dengan selang waktu
1 minggu.
(widoyono, 2011)
3.
CAMPAK
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini
ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivis yang
kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya
menyerang anak-anak dengan derajat ringan smapai sedang. Penyakit ini dapat
meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak
(ensefalitis). (widoyono, 2011)
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari family paramyxovirus, genus
morbillivirus. Virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai
satu antigen. Struktur virus ini mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis
dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan
pada sekret nasofaring, darah, dan air kencing dalam waktu skeitar 34jam pada
suhu kamar. (widoyono, 2011)
Virus campak bertahan selama beberapa hari pada temperatur 0oC dan
selama 15 minggu pada sediaan beku. Diluar tubuh manusia virus ini mudah
17
mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini akan kehilangan infektivitas sekitar
60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet.
(widoyono, 2011)
Penularan
Virus campak dengan mudah menularkan penyakit, virulensinya snagat tinggi
terutama pada anak-anak yang rentan dengan kontak keluarga, sehingga hampir
90% anak yang rentan akan tertular. Campak ditularkan melalui droplet di udara
oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah
munculnya ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari. (widoyono, 2011)
Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada
janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan
sampai bayinya 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk
antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak. Dalam
waktu 12 hari setelah infeksi campak mencapai puncak titer sekitar 21 hari. IgM
akan terbentuk dan cepat menghilang, hingga akhirnya digantikan oleh IgG.
(widoyono, 2011)
Gejala dan tanda
Sekitar 10 hari setelah infeksi, demam yang biasanya tinggi akan muncul,diikuti
dengan koriza, batuk, dan peradangan pada mata. Gejala penyakit campak
dikategorikan dalam tiga stadium :
1. stadium masa inkubasi, berlangsung 10-12 hari.
2. stadium masa prodormal, yaitu munculnya gejala demam ringan hingga
sedang, batuk yang makin berat, koriza, peradangan mata, dan munculnya
enantema atau bercak koplik yang khas pada campak, yaitu bercak putih
pada mukosa pipi.
18
19
1. Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang ebrasal dari antibodi
ibu. Antibodi itu akan menetralisasi vaksin yang diberikan.
2. Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan, atau
penggunaan diluar pedoman.
(widoyono, 2011)
B. Infeksi Parasit
1. Penyakit Cacing
A. Askariasis
Definisi
Askariasis adalah penyakit yang di sebabkan oleh cacing cacing
gelang atau yang paling besar prevalensinya di antara penyakit
cacing lainnya. Penyakit ini di perkirakan menginfeksi lebih dari 1
milliar orang. Tingginya prealensi ni karena banyaknya telur di
sertai dengan daya tahan telur yang mengandung larva cacing pada
keadaan tanah yang kondusif.
Etiologi
Ascaris lumbricoides adalah cacing yang berwarna merah dan
berbentuk silinder dengan ukuran cacing jantan 15-20cm x 3mm
dan betina 25-30m x 4mm. Cacing betina mampu bertahan hidup
selama 1-2 tahun dengan memproduksi 26juta telur sekitar
200.000 telur perhari. Ukuran telur 40-60m dan di lapisi pelapis
tebal sebagai pelindung terhadap situasi lingkungan yang tidak
sesuai dengan telur dan dapat hidup dalam tanah sampai berbulanbulan bahkan sampai 2 tahun. infeksi cacing betina dalam usus
akan menghasilkan telur infertil.
Daur hidup
20
Manifestasi klinik
a. Larva
21
Larva
yang
bermigrasi
menyebabkan
batuk,
demam,
B. Enterobiasis
Definisi
Infeksi cacing kremi (enteribiasis) lebih merupakan implikasi
sosial bagi anak dan keluarganya daripada masalah medis, karena
secara klinis infeksi ini tidak berbahaya.
22
Etiologi
Enterobius vermicularis atau oxyuri vermicularis adalah cacing
kecil (1cm) berwarna putih. Dalam sekali bereproduksi cacing
dapat menghasilkan 11.000 butir telur. Telur berbentuk asimetris,
eclips pada satu sisi dan datar pada sisi lainnya dengan ukuran
telur 30-60m. Setelah mengalami proses pematangan, larva dapat
bertahan hidup dalam telur sampai 20hari.
Daur hidup
Cacing dewasa betina biasanya akan bermigrasi pada malam hari
ke daerah sekitar anus untuk bertelur. Telur akan terdeposit di
sekitar area ini. Hal in akan menyebabkan rasa gatal di sekitar anus
(pruritus ani noktural). Apabila di garuk maka penularan dapat
terjadi dari kuku jari tangan ke mulut (self-infection atau infeki
dari diri sendiri). Metode penularan lainnya adalah dari orang ke
orang melalui pakaian. Penularan dapat terjadi dalam lingkungan
yang terkontaminasi cacing kremi misalnya melalui debu rumah.
Telur menetas di usus halus selanjutnya akan bermigrasi ke daerah
sekitar anus (sekum atau caecum) dan larva akan tinggal hingga
dewasa. Bia sifat infeksinya adalah retnoinfeksi dari anus maka
telur akan menetas di sekitar anus selanjutnya larva akan berigrasi
ke kolon asenden, sekum, apendiks dan berkembang sampai
dewasa. Satu penelitian pada anak melaporkan bahwa ada 33%
anak yang memiliki telur cacing pada kuku jarinya.
23
Manifestasi klinik
Sensasi gatal di skitar anus adalah gejala yang khas pada infeksi
ini. Gejala biasanya di ikuti dengan gangguan kurang tidur.
Penurunan nafsu makan, anoreksia, badan kurus. Cacing dewasa
menyebabkan nyeri perut, mual, muntah dan diare.
Diagnosis
Diagnosis di tegakkan bila di temukannya tekur pada apusan
perinial atau dalam tinja. Apusan perineal di lakukan dengan
menempelkan plester sepanjang 2cm di sekitar anus pada pagi hari
24
2. Filariasis
Definisi
Filariasis adalah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi nematoda
yang tersebar di indonesia. Filariasis sering di sebut dengan
penyakit kaki gajah. Yang di sebabkan ole tiga spesies cacing yaitu
wucheria bancrofti, Brugia malayi dan brugia timori yang di
tularkan melalui nyamuk ke manusia.
Etiologi
1. W. Brancofti
Perioditas keberadaan mikrofilia dalam darah tepi bergantung
spesies. W.brancoftri di temukan pada malam hari dan di
tularkan melalui nyamuk culex quinquefasciatus di daerah
perkotaan dan nyamuk anopheles di daerah pedesaan.
Pertumbuhan dalam tubuh nyamuk sekitar 2 minggu pada
manusia bisa hingga 5 minggu.
Mikrofilia yang terhisap nyamuk akan masuk lambung,
melepaskan kulit dan menembus dinsingnya untuk bersarang
25
26
Manifestasi klinik
Manifestai klinis secara umum di bagi menjadi 3 stadium, antara
lain :
1. Stadium tanpa gejala
Pada derah endemis di temukan hanya pembesaran kelenjar
limfe terutama di ingunal sedangkan pada pemeriksaan darah
di temukan mikrofilari dalam jumlah besar di sertai
eosinofillia.
2. Stadium peradangan (akut)
Limfangitis, inflamasi eosinofilia akut, demam, menggigil,
sakit kepala, muntah dan kelemahan tubuh. Stadium ini
berlangsung dari beberapa hari hingga minggu dan terutama
menyerang saluran limfe tungkai, ketiak dan alat kelamin.
27
3. Malaria
Definisi
adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk
bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit plasmodium
dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran
darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat
28
Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang merupakan
golongan plasmodium. Media utama yang menjadi penyebar
penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi
oleh parasit plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap
seseorang yang sudah terinfeksi parasit tersebut. Nyamuk tersebut
akan terinfeksi selama satu mingguan hingga waktu makan
selajutnya. Pada saat makan, maka nyamuk ini menggigit orang
lain sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam darah
orang tersebut sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.
Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia,
diantaranya yaitu:
1.
Plasmodium ovale
2.
Plasmodium malariae
29
3.
Plasmodium falciparum
4.
Plasmodium vivax
Daur hidup
Dalam
siklus
hidupnya
plasmodium
peneyebab
malaria
plasmodium
yang
berlangsung
pada
manusia
yang
menggigit
mengandung
manusia,
dan
30
mikrogamet,
dan
makrogametosit
tumbuh
menjadi makrogamet.
8) Mikrogamet dan makrogamet mengalami fertilisasi sehingga
terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa
ini merupakan reproduksi secara seksual.
9)
Ookinet
masuk
ke
dalam
dinding
berdinding
usus
nyamuk
tebal.
Di
hidupnya.
Didalam
sel
berkembang
tergantung
hati
parasit
tumbuh
spesiesnya)
Sel
hati
yang
eritrosit
maka
disebut
berlangsung
stadium
selama
31
menurun,
akan
menjadi
aktif
sehingga
dapat
tropozoit
berkembang
kemudian
berkembang
dan
membelah
banyak
untuk
mengulangi
eritrosit
dan
mikrogamet
kedalam
makrogamet
untuk
32
Manifestasi klinis
Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari beratringannya.
Gejalanya
yaitu
sebagai
berikut.
33
menjadi
stadium
yaitu
sebagai
berikut.
1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil
yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah,
bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang
terjadi
kurang
lebih
15
menit
hingga
jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit
kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh
biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita
mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2
hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu
berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan
suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya
sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah
sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga
memiliki komplikasi sebagai berikut ini.
34
Sering mengigau
Kejang-kejang
Dehidrasi
Diagnosis
Anamnesis
1. Trias malaria ( demam, menggigil, keringat dingin), sakit
kepala, mual muntah, diare dan nyeri otot
2. Riwayat berpergian atau tinggal di daerah endemis malaria
3. Riwayat sakit malaria atau minum obat malaria, riwayat
tranfusi.
4. Tanda-tanda malaria berat : dapt di temukan gangguan
kesadaran, lemah, kejang, tubuh kuning, perdarahan, sesak
napas, oliguria/anuria, air seni gelap (black water fever)
Pemeriksaan fisik
35
Pengobatan
Obat anti malaria dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati
malaria. Malaria adalah penyakit yang sangat serius, dan penyakit
ini terdapat di beberapa negara. Jadi jika Anda bepergian ke
daerah yang terdapat penyakit malaria, maka sangat penting
mempertimbangkan untuk minum obat sebelum Anda bepergian,
ketika Anda berada di daerah tujuan, dan setelah Anda pulang ke
rumah untuk mengurangi risiko infeksi. Obat yang Anda minum
tergantung dari:
36
berkembang
dengan
cepat
)falciparum.
pada
orang
yang
Pengobatan
yang
hari
untuk
melihat
perkembangan
infeksi.
37
yang
digunakan
dapat
berubah
seiring
digunakan
untuk
mencegah
mefloquine.
Jangan
Anda
ovale.
Namun
sebelum
38
untuk
mengobati
daerah
yang
belum
Coartem adalah
kombinasi
dari
dua
obat
artemeter
dan
infeksi
malaria
disebabkan
resisten
oleh
terhadap
dan
proguanil).
malaria
Malarone
yang
digunakan
disebabkan
untuk
oleh
39
Doxycycline,
untuk
infeksi
yang
disebabkan
oleh
resisten
terhadap chloroquine.
Antimalaria dapat diberikan secara intravena (IV) jika kita tidak
dapat minum obat secara oral. Pengobatan secara IV juga
digunakan untuk malaria berat. Dalam situasi ini, quinidine adalah
obat yang biasanya digunakan di Amerika serikat.
Obati anak secara rawat jalan dengan obat anti malaria lini
pertama, seperti yang direkomendasikan pada panduan nasional.
Terapi yang direkomendasikan WHO saat ini adalah kombinasi
artemisinin sebagai obat lini pertama (lihat rejimen yang dapat
digunakan di halaman berikut). Klorokuin dan Sulfadoksinpirimetamin tidak lagi menjadi obat anti malaria lini pertama
maupun kedua karena tingginya angka resistensi terhadap obat ini
di banyak negara untuk Malaria falsiparum.
Berikan pengobatan selama 3 hari dengan memberikan rejimen
yang dapat dipilih di bawah ini :
40
SP : 25 mg (Sulfadoksin)/kgBB/dosis tunggal
Lumefantrin : 20 mg/kgBB
Tablet kombinasi ini dibagi dalam dua dosis dan diberikan selama
3 hari.
SP : 25 mg (Sulfadoksin)/kgBB/dosis tunggal
Untuk Malaria falsiparum khusus untuk anak usia > 1 tahun
tambahkan primakuin 0.75 mg-basa/kgBB/dosis tunggal selama 1
hari. Untuk vivax, ovale dan malariae tambahkan primakuin basa
0.25 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 14 hari.
41
C. Infeksi Bakteri
1. Diphteria
Penyebab : Corynebacterium Diphteriae
Masa inkubasi : 2-5 hari tergantung berat ringannya penyakit.
Patogenesis : kuman difteri masuk ke hidung atau mulut dimana baksil akan
menempel pada mukosa saluran nafas bagian atas,kadang-kadang kulit, mata, mukosa
genital.Setelah masa inkubasi kuman dgn corynephage akan menghasilkan toksin
yang mula-mula diabsorbsi oleh membran sel dan beredar di darah. Terjadi selaput
yang putih/keabu -abuan / membran dan bila diangkat terjadi perdarahan.
Cara penularan:
dari manusia lewat droplet infection atau percikan air liur atau nafas
(direct=langsung) atau indirect=tidak langsung lewat air susu (jarang).
Pengendalian (control) :
- Immunisasi aktif dengan toxoid
- Pengobatan dengan ADS (Anti Diphteri Serum)
- dan dengan suntikan Penicillin.
(widoyono, 2011)
2. PERTUSSIS (BATUK REJAN) (BATUK 100 HARI)
Terdapat diseluruh dunia tetapi yang paling banyak didaerah tropis.
Penyebab: Bordetella Pertussis.
42
43
44
45
4. Sisipan bila pada phase intensif pengobatan dgn kategori I atau II selesai,
BTA masih +
(widoyono, 2011)
Pemberantasan Tbc.
Acuan : Strategi DOTS.
Tujuan umum : Memutus rantai penularan, sehingga tidak menjadi masalah
kesehatan masyarakat lagi.
Tujuan Khusus:
1. Cakupan penemuan kasus BTA + ( CDR): 70%.
2. Kesembuhan minimal 85%.
3. Mencegah Multiple Drugs Resisten (MDR).
(widoyono, 2011)
5. TYPHOID FEVER =DEMAM TIFOID=TYPHUS ABDOMINALIS
Penyebab : Salmonela typhosa
Masa inkubasi : 7-20 hari.
Penularan :
lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Gejala :
46
47
48
(widoyono, 2011)
8. Plague ( Pest , Pes ).
Kejadian ini terjadi diseluruh dunia. Jika diindonesia kejadian tersering berada di
Jateng, Jatim dan Jabar(lereng gunung Merapi, Bromo dan Burangrang). Penyakit
ini disebabkan oleh Yersinia Pestis.
Gejala :
Pembesaran kelenjar lymphe di pangkal paha, demam dan bisa meninggal karena
penyakit ini juga menyerang organ vital seperti paru-paru dan otak.
Sumber penularan :
Tikus dan pinjalnya.
Penularan :
lewat gigitan pinjal.
Pencegahan :
Pemberantasan tikus, dan Pengendalian pinjal dengan pestisida.
(widoyono, 2011)
2. Standar kesehatan
Menurut WHO (world healt organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (himpunan ahli kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
49
50
51
52
terjadi
Indonesia ada seperti Diare , ISPA, malaria, penyakit dengan vector, dan asma.
(WHO, 2014)
4. Program lingkungan dan pencegahan penyakit berbasis lingkungan
Program Kesehatan Lingkungan
di
53
pengembangan
sistem
kesehatan kewilayahan
untuk
menggerakkan
Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
54
Melaksanakan
dukungan
administrasi
dan
operasional pelaksanaan
55
Meningkatkan
dan
mengembangkan UPT
dalam
pemeliharaan
dan
56
Melakukan
analisis dampak
dan
risiko
kesehatan
terhadap
Menyusun perencanaan
terpadu
kawasan
lingkungan
spesifik
57
PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas
yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi
Kesehatan atau JPKM. Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social
Support)
dan
pemberdayaan
masyarakat
(Empowerment).
Indikator PHBS
Indikator nasional PHBS ada 10, yaitu :
58
59
60
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di
dalam atau di lingkungan rumah.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur > 10 th mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran setiap hari dalam 1 minggu terakhir
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal
30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah
kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan,
bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga umur > 10 th tidak merokok di dalam rumah ketika berada
bersama
anggota
keluarga
lainnya
terakhir.
11. Gizi Seimbang
Anggota RT setiap hari :
a. Mengkonsumsi garam beryodium
selama
bulan
61
62
63
makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap
kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack,
makanan olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang
mengandung Na+, makanan tinggi kolesterol, dsb. (Notoatmodjo, 2007)
d) Pola hidup yang sehat
Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress. Mulai melakukan
pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan
bebas dan setia pada satu pasangan. (Notoatmodjo, 2007)
e) Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah
penularan penyakit. (Notoatmodjo, 2007)
f) Nutrisi yang baik
Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung
tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi
makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh. (Notoatmodjo, 2007)
g) Melakukan promkes
Promkes
64
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT Citra Aditya Bakti.
Friis, RH. 2012. Essentials of Enviromental Health 2nd Edition. Burlington, Jones &
Barlett Learning.
Hilgenkamp, K. 2006. Enviromental Health: Ecological Perspective. Sedbury, Jones
and Barlett Publishers.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta, PT Rineka
Cipta.
Soedarto. 2009. Penyakit menular di indonesia. Jakarta, Cv sagung seto.
Tanto, chirs. Dkk . 2014. Kapita selekta kedokteran. Jakarta, Media aesculapius FK
UI.
Widoyono, M P H. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya Edisi Kedua. Jakarta, Erlangga.